Hidden Son-in-Law - Bab 28 Sikap Memohon Orang Lain

"Pergilah minta maaf kepada Lancy, dan buat Lancy bisa kembali ke kantor lagi." kata Roy, sejujurnya, dia juga tidak ingin melakukan keputusan seperti ini, bagaimanapun juga ini bukan hanya saja mempermalukan Vinley dan juga dirinya sendiri.

"Kakek....." Vinley masih saja ingin menolak, tapi ketika bertatapan dengan tatapan Roy, nada bicaranya berubah lagi, "Baiklah, aku akan mencobanya."

"Bukan mencobanya tapi harus mendapatkan maaf dari Lancy!" Kata Roy.

"Baik, kakek!" VInley mengertakkan giginya dan menganggukkan kepalanya, sekali terpikiran harus tunduk dihadapan Lancy, Vinley merasa sangatlah tersiksa.

Tapi semua sudah menjadi begini, jika dia tidak melakukan seperti begitu, maka berarti bahwa Gunung Yuquan alias pohon uang ini tidak ada hubungan dengannya sama sekali.

Setengah jam kemudian, Lancy lalu mendapatkan telepon dari Vinley.

Sekali terlihat bahwa itu adalah nomor Vinley, Lancy langsung mematikannya.

Tentu saja Vinley sangatlah marah, dia sangat tidak berdaya, Vinley menelepon lagi, kali ini, Lancy ingin mematikannya lagi, tapi Morgan mengambil hpnya.

"Ada urusan?" Morgan tersenyum.

"Dimanakah Lancy? Suruh dia angkat telepon." Vinley terdengar menahan rasa marahnya.

"Sedang tidur." kata Morgan.

"Kamu bangunin dia aku ada hal yang ingin didiskusikan dengannya." Perintah Vinley.

"Bego!"

Morgan mengatakan kata itu lalu langsung mengakhiri panggilan telepon.

"Keparat!"

Di Yunsheng Building, Vinley marah hingga hampir melemparkan hpnya kelantai.

"Lanjut telepon." Patrick berekspresi sangatlah marah disamping Vinley.

Vinley menelepon lagi, Morgan tertawa dan menjawabnya lagi.

"Morgan kamu jangan terlalu keterlaluan!" Vinley sengaja menekan suaranya, sudahlah jika Lancy mematikan panggilannya, Morgan si pecundang ini beraninya mengakhiri panggilan teleponnya juga, apakah Morgan menganggap dirinya lemah?

"Segera bilang apa maumu." Kata Morgan.

"Morgan, kamu beritahu Lancy, asalkan dia turut, keluarga bisa memberinya sebuah kesempatan lagi, dan membiarkannya kembali bekerja di perusahaan." Nada bicara Vinley terdengar seperti memberi kasih.

Morgan mencibir dalam hati, VInley si pecundang ini sampai saat ini masih saja tidak mengerti kondisi!

"Bagaimana jika dia tidak turut?" SIndir Morgan.

"Kalau begitu jangan pernah berpikir untuk kembali ke kantor lagi!" Kata Vinley.

Morgan hampir tertawa karena perkataannya ini, sepertinya Vinley masih menganggap dirinya adalah orang penting.

Kali ini, Morgan tidak lagi soapn terhadapnya, dia langsung mengakhiri panggilan telepon dan memblokir nomor Vinley.

Lancy yang berada disamping tidak keberatan, malah dia merasa Morgan melakukan ini adalah membantunya.

"Keparat! Sipecundang ini, cepat atau lambat aku pasti akan membunuhnya!"

Vinley yang marah langsung melemparkan hp dilantai dan berteriak dengan mata merah.

"Sudah cukup!" Patrick menegurnya, "Kakekmu menyuruhmu meminta maaf, begini caranya kamu meminta maaf?"

"Tapi, ayah, Lancy si pelacur itu bahkan tidak mengangkat teleponku, bahka pecundang seperti Morgan saja berani buang muka kepadaku....."

"Kamu harus tahu bahwa kamu sekarang yang memohon, bukan dia yang memohon kepadamu, jika mau memohon maka harus ada sikap memohon, nada bicara kamu tadi saja tidak mungkin membuat orang memaafkanmu." Kata Patrick.

"Lalu bagaimana ini?"

"Beli hadiah dan langsung pergi kerumah Lancy untuk meminta maaf didepannya."

"Ayah, menyuruhku meminta maaf ke sipelacur itu sungguh membuatku malu." Kata Vinley sangat tidak bersedia.

"Kamu yang penting atau projek Gunung Yuquan yang penting?" Patrick melotot Vinley dengan tidak puas, seusai berkata, nada bicaranya menjadi lemas lagi, "Tunggu setelah projek Gunung Yuquan selesai, kedudukanmu di keluarga Xia akan benar-benar teratur, apapun yang ignin kamu lakukan terhadap Lancy tinggal kamu jalankan saja, sekalipun mau mengusirnya dair keluarga Xia juga boleh.

"Tapi kali ini, kamu harus menunduk dihadapan Lancy dulu sekalipun memalukan!"

"Baiklah, kalau begitu biarkan sipelacur ini bangga beberapa hari dulu." kata Vinley mencibir.

Malam hari, Vinley dan Patrick membawa buah untuk mengunjungi, Eileenlah yang membuka pintu.

Kali ini Vinley sudah belajar pintar, sekali sampai dia langsung menyapa-nyapa dengan memanggil bibi.

Tapi Eileen tidak berekspresi baik, bagaimanapun juga kemarin Vinley hampir menghancurkan Lancy.

Eileen saja sudah begitu apalagi Lancy dan Morgan, mereka tentu saja tidak mempedulikannya.

Jadi Patrick dan Vinley, dibiarkan disamping sana saja dan bahkan tidak ada tempat dudul.

Melihat Morgan dan Lancy yang bercanda sambil tersenyam-senyum, Vinley sangatlah marah.

Tapi kali ini dia tentu saja tidak boleh impulsif.

"Huk, huk, Lancy, kamu dan Vinley sepertinya ada salah paham." Sesaat kemudian barulah Patrick berkata seperti itu.

"Apa kesalahpahaman?" kata Morgan.

Patrick terlihat marah, dia tiba-tiba merasa bahwa sekarang halangan paling besar mereka berdua bukanlah Lancy melainkan Morgan, entah dari kapan, Morgan si pecundang ini mulai berani, sudahlah jika membantah Roy, sekarang masih tidak menganggap dirinya.

"Morgan, ini adalah urusan kami keluarga XIa, untuk apa kamu ikut campur?" Kata Vinley, dia akan menunduk ke LAncy, tapi tidak ingin menunduk ke Morgan.

Morgan mencibir, ketika dia ingin berkata, Lancy duluan buka mulu, "Maksud dari Morgan adalah maksud dariku."

Morgan merasa terharu, dia tentu saja mengerti bahwa Lancy memberikan hak untuk memberi keputusan ketangannya.

Vinley mengertakkan giginya, namun dia tidak mengatakan apa-apa, tatapan Patrick juga mengarah pada Morgan, dia juga mengerti bahwa sekarang didalam keluarga Lancy, yang memimpin adalah Morgan, bukanlah orang lain.

"Morgan, lalu bagaimana maksudmu?" Tanya Patrick.

Morgan tidak menjawab pertanyaan Patrick, melainkan berbalik bertanya, "Apakah kalian datang untuk meminta maaf?"

"Iya, karena impulsif, Vinley kemarin menyebarkan rumor tidak benar, dan menimbulkan gangguan parah terhadap Lancy, sehingga menyebabkan Lancy dipecat dari keluarga, hal ini merupakan kesalahan Vinley." Kata Patrick dengan tenang.

Vinley juga berkata, "Lancy, kejadian kemarin adalah salahku, kakak minta maaf denganmu, semoga kamu bisa menerimanya."

Vinley menundukkan kepalanya, tatapan dendam dimatanya sama sekali tidak disamarnya.

"Apakah hanya rumor saja?" Kata Lancy, hingga sekarang Vinley masih saja tidak mengakui bahwa hal ini disetting olehnya.

Ekspresi Vinley berubah, dia sengaja bertanya meskipun tahu, "Lancy, apa maksud perkataanmu?"

"aku tidak punya maksud lain, Vinley, kau sudah boleh pergi!" Lancy mencibir, jika Vinley tidak ingin mengakui, dia juga malas untuk basa-basi lagi.

Sedangkan Patrick malah melirik dengan tatapan tidak mengerti kepada Vinley, dia curiga, jangan-jangan kejadian kemarin itu bukan seperti perkataan VInley melainkan punya fakta terselubung?

Bahkan mungkin adalah Vinley yang mendesainkan untuk menjbak Lancy?! Patrick kaget dengan pemikirannya ini, jika seperti itu, masih perlu minta maaf apa lagi.

Lancy tidak membunuhnya saja sudah sangat baik.

Patrick tiba-tiba merasa bahwa masalah ini rumit, tapi sudah sampai disini, dia juga hanya bisa terus berkata, "Lancy, baik apapun yang dilakukan Vinley, kita adalah satu keluarga, didalam keluarga kita bisa mendiskusikan semua hal secara pelan-pelan."

"Satu keluarga?" Morgan menyindir, "Paman, jika adalah satu keluarga, kalau begitu kita diskusikan dulu, berikan projek Gunung YuQuan untuk diurus oleh Lancy saja bagaimana?"

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu