Hidden Son-in-Law - Bab 725 Pasti Ada Jalan

"Tiga Sila, kamu dengar tidak. Para penonton semuanya merasa kamu akan kalah kepada Wesley!"

Thomas yang mendengar perbincangan para penonton di kursi penonton, tanpa bisa menahan diri mengejek Tiga Sila.

Setelah mendengar perkataan Thomas, Tiga Sila menurunkan senyumnya dan berkata serius, "Awalnya aku memang tidak tertarik pada pertandingan ini. Tapi karena Wesley itu bersalah pada saudaraku, juga berkata ingin membunuh Morgan, bagaimana aku bisa menahan diri. Kelihatannya aku harus memberikan sedikit pelajaran bagi mereka."

Hawk dan Thomas tidak menyangka Tiga Sila akan berkata seperti ini. Perlu diketahui, biksu ini selalu berkata dia mempunyai hati Buddha. Tidak disangka sekarang malah marah. Sambil bicara mereka meninggalkan kursi penonton dan pergi bersama keluar dari arena pertandingan.

Hari ini Morgan Chen benar-benar menjadi terkenal. Pertama, membunuh Lee Chang Hee dengan cepat, lalu bertarung hidup dan mati dengan Ron, akhirnya membunuh lawan, dan membuktikkan kemampuannya kepada semua orang.

"Morgan Chen sudah membuat perjanjian hidup dan mati dengan Arwet Zuo dari Jepang dan Wesley dari Amerika. Lalu siapa di antara mereka bertiga yang akan tersenyum sampai paling akhir?"

Begitu berita ini diposting di internet, seketika Fighter dari penjuru dunia langsung mengetahui informasi yang mengejutkan ini. Secara bersamaan nama Morgan Chen sekali lagi masuk dalam pandangan semua orang.

Morgan Chen tidak peduli pada semua yang terjadi di luar sekarang. Setelah kembali ke penginapan dan makan, ponselnya berbunyi. Morgan Chen mengangkat untuk melihatnya. Ternyata Lancy Xia mengirimkan permintaan video call kepadanya.

Morgan Chen tersentak sebentar, tidak disangka Lancy Xia bisa mengirimkan permintaan video call kepadanya di saat seperti ini. Dia pun menekan tombol terima.

Dalam video itu, Lancy Xia tetap tersenyum ceria, mengenakan dress putih, rambut hitam panjangnya tergerai alami. Saat ini di dalam lingkungan sekolah, terlihat sangatlah berenergi remaja.

"Selamat ya, kamu bisa masuk 16 besar, juga berhasil membunuh musuh. Selamat, selamat!"

Lancy Xia bicara duluan dengan wajah senang.

"Hah? Kamu dengar dari siapa?" Morgan Chen bingung.

"Dari siapa lagi. Tentu saja dari Ares!" Lancy Xia tersenyum lalu lanjut berkata lagi, "Kamu sekarang adalah keberadaan yang diperhatikan oleh orang-orang di dunia kungfu!"

Morgan Chen sedikit tidak berdaya dan berkata sambil tersenyum, "Kamu mengerti aku bukan. Ketenaran seperti itu, aku sama sekali tidak peduli!"

"Meskipun begitu, tapi sekarang namamu sudah tersebar kemana-mana. Makanya jangan terlalu menunjukkan diri!"

Lancy Xia menurunkan senyumnya dan berkata dengan wajah serius, "Kamu perlu tahu, meskipun sekarang kamu diperhatikan oleh banyak orang, tapi malah sangatlah berbahaya. Apa kamu tahu? Ada sangat banyak orang yang ingin mengalahkanmu, untuk membuktikan kehebatan mereka sendiri!"

"Haha, jangan khawatir. Pasti ada jalan!"

Morgan Chen tertawa dan bicara dengan sangat santai. Alasan dia bersikap seperti ini, karena takut Lancy Xia khawatir padanya.

Meskipun Morgan Chen berkata seperti ini, Lancy Xia tetap sangat khawatir. Karena pertandingan baru saja dimulai, di belakang semuanya adalah lawan yang hebat.

Morgan Chen hari ini benar-benar mengalahkan kesombongan tiga orang di depan. Membunuh Lee Chang Hee dan Ron, lalu menantang Arwet Zuo dari Jepang dan Wesley dari Sekte Hong. Dan ketenarannya langsung menutupi Arthur, William, dan Denny yang sebelumnya.

Hal ini membuat keesokan harinya Morgan Chen baru saja sampai di arena pertandingan, dia langsung menarik perhatian semua orang.

Karena Morgan Chen kemarin sudah menyelesaikan terlebih dahulu pertandingan hidup dan mati dengan Ron, jadi hari ini dia tidak perlu lomba.

Tapi Morgan Chen tidak merasa sombong karena itu, melainkan tetap datang untuk memantau pertandingan. Alasan pertama adalah untuk menyemangati Hawk, Tiga Sila, dan Thomas. Alasan kedua adalah ingin melihat lebih banyak teknik kungfu dan menguatkan Broken Mountain River-nya.

Dibandingkan dengan pertandingan kemarin, pertandingan hari ini sedikit membosankan. Karena lawan Arthur, William, dan Denny, semuanya menyerah sebelum mulai bertarung.

Orang yang mengikuti lomba juga bukan orang bodoh. Mereka bertiga tidak ada yang mudah dilawan.

Pertama-tama Arthur, begitu mulai langsung menakuti lawan dengan auranya, membuat lawan sama sekali tidak berani melawan.

Lalu William, dia semakin tidak perlu dikatakan lagi. Dengan trik yang kejam, membunuh semua peserta pertandingan yang melawannya, membuat semua orang terkejut.

Kemudian Denny, meskipun adalah biksu, tapi tidak bisa bertarung. Meskipun dia tidak bisa membunuh orang, tapi malah mengejar lawan dan memukul kencang, membuat orang tidak tahan.

Setelah mengetahui kemampuan tiga orang itu, selain yang cari mati atau yang kulitnya gatal minta pukul, sisa yang lain tidak ada orang yang akan bertarung melawan mereka.

Tidak tahu apakah karena Denny, saat Thomas bertanding, Thomas juga mengejar lawan dan memukul dengan kencang. Perlombaan berhenti dalam waktu yang sangat singkat.

"Benar-benar brengsek, sama seperti Denny!" peserta yang kalah dari Thomas tanpa bisa menahan diri mengomel.

Begitu perkataan itu keluar, bukan hanya penonton di sekitar, bahkan Thomas juga tanpa bisa menahan diri tertawa. Mungkin merasa sedikit tidak enak hati, Thomas memberi hormat pada peserta tadi.

Tapi peserta tadi sudah sangat marah, sama sekali tidak menerima, hanya berbalik, dan pergi.

"Pertandinganku sudah selesai. Aku tidak mempunyai kesempatan untuk naik level lagi. Sekarang tinggal bergantung pada kalian!"

Thomas kembali ke kursi penonton dan berkata kepada Hawk dan Tiga Sila di sampingnya. Ekspresi wajahnya sedikit masam.

Thomas merasa dia sedikit sial. Kalau bukan dikelompokkan dalam tim Pejuang, mungkin dia masih mempunyai kesempatan untuk naik level. Tapi kenyataan tidak terjadi sesuai harapannya, bisa-bisanya dia bertemu dengan Denny.

"Aku tidak tertarik pada ini. Satu-satunya yang membuatku tertarik adalah Wesley. Aku harus memberi dia pelajaran!" mata Tiga Sila memancarkan keinginan perang.

Sedangkan Hawk tetap tidak bicara. Lawannya adalah salah satu dari 16 Pejuang, Baka. Baka itu berasal dari Mesir dan kemampuannya sangatlah hebat.

Selain itu pertarungan mereka juga pertandingan terakhir. Tinggal lihat siapa dari mereka yang menang dan bisa naik level.

Mengenai pertandingan Baka dan Hawk, kebanyakan orang menganggap Baka yang akan menang. Tentu saja Morgan Chen tidak merasa seperti itu, apalagi Hawk.

"Tenang, semangat!"

Morgan Chen menyemangati ke arah Hawk.

"Iya, aku akan berusaha sekuat mungkin!"

Hawk menganggukan kepala, membalas Morgan Chen. Kalau pertarungan kali ini dia bisa menang, maka pertandingan berikutnya adalah pertandingan dengan Arwet Zuo dari Jepang. Kalau misalkan menang lagi, maka dia akan bertarung dengan Morgan Chen.

"Oh iya, ketika kamu bertarung dengan Arwet, harus hati-hati ya. Kamu juga, Tiga Sila, melawan Wesley, jangan sampai lengah!"

Morgan Chen tanpa terasa teringat pada Ferdido. Ferdido hanya karena pernah bicara beberapa patah kata dengannya saja, menjadi ikut terlibat dalam masalah ini. Sekarang Hawk dan Tiga Sila, jangan sampai terjadi apa-apa karena masalah ini.

"Iya, kami tahu!"

Hawk dan Tiga Sila menjawab. Mereka menyadari keseriusan Morgan Chen dalam perkataannya. Perlu diketahui, dengan sifat Morgan Chen, sangat jarang dia bersikap seperti ini.

Dibandingkan dengan dua pertandingan menegangkan Morgan Chen kemarin, pertandingan hari ini agak kurang seru. Hampir semua lawan Arthur, William, dan Denny memilih menyerah. Di bawah kondisi seperti ini, pertandingan terlihat sangat membosankan, membuat para penonton mengeluh.

Rasanya seperti setelah menunjukkan kemampuan di panggung tingkat dunia, lalu tiba-tiba kembali ke panggung model rerumputan desa.

Kondisi seperti ini terus berlanjut sampai pertandingan tim ke 12.

Pertandingan ini adalah pertandingan Hawk dengan Baka. Awal mulanya mereka berdua menunjukkan kemampuan yang lumayan mirip. Kemudian Hawk dengan kemampuannya yang hebat, Jurus Membelah Gunung terakhir itu, benar-benar sangatlah memukau.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu