Hidden Son-in-Law - Bab 473 Perubahan Wirnandi Yu

Treasure Pavilion!

Dua kata tertulis dengan sangat indah di atas plakat emas.

Bahkan orang-orang yang tidak mengerti tentang kaligrafi juga bisa melihat dua kata ini pasti ditulis oleh tokoh kaligrafi yang terkenal.

Treasure Pavilion ini jelas merupakan toko barang antik paling berkelas di pusat pertokoan barang antik ini.

Bahkan Morgan Chen yang berdiri di luar pintu juga bisa merasakan aura Treasure Pavilion.

Semoga di Treasure Pavilion ini ada barang yang dia inginkan. Morgan Chen menyipitkan matanya, lalu melangkahkan kakinya ke dalam Treasure Pavilion.

Tapi begitu dia sampai di depan pintu, dia dihentikan oleh sebuah tangan yang besar.

"Tolong berhenti."

Seorang pria paruh baya yang mengenakan pakaian ketat berwarna hitam, bertubuh tegak dan berekspresi wajah dingin, berdiri di pintu seperti pedang, menatap Morgan Chen dengan tatapan tanpa ekspresi.

Morgan Chen sedikit mengernyitkan dahinya, tak disangka pria paruh baya ini ... memiliki ilmu bela diri?

Dan ... levelnya tidak rendah.

"Kenapa kamu tidak mengizinkan aku masuk?" Morgan Chen menyipitkan matanya. Pria paruh baya di depannya jelas bukan orang Treasure Pavilion. Dia lebih seperti pengawal pribadi dari keturunan klan besar.

"Karena nona dan tuan muda saya ada di dalam. Setelah mereka keluar, anda bisa masuk." Nada bicara pria paruh baya itu tenang, tetapi dalam ketenangan ini, ada kesombongan yang tidak diragukan.

“Kalau aku bersikeras mau masuk?” Morgan Chen berkata dengan santai.

Dengan dingin pria paruh baya itu berkata: "Kamu bisa mencobanya!"

"He he"

Morgan Chen terkekeh, lalu bersiap melangkah maju.

Melihat Morgan Chen benar-benar berani memaksa untuk masuk, raut wajah pengawal paruh baya itu tiba-tiba menjadi dingin. Dia mendengus lalu menjulurkan tangannya di depan dada Morgan Chen untuk menghentikannya. Lalu dia mengarahkan serangan tangan pisau ke dadanya.

Serangan tangan pisau pengawal paruh baya ini tidak sampai menggunakan sepersepuluh dari kekuatannya.

Meskipun dia mengeluarkan tidak sampai sepersepuluh dari kekuatannya, tapi kalau digunakan untuk memukul orang biasa setidaknya bisa mematahkan tulang dada orang biasa.

Pria paruh baya itu mengangkat sudut bibirnya dan menunjukkan senyuman sinis. Kalau dugaannya tidak salah, jika dia menyerangnya dengan serangan tangan pisau, luka paling ringan yang akan Morgan Chen derita adalah dia akan muntah darah dan terbang keluar.

Sambil memikirkannya, serangan tangan pisau menebas dada Morgan Chen.

Tapi adegan Morgan Chen muntah darah dan terbang keluar tidak terjadi. Yang terjadi malahan Morgan Chen melangkahkan kaki dengan santai di Treasure Pavilion dalam keadaan baik-baik saja.

Ada apa ini?

Senyuman di sudut bibir pengawal paruh baya itu langsung membeku, dan di matanya muncul tatapan tidak percaya.

Dia merasa serangan tangan pisau yang baru saja dia luncurkan kepada Morgan Chen seperti menggelitik Morgan Chen, dan tidak membuat Morgan Chen merasakan apa-apa.

Ini……

Saat pengawal paruh baya itu sedang memikirkan kejadian barusan, Morgan Chen sudah masuk ke dalam Treasure Pavilion.

Saat ini, di dalam Treasure Pavilion yang sangat besar ini hanya ada beberapa orang, selain beberapa karyawan toko, tidak ada pelanggan lain.

Jelas sekali, semua ini adalah jasa pengawal paruh baya ini.

Beberapa karyawan toko menatap Morgan Chen dengan heran, mereka tidak mengerti bagaimana Morgan Chen bisa menerobos ilmu bela diri pria paruh baya itu.

"Tuan, anda ingin beli apa?"

Seorang karyawan toko menyambutnya.

"Aku lihat-lihat dulu."

Morgan Chen menanggapi dengan santai. Dia belum tahu hadiah apa yang harus dia berikan kepada Yunardi Lin. Dia berencana melihat-lihat dulu baru membuat keputusan.

"Baik."

Karyawan toko itu membungkuk lalu melangkah mundur.

Sebagai karyawan Treasure Pavilion, mereka tentu saja tidak dapat memiliki penyakit suka menilai orang berdasarkan penampilan mereka. Kendatipun pakaian Morgan Chen biasa-biasa saja, mereka tidak akan meremehkan Morgan Chen.

"Kakak, apakah tetua Sword Clan bisa terbang sambil menggunakan pedang?"

Saat Morgan Chen sedang berkonsentrasi memilih hadiah untuk Yunardi Lin, suara yang akrab terdengar di telinganya.

"Tidak bisa."

Seiring dengan suara yang akrab ini, ada suara jernih lainnya yang seperti kicauan burung oriole, jelas sekali pemilik suara ini adalah seorang wanita muda.

"Tidak bisa?"

"Kenapa tidak bisa? Ini tidak seperti yang tertulis dalam novel pendekar. Terbang sambil menggunakan pedang hingga ribuan mil jauhnya, dan mengangkat orang dengan mudahnya..."

"Wirnandi Yu, kamu sendiri yang mengatakannya, itu novel pendekar, kenapa kamu menganggapnya serius? Selain itu, aku, kakakmu, mempelajari ilmu bela diri, bukan seorang dewi!" Wanita dengan suara seperti kicauan burung oriole menyela kata-kata Wirnandi Yu dengan sedikit tidak berdaya. Saat, dia hendak memberi tahu Wirnandi Yu untuk kurangi membaca novel-novel pendekar, dan lakukan lebih banyak hal yang berguna, dia melihat pandangan mata Wirnandi Yu tertuju pada seorang pemuda.

"Kak Morgan!"

Wirnandi Yu berteriak dengan kaget.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” Morgan Chen bertanya sambil tersenyum, yang mengajukan pertanyaan kepada wanita itu ternyata memang Wirnandi Yu.

"Aku menemani kakakku membeli hadiah," kata Wirnandi Yu.

“Oh ya, Kak Morgan , ini kakakku, Stella Yu.” Wirnandi Yu memperkenalkan dengan penuh semangat. Morgan Chen mengangguk sedikit lalu mengalihkan tatapan matanya kearah wanita muda di samping Wirnandi Yu.

Wanita muda bernama Stella Yu ini mengenakan gaun berwarna biru langit yang panjang. Dia bertubuh tinggi, kelihatannya sekitar 1,72 meter.

Parasnya agak mirip dengan Wirnandi Yu, dan sedikit mirip dengan kakak tetangga.

Sepintas, dia kelihatan lugu dan polos.

Tapi, yang Morgan Chen perhatikan bukan paras Stella Yu. Yang menarik perhatian Morgan Chen adalah pedang panjang yang dibawa Stella Yu di punggungnya, meskipun terhalang oleh sarung pedang, Morgan Chen bisa merasakan aura pedang itu yang tak tertandingi.

Jelas sekali, apa yang dibawa Stella Yu di punggungnya bukanlah pedang mainan.

Itu adalah pedang asli yang benar-benar pernah digunakan untuk membunuh!

Wirnandi Yu tidak memperhatikan tatapan mata Morgan Chen yang aneh, dan masih memperkenalkan mereka dengan bersemangat.

"Kakak, ini Kak Morgan, aku pernah menceritakan soal dia kepadamu..."

“Kak Morgan?” Setelah mendengar dua kata ini, Stella Yu langsung terkejut, lalu wajahnya langsung berubah menjadi dingin: “Apakah kamu bajingan yang melukai adikku?”

Stella Yu menatap Morgan Chen dengan tatapan dingin, kalau dia tidak salah ingat, orang yang melukai Wirnandi Yu adalah seorang pria bernama Kak Morgan ini, dan nama lengkap pria ini adalah Morgan Chen dia adalah putra dari Keluarga Chen.

Melihat Stella Yu langsung ingin membuat perhitungan dengan Morgan Chen, Wirnandi Yu langsung panik.

Dia bergegas menjelaskan: "Kakak, masalah antara aku dan Kak Morgan sudah lewat, sekarang kami berteman ..."

"Sudah lewat?!" Stella Yu mengangkat alisnya, lalu melirik Wirnandi Yu dengan sorot mata yang sedikit kecewa: "Dia memukulmu hingga seperti itu, kamu hanya bilang sudah lewat?"

Morgan Chen tersenyum, dia tidak menyangka Stella Yu ini terlihat sangat lembut, tetapi emosinya sangat meledak-ledak, begitu ada yang tidak sesuai dengan pendapatnya dia langsung emosi.

"Kakak, kalau aku tidak berkelahi dengan Kak Morgan aku tidak akan kenal dengannya. Selain itu, aku yang salah duluan jadi aku memang pantas di pukuli." Wirnandi Yu berusaha menjelaskan. Sekarang dilubuk hatinya yang terdalam dia sangat takut kepada Morgan Chen ini. Selain karena Morgan Chen adalah keturunan keluarga Chen, dia juga memiliki kemampuan yang tak terduga. Kurang dari sedetik dua pistol di tangan Morgan Chen langsung menjadi rongsokan, dia sama sekali bukan manusia.

"Kamu ..." Mata indah Stella Yu penuh dengan kebencian. Dia tidak menyangka adiknya, yang tidak pernah takut kepada apa pun, saat ini dia sangat patuh dengan orang lain. Meskipun dirinya sudah memberinya kesempatan dia malah tidak berani maju.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu