Hidden Son-in-Law - Bab 105 Marah besar (2)

Ingrid menghentikan tangannya dan melihat ke belakang, baru dia melihat yang tadi dia anggap orang miskin itu, sepasang matanya sudah memerah semua!

Di detik berikutnya sosok Morgan datang bagaikan petir.

“Prakkk”

Yang tampak dari mata Ingrid yang ketakutan hanyalah satu tamparan, seluruh tubuhIngridlangsung menabrak ke dinding.

Seketika, Ingrid merasa tulangnya seperti hancur.

Serta belasan gigi yang keluar dari mulutnya dengan darah menempel di situ.

Anna yang di samping menggigil, tanpa sadar ia mundur dua langkah.

Tapi tatapan dingin Morgan sudah menuju ke dirinya, meskipun saat Morgan masuk tidak melihat Anna menyiksa Lancy, tapi dia bisa menebak pasti Anna dalangnya!

Kalau hanya Ingrid sendiri, dia tidak akan seberani itu.

“Mau buat apa kamu? Aku peringati kamu, menyerang orang itu melanggar hukum!” Ujar Anna dengan tajam.

“Lalu kenapa menyerang dia?!” Tanya Morgan dengan berapi-api.

“Wanita brengsek ini, dia memuncratkan milk tea di badanku, memangnya kenapa kalau aku menyerang dia?!” Jawab Anna merasa dirinya benar.

“Bagus! Bagus sekali!” Ucap Morgan dengan dingin sambil mengepalkan tinju.

“Jangan mendekat kamu, kalau kamu berani mendekat, aku akan lapor……” Anna ingin mengancam Morgan dengan laport polisi, tapi belum sempat ia menyebut polisi, tangan besar Morgan sudah mendarat di wajahnya.

Lapor polisi? Kamu mencari orang yang paling berkuasa pun tidak ada gunanya!

Prakkk, satu tamparan langsung membuat Anna berputar dua kali di tempat, wajah Anna yang penuh dandanan tebal langsung membengkak.

Anna tertegun di tempat dan hanya merasa agak pusing, setelah lebih sadar, dia baru menjerit histeris sambil menerobos ke arah Morgan : “Kubunuh kamu!”

Morgan tertawa garang dan satu tamparan mendarat lagi dengan bengis di wajah Anna, serta langsung mematahkan beberapa gigi dan berdarah.

Anna ditampar hingga terjatuh ke lantai, ia mulai menangis histeris.

Namun Morgan tidak berniat melepaskannya, dia melangkah maju dan mengangkat kaki menginjak punggung tangan Anna.

Sekuat tenaga ia meremukkannya.

“Krakkk”!

Tulang Anna diinjak hancur oleh Morgan!

“Aaaa~:

Terdengar jeritan bagaikan membunuh babi, rasa sakit tersebut membuat wajah Anna merah padam dan saraf yang menonjol di pelipisnya.

Ingrid yang disamping masih merintih, tapi melihat apa yang terjadi di depannya, dia terkejut sampai celananya terasa agak basah.

Ingrid berusaha bangkit berdiri dan ingin lari.

Morgan tersenyum dingin tanpa memberikan kesempatan sedikit pun, dengan satu tendangan dia menjatuhkan Ingrid kembali.

Kemudian Ingrid hanya merasa tangannya diinjak oleh sebuah kaki besar.

“Tid……”

Belum sempat ia menyelesaikan bicaranya, rasa sakit yang tidak tertahankan sudah terasa dari tangannya.

Tulang tangan Ingrid juga diinjak begitu saja oleh Morgan!

Inilah akibat berani menyiksa Lancy.

Tatapan mata Morgan mendingin, sudah lama dia tidak semarah ini.

Sama sekali ia tidak menyangka, hanya membawa Lancy jalan-jalan malah ketemu orang seperti ini.

“Morgan……” Saat ini, Lancy mulai menyadarkan diri.

“Lancy, kamu tidak apa-apa bukan.” Morgan segera datang ke hadapannya dan memeluk Lanci dalam pelukannya.

“Uh, Morgan, sakit.” Mata Lancy berlinang air mata, dia hanya ingin membeli tas, kenapa bisa bertemu orang seperti Ingrid dan Anna.

Hati Morgan ikut sakit, Lancy belum pernah menderita begini.

“Akan baik-baik saja, aku bawa kamu ke rumah sakit sekarang juga.” Morgan menarik nafas dalam-dalam. Kemudian ia melihat sekilas ke Anna dan Ingrid yang masih merintih, tatapan matanya penuh hawa membunuh!

Dua wanita brengsek ini pantas mati!

“Tung tung tung”

Saat ini, seorang pria berpakaian jas hitam berlarian membawa sekelompok satpam.

Tentunya masalah di sini menarik perhatian semua orang.

Pria berjas hitam tersebut adalah manajer kemanan di mall ini, Jasper Wang.

Baru saja Jasper masuk ke dalam toko, sudah tampak Ingrid dan Anna yang merintih kesakitan di lantai, keduanya saat ini tampak menyedihkan sekali, wajah yang membengkak bagaikan kepala babi, serta punggung tangan yang berdarah.

Jelas sekali Morgan adalah dalangnya.

Mata Jasper yang berapi-api langsung mengarah ke Morgan.

Terjadi masalah yang demikian besar di mall, dia sebagai manajer bagian keamanan juga susah untuk menghindar dari tanggung jawab.

“Kamu yang melakukannya?!” Tanya Jasper dengan marah.

“Kamu tidak tanya apa yang terjadi?” Melihat Jasper langsung marah ke dirinya tanpa menanyakan penyebabnya dulu, nada bicara Morgan pun mendingin.

“Aku tanya apa ini kamu yang melakukannya?! Kamu cukup menjawab aku, iya atau bukan!” Bentak Jasper.

“Orang brengsek ini yang memukul aku! Cepat matikan dia!” Jerit Anna, wajahnya penuh dendam.

“Tangkap dia!” Ujar Jasper dengan bengis.

Saat ini wajah Morgan sudah dingin tiada tara : “Aku beri kesempatan terakhir untukmu, tolong diperjelas dulu apa yang terjadi di sini!”

“Tidak perlu, aku akan membuat kamu berlutut dan menjelaskannya!” Wajah Jasper tampak buas, dia harus memikirkan cara untuk menumpahkan semua tanggung jawab ke Morgan.

Tujuh delapan satpam datang menyerang sekaligus, Morgan hanya tersenyum dingin dan melawan bagaikan harimau buas.

Tidak sampai sepuluh detik, tujuh delapan satpam muda yang gagah itu sudah tergeletak di lantai, tidak ada satu pun yang berdiri!

Melihat ini, wajah Jasper memucat dan berkeringat dingin.

Ketemu orang yang seram!

“Masih ingin aku berlutut dan menjelaskannya?” Tanya Morgan dengan wajah suram.

“Gluduk”

Jasper menelan air ludah.

“Tidak berguna, dasar kalian semua tidak berguna!” Omel Anna dengan suara melengking, tujuh delapan satpam melawan satu, malah tidak ada yang menang!

“Diam!” Bentak Jasper kesal, jelas sekali Morgan adalah orang yang pandai bersilat, orang yang demikian, mau berapa satpam pun tidak ada gunanya.

“Masih berani memarahi aku?!” Anna membelalakkan mata.

“Tunggu kamu, dasar kalian orang tidak berguna, dan orang sialan itu, kalian semua hari ini harus mampus!” Anna mengomel histeris, kemudian mengeluarkan ponsel.

“Sayang, ada yang mau membunuh aku! Kamu urus atau tidak!”

“Orang sialan ini sangat jago, bawa orang yang banyak!”

Morgan menatap Anna dengan dingin tanpa mencegahnya, dia malah ingin melihat Anna bisa memanggil orang yang sehebat apa!

Jasper yang disamping berkeringatan dingin, Anna juga kelihatan tidak sederhana, sampai menyuruh orang datang, dia pasti akan tertimpa masalah.

“Tuan dan nyonya, bagaimana kalau kalian menghargai aku, berdamai saja.” Kata Jasper dengan wajah memohon.

“Menghargai kamu? Memangnya kamu siapa!”

“Tunggu orang suruhan aku datang, akan kubuat kamu yang tidak berguna ini berlutut dan menggonggong!”

“Dan orang sialan itu juga, hari ini aku harus meremukkan semua tulangnya!”

Wajah Anna penuh dendam, saat ini sikapnya masih demikian congak.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu