Hidden Son-in-Law - Bab 182 Vinley yang lari pontang panting

“Kakak kedua, kamu tidak perlu khawatir, menurut aku Morgan bukan orang yang berpandangan picik, belum tentu dia akan mencari masalah ke kita keluarga Lin. Dan dia tidak begitu akur dengan ibu mertuanya, kakak ipar memukul ibu mertuanya juga sebenarnya membantu dia melampiaskan, jadi dia mungkin tidak akan perhitungan dengan kita.”

“Tapi, kakak kedua, lebih baik kamu tetap menasihati kakak ipar, lain kali di luar jangan terlalu sewenang-wenang, bukan setiap kali bisa seberuntung ini.” Ujar Denny, Lenita terbiasa sesuka hati di luar dengan mengandalkan kekuasaan keluarga Lin, biasanya keluarga Lin bisa pura-pura tidak tahu, tapi kalau sampai Lenita membuat keluarga Lin mendapat krisis, maka keluarga Lin tidak akan sungkan terhadap Lenita.

“Sudah dengar kata-kata Denny? Dasar bodoh!” Deddy memarahi Lenita.

“Sudah dengar, sudah dengar, kelak aku tidak berani lagi.” Lenita segera mengangguk dan berjanji, hari ini dia hampir menuju pintu akhirat, tentu saja kelak dia sudah bisa belajar dari pengalaman.

“Kelak? Kamu masih ingin kelak! Mulai hari ini, kamu diam saja di rumah, tidak boleh ke mana pun!” Omel Deddy.

“Iya iya iya, aku tidak akan ke mana pun.” Lenita sibuk mengangguk, tanpa berani mengoceh lagi.

Morgan mengantar Lancy sampai di perusahaan keluarga Xia.

Saat ini, Vinley dan Silvie kebetulan keluar dari kantor.

Vinley berwajah puas, sedangkan wajah Silvie penuh kata dendam, jelas sekali dia tidak puas dengan Vinley, tapi Silvie tidak menunjukkannya, melainkan dengan mesra ia merangkul Vinley dan berkata : “Kak Vinley, sekarang aku sudah menjadi milik kamu, kelak kamu harus baik-baik menyayangi aku.”

“Hehe, asalkan kamu patuh, aku pasti akan baik-baik ‘menyayangi’ kamu.” Vinley menunjukkan senyuman genit, dia sengaja menitikberatkan kata menyayangi, baru saja di meja kantor tadi, dia menganggap Silvie sebagai Monica, dan menyadari rasanya puas yang tidak biasa.

Silvie ini, meskipun tidak secantik Monica, tapi dia lebih penurut daripada Monica, hampir semua gerakan dia berpose, memberikan dia kenikmatan seperti kaisar.

“Kak Vinley, aku pasti akan patuh sama kamu.” Wajah Silvie tersenyum manis, namun di balik mata indahnya meremahkan dia, heh, dasar bodoh, kalau bukan karena kamu bisa membantu aku mendapatkan posisi wakil direktur, apakah menurut kamu aku bisa mau bersama sampah kayak kamu? Pikir Silvie dalam hati.

Keluar dari lift, keduanya menuju ke arah tempat parkir.

Di saat ini juga, sebuah mobil Koenigsegg hitam memasuki gerbang utama perusahaan.

Silvia yang bermata tajam seketika melihatnya, segera ditariknya Vinley dan berkata sambil menunjuk Koegnigsegg tersebut : “Kak Vinley, apakah itu mobil kakekmu?”

Mobil kakek? Vinley tercengang, matanya menuju ke arah yang ditunjuk Silvie, seketika matanya terbelalak.

Bagaimana bisa Koegnisegg yang itu!

Meskipun cuaca sudah memasuki akhir musim gugur, tapi di kening Vinley seketika berkeringat dingin, sudah bisa dipastikan, Koegnigsegg yang didepan matanya ini adalah mobil yang hampir dia tabrak di hotel Junsem.

Waktu itu, mobil Audinya hanya berjarak tidak sampai sepuluh sentimeter dengan Koegnigsegg ini, kalau bukan Monica mengingatkan, mungkin dia sudah langsung menabraknya.

Tapi meskipun tidak tertabrak, tapi saat itu Vinley juga kaget sampai keringatan dingin, sampai dia menyembunyikan Audinya di pojok, barulah menenangkan diri.

Sekarang Koegnigsegg ini muncul lagi, yang pertama terpikirkan olehnya adalah pemilik Koegnigsegg ini tahudirinya hampir menabrak mobilnya, jadi datang untuk perhitungan dengannya!

“Kak Vinley, kenapa?” Silvie agak kebingungan melihat ekspresi Vinley, kenapa begitu panik dan takut, kalaupun benar-benar yang datang adalah Roy, dia juga tidak perlu demikian.

“Silvie, hari ini aku tidak mengantar kamu dulu, kamu pulang pakai taksi saja.” Vinley menelan air ludah, setelah berkata seperti itu langsung dia membalikkan badan lari, sekarang yang pertama dia pikirkan adalah kabur!

Kabur dulu yang penting!

Pemilik Koegnisegg bukan orang yang bisa disinggung.

Kalau dia mencari masalah dengannya, Roy juga tidak bisa membantu!

Melihat Vinley yang lari pontang panting tanpa menoleh, seketika Silvie menghentakkan kaki kesal, dasar pengecut, bukankah hanya sebuah mobil mewah? Apakah perlu setakut ini?

Silvie melipat tangan di dada dan maju beberapa langkah, dia ingin melihat orang seperti apa yang keluar dari mobil ini, sampai membuat Vinley setakut itu.

Kemudian Koegnisegg berhenti, pintu terbuka.

Kaki cantik yang memakai heels kristal menapak di lantai, lalu muncul sosok yang tinggi ramping.

Kenapa bisa orang sialan ini?!

Silvie mengernyitkan dahi, yang turun dari kursi penumpang depan ternyata adalah Lancy.

Kelihatannya yang duduk di kursi pengemudi mungkin Roy, pikir Silvie dalam hati, selain Roy, saat ini tidak ada lagi orang yang bisa ia tebak, tapi apakah perlu Vinley setakut itu sama Roy? Pikir Silvie dengan bingung.

Tidak lama kemudian, Morgan keluar dari mobil.

Bukan Roy? Seketika Silvie agak tertegun.

Dia tidak mengenal Morgan, jadi dia tidak tahu pria di depannya ini adalah menantu tidak berguna yang terkenal.

Dia tidak kenal, tapi Vinley yang bersembunyi di balik pintu mengenalnya.

Saat dia melihat Morgan keluar dari mobil, matanya terbelalak sampai hampir meloncat keluar.

Dia sungguh tidak menyangka sekali, pemilik Koegnigsegg yang membuat dia takut setengah mati ternyata adalah Morgan!

Orang tidak berguna ini, darimana dia mendapatkan mobil sebagus itu? Inilah reaksi pertama Vinely, di detik ini juga dia sangat iri sekali.

Ini adalah Koegnigsegg, hanya ada enam buah di seluruh dunia!

Kalau dikemudi oleh orang terkemuka yang dikenal semua orang masih mending, tapi berdasarkan apa mobil ini dikemudi oleh Morgan yang seperti sampah!

Berdasarkan apa dia membawa mobil sebagus ini?!

Vinley iri sekali, mengingat sebelumnya di hotel Junsem dia hampir kaget sampai kencing di celana malah karena mobil Morgan, dia semakin tidak terima.

Dengan nafas menggebu-gebu, ia datang ke hadapan Morgan.

“Dari mana kamu mendapatkan Koegnigsegg ini?” Tanya Vinley agak kesal.

“Ada hubungannya dengan kamu?” Morgan mengernyitkan dahi, kenapa dia semakin merasa Vinley seperti orang gila, sedikit-sedikit langsung marah.

“Kak Vinley, siapa dia?” Tanya Silvie, kenapa lihat ekspresi Vinley sepertinya sangat membenci anak muda ini.

Tapi yang lebih membingungkan Silvie adalah Vinley yang sebelumnya lari terbirit-birit ketika melihat mobil ini, tapi saat melihat anak muda ini keluar dari mobil, Vinley kembali dengan geram, seolah lari pontang-pantingnya tadi hanya akting.

“Kamu jangan ikut campur!” Omel Vinley, tentu saja dia tidak mungkin memberitahu Silvie orang di depannya ini adalah Morgan, orang tidak berguna yang dia buli selama tiga tahun, karena satu menit yang lalu, dia baru saja kaget dan lari pontang panting akibat mobil Morgan.

Harus ditaruh mana mukanya kalau dia mengatakannya.

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu