Hidden Son-in-Law - Bab 346 CEO Wanita Baru

"Hmm......semua orang tidak fokus hari ini." Rafael merasa sedikit aneh dan menatapi Morgan, dia menyadari bahwa Morgan semenjak duduk diatas kursi tatapannya sudah tidak pernah meninggalkan tempat kerja, dia sama sekali tidak melihat rekan kerjanya sama sekali, seolah baginya rekan kerjanya adalah tidak terlihat saja.

"Tidak fokus?" Morgan tersenyum, "Lalu?"

"Lalu? Lalu kamu tidak mau tahu mengapa mereka tidak fokus?" Rafael terus bertanya.

"Tidak ingin tahu." Morgan mengelengkan kepalanya.

"Baiklah."

Rafael sedikit kehabisan kata-kata, "Kak Morgan, sebenarnya aku ingin memberitahumu, bahwa hari ini diperusahaan akan ada seorang CEO baru."

"Iya." Morgan menganggukkan kepalanya, ekspresinya tetaplah tenang, CEO baru dari perusahaan tidak ada hubungan besar dengannya, dia datang kesini lebih banyaknya hanya ingin bersenang-senang melewati hari saja, hingga beberapa hari lagi setelah menyelesaikan masalah Ares, dia mungkin akan kembali ke Changzhou lagi."

"Kabarnya CEO baru ini adalah seorang wanita."

"Wanita?" Morgan mengangkat kepalanya, dia tiba-tiba teringat, kemarin Veronica Qin sepertinya memberitahunya bahwa Lancy akan pergi menjabat CEO diperusahaannya, perusahaan yang dikatakan oleh Veronica jangan-jangan adalah KM Paramaceutical?

Morgan tiba-tiba terpikiran hal tidak seperti ini.

Melihat ekspresi Morgan langsung berubah, Rafael merasa sedikit senang, dia mengira bahwa Morgan benar-benar adalah orang yang tidak tertarik dengan apapun, namun ternyata dia berpura-pura.

Sekali mendengar bahwa CEO adalah wanita, ekspresinya langsung berubah.

"Apakah kamu tahu siapa direktur utama dari KM Paramaceutical?" Tanya Morgan, dia ingin tahu apakah KM Paramaceutical adalah perusahaan Veronica atau tidak, dia hanya perlu tahu siapakah direktur utama KM Paramaceutical.

"Direktur utama?" Rafael merasa bingung menatapi Morgan, untuk apa Morgan mempertanyakan ini.

"Chandra liu, kak Morgan, untuk apa kamu tanya ini?"

"Chandra Liu?" Morgan mengerutkan keningnya, bukan bermarga Qin?

Apakah dirinya kebanyakan berpikir?

Ketika Morgan bersiap untuk mengeluarkan hpnya dan menelepon Veronica, disaat ini malah seluruh lantai ini heboh.

"CEO baru datang!" Ada yang menjerit.

Banyak karyawan yang bangun dan menatapinya.

Morgan juga melirik kearah kehebohan.

Sekali tatapan saja, membuat jantung Morgan berhenti berdetak, dia langsung terhenti ditempat semula.

Meskipun sosok itu hanya muncul sekali saja, dan langsung menghilang.

Namun Morgan mengenalinya.

Sosok itu........adalah Lancy Xia!

Suasana hati Morgan kacau, seketika dia bingung untuk mengatakan apapun, dia tidak tahu apakah ini takdir atau kebetulan.

Dia dan Lancy baru saja berpisah dua hari dan bertemu lagi.

Dan.......dengan kondisi yang dramatis seperti begini.

Dia menjadi seorang karyawan paling biasa, sedangkan Lancy menjadi serorang CEO wanita yang sangat dihormati.

Morgan tersenyum masam, ini benar-benar......takdir mempermainkan orang.

"Kak Morgan, apakah kamu lihat jelas tampang CEO Baru kita? Dia sepertinya sangatlah cantik." Ekspresi Rafael sedikit tegang, bagaimanapun juga jika CEO perusahaannya sendiri adalah seorang wanita cantik, itu akan jauh lebih enak didengar jika adalah seorang bapak-bapak tua.

"Dia memang sangatlah cantik." Morgan menarik nafas dalam-dalam, nada bicaranya kembali tenang.

"Kak Morgan, bagaimana jika kita berdua pergi lihat lagi?"

Masih mendingan jika Morgan tidak mengatakannya, sekali berkata seperti ini, Rafael semakin tertarik, seolah ada banyak kucing yang mengelitiknya.

"Baiklah, kita peri lihat saja." Setelah ragu-ragu sejenak, Morgan menganggukkan kepalanya, meskipun hanya berpisah dua hari dengan Lancy saja, namun ada pepatah mengatakan bahwa sehari tidak bertemu seolah berselang 3 tahun.

Dua hari ini bagi Morgan bagaikan dua tahun lamanya.

Setelah Lancy masuk kedalam kantor, dia lansung kedalam ruang rapat di lantai puncak.

Hari ini adalah hari pertama dia naik jabatan, dia tentu saja harus bertemu dengan para pejabat tinggi perusahaan.

Setelah pintu lift dibuka, Rafael tercengang beberapa detik, dia lalu tertawa sambil menutup lift kembali, dia menunjukkan ekspresi senyuman masam, "Kak Morgan, sepertinya orang yang berpikiran seperti kita berdua sangatlah banyak."

Morgan menganggukkan kepalanya, dia tidak mengatakan apapun, tanpa dikatakan banyak, saat ini seluruh lift diperusahaan dipenuhi oleh orang, sungguh terlalu banyak orang yang ingin melihat Lancy.

"Kak Morgan, bagaimana jika sudah saja, kita kembali saja?" Tanya Rafael, lagipula waktu masih panjang, masih ada banyak kesempatan untuk bertemu dengan CEO baru, tidak perlu menyempil sekarang.

"Tidak kembali." Morgan mengelengkan kepalanya, nada bicaranya tegas, "Kita naik tangga."

"Huh? Naik tangga? Ruang rapat ada dilantai 36 lho! Bukankah akan lelah sekali jika naik tangga?" Rafael melototkan matanya dan diwajahnya terlihat sangatlah tidak percaya, apakah Morgan gila?

Bukankah hanya seorang wanita saja, apakah perlu sampai begitu?

Meskipun wanita ini adalah CEO baru perusahaan, namun......ini apa hubungannya dengan Morgan?

Jika tidak ada kejadian diluar dugaan, seharusnya Morgan tidak akan berhubungan dengan CEO baru.

Rafael masih memikirkan mengapa Morgan begitu gila, namun dia sudah melihat Morgan naik keatas tangga.

Melihat ini, Rafael hanya bisa mengikutinya.

Stamina Morgan yang kuat sudah tidak perlu diragukan lagi, kurang dari 2 menit, dia sudah tiba di lantai 36.

Sedangkan Rafael saat ini masih ngos-ngosan dilantai 18, dia lelah bagaikan seekor anjing.

Setelah tiba di lantai 36, Morgan langsung mengunci tatapannya pada lokasi ruang rapat.

Namun saat ini, pintu ruang rapat tertutup rapat, hanya bisa terdengar suara tepuk tangan yang meriah.

Diluar pintu ada banyak karyawan yang seperti Morgan, namun saat ini mereka tidak ada yang berani mendorong pintu untuk masuk kedalam.

Bagaimanapun juga mereka juga bukan pejabat tinggi perusahaan, jika berani terang-terang mendorong pintu untuk masuk, maka keesokan harinya mereka pasti akan dipecat.

Jadi ada banyak orang yang hanya melirik pintu ruang rapat saja lalu mengelengkan kepalanya dan pergi.

Morgan tersenyum masam, apakah dia bisa mendorong pintu itu?

Tentu saja bisa.

Namun saat ini, identitas apa yang harus dia pakai untuk mendorong pintu itu?

Karyawan paling bawah dari KM Pharamaceutical?

Atau mungkin adalah mantan suami Lancy?

Morgan mengelengkan kepalanya, kedua identitas ini sama-sama tidak cocok.

Sekarang masih bukan saatnya bertemu dengan Lancy.

Saatnya belum tepat.

Setelah menarik nafas dalam-dalam, Morgan bersiap untuk pergi.

Disaat ini, Rafael akhirnya naik dengan nafas terengah-engah.

"Kak......kak Morgan......, kamu......apakah kamu superman?" Rafael terus menarik nafas dalam-dalam, perkataannya saja sudah tidak jelas.

Morgan tersenyum, dia tidak mengatakan apapun, Rafael ini hanyalah seorang karyawan kota biasa saja, meskipun sedikit cerewet, namun dia tidak punya trik-trik busuk.

"Ketemu.......apakah ketemu CEO baru?" Tanya Rafael.

"Tidak." Morgan mengelengkan kepalanya.

"Tidak?" Rafael menatapi Morgan dengan bingung, ketika melihat pintu ruang rapat yang tertutup rapat, dia langsung mengerti.

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu