Hidden Son-in-Law - Bab 243 Pengantar Makanan?

"Manager Song adalah sahabatku, menurutmu, apakah aku punya hak itu atau tidak?" William mencibir, dia adalah sahabat dari kecil dengan Tommy Song, menyuruhnya memecat seseorang itu adalah sebuah hal yang mudah sekali.

"Kalau begitu tolong Manager Zhang telepon Manager Song saja." Lucas tetaplah sangat tenang, William si tolol ini sampai sekarang masih saja tidak tahu siapa yang sebenarnya dia singgung, jangankan memecatnya, paling banyak setengah jam lagi, William sendiri pasti akan dikeluarkan dari Gunung Yuquan.

"Baik, aku akan meneleponnya sekarang juga."

Sambil berkata, William mengeluarkan hp dan menelepon Tommy.

"Tommy, Apakah Lucas adalah orang dari divisi satpam kalian?" Kata William to the point.

Disisi lain dari telepon, Lalu terjawab, "Iya."

"Aku mau dia sekarang dipecat, apakah bisa terlaksanakan?" William sangatlah sombong.

"Tidak bisa!"

"Huh?"

Ekspresi William terpaku, kenapa......alur ceritanya berbeda? Biasanya semua permintaannya akan dikabulkan, mengapa hari ini begitu cepatnya menolaknya?

"Eh, Tommy, kamu....."

William awalnya ingin mempertanyakan Tommy, namun dipotong oleh Tommy, "William, divisi satpam bukan milikku."

"dan kedepannya jangan menghubungiku lagi."

Du...du......du....

Seusai berkata, Tommy mematikan telepon, dia jelas ingin meluruskan hubungan dengan William.

Kali ini William diam.

Sebodoh apapun dia, dia juga harus sadar ada kejanggalan.

Tommy sudah berteman dengannya puluhan tahun, mengapa sekarang bisa langsung begini.......

"Apa sebenarnya pekerjaanmu?"

William menatapi Morgan.

"Pengantar makanan." kata Morgan.

"Tidak mungkin!" William yakin, jika saat ini dia masih menganggap Morgan adalah seorang pengantar makanan, maka dia benar-benar tolol.

"Apakah kamu benar-benar mengenal Direktur Shen kami?" Tanya William sambil menelan ludah.

Meskipun dia tidak percaya, namun sudah sampai detik ini, banyak fenomena membuktikan bahwa Morgan tidak sedang sok jago, mungkin saja dia benar-benar mengenal Hugo.

Dan Lucas serta Morgan sebenarnya juga bukanlah hubungan teman lama biasa.

Lucas takut dengan Morgan!

Morgan tersenyum, "Aku sepertinya sudah lama memberitahumu."

Dorr!!

William bagaikan tersambar petir, ekspresinya pucat.

Morgan tadi benar-benar sedang menelepon Hugo.

Habis sudah!

Gawat!

"Tuan Chen, kamu dengar penjelasanku, hal ini adalah kesalahpahaman." William berkata sambil seolah merengek, jelas bahwa dia sekarang sangatlah ketakutan.

Perubahan sikapnya membuat Eileen, Kendro serta Kak Mona kaget.

"William, apa yang kamu katakan? Kesalahpahaman apa?"

Kak Mona membentaknya, jelas bahwa sebentar lagi dia bisa mendapatkan uang dari Eileen, namun William malah mengatakan salah paham saat ini.

"Ibu, Tuan Chen ini kenal direktur Shen!" Kata William, bagi semua karyawan Gunung Yuquan, kedudukan Hugo bagaikan raja neraka.

Sebuah perkataannya bisa memutuskan hidup atau matinya seseorang!

Hugo sekarang sudah tahu bahwa William menjual rumah yang pernah ada korban jiwanya, jadi Hugp pasti tidak akan melepaskannya.

William sekarang hanya memohon, hubungan Morgan dan Hugo cukup baik, Morgan cukup dihormati oleh Hugo hingga bahkan bisa melepaskan William.

"Omong kosong! Dia adalah seorang pengantar makanan, bagaimana mungkin dia bisa mengenal Direktur Shen!" Kata Kak Mona, Apakah Morgan mengenal Hugo?

Jika benar-benar mengenal Hugo, apakah Eileen masih akan membeli rumah ini lewatnya? Langsung saja lewat Hugo saja, jangankan diskon 30% bahkan diskon 50% juga bisa.

"Manager Zhang, apakah kamu salah? Pecundang ini, dia......dia tidak mungkin mengenal Direktur Shen kalian>" Eileen juga tidak berani percaya, dia merasa William pasti salah paham.

William mengelengkan kepalanya, dia juga berharap bahwa dirinya salah, namun sinyal yang diberikan oleh Tommy sudah sangatlah jelas, pertemanan selama puluhan tahun tidak mungkin hilang begitu saja, Tommy bisa begitu tegasnya pasti karena tahu bahwa William sudah gawat.

Yang bisa membuatnya gawat diseluruh Gunung Yuquan hanya ada Hugo sendiri saja.

"Tuan Chen, aku........aku bego, aku bodoh, aku tidak seharusnya menjual rumah yang pernah ada korban jiwanya kepadamu, tolong berikan aku sebuah kesempatan untuk memperbaikinya." Kata William, dia sambil berlutut diatas lantai dan memohon.

"William! Omong kosong apa kamu ini, apaan rumah yang ada korban jiwanya!"

Ekspresi Kak Mona sangatlah marh, dia berteriak, pecundang ini, malah membongkarkan rahasianya.

"Rumah ini benar-benar pernah ada orang yang mati?!" Ekspresi Kendro menjadi marah.

Ekspresi Eileen juga langsung berubah pucat, jika William berkata seperti begitu, maka rumah ini ada korban jiwa sepertinya adalah benar.

"Tidak! Eileen, kamu jangan dengar omong kosong darinya, rumah ini bagus-bagus saja, tidak mungkin ada korban jiwa." Kak Mona sangat marah, dia masih ingin mengelak, namun dia menyadari bahwa tatapan semua orang terhadap belakangnya berubah.

Kak Mona menoleh, yang terlihat ditatapannya membuatnya kaget.

"Di....direktur Shen......" Kak Mona gagap.

Ekspresi Hugo sangatlah marah, "Siapa yang memberitahumu rumah ini tidak pernah ada yang mati?"

"Direktur Shen.......aku........" Kak Mona sangatlah gagap, dia sudah bingung, dia tidak tahu bagaimana cara untuk menjelaskannya kepada Hugo.

"Minggir sana!"

Sambil berkata, Hugo menampar dengan kuat diwajah Kak Mona, dia langsung menamparnya hingga terjatuh.

Setelah berjalan kehadapan Morgan, ekspresi Hugo barulah berubah senyum, "Tuan Chen, maaf sekali, hal ini adalah kesalahanku."

Shhhh!

Ekspresi William yang berlutut dilantai semakin pucat, benar saja, Morgan mengenal Hugo, dan melihat sikap Hugp, sepertinya hubungan mereka tidak hanya sekedar kenal saja.

"Direktur Shen berkata lebih, tidak apa-apa jika tahu." Morgan tersenyum, dari tata cara perilaku Hugo, dia tentu saja tidak akan muncul adegan memanggil Tuan Muda Chen dihadapan Eileen dan Kendro serta lainnya.

"William!" Hugo menatap kearah William.

"Dor, dor, dor!"

Sama sekali tidak ada ragu-ragunya, William langsung menangis sambil mengetukkan kepalanya kelantai.

"Direktur Shen, aku salah, aku salah, tolong ampuni aku."

"Ampuni kamu?!" Hugo membantahnya, "Rumah yang ada orang matinya, kamu juga berani menjualnya, kamu masih membiarkanku mengampunimu?!"

"Direktur Shen, aku salah, aku bodoh, aku mata duitan......"

William sambil menangis sambil meminta ampun, dia sangatlah menyesal, sebenarnya waktu itu dia tidak terpikiran akan ini, karena kegagahan Hugo memang begitu kuat.

Sekalipun memberikannya nyali, dia juga tidak berani berbuat seperti begini.

Namun tidak tahan dengan mertuanya Kak Mona yang terus memaksa.

Kak Mona mengatakan bahwa mengenal seorang pejabat tinggi dan bisa mengurus surat rumah dengan diam-diam.

Dan kejadian pembunuhan di 508 juga tidak banyak orang yang tahu diseluruh Changzhou.

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu