Hidden Son-in-Law - Bab 74 Pangeran Piano

Saat ini juga perasaan Elaine Xu sangat kacau, dia sudah ditolong oleh Morgan Chen sebanyak dua kali di tempat yang sama.

Elaine Xu diam-diam menghela nafasnya, pria yang dulunya tidak berguna itu sejak kapan menjadi sekuat ini hingga Evandro Gu yang tidak takut terhadap apa pun, pun menuruti perkatannya.

Bahkan kali ini dia demi menolongnya pun sudah menyinggung Keluarga Bai di Jin Ling. Bagaimana dia harus membalas kebaikan ini?

"Nona Xu, apakah aku perlu mengantar Anda ke rumah sakit?" Evandro Gu bertanya, luka Elaine Xu sebenarnya tidak terlalu parah tetapi karena dia berhubungan dengan Morgan Chen, sebaiknya dia memperlakukannya dengan hati-hati.

"Tidak perlu, aku tidak apa-apa." Elaine Xu menggeleng-gelengkan kepalanya, dia tidak selemah itu.

Baru saja dia selesai berbicara, Lancy Xia dan Morgan Chen sudah datang kemari.

"Elaine apakah kamu baik-baik saja!" Lancy Xia terkejut melihat dahi Elaine Xu yang berdarah.

"Lancy aku baik-baik saja." Elaine Xu tersenyum paksa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Tatapannya memerah karena bagaimana pun juga dia adalah seorang perempuan, bagaimana mungkin dia baik-baik saja setelah terkena masalah seperti ini.

Jika bukan Evandro Gu bergegas kemari, sepertinya dia sudah akan menjadi mayat.

"Elaine apakah dia yang melakukannya?" Lancy Xia menatap Evandro Gu dengan tidak senang. Dia mengira Evandro Gu masih tidak menyerah dan ingin kembali mendapatkan Elaine Xu.

Begitu mendengar perkataan ini, ekspresi Evandro Gu berubah: "Nona Xia kamu sudah memfitnah aku..........."

"Lancy, bukan Tuan Evandro, melainkan Tuan Evandro yang membawa orang untuk menolong aku." Elaine Xu bergegas menggeleng-gelengkan kepalanya. Kelihatannya Lancy Xia masih tidak mengetahui bahwa Morgan Chen yang memerintah Evandro Gu untuk datang.

"Hah?" Lancy Xia terkejut, Evandro Gu yang menolong Elaine Xu? Sebenarnya apa yang terjadi? Jangan-jangan......

Lancy Xia mengalihkan pandangannya kepada Morgan Chen. Selain Morgan Chen, dia sudah tidak dapat memikirkan orang lain.

"Lancy dia adalah teman yang aku katakan itu." Morgan Chen tersenyum pahit.

"Teman?" Lancy Xia semakin kebingungan, bagaimana mungkin Morgan Chen bisa berteman dengan Evandro Gu? Bukannya dia baru saja memberi pelajaran kepada Evandro Gu di Golden Palace?

"Iya, aku dan Tuan.....Chen adalah teman." Hampir saja Evandro Gu membocorkannya, dia ingin menyebut Tuan Chen menjadi Tuan Muda Chen.

Lancy Xia semakin curiga, mengapa dia merasa tatapan Evandro Gu terhadap Morgan Chen di penuhi dengan rasa takut, tidak terlihat seperti seorang teman.

"Lancy sebaiknya kamu membawa Elaine terlebih dahulu ke rumah sakit, aku lihat luka dia cukup parah." Morgan Chen melihat tatapan Lancy Xia yang ingin bertanya balik pun segera mengalihkan pembicaraan.

"Iya, Elaine ayo kita pergi ke rumah sakit." Lancy Xia baru teringat bahwa Elaine Xu masih memiliki luka pada tubuhnya.

"Baik," Elaine Xu menjawab dengan pelan, tetapi saat mau pergi, dia menatap Morgan Chen dengan dalam seperti ingin mendapatkan jawaban dari wajah Morgan Chen.

Tetapi Morgan Chen bereskpresi dengan datar.

Melihat mereka berdua pergi, Morgan Chen pun menghapus keringat dinginnya dan menghembuskan nafas dengan lega.

"Tuan Muda Chen........" Evandro Gu tersenyum. Ini pertemukan ketiga kalinya dengan Morgan Chen, setiap kali bertemu dengan Morgan Chen, jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Tentu saja karena takut.

"Kamu menyelesaikan masalah ini dengan baik. Aku berhutang budi padamu." Morgan Chen berbicara sambil tersenyum tipis.

"Tuan Muda Chen, Anda terlalu berlebihan. Tidak bisa disebut dengan berhutang budi. Aku sudah sangat bersyukur bisa membantumu." Evandro Gu tersenyum, meskipun dia tidak tahu apa status Morgan Chen yang sebenarnya, tetapi yang bisa membuat Albert Han sangat setia padanya pasti bukan orang awam.

Morgan Chen menggeleng-gelengkan kepalanya berkata: "jika ada masalah di kemudian hari, hubungi saja aku."

"Baik Tuan Muda Chen." Evandro Gu bergegas mengangguk-anggukan kepala dan mengiyakannya. Ketika dia kembali mengadahkan kepalanya, Morgan Chen sudah pergi.

Setelah membawa Elaine Xu ke rumah sakit, Lancy Xia memutuskan untuk tetap tinggal untuk menjaganya dengan begitu Morgan Chen pun pulang dengan sendirian.

Di dalam ruangan rawat inap, Elaine Xu menghela nafas dan melirik sekilas ke arah Lancy Xia dan bertanya: "Lancy apakah kamu benar-benar mengenal Morgan Chen?"

"Hah? Mengapa kamu bertanya seperti itu?" Lancy Xia bertanya dengan kebingungan. Dulu setiap kali Elaine Xu bertemu dengan Morgan Chen, mereka akan selalu beradu mulut. Tetapi sekarang Elaine Xu memiliki maksud untuk menghindari Morgan Chen.

"Lancy sepertinya aku dulu sudah salah menilai Morgan Chen.........." Elaine Xu menjawab.

Lancy Xia mengerutkan keningnya.

"Morgan Chen tidak sepencundang yang dikatakan orang-orang. Dia seorang pria yang memiliki keberanian dan unik." Ekspresi Elaine Xu tidak dapat ditebak. Hari ini pengkhianatan Willy Song membuat dia menyadari bahwa betapa bodohnya dirinya yang dulu.

Pecundang atau tidaknya seorang pria tidak dapat dinilai dari hal-hal kecil dalam hidupnya melainkan melihat keputusan yang dia ambil pada saat bertemu dengan masalah besar.

Dia menaruh banyak harapan kepada Willy Song tetapi di saat-saat penting, dia bahkan tidak menolehnya dan meninggalkan dia begitu saja.

Tetapi orang yang selalu dia anggap sebagai pencundang sudah menolongnya sebanyak dua kali.

"Elaine mengapa kamu berbicara seperti itu?" Lancy Xia semakin kebingungan. Dulu setiap kali Elaine Xu bertemu dengan dia, dia pasti akan membicarakan kejelekan Morgan Chen di depannya, apakah kali ini dia sudah minum salah obat?

Elaine Xu menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum: "tidak apa-apa. Kamu harus bersyukur karena mendapatkan Morgan Chen. Jika kamu melewatinya begitu saja, takutnya kamu tidak akan bertemu dengan pria seperti itu untuk kedua kalinya."

Elaine Xu tidak mengatakan bahwa sebenarnya dia sekarang sangat mengagumi Lancy Xia. Dia kagum kepada Lancy Xia karena bisa bertemu dengan pria yang bisa menganggap dirinya sebagai segalanya.

"Pasti." Lancy Xia tersenyum manis, "oh iya Elaine kamu juga sudah tidak muda, kamu sudah harus berpikir untuk pernikahanmu. Aku masih menunggu untuk menjadi pengapit pengantinmu."

"Aku tidak buru-buru, tunggu kamu kapan melahirkan anak, aku baru akan memikirkan pernikahan aku." Elaine Xu mengedipkan matanya.

Seketika wajah Lancy Xia memerah. Hingga saat ini kemajuan dirinya dengan Morgan Chen, hanya sebatas mencium Morgan Chen saja, bahkan dirinya yang berinisiatif melakukannya. Mengenai anak masih sangat jauh.......

Keesokkan paginya, Morgan Chen membeli sarapan dan datang ke rumah sakit.

Tetapi begitu jalan di lorong rumah sakit, Morgan Chen menyadari suatu hal yang aneh, tidak sedikit orang yang menunjuk dia, bahkan beberapa perawat pun ketika melihat dia, wajahnya memerah.

Morgan Chen kebingungan, apakah dirinya sudah menjadi tampan?

Begitu sampai di ruangan rawat inap, Morgan baru mengetahuinya ketika Lancy Xia mengeluarkan ponselnya.

Bukan dirinya yang menjadi tampan, melainkan video langsung kemarin malam, video dia sedang bermain piano dan memukul pengawal Nelson Shen yang sudah tersebar.

Hanya dalam satu malam saja kedua video ini sudah menjari viral di seluruh Changzhou.

Sebagian besar orang-orang sudah mengetahuinya.

Tidak sedikit orang yang memuji permainan piano Morgan Chen yang berjudul Für Elise itu. Banyak yang menjadi penggemar Morgan Chen dan membuat sebuah panggilan "Pangeran Piano" untuknya.

Juga tidak sedikit orang juga terkejut dengan keahlian Morgan Chen yang bisa mengalahkan puluhan pengawal. Apakah Morgan Chen seburuk yang dikatakan di berita Changzhou?

Seketika banyak orang yang merasa Morgan Chen bukanlah orang awam, bahkan ada beberapa wanita yang sudah cukup umur berkata ingin menikah dengan Morgan Chen, ingin mendengar permainan pianonya setiap hari.

Tetapi ini membuat Lancy Xia merasa sangat cemburu, pagi-pagi sudah meninggalkan bekas luka memar pada pinggang Morgan Chen.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu