Hidden Son-in-Law - Bab 106 Cari Mati?

Morgan Chen mengeluarkan ponselnya, lalu menelepon Clarissa Qiao.

"Ke sini." Setelah mengatakan dua patah kata itu, telepon itu pun ditutup. Menelepon Clarissa Qiao bukan berarti Morgan Chen merasa takut, tapi Morgan Chen hanya menantisipasi, masalah kali ini mungkin akan menjadi suatu keributan yang besar, dan membutuhkan Clarissa Qiao untuk menyelesaikannya.

Di sisi lain setelah Clarissa Qiao menerima telepon itu, tersirat sebuah ekspresi gelap di wajahnya, dengan kata-kata yang begitu singkat, semakin besar masalahnya, kali ini, jelas-jelas Morgan Chen sedang marah.

Bahkan ketika menghadapi keluarga David Bai waktu itu, Morgan Chen pun juga masih tenang, tapi kali ini.......

Sebenarnya apa yang terjadi?

Clarissa Qiao tidak sempat berpikir terlalu lama, para eksekutif perusahaan pun bergegas turun, bersamaan dengan pasukan dari BIG Estate untuk menuju ke World Trade Center.

Saat ini, sekeliling toko Prada pun tergenang dengan air.

Banyak orang yang berkeliling di situ dengan sangat ramai.

Pada saat itu juga, kerumunan orang itu pun terkuak karena terdorong.

Beberapa belas pria bertato yang membawa pisau lipat dan berbagai macam benda tajam pun menyeruak masuk.

Pimpinannya, adalah seorang pria setengah baya yang berkalung rantai emas, dengan goresan luka pisau di wajahnya.

Melihat pria dengan luka gores itu, wajah Anna Yan pun bersinar.

"Sayang, untunglah kamu datang! Jika kamu tidak datang, aku bisa dipukuli sampai mati oleh anak haram itu, hiks hiks." Anna Yan pun merengek dengan wajah memelas dan menangis.

Melihat sosok Anna Yan yang menyedihkan, seketika secercah api amarah membara di mata Adrian Qin.

"Sayang, siapa yang berani?!" Adrian Qin bertanya dengan murka.

"Anak haram itu, dia mematahkan tanganku!"

"Juga pengawal sampah ini, dia tidak melindungiku, masih juga menyuruhku menutup mulut!"

Anna Yan menunjuk ke arah Morgan Chen dan Jasper Wang dengan penuh dendam.

Wajah Adrian Qin pun menjadi suram, kemudian dia melirik ke arah Morgan Chen, lalu pandangannya beralih kepada Jasper Wang.

Dia akan membereskan Jasper Wang terlebih dahulu.

Untuk Morgan Chen, berani melakukan hal seperti itu kepada Anna Yan, sudah pasti dia memvonis nya dengan hukuman mati, dia akan membereskannya di rumah.

"Mengapa memaki istriku?" Adrian Qin menatap Jasper Wang dengan dingin sambil bertanya.

Kaki Jasper Wang gemetar, lalu dengan bibir bergetar, dia berkata: "Kakak, maafkan aku......"

"Plak!"

Adrian Qin mengeluarkan pisau lipatnya, dan menggoreskan pisaunya di wajah Jasper Wang dengan kejam.

"Aaa!"

Jasper Wang berteriak, seketika sebuah garis merah tergores dengan jelas di wajahnya.

"Aku tidak ingin mendengarmu berkata maaf, aku bertanya mengapa kamu memaki istriku?!" Adrian Qin berkata dengan murka.

"Bruk"

Jasper Wang pun tersungkur berlutut di lantai, lalu mulai memohon-mohon: "Kak, tolonglah, aku tidak sengaja......"

Adrian Qin pun tersenyum, lalu kakinya pun menginjak kepala Jasper Wang hingga meyentuh lantai.

Kaki Adrian Qin pun menginjak ke lengan Jasper Wang, lalu tertawa: "Ingat, aku bernama Adrian Qin, buka matamu lebar-lebar saat kamu keluar!"

Setelah berkata demikian, dia pun kembali membuka pisau llipatnya dan dengan kejam menggoreskannya. Morgan Chen mengeluarkan ponselnya, lalu menelepon Clarissa Qiao.

"Ke sini." Setelah mengatakan dua patah kata itu, telepon itu pun ditutup. Menelepon Clarissa Qiao bukan berarti Morgan Chen merasa takut, tapi Morgan Chen hanya menantisipasi, masalah kali ini mungkin akan menjadi suatu keributan yang besar, dan membutuhkan Clarissa Qiao untuk menyelesaikannya.

Di sisi lain setelah Clarissa Qiao menerima telepon itu, tersirat sebuah ekspresi gelap di wajahnya, dengan kata-kata yang begitu singkat, semakin besar masalahnya, kali ini, jelas-jelas Morgan Chen sedang marah.

Bahkan ketika menghadapi keluarga David Bai waktu itu, Morgan Chen pun juga masih tenang, tapi kali ini.......

Sebenarnya apa yang terjadi?

Clarissa Qiao tidak sempat berpikir terlalu lama, para eksekutif perusahaan pun bergegas turun, bersamaan dengan pasukan dari BIG Estate untuk menuju ke World Trade Center.

Saat ini, sekeliling toko Prada pun tergenang dengan air.

Banyak orang yang berkeliling di situ dengan sangat ramai.

Pada saat itu juga, kerumunan orang itu pun terkuak karena terdorong.

Beberapa belas pria bertato yang membawa pisau lipat dan berbagai macam benda tajam pun menyeruak masuk.

Pimpinannya, adalah seorang pria setengah baya yang berkalung rantai emas, dengan goresan luka pisau di wajahnya.

Melihat pria dengan luka gores itu, wajah Anna Yan pun bersinar.

"Sayang, untunglah kamu datang! Jika kamu tidak datang, aku bisa dipukuli sampai mati oleh anak haram itu, hiks hiks." Anna Yan pun merengek dengan wajah memelas dan menangis.

Melihat sosok Anna Yan yang menyedihkan, seketika secercah api amarah membara di mata Adrian Qin.

"Sayang, siapa yang berani?!" Adrian Qin bertanya dengan murka.

"Anak haram itu, dia mematahkan tanganku!"

"Juga pengawal sampah ini, dia tidak melindungiku, masih juga menyuruhku menutup mulut!"

Anna Yan menunjuk ke arah Morgan Chen dan Jasper Wang dengan penuh dendam.

Wajah Adrian Qin pun menjadi suram, kemudian dia melirik ke arah Morgan Chen, lalu pandangannya beralih kepada Jasper Wang.

Dia akan membereskan Jasper Wang terlebih dahulu.

Untuk Morgan Chen, berani melakukan hal seperti itu kepada Anna Yan, sudah pasti dia memvonis nya dengan hukuman mati, dia akan membereskannya di rumah.

"Mengapa memaki istriku?" Adrian Qin menatap Jasper Wang dengan dingin sambil bertanya.

Kaki Jasper Wang gemetar, lalu dengan bibir bergetar, dia berkata: "Kakak, maafkan aku......"

"Plak!"

Adrian Qin mengeluarkan pisau lipatnya, dan menggoreskan pisaunya di wajah Jasper Wang dengan kejam.

"Aaa!"

Jasper Wang berteriak, seketika sebuah garis merah tergores dengan jelas di wajahnya.

"Aku tidak ingin mendengarmu berkata maaf, aku bertanya mengapa kamu memaki istriku?!" Adrian Qin berkata dengan murka.

"Bruk"

Jasper Wang pun tersungkur berlutut di lantai, lalu mulai memohon-mohon: "Kak, tolonglah, aku tidak sengaja......"

Adrian Qin pun tersenyum, lalu kakinya pun menginjak kepala Jasper Wang hingga meyentuh lantai.

Kaki Adrian Qin pun menginjak ke lengan Jasper Wang, lalu tertawa: "Ingat, aku bernama Adrian Qin, buka matamu lebar-lebar saat kamu keluar!"

Setelah berkata demikian, dia pun kembali membuka pisau llipatnya dan dengan kejam menggoreskannya dalam-dalam.

"Syat!"

Sebuah lengan dengan darah mengucur deras terkulai lemas di lantai, luka goresnya menganga lebar, dan darah segar pun mengucur ke empat penjuru!

Jasper Wang berteriak kesakitan, dan langsung jatuh pingsan karena sakit.

Kerumunan orang itu pun serentak gempar, mereka melangkah mundur bagai hewan dalam tontonan sambil melihat ke arah Adrian Qin dengan mata penuh rasa teror.

Siapa yang akan menyangka, Adrian Qin berani melakukan hal yang begitu sadis seperti itu di hadapan banyak orang!

"Adrian Qin...... Adrian QIn! Aku tahu siapa dia!" Ada seseorang yang berkata dengan gemetar.

"Siapa?!"

"Adrian Qin dari East Street Dragon and Tiger Club!" Ada yang berteriak dengan ketakutan.

"KDragon and Tiger Club?!" Wajah orang-orang di situ pun serentak berubah drastis.

Orang Jin Ling, terlebih lagi mereka yang tinggal di sisi Timur, bahkan anak berumur tiga tahun sekalipun, semua mengenal Dragon and Tiger Club.

Dragon and Tiger Club merupakan sebuah predikat terbesar dunia bawah tanah di Jin Ling, di sisi Timur, semua industri hiburan ada di bawah kekuasaannya!

Anggota Dragon and Tiger Club memonitori hampir semua industri hiburan.

Di dalam Dragon and Tiger Club ada naga dan ada harimau, naga melambangkan Alden Cheng, dan harimau melambangkan Adrian Qin! Mereka berdua ini adalah bos besar dari Dragon and TIger Club!

Adrian Qin yang merupakan satu dari dua otak terbesar Dragon and Tiger Club, tidak heran jika dia begitu acuh melakukan hal sekeji itu.

Saat kembali melihat ke arah Morgan Chen, kepala orang-orang itu penuh dengan pikiran, bahwa Morgan Chen sudah pasti akan mati!

Petugas keamanan itu hanya menyuruh wanita itu untuk menutup mulutnya, dan Adrian Qin sudah memotong habis lengannya.

Dan Morgan Chen tidak hanya menampar wajah wanita Adrian Qin, juga melukai tangan wanita itu, sungguh tidak bisa dibayangkan,apa yang akan dilakukan oleh Adrian Qin kepada orang itu!

Membunuhnya itu terlalu mudah untuknya!

Tatapan Adrian Qin mengarah kepada Morgan Chen awalnya dia mengira setelah Morgan Chen melihatnya kekejiannya, ia pun akan menjadi pucat pasi, dan memohon minta ampun, tapi ternyata, Morgan Chen terlihat begitu tenang, bahkan wajahnya pun terlihat tanpa ekspresi.

Adrian Qin tampak lebih murka, pria di hadapannya ini...... sungguh sangat bernyali, sama sekali tidak sama dengan petugas keamanan barusan, melihat pisaunya saja pun sudah ketakutan hingga buang air di celana.

"Bicaralah sobat, bagaimana menyelesaikannya?" Adrian Qin melemparkan pisau yang berlumuran darah itu di depan Morgan Chen, dan berkata dengan pelan.

"Kamu ingin menyelesaikan bagaimana?" Morgan Chen bertanya dengan tenang.

Adrian Qin menyapukan pandangan ke arah Lancy Xia yang duduk, dan melihat bekas tamparan di wajahnya, dia sudah bisa menebak apa yang memulai masalah ini.

Tanpa perlu bertanya, Anna Yan lah yang mulai menampar Lancy Xia, Adrian Qin paham betul watak istrinya, dia sedikit arogan di kehidupan sehari0harinya, menampar orang di jalan bukan lah kejadian satu atau dua kali saja, tapi setiap kali, Adrian Qin selalu hadir untuk menyelesaikannya.

Tapi kali ini, sudah jelas dia menghantam tembok baja.

"Begini saja sobat, aku juga tidak akan menyusahkanmu, kamu menampar istriku dengan tangan sebelah mana, potonglah tangan itu sendiri, anggap saja sebagai sebuah pembayaran kepada istriku." Adrian Qin menyipitkan matanya, perkataannya ini menyimpan maksud lain, jika Morgan Chen menunjukan kelemahan, itu berarti Morgan Chen tidak bernyali, semua aura tenangnya barusan hanyalah sebuah topeng belaka, jika begitu setelah Morgan Chen kehilangan tangan sekali pun, dia tetap akan mencabut nyawa Morgan Chen.

Tapi jika Morgan Chen tidak menunjukan kelemahan, dia akan kembali mempertimbangkannya, apakah Morgan Chen ini memiliki latar belakang yang begitu kuat.

"Sayang, aku tidak ingin tangannya! Aku ingin membunuhnya!" Anna Yan berteriak dengan nada tinggi, dia sama sekali tidak memahami pemikiran Adrian Qin yang sesungguhnya, dia mengira Adrian Qin sungguh akan membiarkannya pergi.

"Tutup mulutmu!" Adrian Qin menghardik Anna Yan dan melotot ke arahnya, wanita bodoh ini, suatu hari ini pasti akan membawa kerepotan untuknya.

Anna Yan tidak bersuara lagi, dia tidak berani menjatuhkan wajah Adrian Qin.

"Bagaimana sobat? Kamu potong tanganmu sendiri, aku bisa menerimanya." Adrian Qin tersenyum dengan manis, tapi begitu Morgan Chen menunjukan sedikit saja kelemahan, dia akan langsung menghabisinya.

Morgan Chen menggelengkan kepalanya, dan tersenyum: "Aku rasa saran istrimu cukup bagus, kamu...... tidak kah kamu ingin membunuhku?"

Tsk.

Orang-orang di sekitar pun menarik nafas dan menahannya, apakah Morgan Chen ini sungguh mencari mati?

Adrian Qin sudah mau melepaskanmu, kamu masih mau memprovokasinya?

"Sobat, apa kamu sedang bercanda denganku?" Raut wajah Adrian Qin semakin dingin, dia tidak merasa bahwa Morgan Chen sedang memprovokasinya, sebaliknya, Morgan Chen sangat memiliki nyali, dia, tidak takut kepadanya!

"Bercanda?" Morgan Chen menyipitkan mata, lalu wajahnya menjadi dingin tanpa ekspresi: "Kamu pikir kamu apai, hingga aku pantas bercanda dengan makhluk rendahan sepertimu!"

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu