Hidden Son-in-Law - Bab 104 Marah Besar

Ingrid sendiri menyadari keirian wanita mewah itu, segera ia berkata kepada Lancy : “Permisi, kamu sudah menghadang jalan.” Nada bicaranya tampak sebal.

Ingrid tahu saat ini ia harus baik-baik bersikap di depan wanita mewah ini untuk mengambil hatinya, prestasinya bulan ini masih harus mengandalkan wanita mewah tersebut, mengenai Lancy, memang cantik, tapi demi prestasi kerjanya, maaf, bisa pergi berapa jauh maka pergilah berapa jauh pun.

Lancy mengernyitkan dahi, dirinya tidak menghadang jalan sama sekali?

“Pelanggan ini, bisakah kamu memberi jalan?” Nada bicara Ingrid semakin sebal, dia paling tidak suka orang yang hanya melihat tanpa membeli.

“Aku sedang melihat tas ini.” Meskipun dalam hatinya kesal, tapi Lancy tetap menjelaskan dengan sabar.

“Lihat tas apa? Apakah kamu bisa membelinya?” Ingrid meremehkan, meskipun pakaian yang dipakai Lancy lebih bagus daripada Morgan, tapi ditotalkan juga hanya beberapa ribu yuan, sama sekali tidak seperti perempuan yang mampu membeli Prada.

“Apa maksud kamu?” Kali ini wajah Lancy pun menyuram, meskipun sifatnya baik, tapi juga tidak sampai masih berdiam diri kalau disindir.

“Apa maksud aku, kamu masih tidak jelas?” Ingrid melipat tangan di dada dan mengejek : “Kamu dan pacar miskinmu itu, masih mahasiswa bukan? Dua orang mahasiswa ingin membeli Prada, tidak ada bedanya dengan mimpi di siang bolong.”

“Tas Prada warna merah yang kamu lihat sekarang saja harganya 99999 yuan, pakai apa kamu belinya? Mengandalkan pacar miskinmu itu? Dia sudah kabur dari tadi.”

Lancy mengernyitkan dahi, ia baru sadar Morgan sudah tidak di sana, tapi harusnya pergi ke toilet, Morgan bukan jenis pria yang akan kabur, malah karyawan wanita ini yang membuat Lancy kesal sekali.

“Bagaimana kamu tahu aku tidak mampu membelinya!” Lancy menatap Ingrid dingin. Meskipun harga tas ini agak mahal, tapi kali ini dia tetap ingin mengobati Ingrid yang suka meremehkan.

“Heh, kalau kamu bisa membelinya, aku makan pengepel ini!” Suara Ingrid semakin melengking.

“Baik, gesek kartu!” Lancy tersenyum dingin dan langsung mengeluarkan sebuah kartu bank,dalamnya ada 1000000 yuan, sebelumnya Evandro memberikan 1500000 yuan sebagai permintaan maaf, ia menghabiskan 500000 yuan untuk membeli mobil, dan masih tersisa 1000000 yuan di dalamnya.

“Apakah di kartumu ini ada uang? Jangan menakut-nakuti orang dengan kartu tidak berisi.” Ingrid kali ini mulai tidak tenang, tadinya dia hanya ingin memancing Lancy saja, tidak disangka Lancy benar-benar mengeluarkan kartu bank, kalau dalam kartu ini ada uang, tidak mungkin dia benar-benar makan pengepel bukan?

“Ada uang atau tidak, kamu coba saja.” Berdasarkan sifatnya yang biasa, Lancy tidak akan perhitungan dengan Ingrid, tapi sungguh tidak seharusnya Ingrid mengatai Morgan orang miskin yang payah.

Kali ini Ingrid merasa serba salah, dia tidak berani bertaruh, kalau dalam kartu Lancy benar-benar ada uang, pasti akan malu sekali hari ini.

Saat ini, wanita mewah yang di samping bersuara dan menunjuk tas yang diminati Lancy tadi : “Aku mau tas ini, bungkuskan untuk aku.”

Ingrid langsung mengangguk dengan senang : “Baik, akan segera aku persiapkan.” Dia tahu wanita mewah ini sedang menghadiahinya karena sudah menyindir Lancy tadi.

Lancy agak tidak terima, buat apa wanita mewah ini ikut campur.

“Tolong, tas ini aku yang melihatnya dulu.” Ujar Lancy.

“Memangnya langsung jadi milik kamu kalau kamu yang melihat dulu?” Wanita mewah itu menyunggingkan bibir dengan meremehkan.

“Setidaknya harus sesuai urutan kali.” Lancy mulai agak marah.

Wanita mewah itu berdehem dingin : “Aku tetap tidak mau sesuai urutan, kamu bisa apa?”

Wanita mewah tersebut mencari masalah, seketika membuat Lancy emosi, tapi saat ini Morgan tidak ada di sini, jadi tidak ada yang membantu bicara.

Dengan hormat Ingrid membungkus tas tersebut dan disodorkannya ke tangan wanita mewah, lalu menatap Lancy dengan puas, tatapan matanya penuh ledekan, dasar, memangnya kenapa kalau ada uang? Aku tetap tidak menjualnya ke kamu.

Sungguh membuat Lancy emosi.

Lancy pun tidak ingin memperpanjang masalah lagi, dia ambil milk teanya dan hendak keluar.

Saat ini, wanita mewah berjalan ke arah Lancy sambil berlenggak-lenggok, kemudian seolah tidak sengaja, ia menabrak milk tea di tangan Lancy.

“Brakkkk”

Gelas milk tea tersebut jatuh ke lantai, milk tea coklat berwarna hitam muncrat ke tubuh Lancy, juga tidak sedikit memuncrat ke tubuh wanita mewah.

Belum sempat Lancy mengatakan sesuatu.

“Prakkk”

Wanita mewah itu mengayungkan tangan terlebih dahulu, melayangkan satu tamparan ke pipi Lancy.

“Jalan tidak pakai mata?” Omel wanita mewah itu.

Lancy rasanya sudah mau gila, jelas-jelas wanita mewah ini yang menabrak duluan, dan sekarang malah mengomelinya jalan tidak pakai mata.

Lancy mengangkat tangannya dengan marah, hendak membalasnya satu tamparan.

Tapi wanita mewah tersebut sudah ada persiapan, ditendangnya perut Lancy.

Lancy ditendang hingga kepalanya menabrak estalase dengan kuat, serta langsung pingsan tidak sadarkan diri.

“Dasar wanita brengsek, berani-beraninya mau turun tangan ke aku!” Omel wanita mewah itu.

“Anda tidak apa-apa bukan.” Ingrid segera datang, tanpa melihat ke Lancy sama sekali, ia malah lebih perhatian ke wanita mewah tersebut.

“Tidak apa-apa, kamu tampar dia sekali lagi, satu tamparan 10000 yuan, semakin kuat semakin baik.” Wanita mewah tersebut menunjuk ke Lancy, paling baik lagi kalau bisa merusak wajah Lancy yang membuatnya iri.

“Mau berapa kali tamparan pun boleh?” Mata Ingrid seketika membinar, 10000 yuan satu tamparan, ini lebih banyak daripada hasil dia menjadi karyawan di sini.

“Mau berapa pun boleh! Tampar sampai kamu tidak mampu menamparnya!” Ujar wanita mewah sambil tertawa, uang? Dia punya banyak!

“Haha, baik, sekarang juga aku menamparnya.” Ingrid mendekat dengan semangat, saat ini kata-kata yang mengatakan pelanggan adalah raja sudah dia buang jauh-jauh, maaf, uang adalah raja!

“Prakkk”

Ingrid mengayunkan tangannya, satu tamparan yang kuat mendarat di situ, seketika muncul bekas telapak tangan yang merah di pipinya.

“Dapat 10000 yuan.” Ingrid senang sampai mau pingsan rasanya, tidak pernah terpikirkan olehnya bisa mendapatkan uang dengan semudah ini.

“Prakkk”

Satu tamparan mendarat lagi di pipi Lancy,

Saat ini, Morgan yang selesai menelepon masuk.

Tapi yang muncul di pandangannya membuat dia hancur!

Mata Lancy terpejam, masih ada darah yang keluar dari belakang kepalanya, sedangkanIngrid seperti iblis, menampar wajah Lancy sambil tertawa.

Marah!

Marah besar!

Mata Morgan memerah, tidak pernah dia semarah ini!

“Cari! Mati!” Gumam Morgan sambil menggertakkan gigi.

Dalam sekejap, Ingrid dan wanita mewah, Anna Yan, merasa suasana di sekitar menjadi suram sekali, seolah masuk ke dalam neraka yang tidak berbatas!

Hawa membunuh yang dingin datang ke mereka.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu