Diamond Lover - Bab 297 Perselisihan Pertama

Keesokan hari, entah bagaimana cara melacak kediaman Leon Gu, ibu si pria datang ke sana pagi-pagi sekali. Kebetulan, Leon Gu sebentar lagi juga perlu mengantarkan Ellie ke rumah kediaman keluarga Gu untuk dijemput oleh Valerie Pei.

Ibu Gu membawakan sarapan buat anak dan cucunya. Ia tahu, keterampilan putranya untuk hidup sendiri sangatlah rendah. Setelah putranya itu diusir Henry Gu kemarin, ia tidak nafsu makan dan tidak bisa tidur. Wanita itu memutuskan untuk segera menugaskan orang buat mencari keberadaannya.

Ellie belum bangun, sementara Leon Gu mengenakan kaos oblong dan celana panjang katun saat membuka pintu. Ia tidak begitu terkejut ketika menjumpai sosok yang ada di luar adalah ibunya sendiri.

Si ibu menatap si anak sejenak, lalu mendorongnya masuk. Khawatir Valerie Pei pada saat-saat ini bakal keluar, si pria juga buru-buru menutup pintu.

Setelah meletakkan barang-barangnya, Ibu Gu memerika segala sisi apartemen. Dalam prosesnya, ia melihat cucu kecilnya lagi tertidur nyenyak. Wanita itu menutup pintu dan menatap Leon Gu.

“Ibu, aku baik-baik saja ...”

“Baik-baik saja apanya? Kamu sudah diusir kakek. Kamu sekarang tidak bawa uang, padahal kamu hidup berdua dengan Ellie dan bukan sendirian. Aku benar-benar tidak tahu harus berkomentar apa padamu!” Dengan agak marah, si ibu mendudukkan diri di sofa.

Si anak garuk-garuk kepala sambil ikut duduk di sebelah.

“Berdiri! Siapa yang menyuruhmu duduk?” Ibu Gu sangat jarak menegur Leon Gu dengan kasar begini. Alhasil, si anak pun bangkit berdiri dengan patuh. Dia terlihat seperti seorang anak kecil yang melakukan kesalahan dan tengah menunggu buat dimarah-marahi.

Si ibu sungguh marah. Anaknya ini dulu tidak pernah membuat ia sebagai orangtua merasa khawatir, namun sekarang malah sampai diusir Henry Gu. Situasi saat ini sangat genting buatnya.

“Ibu, aku tidak masalah kok tinggal di sini. Kamu tidak perlu khawatir, lebih baik kamu pulang. Kalau tahu kamu ada di sini, kakek pasti akan menghujanimu dengan teguran.”

“Kamu ingin mengusirku?”

“Tidak, tidak.” Leon Gu tersenyum canggung.

Mendengar jawaban anaknya, Ibu Gu baru merasa lega. Ia menoleh ke sisi sofa yang kosong, lalu menyuruh Leon Gu untuk duduk.

“Kalau diketahui oleh kakek, memang kenapa? Kamu adalah putraku. Ketika putraku diusir, bagaimana aku bisa beraktivitas dengan tenang seperti pada hari-hari biasa?” Ibu Gu sendiiri tidak paham bagaimana anaknya bisa menciptakan masalah sebesar ini. Dia sudah mempermainkan urusan keturunan keluarga Gu. Itu setara dengan mengarahkan pistol ke keluarga sendiri! Dia bodoh atau bagaimana sih?

“Aku sudah bicara dengan Paman Tertua. Dia bilang, ia bisa memberikan kamu pekerjaan di perusahaannya. Walau jabatan barumu nanti tidak sementereng jabatan lamamu di Gu’s Corp, setidaknya kamu tidak perlu bekerja pada orang lain.” Suara si ibu melembut. Kalau bukan dia yang khawatir, siapa lagi yang akan mengkhawatirkan putranya sendiri? Ia bertutur lagi: “Kalau kamu tidak tertarik dengan tawaran ini, aku masih punya uang buat kamu pakai. Kamu bisa buka perusahaan dan menjalankan bisnis yang kamu minati.”

Leon Gu biasanya tidak banyak berkomunikasi dengan ibunya. Walau tidak begitu nyaman dengan kondisi yang serba disiapkan olehnya begini, ia bisa merasakan kasih sayang ibunya yang mendalam. Pria itu seketika merasa terharu.

Hanya saja, ia sekarang merasa agak kelelahan. Soal masa depan, selain yang berkaitan dengan Ellie, ia belum membuat rencana apa-apa. Dengan situasinya yang kacau, Leon Gu merasa tidak mampu mengambil keputusan penting dalam waktu dekat.

“Setelah kemarahan kakek berlalu, aku akan memohon ampun padanya.”

“Ibu, kamu tidak perlu mengkhawatirkan kakek. Aku akan menyelesaikan masalah yang aku sebabkan sendiri.” Leon Gu sedikit mengernyit. Ia tahu jalan membuat Henry Gu memaafkannya akan sangat sulit.

Ibu Gu sudah menebak sifat keras kepala putranya.

“Diam, diam. Kamu boleh merasa bertanggung jawab begini, namun Ellie tidak boleh ikut menanggung kesulitan kamu!”

Membahas soal Ellie, si anak punya sesuatu yang ingin dimintai ke ibunya: “Ibu, nanti bawalah Ellie ke rumah kediaman keluarga Gu, lalu biarkan Valerie Pei menjemputnya. Jangan ceritakan insiden terusirnya aku ini pada dia ya.”

Berpikir putranya hanya takut kehilangan muka di depan mantan istri, Ibu Gu mengiyakan.

“Cepat cuci muka dan mandi sana, Ellie harusnya sebentar lagi bangun.” Si ibu mendorong anaknya ke kamar tidur, sementara dirinya kemudian pergi ke dapur untuk memanaskan sarapan yang dibawa.

Ketika membuka kulkas, Ibu Gu menemukan isinya kosong-melompong. Bagi Leon Gu, dapur sepertinya hanya merupakan dekorasi rumah semata. Bagaimana dia bisa hidup sendiri di masa depan coba?

Sehabis Leon Gu sikat gigi, mandi, dan berganti pakaian, Ellie sudah bangun. Tanpa meminta bantuan ibunya, si pria membawa si anak ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Pria itu sekalian ingin menceritakan pengusirannya pada Ellie dan memintanya tidak cerita pada Valerie Pei.

Ellie mengambil sikat gigi. Karena tidak ada sikat gigi anak-anak, ia membutuhkan sedikit tenaga lebih untuk menggerakkan sikat giginya di sini. Karena agak kesulitan, sebagian odol di sikat gigi si anak jatuh ke wastafel. Leon Gu hanya menatapnya dengan tangan yang diletakkan di ujung wastafel itu.

“Ayah…… Kamu kenapa…… Kamu kenapa menatapku seperti ini?” Ellie bertanya sambil menggosok gigi. Alhasil, pengucapannya jadi kurang jelas.

“Ayah lagi pusing dengan suatu hal, terus butuh bantuan Ellie.”

Pfftt! Si anak memuntahkan busa di mulutnya, kemudian menerima gelas sodoran si ayah.

“Apa itu? Bukannya ayah seorang superman? Kok masih butuh bantuanku?”

“Superman juga butuh bantuan gadis cantik!”

“Baik, aku akan mempertimbangkannya!” Ellie dengan bangga memuntahkan busa yang masih tersisa di mulut. Setelahnya, ia menatap si pria dan menunggu perkataan berikutnya.

“Jangan kasih tahu Mommy bahwa ayah tinggal di sini. Anggap ayah tinggal di tempat kakek sana, oke?”

Mata Ellie berputar dengan cepat. Mommy sebenarnya tidak banyak bertanya tentang ayah, jadi ia merasa sanggup-sanggup saja memenuhi permintaannya. Walau tidak tahu apa alasan ayah menginginkannya begini, ia tidak bertanya lebih lanjut. Ayah pasti punya pemikiran pribadinya sendiri.

“Oke!” Ellie mengangguk dan menerima kecupan kencang dari Leon Gu.

Sehabis sarapan, Ibu Gu membawa Ellie ke rumah kediaman keluarga Gu dan menunggu Valerie Pei untuk menjemputnya. Ketika meninggalkan rumah Leon Gu, si anak menatap pintu rumah Mommy-nya dengan terhenyak. Mommy ada di situ, mengapa dia malah dibawa ke tempat lain dulu?

Ketika Valerie Pei akhirnya tiba, Ellie tidak bicara apa-apa. Si ibu menyerahkan si anak ke mantan menantunya di depan pintu rumah. Ia jelas tidak tahu bahwa Valerie Pei ribet-ribet datang kemari cuma untuk menjemput Ellie, lalu kembali ke kompleks yang barusan ia tinggali.

Mengira Ibu Gu tidak banyak bicara karena hubungannya dengan Handy Ji, Valerie Pei juga hemat kata. Ia langsung mengajak si anak pergi.

Setibanya di rumah, si anak mengamati pintu rumah Leon Gu. Tanpa berpikir macam-macam, si ibu menganggapnya hanya rindu tempat itu.

Ketika Senin-nya pergi mengantor, Valerie Pei tidak menemukan Emily Gu, yang biasanya tiba lebih awal darinya. Saat ditelepon, sekretarisnya itu juga tidak mengangkat. Ah ke mana sih dia, rapat rutin tiap hari Senin pukul sepuluh pagi akan segera dimulai tahu!

Ketika si wanita bersiap pergi sendirian ke ruang rapat, yang dinantikan akhirnya tiba. Anehnya, Emily Gu tidak memakai pakaian kantor yang biasanya dikenakan. Dari ekspresinya, Valerie Pei juga khawatir ada sesuatu yang telah terjadi. Sebelum ia sempat bertanya, si sekretaris sudah menaruh surat pengunduran diri di meja kerjanya.

“Kamu ingin mengundurkan diri?” Emily Gu awalnya menjamin bakal bekerja dengan penuh komitmen, makanya Valerie Pei menerimanya. Sekarang, belum lama bekerja, dia sudah mau mundur saja……

Si sekretaris menahan amarah hatinya pada si bos. Demi memenuhi harapan dia untuk berpasangan dengan Handy Ji, kakaknya sudah disuir dari rumah oleh kakek. Bukan hanya itu, kakek juga berpesan pada semua anggota keluarga untuk tidak menolongnya. Baginya, ini sepertinya tinggal menunggu pengumuman kakek bahwa Leon Gu dikeluarkan dari keluarga!

Emily Gu merasa tidak mampu tetap kerja seperti tidak terjadi apa pun.

“Iya.” Wanita itu menjawab singkat.

“Alasannya?” Valerie Pei merasa tingkah Emily Gu hari ini seperti orang yang habis makan bubuk mesiu. Hubungan mereka, baik secara personal mau pun profesional, sangatlah baik. Kok dia bisa-bisanya mengundurkan diri tanpa bicara apa pun sebelumnya sih?

“Semua kepalsuan di perusahaan ini. Aku tidak bisa bernapas dengan nyaman di sini.”

“Hah?” Valerie Pei tidak tahu bahwa Emily Gu sudah tahu tentang hubungannya dengan Handy Ji. Lebih-lebih, ia juag tidak tahu bahwa Leon Gu telah diusir dari rumah karena perkara tersebut.

“Emily Gu, harap perhatikan kata-katamu. Sebelum aku menyetjui surat pengunduran diri ini, aku masih atasanmu.”

“Kalau begitu, aku akan menegaskan posisiku. Aku seribu persen tidak mau bekerja denganmu lagi!” Sikap agresif si sekretaris ini membuat si bos tercengang. Mungkinkah keluarga Gu bergejolak hebat karena hasil tes DNA Handy Ji yang palsu, lalu suasana hati sekretarisnya ini rusak?

“Jika ada yang mau dibicarakan, tunggulah sampai dirimu tenang dulu. Aku masih harus rapat.” Valerie Pei bersiap membawa berkas-berkasnya keluar ruang kerja.

Karena Valerie Pei tidak juga datang ke ruang rapat, Handy Ji mendatangi ruangannya untuk mengecek penybebanya. Ia dengan sangat kebetulan melihat Emily Gu dan Valerie Pei tengah bertengkar.

Masalah sebenarnya tidak akan membesar kalau Handy Ji tidak datang, Sekarang, kedatangannya itu malah semakin memantik kemarahan Emily Gu. Hebat, mereka sekarang bisa berpasangan secara terbuka. Pencapaian ini diperoleh dengan cara menginjak pundak kakaknya!

“Valerie Pei, kalau ingin pamer kemesraan dengan Leon Gu, silahkan cari tempat yang tidak terlihat oleh kakakku. Aku benci kalian berdua!” Emily Gu memelototi Handy Ji yang berjalan masuk, lalu bertutur kasar pada bosnya sendiri. Setelahnya, wanita itu melangkahkan sepatu hak tingginya keluar ruangan.

Kalau saja Leon Gu tidak berpesan, Valerie Pei poasti sudah menjelaskan maksud Leon Gu pada Emily Gu. Di sini, ia merujuk ke alasan pria memilih terluka sendirian serta membiarkan dirinya dan Handy Ji hidup bahagia bersama.

Valerie Pei melihat kebencian dalam bayangan tubuh Emily Gu. Ya, kebencian yang teramat kuat.

Sewaktu Valerie Pei masuk keluarga Gu dulu, Emily Gu yang masih kecil tidak pernah menunjukkan sikap bermusuhan. Bahkan, dia bersikap cukup baik padanya. Tetapi, sekarang, Valerie Pei melihat raut jijik di wajah Emily Gu. Kalau bukan ditujukkan padanya, ke siapa lagi kejijikan itu diperlihatkan?

Terus, Emily Gu barusan menyinggung hubungannya dengan Handy Ji. Dia tahu dari mana soal ini? Kalau dia sudah tahu, apakah Leon Gu juga sudah?

Mengapa semuanya makin lama makin rumit?

Handy Ji menutup pintu ruang kerja dan melihat Valerie Pei duduk dengan wajah kosong. Fiuh, untunglah Emily Gu barusan tidak mengungkapkan sesuatu yang sifatnya internal.

“Emily Gu tahu?” Si wanita menatap si pria dan bergumam: “Kalau begitu, Leon Gu pasti juga sudah tahu……”

“Memang kamu ingin hubungan kita terus-menerus disembunyikan?” Handy Ji menatap Valerie Pei dengan raut mata interogatif.

Valerie Pei sadar telah membuat si pria gusar.

“Aku……” Bukan itu maksudku.

Tetapi, apa sebenarnya maksudnya, si wanita sendiri tidak tahu.

“Rapat akan mulai dalam beberapa menit. Ayo pergi ke ruang rapat, aku duluan ya.” Handy Ji pada akhirnya tidak memberi kesempatan bagi Valerie Pei untuk bicara lebih banyak. Ia takut mendapatkan jawaban yang tidak diinginkan. Ia pikir, akah jauh menenangkan bagi dirinya kalau jawaban itu tertunda selama mungkin……

Si wanita mengusap dahi. Urusan, mengapa semua urusannya tidak lancar? Apakah seluruh dunia tidak berkenan melihatnya menjalin cinta dengan tenang?

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu