Diamond Lover - Bab 297 Perselisihan Pertama
Keesokan hari, entah bagaimana cara melacak kediaman Leon Gu, ibu si pria datang ke sana pagi-pagi sekali. Kebetulan, Leon Gu sebentar lagi juga perlu mengantarkan Ellie ke rumah kediaman keluarga Gu untuk dijemput oleh Valerie Pei.
Ibu Gu membawakan sarapan buat anak dan cucunya. Ia tahu, keterampilan putranya untuk hidup sendiri sangatlah rendah. Setelah putranya itu diusir Henry Gu kemarin, ia tidak nafsu makan dan tidak bisa tidur. Wanita itu memutuskan untuk segera menugaskan orang buat mencari keberadaannya.
Ellie belum bangun, sementara Leon Gu mengenakan kaos oblong dan celana panjang katun saat membuka pintu. Ia tidak begitu terkejut ketika menjumpai sosok yang ada di luar adalah ibunya sendiri.
Si ibu menatap si anak sejenak, lalu mendorongnya masuk. Khawatir Valerie Pei pada saat-saat ini bakal keluar, si pria juga buru-buru menutup pintu.
Setelah meletakkan barang-barangnya, Ibu Gu memerika segala sisi apartemen. Dalam prosesnya, ia melihat cucu kecilnya lagi tertidur nyenyak. Wanita itu menutup pintu dan menatap Leon Gu.
“Ibu, aku baik-baik saja ...”
“Baik-baik saja apanya? Kamu sudah diusir kakek. Kamu sekarang tidak bawa uang, padahal kamu hidup berdua dengan Ellie dan bukan sendirian. Aku benar-benar tidak tahu harus berkomentar apa padamu!” Dengan agak marah, si ibu mendudukkan diri di sofa.
Si anak garuk-garuk kepala sambil ikut duduk di sebelah.
“Berdiri! Siapa yang menyuruhmu duduk?” Ibu Gu sangat jarak menegur Leon Gu dengan kasar begini. Alhasil, si anak pun bangkit berdiri dengan patuh. Dia terlihat seperti seorang anak kecil yang melakukan kesalahan dan tengah menunggu buat dimarah-marahi.
Si ibu sungguh marah. Anaknya ini dulu tidak pernah membuat ia sebagai orangtua merasa khawatir, namun sekarang malah sampai diusir Henry Gu. Situasi saat ini sangat genting buatnya.
“Ibu, aku tidak masalah kok tinggal di sini. Kamu tidak perlu khawatir, lebih baik kamu pulang. Kalau tahu kamu ada di sini, kakek pasti akan menghujanimu dengan teguran.”
“Kamu ingin mengusirku?”
“Tidak, tidak.” Leon Gu tersenyum canggung.
Mendengar jawaban anaknya, Ibu Gu baru merasa lega. Ia menoleh ke sisi sofa yang kosong, lalu menyuruh Leon Gu untuk duduk.
“Kalau diketahui oleh kakek, memang kenapa? Kamu adalah putraku. Ketika putraku diusir, bagaimana aku bisa beraktivitas dengan tenang seperti pada hari-hari biasa?” Ibu Gu sendiiri tidak paham bagaimana anaknya bisa menciptakan masalah sebesar ini. Dia sudah mempermainkan urusan keturunan keluarga Gu. Itu setara dengan mengarahkan pistol ke keluarga sendiri! Dia bodoh atau bagaimana sih?
“Aku sudah bicara dengan Paman Tertua. Dia bilang, ia bisa memberikan kamu pekerjaan di perusahaannya. Walau jabatan barumu nanti tidak sementereng jabatan lamamu di Gu’s Corp, setidaknya kamu tidak perlu bekerja pada orang lain.” Suara si ibu melembut. Kalau bukan dia yang khawatir, siapa lagi yang akan mengkhawatirkan putranya sendiri? Ia bertutur lagi: “Kalau kamu tidak tertarik dengan tawaran ini, aku masih punya uang buat kamu pakai. Kamu bisa buka perusahaan dan menjalankan bisnis yang kamu minati.”
Leon Gu biasanya tidak banyak berkomunikasi dengan ibunya. Walau tidak begitu nyaman dengan kondisi yang serba disiapkan olehnya begini, ia bisa merasakan kasih sayang ibunya yang mendalam. Pria itu seketika merasa terharu.
Hanya saja, ia sekarang merasa agak kelelahan. Soal masa depan, selain yang berkaitan dengan Ellie, ia belum membuat rencana apa-apa. Dengan situasinya yang kacau, Leon Gu merasa tidak mampu mengambil keputusan penting dalam waktu dekat.
“Setelah kemarahan kakek berlalu, aku akan memohon ampun padanya.”
“Ibu, kamu tidak perlu mengkhawatirkan kakek. Aku akan menyelesaikan masalah yang aku sebabkan sendiri.” Leon Gu sedikit mengernyit. Ia tahu jalan membuat Henry Gu memaafkannya akan sangat sulit.
Ibu Gu sudah menebak sifat keras kepala putranya.
“Diam, diam. Kamu boleh merasa bertanggung jawab begini, namun Ellie tidak boleh ikut menanggung kesulitan kamu!”
Membahas soal Ellie, si anak punya sesuatu yang ingin dimintai ke ibunya: “Ibu, nanti bawalah Ellie ke rumah kediaman keluarga Gu, lalu biarkan Valerie Pei menjemputnya. Jangan ceritakan insiden terusirnya aku ini pada dia ya.”
Berpikir putranya hanya takut kehilangan muka di depan mantan istri, Ibu Gu mengiyakan.
“Cepat cuci muka dan mandi sana, Ellie harusnya sebentar lagi bangun.” Si ibu mendorong anaknya ke kamar tidur, sementara dirinya kemudian pergi ke dapur untuk memanaskan sarapan yang dibawa.
Ketika membuka kulkas, Ibu Gu menemukan isinya kosong-melompong. Bagi Leon Gu, dapur sepertinya hanya merupakan dekorasi rumah semata. Bagaimana dia bisa hidup sendiri di masa depan coba?
Sehabis Leon Gu sikat gigi, mandi, dan berganti pakaian, Ellie sudah bangun. Tanpa meminta bantuan ibunya, si pria membawa si anak ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Pria itu sekalian ingin menceritakan pengusirannya pada Ellie dan memintanya tidak cerita pada Valerie Pei.
Ellie mengambil sikat gigi. Karena tidak ada sikat gigi anak-anak, ia membutuhkan sedikit tenaga lebih untuk menggerakkan sikat giginya di sini. Karena agak kesulitan, sebagian odol di sikat gigi si anak jatuh ke wastafel. Leon Gu hanya menatapnya dengan tangan yang diletakkan di ujung wastafel itu.
“Ayah…… Kamu kenapa…… Kamu kenapa menatapku seperti ini?” Ellie bertanya sambil menggosok gigi. Alhasil, pengucapannya jadi kurang jelas.
“Ayah lagi pusing dengan suatu hal, terus butuh bantuan Ellie.”
Pfftt! Si anak memuntahkan busa di mulutnya, kemudian menerima gelas sodoran si ayah.
“Apa itu? Bukannya ayah seorang superman? Kok masih butuh bantuanku?”
“Superman juga butuh bantuan gadis cantik!”
“Baik, aku akan mempertimbangkannya!” Ellie dengan bangga memuntahkan busa yang masih tersisa di mulut. Setelahnya, ia menatap si pria dan menunggu perkataan berikutnya.
“Jangan kasih tahu Mommy bahwa ayah tinggal di sini. Anggap ayah tinggal di tempat kakek sana, oke?”
Mata Ellie berputar dengan cepat. Mommy sebenarnya tidak banyak bertanya tentang ayah, jadi ia merasa sanggup-sanggup saja memenuhi permintaannya. Walau tidak tahu apa alasan ayah menginginkannya begini, ia tidak bertanya lebih lanjut. Ayah pasti punya pemikiran pribadinya sendiri.
“Oke!” Ellie mengangguk dan menerima kecupan kencang dari Leon Gu.
Sehabis sarapan, Ibu Gu membawa Ellie ke rumah kediaman keluarga Gu dan menunggu Valerie Pei untuk menjemputnya. Ketika meninggalkan rumah Leon Gu, si anak menatap pintu rumah Mommy-nya dengan terhenyak. Mommy ada di situ, mengapa dia malah dibawa ke tempat lain dulu?
Ketika Valerie Pei akhirnya tiba, Ellie tidak bicara apa-apa. Si ibu menyerahkan si anak ke mantan menantunya di depan pintu rumah. Ia jelas tidak tahu bahwa Valerie Pei ribet-ribet datang kemari cuma untuk menjemput Ellie, lalu kembali ke kompleks yang barusan ia tinggali.
Mengira Ibu Gu tidak banyak bicara karena hubungannya dengan Handy Ji, Valerie Pei juga hemat kata. Ia langsung mengajak si anak pergi.
Setibanya di rumah, si anak mengamati pintu rumah Leon Gu. Tanpa berpikir macam-macam, si ibu menganggapnya hanya rindu tempat itu.
Ketika Senin-nya pergi mengantor, Valerie Pei tidak menemukan Emily Gu, yang biasanya tiba lebih awal darinya. Saat ditelepon, sekretarisnya itu juga tidak mengangkat. Ah ke mana sih dia, rapat rutin tiap hari Senin pukul sepuluh pagi akan segera dimulai tahu!
Ketika si wanita bersiap pergi sendirian ke ruang rapat, yang dinantikan akhirnya tiba. Anehnya, Emily Gu tidak memakai pakaian kantor yang biasanya dikenakan. Dari ekspresinya, Valerie Pei juga khawatir ada sesuatu yang telah terjadi. Sebelum ia sempat bertanya, si sekretaris sudah menaruh surat pengunduran diri di meja kerjanya.
“Kamu ingin mengundurkan diri?” Emily Gu awalnya menjamin bakal bekerja dengan penuh komitmen, makanya Valerie Pei menerimanya. Sekarang, belum lama bekerja, dia sudah mau mundur saja……
Si sekretaris menahan amarah hatinya pada si bos. Demi memenuhi harapan dia untuk berpasangan dengan Handy Ji, kakaknya sudah disuir dari rumah oleh kakek. Bukan hanya itu, kakek juga berpesan pada semua anggota keluarga untuk tidak menolongnya. Baginya, ini sepertinya tinggal menunggu pengumuman kakek bahwa Leon Gu dikeluarkan dari keluarga!
Emily Gu merasa tidak mampu tetap kerja seperti tidak terjadi apa pun.
“Iya.” Wanita itu menjawab singkat.
“Alasannya?” Valerie Pei merasa tingkah Emily Gu hari ini seperti orang yang habis makan bubuk mesiu. Hubungan mereka, baik secara personal mau pun profesional, sangatlah baik. Kok dia bisa-bisanya mengundurkan diri tanpa bicara apa pun sebelumnya sih?
“Semua kepalsuan di perusahaan ini. Aku tidak bisa bernapas dengan nyaman di sini.”
“Hah?” Valerie Pei tidak tahu bahwa Emily Gu sudah tahu tentang hubungannya dengan Handy Ji. Lebih-lebih, ia juag tidak tahu bahwa Leon Gu telah diusir dari rumah karena perkara tersebut.
“Emily Gu, harap perhatikan kata-katamu. Sebelum aku menyetjui surat pengunduran diri ini, aku masih atasanmu.”
“Kalau begitu, aku akan menegaskan posisiku. Aku seribu persen tidak mau bekerja denganmu lagi!” Sikap agresif si sekretaris ini membuat si bos tercengang. Mungkinkah keluarga Gu bergejolak hebat karena hasil tes DNA Handy Ji yang palsu, lalu suasana hati sekretarisnya ini rusak?
“Jika ada yang mau dibicarakan, tunggulah sampai dirimu tenang dulu. Aku masih harus rapat.” Valerie Pei bersiap membawa berkas-berkasnya keluar ruang kerja.
Karena Valerie Pei tidak juga datang ke ruang rapat, Handy Ji mendatangi ruangannya untuk mengecek penybebanya. Ia dengan sangat kebetulan melihat Emily Gu dan Valerie Pei tengah bertengkar.
Masalah sebenarnya tidak akan membesar kalau Handy Ji tidak datang, Sekarang, kedatangannya itu malah semakin memantik kemarahan Emily Gu. Hebat, mereka sekarang bisa berpasangan secara terbuka. Pencapaian ini diperoleh dengan cara menginjak pundak kakaknya!
“Valerie Pei, kalau ingin pamer kemesraan dengan Leon Gu, silahkan cari tempat yang tidak terlihat oleh kakakku. Aku benci kalian berdua!” Emily Gu memelototi Handy Ji yang berjalan masuk, lalu bertutur kasar pada bosnya sendiri. Setelahnya, wanita itu melangkahkan sepatu hak tingginya keluar ruangan.
Kalau saja Leon Gu tidak berpesan, Valerie Pei poasti sudah menjelaskan maksud Leon Gu pada Emily Gu. Di sini, ia merujuk ke alasan pria memilih terluka sendirian serta membiarkan dirinya dan Handy Ji hidup bahagia bersama.
Valerie Pei melihat kebencian dalam bayangan tubuh Emily Gu. Ya, kebencian yang teramat kuat.
Sewaktu Valerie Pei masuk keluarga Gu dulu, Emily Gu yang masih kecil tidak pernah menunjukkan sikap bermusuhan. Bahkan, dia bersikap cukup baik padanya. Tetapi, sekarang, Valerie Pei melihat raut jijik di wajah Emily Gu. Kalau bukan ditujukkan padanya, ke siapa lagi kejijikan itu diperlihatkan?
Terus, Emily Gu barusan menyinggung hubungannya dengan Handy Ji. Dia tahu dari mana soal ini? Kalau dia sudah tahu, apakah Leon Gu juga sudah?
Mengapa semuanya makin lama makin rumit?
Handy Ji menutup pintu ruang kerja dan melihat Valerie Pei duduk dengan wajah kosong. Fiuh, untunglah Emily Gu barusan tidak mengungkapkan sesuatu yang sifatnya internal.
“Emily Gu tahu?” Si wanita menatap si pria dan bergumam: “Kalau begitu, Leon Gu pasti juga sudah tahu……”
“Memang kamu ingin hubungan kita terus-menerus disembunyikan?” Handy Ji menatap Valerie Pei dengan raut mata interogatif.
Valerie Pei sadar telah membuat si pria gusar.
“Aku……” Bukan itu maksudku.
Tetapi, apa sebenarnya maksudnya, si wanita sendiri tidak tahu.
“Rapat akan mulai dalam beberapa menit. Ayo pergi ke ruang rapat, aku duluan ya.” Handy Ji pada akhirnya tidak memberi kesempatan bagi Valerie Pei untuk bicara lebih banyak. Ia takut mendapatkan jawaban yang tidak diinginkan. Ia pikir, akah jauh menenangkan bagi dirinya kalau jawaban itu tertunda selama mungkin……
Si wanita mengusap dahi. Urusan, mengapa semua urusannya tidak lancar? Apakah seluruh dunia tidak berkenan melihatnya menjalin cinta dengan tenang?
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlCinta Tapi Diam-Diam
RossieMata Superman
BrickGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraAku bukan menantu sampah
Stiw boyCinta Yang Tak Biasa
WennieDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)