Diamond Lover - Bab 316 Berbagai Usaha

Keesokan pagi, ketika masih terlelap, Valerie Pei dibangunkan oleh suara ketukan pintu. Berhunbung tinggal sekamar dengannya, Ellie pun ikutan terbangun. Sebelum si wanita bereaksi, Stevanny Shi sudah membuka pintu duluan dan masuk.

“Little Valerie, cepat bangun. Tuan Gu ada di ruang tamu, suasananya sangat canggung. Kamu harus buru-buru turun.” Stevanny Shi mengingat-ingat suasana di ruang tamu barusan. Ibu Pei dan Jacob Pei bersikap seperti tengah berhadapan dengan musuh, sementara Leon Gu memohon-mohon dengan senyum.

Ini adalah pertama kalinya ia melihat Ibu Pei begitu marah. Selain itu, ketika ia semalam kembali ke kamar sesudah mengobrol dengan Valerie Pei, Jacob Pei juga dengan blak-blakan menyuruhnya untuk tidak ikut campur dalam urusan Valerie Pei dan Leon Gu. Ketika berucap begini, ekspresi si pria sangat serius.

Valerie Pei, yang belum segar sepenuhnya, ditarik ke kamar mandi oleh Stevanny Shi. Ellie juga sekalian ia gandeng.

“Ayah kemari pagi-pagi begini?” Si anak bertanya pada Stevanny Shi dengan satu tangan memegangi sikat gigi.

Valerie Pei juga kebingungan. Sekarang baru jam setengah delapan, sementara Leon Gu sudah tiba di sini. Kelihatannya, ia tengah mempersiapkan diri untuk pertarungan yang berlarut-larut. Leon Gu datang sendiri atau dengan Henry Gu dan lainnya ya? Mungkinkah mereka sekeluarga tidak akan mau angkat kaki sebelum dapat persetujuan dari ibu?

Demi bisa bersama, pria ini benar-benar bekerja keras!

Sekelarnya Valerie Pei siap-siap, Stevanny Shi langsung membawanya turun ke lantai bawah. Jacob Pei kelihatan sangat tidak puas dengan tindakan si wanita yang memanggil adiknya ini. Stevanny Shi sendiri pura-pura tidak menyadari tatapan risihnya.

“Ayah!” Ellie langsung berlari ke Leon Gu dan menenggelamkan diri dalam pelukannya. Ia terlihat sangat gembira. Terhadap adegan ini, Ibu Pei dan Jacob Pei pura-pura tidak lihat.

Keduanya dalam hati berpikir, oh jadi sekarang dia pakai anak sebagai bujukan ya! Tidak pernah bisa melupakan semua perlakuan buruk Leon Gu pada Valerie Pei, mereka tidak ingin terenyuh oleh adegan ini. Mereka bersikeras mempertahankan rasonalitas dalam berpikir!

Valerie Pei memberi kode mata pada Leon Gu. Mengapa dia datang sepagi ini sih?

Si pria hanya mengangguk-angguk. Dia sepertinya pura-pura tidak paham dengan kode yang diberikan.

“Sudah bertemu Ellie, kamu sudah bisa pergi sekarang?” Ibu Pei memotong kontak mata antara putrinya dan mantan menantunya. Jujur, ia sendiri juga tidak paham dengan jalan pikiran Valerie Pei. Bagaimana bisa dia menyukai orang seperti Leon Gu? Terus, sudah disakiti di masa lalu, bagaimana bisa dia sekarang masih ingin berpasangan dengannya?

“Nenek, Ellie masih ingin berdua dengan ayah. Jangan usir ayah ya……” Ellie memeluk leher Leon Gu. Ia tidak mau ayahnya pergi secepat itu.

Dengan permintaan anak ini, sebagai orang dewasa, para anggota keluarga Gu tidak enak hati untuk kembali mengusirnya. Mereka tidak ingin Ellie memiliki memori buruk soal tindakan ini.

Ibu Pei menghela nafas sembari menatap Valerie Pei. Tanpa bilang apa-apa, wanita itu naik ke atas. Sikapnya sudah sangat jelas: jika Valerie Pei ingin masuk keluarga Gu lagi, maka ia tidak akan menganggapnya anak lagi.

Jacob Pei berjalan melewati Valerie Pei, lalu membawa Stevanny Shi pergi sarapan ke ruang makan. Ia sendiri juga geram melihat tingkah adiknya. Dengan sikapnya yang tidak mau belajar dari masa lalu ini, ia tidak bisa menasehati dan mengarahkannya untuk membuat keputusan yang tepat.

Melihat orang-orang keluarganya satu per satu meninggalkan ruang tamu, hati Valerie Pei terasa tidak nyaman. Mereka semua tidak mau menerima Leon Gu, juga tidak menyisakan sedikit pun ruang kompromi. Sungguhkah dirinya dan Leon Gu tidak bisa bersama lagi?

Melihat kekhawatiran di raut si wanita, si pria menghampirinya sembari menggendong Ellie: “Jangan gelisah. Temuilah Gianna Wei dan teman-temanmu, urusan keluargamu ini aku pasti akan ketemu jalan keluarnya.”

Valerie Pei baru ingin memintanya untuk menunda dulu semua usaha ini. Ia pikir, mereka perlu menunggu keluarga masing-masing, terutama keluarganya sendiri, untuk tenang terlebih dahulu, baru kemudian melakukan pendekatan lagi.

“Percayalah padaku.”

Dua kosakata sederhana ini segera menghapuskan semua kekhawatiran di hati Valerie Pei. Leon Gu bilang pasti ada jalan keluar, itu artinya benar-benar akan ada.

“Baik. Kalau begitu, aku dan Ellie berangkat dulu.”

Baru tiba di ruang kerja, Jacob Pei langsung dikabari sekretaris bahwa ada seseorang yang ingin menemuinya. Si pria tidak punya jadwal pertemuan di pagi ini, berarti orang ini datang tanpa janji. Ketika bertanya lebih lanjut, ia baru tahu bahwa orang itu adalah Henry Gu. Jacob Pei langsung menolak. Bila bertemu Henry Gu pada saat-saat begini, bukankah dirinya hanya akan dibujuk-bujuk untuk menerima lagi Leon Gu sebagai pasangan Valerie Pei? Namun, dua jam berlalu, sekreatis bilang pria tua itu masih menunggu di lantai dasar gedung.

Mempertimbangkan sosok Henry Gu yang senior, Jacob Pei sebagai junior tidak tega untuk membiarkannya menunggu lebih lama lagi. Alhasil, ia pun meminta sekretaris untuk membawanya naik.

Henry Gu datang sendirian. Berpikir bahwa dirinya datang kemari semata untuk Leon Gu, tanpa berbasa-basi, pria tua itu langsung menyinggung isu utama.

“Kakek Gu, sikap keluarga Pei kemarin sudah diungkapkan dengan jelas. Kami tidak bersedia untuk kembali mengizinkan Little Valerie masuk keluarga Gu. Kami tidak siap menanggung risikonya.” Meski di rumah sering bersikap cuek pada Valerie Pei, Jacob Pei sebenarnya sangat khawatir dengannya. Ia tidak mau si adik jatuh ke lubang yang sama.

Henry Gu bisa memahami kekhawatiran Pei Ji dan keluarganya. Faktanya, ketika Leon Gu memintanya untuk ikut membantu pendekatan, ia sedikit ragu-ragu. Pria tua itu tidak tahu apakah cucunya akan memperlakukan Valerie Pei dengan baik untuk selamanya. Kalau hal-hal yang ada di masa lalu terulang, ia akan merasa kasihan pada Valerie Pei. Henry Gu tidak mau anak dari cucunya kembali terluka.

Namun, ia disi lain juga sangat mengenal cucunya. Jika dia belum yakin terhadap suatu hal, dia pasti tidak akan mengambil keputusan dan meminta orang-orang untuk memperjuangkan perwujudannya. Leon Gu bilang dia ingin Valerie Pei bisa kembali ke keluarga Gu dengan terbuka dan disetujui kedua belah pihak. Kalau begiti, mereka tidak punya pilihan lain selain berusaha mendapatkan kata iya dari keluarga Pei.

Mempertimbangkan bahwa Leon Gu rela melakukan segini banyak hal hanya demi Valerie Pei, ia pun setuju untuk membantu.

“Anak muda, aku bisa memahami kekhawtiranmu.” Suara Henry Gu yang agak tua terdengar: “Hari ini, aku memang datang atas nama cucuku yang memalukan. Ia di masa lalu telah mengecewakan Valerie Pei. Di sini, aku meminta maaf atas nama dia.”

“Aku sebagai junior tidak berani menerima maafmu. Ini urusan mereka berdua, kok berani-beraninya Leon Gu meminta seseorang yang sangat senior untuk mewakilkannya minta maaf?” Jacob Pei merasa tidak berhak mengiyakan ucapan ini.

“Valerie Pei bagaimana pun sudah dibuat menderita olehnya. Sesuatu yang harus dimintakan maaf maka harus dimintakan, tidak peduli siapa yang mengucapkan maafnya.” Henry Gu mengangguk. Seumur-umur, sebagai orang dari keluarga elit dan berkuasa, pria itu hanya pernah meminta maaf pada satu dua orang. Sekarang, gara-gara masalah cucunya, ia harus memohon maaf pada seseorang yang jauh lebih junior!

“Leon Gu sangat menyesali sikapnya dulu. Bisakah kamu memberinya satu kesempatan lagi untuk mengompensasikan semua itu?”

Yang ditanya ragu-ragu. Ia tahu karakter Valerie Pei. Dia tidak mungkin meninggalkan keluarganya hanya demi Leon Gu. Namun, di sisi lain, kalau keinginannya buat balikan dengan si mantan suami tidak terpenuhi, ia bisa tidak bahagia sepanjang hidup.

Tetapi, Leon Gu sungguh tidak mau menyerahkan Valerie Pei kepada Leon Gu dengan semudah ini. Adiknya tidak boleh disakiti siapa pun! Berhubung mantan suaminya itu sudah berulang kali menyakiti hati dia, ia harus memberinya pelajaran.

“Kakek Gu, aku tidak bisa memutuskan ini sendirian. Kalau pun aku setuju, ibuku mungkin tidak setuju. Selain itu, sebelum wafat, ayah juga mengingatkan kami untuk tidak membiarkan Little Valerie masuk keluarga Gu lagi.” Jacob Pei sengaja menyinggung almarhum ayahnya. Dengan begini, sekeras apa pun usahanya untuk “mengemis” kata iya, usaha Henry Gu akan tetap terhalang sesuatu yang tidak bisa diubah, yakni pesan orang yang sudah tidak ada.

“Membiarkan seseorang yang sudah wafat untuk menahan kebahagiaan Valerie Pei bukanlah sesuau yang baik. Di surga sana, ayahmu pasti juga tidak ingin melihat situasi ini.” Henry Gu memberi balasan yang cerdik.

“Apa ada jaminan Little Valerie akan bahagia dengan Leon Gu? Bagaimana hari-hari dia ketika mereka masih menikah, aku rasa kamu lebih paham jawabannya daripada aku.”

“Kalau kamu tidak memberi Leon Gu kesempatan, bagaimana bisa kita tahu dia akan memberinya kebahagiaan atau tidak?”

“Aku tidak akan menyetujui sesuatu yang tidak pasti, sebab itu sama saja dengan mempertaruhkan kebahagiaan Little Valerie di sisa hidupnya. Nilai taruhan ini terlalu besar.”

“Kalau kamu memenangkan taruhannya, bukankah pihak kita berdua akan sama-sama senang?

“Kalau kalau, tidak akan ada jalan keluar.”

“Tidak akan kalah.”

Pertukaran kata antara Henry Gu dan Jacob Pei berlanjut. Akhir-akhirnya, pria yang kedua berada di posisi inferiror. Ia berhasil dibujuk oleh Henry Gu, namun itu tidak tidak berarti ia setuju untuk menikahkan adiknya dengan Leon Gu.

Jacob Pei hanya teryakini bahwa bahwa Leon Gu akan membawa kebahagiaan bagi Valerie Pei di masa depan. Alasannya, mereka saling mencintai. Tetapi, kalau suatu hari nanti cinta Leon Gu lenyap dan pria itu mencari pasangan lain, maka Valerie Pei akan menderita.

Yang jelas, walau masih memendam kekhawatiran, sikap Jacob Pei tidak sekokoh sebelumnya. Di bawah bujukan Henry Gu, ia tidak terlalu bisa menunjukkan sikap menentang. Pria itu berencana untuk terus mengamati perkembangan ke depan. Jika ada konflik, tidak peduli sekecil apa konflik itu, ia akan memutus hubungan Valerie Pei dan Leon Gu. Setelahnya, ia akan mengirim si wanita kembali ke luar negeri atau minimal menguncinya di rumah tanpa mengizinkannya keluar.

Sementara itu, di rumah keluarga Pei, Ibu Gu kembali datang berkunjung. Ibu Pei, yang sebenarnya malas menemui anggota keluarga Gu, akhirnya memilih tetap menemuinya dengan alasan mereka sama-sama seorang ibu. Kebetulan, ia bisa sekalian memanfaatkan pertemuan ini untuk melenyapkan niat keluarga Gu mengembalikan Valerie Pei menjadi anggotanya lagi.

Ibu Gu hari ini datang dengan membawa beberapa produk perawatan kulit dan produk perawatan kesehatan.

“Nyonya Pei, kemarin sudah sangat menganggu, aku hari ini ingin meminta maaf secara khusus.” Setelah barang-barang diturunkan dari mobil, si tamu menyuruh sopir untuk pergi. Ibu Gu dan Ibu Pei pun berjalan berbarengan ke ruang tamu.

“Tidak ada yang perlu dimintai maaf. Selama putramu menjauh dari putriku, aku sudah sangat berterima kasih pada langit dan bumi.” Si tuan rumah membalas dengan blak-blakan. Mereka dulu tidak pernah pernah berbincang baik-baik. Sekarang akhirnya mereka punya kesempatan untuk itu, tetapi yang dibicarakan malah sesuatu yang tidak ia senangi……

“Berhubung kamu lagi datang kemari, aku akan langsung katakan padamu bahwa aku tidak akan menyetujui putriku kembali ke keluargamu. Kalau dia bersikeras melakukannya, aku tidak akan menganggapnya sebagai anak lagi.”

Wajah Ibu Gu terus tersenyum. Ia bisa memahami niatan Ibu Pei untuk melindungi putrinya. Sebagai seorang wanita dan seorang ibu, dirinya juga tidak tega melihat penderitaan Valerie Pei dulu. Tetapi, pembuat penderitaan itu, yang merupakan putranya sendiri, sekarang ingin menebus keburukannya. Ia pikir, tidak salahlah Leon Gu mendapatkan kesempatan kedua.

“Nyonya Pei, kita sama-sama wanita. Kamu seharusnya juga paham bahwa Valerie Pei masih mencintai Leon Gu, jadi tolong kamu penuhi harapannya untuk balikan dengan dia ya? Selama bertahun-tahun, aku telah memperlakukan Valerie Pei sebagai putriku sendiri. Jadi, aku juga tidak ingin melihatnya disakiti.”

Seberkas keraguan muncul dalam hati Ibu Pei. Ia lebih paham putrinya sendiri daripada orang lain. Valerie Pei adalah wanita yang keras kepala. Sekalinya dia mencintai seseorang, mau diapakan pun, dia tidak akan bisa mengubah preferensi hatinya. Valerie Pei sekarang baru berusia 30 tahun. Jika ia menghalangi cinta mereka, dia bisa jadi akan tetap menjaga cintanya pada Leon Gu di sisa hidup. Membesarkan anak dengan seorang diri pun ia yakin sesuatu yang sangat sulit…… Tetapi, hatinya terlalu tidak percaya pada Leon Gu. Ia tidak bisa memaksa dirinya sendiri untuk menyerahkan putrinya ke pria macam itu.

“Leon Gu dulu melakukan banyak kesalahan dan memperlakukan Valerie Pei dengan buruk. Dia sedari dini sudah memahami kekeliruannya ini. Kamu tenang saja, kali ini aku akan mengawasinya lekat-lekat. Dia akan memperlakukan Valerie Pei dan Ellie dengan penuh cinta.” Ibu Gu membujuk Ibu Pei dengan perlahan. Sayangnya, ia tidak melihat perubahan raut apa pun di wajah Ibu Pei.

Mereka sama-sama ingin putra dan putrinya bahagia. Tetapi, ada terlalu hal tidak pasti yang membuatnya sulit mengambil keputusan.

“Leon Gu sangat beruntung terlahir di keluarga macam keluarga kalian.” Ibu Pei membuang nafas lega. Pria itu punya ibu yang selalu memikirkannya, juga seorang kakek yang terus berpihak padanya. Dengan karakternya ini, jika lahirnya di keluarga biasa, dia akan dianggap beban oleh setiap anggota keluarga.

Melihat lawan bicaranya membuang nafas lega, Ibu Gu semakin optimistis. Sekalinya ada satu terobosan, urusan-urusan berikutnya akan jadi jauh lebih sederhana. Ia juga yakin, dengan pelajaran dari masa lalunya, Leon Gu akan semakin menghargai kehidupan bersama Valerie Pei dan Ellie.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu