Diamond Lover - Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang

Valerie dan Jacob menyelesaikan pembicaraan ini di ruang kerja, bisa dibilang Valerie yang menyelesaikan ini semua, Jacob juga tidak berdaya. Dia pergi keluar menuju kamar ibu Pei untuk melihat kondisinya sekarang, sedang Valerie ingin ke taman untuk menjemput Ellie. Tanpa disadari anak ini sudah pulang, keadaan tadi pasti belum pernah dilihat olehnya.

Namun saat keluar dari villa di pintu gerbang depan dia melihat Leon sedang menunggu, berdiri di posisi yang tidak kelihatan oleh Ellie. Saat dia keluar, keduanya saling memandang.

Hanya beberapa detik namun waktu seolah-olah membeku, keduanya memiliki begitu banyak kata-kata yang ingin diucapkan, namun malah tidak mengatakan apapun.

Valerie menunjuk-nunjuk Ellie, sepertinya ingin mengatakan dia bicara dulu dengan Ellie. Leon mengangguk dan berdiri dengan jarak sejauh puluhan meter. Dia melihat senyum di wajah Leon dan dia juga membalas senyumnya. Meskipun sekarang ibunya tidak setuju mereka bersama, mungkin lewat beberapa waktu akan punya pikiran yang sama dengannya……

Dia berjalan ke arah Ellie, dia sedang bermain ayunan dan sepertinya tidak tahu masalah orang dewasa. Dia langsung meluncur turun dari ayunan begitu melihat Valerie datang dan melompat ke sisi Valerie.

“Mommy, papa bilang kamu akan datang juga, dia tidak bohong padaku!” ujar Ellie menggandeng dan mengayun tangan Valerie.

Meskipun ketika naik pesawat bersama pagi tadi, dia tahu kalau naik pesawat berarti ke tempat yang jauh. Namun papa bilang mommy juga akan segera datang, jadinya dia percaya. Di atas pesawat dia juga bertemu dengan kakek buyut, kakek, nenek, dan pulang ke rumah mommy bertemu dengan paman mereka lainnya.

Valerie menggendong Ellie kembali ke ayunan, waktu kecil dia juga sangat suka bermain ayunan, kakak mendorong dari belakang. Tetapi tadi kakak ingin marah namun juga tidak tega, di matanya penuh dengan kekuatiran akan masa depan dirinya.

Waktu kecil dia sudah cukup membuat Jacob kuatir, kini dia sudah umur tiga puluh tetap saja masih membuat Jacob dan lainnya kuatir, dia harus menyalahkan dirinya sendiri.

“Ellie, menurutmu……bagaimana kalau papa dan mommy bersama?” tanya Valerie sedikit gugup sambil mengayun pelan ayunan.

“Bukankah mommy bersama dengan paman Handy?” tanya Ellie tanpa menoleh dan bersenang-senang di atas ayunan, lalu : “Oh ya, sudah lama tidak bertemu paman Handy, mengapa dia tidak datang menengok aku?”

Valerie terdiam, waktu itu saat Ellie melihat dia dan Handy bersama, apa seharusnya dia tidak perlu berterus terang. Hubungan perasaan orang dewasa selalu tidak pantas untuk melibatkan anak kecil.

“Dia pulang ke Jerman dan ada pertunjukan, sementara belum bisa kembali ke sini. Kalau Ellie kangen boleh cari waktu untuk meneleponnya.”

“Oh, baiklah!” Jawab Ellie sambil mengangguk, lalu berkata lagi : “Sebenarnya papa dan mommy, bukankah memang seharusnya bersama?”

Sambil membawa kata-kata Ellie, Valerie berjalan keluar menuju pintu gerbang. Leon sedang menunggu di luar, dia melihat Valerie keluar dengan ekspresi yang kurang baik.

Valerie membawa Leon ke pohon besar di luar pintu, Leon menggandeng tangannya.

“Apakah mama mertua mempersulitmu?” Satu tangannya menggandeng Valerie dan satu lagi mengusap wajahnya, dahinya mengernyit erat : “Kamu akan menyalahkan aku yang datang tanpa beritahu kamu dulu?”

“Apa dengan menyalahkan masih bisa anggap kamu tidak pernah datang?” Valerie mengangkat tangan Leon dan mengenggamnya, dengan cukup tidak berdaya berkata : “Tapi semuanya sudah datang, aku masih bisa bilang apa?”

“Aku cuma ingin segera memberimu satu status yang sah. Tapi karena terburu nafsu tidak disangka reaksi dari mama mertua dan kakak begitu hebat.”

“Ayy, mamaku masih mengatakan jika aku pergi denganmu maka aku bukan putrinya lagi.” Sepertinya kali ini ibunya memutuskan untuk bersikeras menghalanginya dan dia tidak berdaya. Dulu dia tidak mengerti banyak hal dan sekarang dia tidak ingin membuat ibunya mengkuatirkan masalah dirinya lagi.

“Kamu tetap tenang saja di rumah, aku akan mengurus masalah ini. Aku akan membuat mama mertua setuju agar kita bersama dan membuat kamu masuk dalam keluarga Gu dengan hormat.” Leon berkata dengan tegas.

Ibunya dan Leon sama-sama mempertahankan dia, namun tidak peduli pihak yang mana Valerie tidak tega untuk menyakiti mereka. Kalau saja masalah ini lebih sederhana, itu akan bagus.

“Kamu datang sudah cukup, mengapa masih membuat kakek mereka juga datang dengan perjalanan yang jauh dan capek.”

Berbicara mengenai orang keluarga Gu, membuat Leon masih berpikir akan Valerie tadi yang memanggil “paman dan bibi”. Sejak dia sadar, Valerie memanggil orang tuanya “papa mama”. Tadi mendengar panggilan paman bibi benar membuatnya sedikit tertusuk, biarpun dia dan Valerie bercerai saat itu dia juga masih tetap memanggil mama pada ibu Pei.

“Sudahlah, kamu pulang dulu saja, nanti kamu dimarahin lagi. Aku akan meneleponmu.” Kata Leon sambil mengucek kepala Valerie. Meskipun dalam hati dia ingin bersama terus dengan Valerie dan dia dengan tidak mudah berbaikan dan bersama kembali dengannya.

Namun perpisahan saat ini adalah demi kelak bisa bersama dengan jujur dan terbuka, jadi bersabarlah.

“Um, kamu juga pulang. Hal ini harus dipertimbangkan dalam jangka panjang dan tidak boleh buru-buru.”

“Baik. Selama kamu bersedia untuk bersamaku, hal yang paling sulitpun aku akan menyelesaikannya.”

“Kamu paling hebat!”

“Aku mau pergi, beri aku ciuman.” Kata Leon sambil menjulurkan wajahnya menunggu Valerie memberi dia satu ciuman menjelang berpisah.

Walaupun biasanya Valerie sedikit serampangan, tapi mencium di tempat umum benar-benar baru pertama kali. Biarpun jalan di depan rumahnya hening dan terpencil, tapi di pintu masuk ada penjaga. Bagaimana bisa dia menciumnya?

“Hei, apa tidak malu.” Valerie mendorong wajahnya kembali dan menolak ciuman yang Leon inginkan.

“Lagian tidak ada orang, ayo cium. Setelah itu aku pergi, kalau tidak aku tidak akan pergi.” Kata Leon tidak mau tahu dan tetap ingin Valerie menciumnya.

“Bagaimana ini……” bisik Valerie, kemudian tanpa diperkirakan oleh Leon, dia mencium pipinya.

Leon yang mendapat ciuman tersenyum puas dan melepasnya pergi. Hanya saja halangan antara dia dan Valerie masih ada, terutama pihak ibu Pei. Dia pikir jika anggota keluarga Gu ikut datang bisa membuat ibu Pei melihat ketulusan hatinya, kelihatannya masih jauh dari cukup.

Valerie dan Leon saling pamit, setelah melihat dia sudah pergi Valerie baru kembali ke rumahnya. Sudah sampai waktu jam makan malam ibu Pei tidak turun dan Stevanny yang mengantar makanan ke atas, ketika turun dia menggeleng tampak jelas keadaan tidak begitu baik.

“Mama cuma makan sedikit lalu memintaku keluar.” Ujar Stevanny sambil duduk di depan meja dan tampak tak berdaya. Mengenai masalah Valerie dan Leon dia juga baru tahu dari Jacob tadi, tidak begitu mengerti dengan jelas, namun dia bisa melihat Valerie masih mencintai Leon.

“Ayo kita juga makan.” Kata Jacob tanpa melihat Valerie, dia hanya mengambilkan sayur untuk Stevanny dan tidak menghiraukan Valerie sama sekali.

“Valerie, kali ini pulang akan tinggal lebih lama di rumah kan. Sejak Fransiska pergi, aku bosan sekali.” Kata Stevanny untuk menghidupkan suasana di meja makan. Dia tahu Jacob masih marah dengan Valerie, terlebih marah pada dirinya sendiri, kalau tidak diungkapkan antara dua kakak adik ini akan menjadi dingin.

“Baik……” sahut Valerie sambil melirik Jacob, dia tidak berekspresi dan tetap dengan makanannya. Stevanny memberi isyarat mata padanya, seakan berkata dia akan membantunya.

“Sebenarnya……menurutku, tuan Gu cukup baik.” Kata Stevanny sambil melihat raut wajah Jacob dan menyadari ekspresi wajahnya semakin kaku. Benar saja, masih belum boleh dibicarakan.

“Makan yang banyak.” Jacob menambahkan sepotong daging ke piringnya. Dia jelas tahu dirinya tidak makan daging berlemak, masih menyumpit sepotong daging yang ada lemaknya. Ini untuk menghukum dirinya yang selagi makan masih membicarakan Leon dan juga bilang dia cukup baik.

Valerie menahan senyum, karena ada Ellie hingga tidak dikatakan dengan jelas.

“Jacob, adik sudah pulang. Kamu senyum dong.” Kata Stevanny dan dia tidak menurut kata Jacob lalu memindahkan daging rebus itu ke piring Jacob, dia tidak mau makan.

Valerie melihat sikap Stevanny dan teringat akan dirinya sewaktu kecil yang juga tidak patuh dan sayur yang tidak dimakan olehnya dia kasih ke Jacob. Namun saat itu Jacob dengan serius akan menyumpit kembali sayur itu ke mangkok Valerie. Dan kali ini dia memakannya tanpa bersuara.

Kemudian dia menyumpit sepotong daging yang tidak berlemak untuk Stevanny. Sejak Stevanny keguguran dia mulai memberi perhatian untuk pemulihan kesehatan Stevanny.

“Sudah pulang tetap saja tidak mengurangi rasa kuatir, lebih baik tidak usah pulang.” Kata Jacob yang masih tetap tidak melihat Valerie bahkan sekilaspun. Dia duduk di depan Valerie, tapi tetap tidak ingin melihatnya.

“Paman, apa kamu tidak senang, apakah marah sama mommy?” tanya Ellie sambil mengerjapkan matanya yang besar. Sikap Jacob di meja makan terlihat jelas sedang marah pada Valerie.

Mendengar suara Ellie, Jacob baru angkat kepala dan melihat sekilas pada Valerie, hanya sekilas. Lalu beralih ke Ellie dan berkata : “Tidak, paman senang Ellie sudah pulang, mana mungkin marah?”

Dia tidak marah dengan Ellie, tapi marah pada Valerie baru tidak menghiraukan dia seperti sekarang ini.

“Ellie banyak makan sayur baru bisa cepat tinggi.” Kata Valerie sambil menyumpit sayur untuk Ellie, kalau Ellie bicara lagi takutnya Jacob tidak bisa menjawabnya.

Stevanny juga mengambil sayur untuk Ellie, dari matanya terlihat dia menyukai Ellie dan juga sedikit murung. Melihat Ellie selalu teringat akan anaknya sendiri yang tidak berjodoh dengan dunia ini.

Jacob juga melihat ekspresi Stevanny tanpa sadar dia sendiri juga merasa sedih dan meminta Stevanny agar cepat makan.

Selesai makan malam, Stevanny menemani Ellie bermain dalam waktu yang lama. Dia menyukai anak kecil, kemudian Ellie tertidur dan dia dengan tidak rela meninggalkan kamar. Valerie tidak mengantuk dan bersama Stevanny mereka menikmati bulan di taman.

“Kakak ipar, terima kasih.” Keduanya duduk di atas ayunan dan berayun pelan.

“Tidak apa-apa, kakakmu orangnya memang keras di mulut lembut di hati, namun dia sangat mengkuatirkan kamu di dalam hatinya. Dia hanya takut kamu akan disakiti lagi.”

“Aku tahu.” Jadi sekalipun sekarang ibunya dan Jacob tidak setuju dia kembali bersama Leon, dia juga tidak akan dendam dalam hati.

“Tenang saja, aku akan bicarakan dengan kakakmu. Sebenarnya bisa terlihat tuan Gu sangat mencintaimu. Kamu harus menjaga hubungan ini dengan baik.”

Valerie mengangguk. Karena ingin menjaga dengan baik, jadi setelah Leon membawa kepala keluarga datang untuk bertemu dengan keluarga Pei, dia akan menunggu tindak lanjutnya di rumah dengan tenang. Sekarang langkah yang paling baik adalah menunggu.

“Kakak ipar, aku ingin bertanya yang mungkin akan membuatmu sedih……”

“Melihat aku yang sangat menyukai Ellie?” tanya Stevanny dengan senyum tenang. Meskipun kemungkinan dirinya untuk bisa melahirkan sangat kecil, namun tetap tidak bisa menyembunyikan perasaan hatinya yang menginginkan seorang anak, apalagi anak dengan Jacob. Dia menyalahkan diri sendiri kalau saja lebih berhati-hati maka tidak akan muncul kondisi seperti sekarang, namun Jacob sama sekali tidak menyalahkan dia, malah merawat dan memberi perhatian dengan cermat.

“Kemungkinan bisa hamil itu sangat kecil sekali, mungkin kelak tidak akan bisa melahirkan.”

“Kakak ipar……” Valerie menaruh tangannya ke atas lutut Stevanny dan tatapan yang menghibur.

“Tidak apa-apa, tidak masalah. Kakakmu juga bilang adopsi juga boleh.” Untungnya Jacob tidak karena masalah ini menjadi marah padanya, sebaliknya memperlakukan dia lebih baik dari sebelumnya.

Valerie juga tahu, kakak juga tidak akan karena masalah anak menjadi berlaku tidak baik pada Steva. Berharap mereka berdua bisa bersama untuk selamanya.

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu