Diamond Lover - Bab 265 Selalu Benar

Kenyataan membuktikan Handy Ji benar-benar orang lihai yang tidak hobi pamer. Valerie Pei dulunya hanya mengira prestasinya di dunia sulap pas-pasan, namun tidak menyangka dia punya ijazah yang sangat mentereng. Hanya dalam beberapa hari setelah masuk kantor, ia berhasil menguasai urusan-urusan yang dikerjakan. Dengan wawasannya soal pasar saham yang luar biasa, si wanita bahkan sedang mempertimbangkan promosi jabatan buatnya.

Berhubung tidak tahu banyak tentang modal ventura, Valerie Pei merasa sangat kesulitan di bidang ini. Walau demikian, ia bisa mempelajarinya dengan cepat dan lancar dalam beberapa hari. Sayang, di tengah kemajuan ini, ia masih mengkhawatirkan sesuatu. Setelah mengadakan pertemuan, pengacara Leon Gu dan pengacaranya tidak mencapai kesepakatan apa pun.

Dengan situasi begini, pendaftaran perkara ke pengadilan tidak akan terhindarkan.

Dalam beberapa hari terakhir, ada gosip yang menyebut pewaris takhta kepemimpinan Gu’s Corp dan keluarga Gu telah menyewa pengacara kelas atas dengan uang berkoper-koper. Selain itu, ada pula wartawan yang memotret kemunculan Valerie Pei di Kota S. Kabar-kabar ini muncul dalam majalah dan koran yang tidak begitu mentereng di Kota S, lalu keesokan harinya semua menghilang.

Semua kabar menghilang seperti tidak pernah ada sebelumnya. Berselang beberapa waktu, penerbit-penerbit majalah dan koran ini diberitakan diakuisi, juga ada yang menyatakan bangkrut. Berhubung semuanya tidak mentereng, tingkat perhatian khalayak umum soal isu ini sangat rendah. Walau begitu, Valerie Pei tetap memasang mata tajam-tajam.

Walau gagal memancing kehebohan, ia merasa berita-berita ini adalah bom waktu. Si wanita tidak ingin mengambil risiko untuk membiarkan Ellie tumbuh dalam lingkungan seperti ini.

Mencari Leon Gu untuk menyelesaikan masalah ini tidak ada gunanya. Selain itu, orang-orang yang dikenalnya di Kota S sedikit atau banyak punya relasi dengan si pria. Alhasil, orang yang bisa membantunya untuk secara terbuka berhadap-hadapan dengan keluarga Gu sangat sedikit.

Setelah merenung cukup lama, Valerie Pei memutuskan untuk mengambil risiko.

Di sebuah klub kelas atas, Valerie Pei telah menunggu cukup lama sejak ketibaannya. Barusan, ia habis memesankan sepoci teh Bilochun. Si wanita ingat, Gianna Wei pernah bilang Finn He suka minum teh jenis ini.

Waktu yang disepakati telah berlalu, namun yang ditunggui tidak juga menunjukkan batang hidung. Valerie Pei berpikir, kalau Finn He belum datang juga dalam lima menit berikutnya, ia akan meminum teh secukupnya dan bergegas pergi.

Sejatinya, ia sendiri dari awal juga tidak yakin si pria akan datang. Alasannya, Finn He tumbuh besar bersama Leon Gu, jadi seharusnya dia tidak akan mungkin menusuknya dari belakang. Walau begitu, ia kemudian memutuskan untuk bertaruh dulu. Bukankah ia tidak bakal tahu apakah Finn He akan membantunya atau tidak bila ia tidak mencoba?

Lima menit berselang, Finn He masih belum muncul. Ah, mungkin dirinya memang kalah bertaruh. Dulu, Christian Huo di luar juga terlihat bersitegang dengan Leon Gu, padahal di belakang dia terus membantunya, bahkan bisa jadi teman baiknya. Ia pikir, mungkin Finn He juga akan mengambil sikap yang sama dengan Christian Huo……

Valerie Pei menggeleng. Ia harus memikirkan jalan keluar lain!

Hanya saja, ketika baru menenteng tas, wanita itu mendengar suara pintu ruang privat dibuka. Valerie Pei dengan kaget menoleh ke arahnya. Ketika ia sudah yakin yang ditunggui sudah pasti tidak datang, nyata-nyatanya ada juga yang muncul!

Namun, yang membuat Valerie Pei kecewa adalah yang muncul bukan Finn He, melainkan Leon Gu.

Si wanita berpikir, kalau Finn He sekarang ada di sini, ia seketika akan mencekiknya. Okelah kalau dia tidak datang, eh ini dia malah sekalian menyuruh Leon Gu datang!

Si pria mengamati poci teh. Dari jarak beberapa meter, ia bisa langsung mencium aroma Biluochun. Jelas sekali, Valerie Pei ingin mengetuk hati Finn He dengan menyajikan sesuatu yang disukainya.

“Tidak perlu menunggu, Finn He tidak akan datang.” Leon Gu menutup pintu dengan santai seolah ingin berbincang baik-baik dengan Valerie Pei. Namun, yang mau diajak bicara malah tidak merasa perangainya baik. Di matanya, pria itu terlihat seperti seorang penagih utang yang mau mengancam dirinya. Posisi duduk wanita itu pun jadi amat canggung.

Dasar, sok sekali pria ini!

Valerie Pei jadi terpikir, bagaimana bisa ia dulu menyukai pria macam ini?

Setelah duduk, Leon Gu menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri. Ia lalu menghirupnya sembari mengernyit, sebab ini bukan jenis teh yang ia suka.

“Duduklah, bukannya kamu ingin menyelesaikan masalah? Daripada cari Finn He, mending kamu langsung cari aku. Kamu seharusnya tahu kan di mana letak kantor pusat Gu’s Corp?”

Si wanita mengerutkan kening. Ia merasa semua ini sangat absurd. Leon Gu menyebabkan masalah buatnya, lalu ketika ia ingin menyelesaikannya, pria itu malah datang untuk mengajaknya bersama-sama menyelesaikan……

“Beberapa hari ini, aku melihat berita tentang kita. Kamu sebenarnya tidak perlu bertindak berlebihan begitu.”

“Lah, kan mereka sudah membayar konsekuensinya?” tanya Leon Gu. Ia sudah memberi dua pilihan pada penerbit-penerbit yang memberitakan tentang dirinya dan Valerie Pei. Pilihan pertama adalah tutup, sementara pilihan kedua adalah menjadi anak perusahaan Gu’s Corp. Satu hari setelah memilih opsi kedua, penerbit-penerbit itu langsung bubar. Dengan kata lain, opsi kedua itu merupakan penghancuran secara tidak langsung.

Mendengar ketenangan Leon Gu, hati Valerie Pei jadi kesal. Orang ini memang begini, apa-apa yang dilakukannya selalu dirasa benar.

“Jadi, kamu sekarang ingin aku juga membayar konsekuensi?”

“Aku belum bilang begitu.” Leon Gu menggeleng dan menyapukan pandangan pada Valerie Pei. Sekali pun tatapannya tenang, hatinya lagi bergemuruh. Ia harus menahan niatnya untuk mencabik-cabik hati si wanita.

Si wanita pikir, ketika ia melihat dia muncul berpasangan dengan Handy Ji, ia tidak marah apa?

Si wanita pikir, ketika ia melihat anaknya sendiri berada dalam gendongan Handy Ji dalam berbagai kesempatan, ia tidak marah apa?

Si wanita pikir, ketika reporter menerbitkan foto dia, Handy Ji, dan Ellie dengan komentar “keluarga bahagia”, ia tidak marah apa?

Leon Gu sangat marah dalam ketiga kesempatan itu, namun terus menahan emosi. Sampai saat ini, pria itu masih yakin Valerie Pei tidak mungkin jatuh cinta pada orang lain, juga tidak yakin dengan komentar ibunya yang menyebut ia sudah tidak ada di hatinya.

Dengan kedua keyakinan ini, Leon Gu sebelumnya langsung membeli foto wartawan itu. Bukan hanya itu, ia pun membuat si wartawan beserta tempatnya bekerja tidak punya pijkaan lagi di Kota S. Sungguh, Leon Gu tidak ingin urusan dirinya, Valerie Pei, dan Ellie muncul di media massa dan jadi bahan pembicaraan orang-orang sewaktu makan!

“Tetapi, kamu sekarang sedang mengarahkanku ke sana. Kamu tahu aku sangat peduli pada Ellie, jadi kamu mengangkat hak asuhnya untuk dijadikan ancaman buatku. Aku sungguh tidak menyangka kamu orang macam ini. Dulu aku pikir kamu hanya sedikit playboy, tetapi sekarang kamu bukan playboy lagi, melainkan penjahat kejam.” Si wanita mencibir. Pria ini sekarang sudah sepenuhnya berubah jadi sosok yang ia tidak kenal. Waktu sungguh mampu mengubah seseorang.

Terhadap tuduhan Valerie Pei, Leon Gu menolak untuk mengaku.

“Apakah salah bila aku menginginkan anakku?”

“Kamu tidak salah. Kamu selalu benar dan akulah yang selalu salah.” Sekujur tubuh Valerie Pei penuh amarah. Ia menuangkan secangkir teh buat dirinya sendiri, lalu langsung menegaknya tanpa menunggu teh itu mendingin.

Sebenarnya, tiap kali melihat wanita ini marah-marah, hati Leon Gu selalu luluh. Ia selalu merasa segan untuk terus berdenbat dengannya. Durasi pertemuan mereka sejatinya hanya sebentar, sementara dalam pertemuan yang singkat ini, mereka malah menghabiskan nyaris sembilan puluh sembilan persen waktu untuk berdebat.

Ke mana sisa satu persennya? Sisanya dipakai untuk saling menatap.

Tetapi, tiap teringat Handy Ji, kelembutan di hatinya langsung lenyap tanpa sisa. Inilah dinamika hati seseorang yang cemburu mendalam.

Walau sudah bercerai dengan Valerie Pei, Leon Gu merasa mereka masih seharusnya saling mencintai, sebab perceraian dulu terjadi sama sekali bukan karena cinta yang telah lenyap. Ketika seorang saingan cinta bernama Handy Ji muncul, si pria langsung merasa si wanita tidak cukup gigih dalam menjaga diri.

Selama empat tahun terakhir, Leon Gu tidak pernah punya pacar, lebih-lebih berskandal. Oke, ia di Jerman memang pernah salah mengenali seorang wanita sebagai Valerie Pei, namun ia sama sekali tidak ingat apa yang hari itu terjadi. Bahkan, pada keesokan pagi, wanita itu sudah pergi dengan hanya meninggalkan bekas bibir.

“Apa urusanmu mencari Finn He?” Melihat mulut Valerie Pei melepuh karena teh panas, Leon Gu refleks menyodorkan segelas air dingin yang ada di sebelah.

Yang disodorkan segera menerima, lalu menghabiskan segelas penuh.

“Mencari dia untuk mengkhianatimu.” Si wanita menaruh gelas barusan di meja dan menjawab blak-blakan. Ia lalu melanjutkan, “Tetapi, aku tidak menyangka dia sesetia itu padamu.”

“Pernah tidur bersama, bagaimana bisa tidak setia?” Di waktu lampau, Finn He pernah diusir karena insidennya dengan Gianna Wei. Karena hanya bawa uang dua puluhan ribu, ia tidak bisa menyewa tempat tinggal mana pun. Kala itu, Leon Gu mengajaknya tinggal bersama di vila.

Valerie Pei menatap Leon Gu dengan raut aneh sekaligus jijik. Pantas saja tidak pernah ada skandal terkait pria satu ini, ternyata Finn He berhutang budi pada dia!

“Kembali ke topik utama, aku hanya ingin bilang satu hal. Kalau pun kita harus mengajukan gugatan, aku tidak ingin urusan kita ini jadi bahan pembicaraan orang. Bila hal itu sampai terjadi, aku tidak punya pilihan lain selain membawa Ellie keluar negeri demi menjauhkannya dari komentar-komentar sinis.” Nada bicara si wanita kini terhitung lebih tenang.

“Valerie Pei, kamu benar-benar merasa tindakanmu untuk tidak mengabarkanku soal kehamilanmu empat tahun lalu tepat kah?” Leon Gu menghitung mundur waktu. Momen ketika wanita ini hamil seharusnya terjadi ketika mereka baru baikan. Setelahnya, persoalan Naomi Ye baru terjadi.

Kata-kata Leon Gu langsung masuk ke hati Valerie Pei. Jiwanya kala itu belum pulih dari insiden Nathan Xia diamputasi, namun dokter tiba-tiba mengabarkan ia hamil. Berhubung ia dari dulu hanya pernah berpasangan dengan Leon Gu, maka pertanyaan soal siapa ayah anak ini bisa terjawab dengan sangat mudah. Valerie Pei sudah bilang untuk merawat Nathan Xia seumur hidup, masa hanya mengandung anak Leon Gu dirinya bakal kembali mengingkari janji?

Valerie Pei terdiam. Dengan situasinya yang rumit, ia pada akhirnya memutuskan untuk tidak menceritakan ini pada Leon Gu. Tetapi, di hari-hari kemudian, Nathan Xia malah minta bercerai dengannya.

Ia bukannya tidak pernah berpikir untuk kembali ke Leon Gu. Namun, ia selalu gagal melewati beban pikiran yang satu ini. Kalau mereka berpasangan, kebahagiaan banyak orang bakal terkorbankan. Alasannya, kembali bersatunya mereka akan menghancurkan tiga keluarga.

Lompat lagi ke masa waktu berikutnya, selama membesarkan Ellie di Jerman, kerinduan Valerie Pei pada Leon Gu makin lama makin berkurang. Mungkin itu karena cintanya pada dia tidak dalam, tetapi mungkin juga karena alam bawah sadarnya sengaja memendam rapat-rapat sosok si pria. Sampai sekarang, kenangan yang dipendam itu belum pernah memanggil-manggil buat dikeluarkan.

Atau memang sudah tidak bisa dikeluarkan……

“Maumu apa?” Valerie Pei bertanya. Andai tidak berlebihan, ia mungkin akan langsung mengiyakan.

Leon Gu tidak menanggapi sepatah kata pun. Maunya apa…… yang selalu ia pikirkan adalah ingin Valerie Pei dan Ellie kembali ke sisinya. Tetapi, wanita ini kelihatannya tidak akan pernah mau menjadi bagian dari keluarga Gu lagi.

Dengan situasi ini, Leon Gu tidak pernah menyuruh pengacaranya buru-buru mengurusi kasus ini. Ia terus menunggu Valerie Pei duluan mengambil langkah. Berhubung wanita itu akhirnya sudah ambil langkah, ia pun ikut bergerak.

Tidak mendapat reaksi, si wanita merasa sedikit bingung. Ketika diajak bicara baik-baik, pria ini malah tidak mau memberi respon. Ketika tidak diajak bicara baik-baik, dia malah hobi memicu pertengkaran di antara mereka.

“Leon Gu, aku benar-benar tidak memahamimu. Aku tanya apa kemauanmu yang paling maksimal, kamu tidak bersedia menjawab. Apakah kamu senang kalau kita terus tegang-tegangan begini? Kamu sedang menyalahkanku karena meninggalkanmu empat tahun lalu dan tidak bercerita tentang kehamilan anakmu? Kalau iya, menurutmu bagaimana aku harus bercerita saat itu? Ketika satu kaki Nathan Xi baru diamputasi, masih bisakah aku dengan riang gembira mengabarkan kehamilanku padamu?” Sederet pertanyaan ini membuat Valerie Pei merasa tidak berdaya. Ia bahkan tidak menyadari matanya memerah saking emosionalnya ia ketika bicara. Padahal, wanita itu selalu mengingatkan diri sendiri bahwa sesulit apa pun “peperangan” ini, ia tidak boleh menangis di depan Leon Gu.

Sayang seribu sayang, nampaknya ia telah gagal......

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu