Diamond Lover - Bab 265 Selalu Benar
Kenyataan membuktikan Handy Ji benar-benar orang lihai yang tidak hobi pamer. Valerie Pei dulunya hanya mengira prestasinya di dunia sulap pas-pasan, namun tidak menyangka dia punya ijazah yang sangat mentereng. Hanya dalam beberapa hari setelah masuk kantor, ia berhasil menguasai urusan-urusan yang dikerjakan. Dengan wawasannya soal pasar saham yang luar biasa, si wanita bahkan sedang mempertimbangkan promosi jabatan buatnya.
Berhubung tidak tahu banyak tentang modal ventura, Valerie Pei merasa sangat kesulitan di bidang ini. Walau demikian, ia bisa mempelajarinya dengan cepat dan lancar dalam beberapa hari. Sayang, di tengah kemajuan ini, ia masih mengkhawatirkan sesuatu. Setelah mengadakan pertemuan, pengacara Leon Gu dan pengacaranya tidak mencapai kesepakatan apa pun.
Dengan situasi begini, pendaftaran perkara ke pengadilan tidak akan terhindarkan.
Dalam beberapa hari terakhir, ada gosip yang menyebut pewaris takhta kepemimpinan Gu’s Corp dan keluarga Gu telah menyewa pengacara kelas atas dengan uang berkoper-koper. Selain itu, ada pula wartawan yang memotret kemunculan Valerie Pei di Kota S. Kabar-kabar ini muncul dalam majalah dan koran yang tidak begitu mentereng di Kota S, lalu keesokan harinya semua menghilang.
Semua kabar menghilang seperti tidak pernah ada sebelumnya. Berselang beberapa waktu, penerbit-penerbit majalah dan koran ini diberitakan diakuisi, juga ada yang menyatakan bangkrut. Berhubung semuanya tidak mentereng, tingkat perhatian khalayak umum soal isu ini sangat rendah. Walau begitu, Valerie Pei tetap memasang mata tajam-tajam.
Walau gagal memancing kehebohan, ia merasa berita-berita ini adalah bom waktu. Si wanita tidak ingin mengambil risiko untuk membiarkan Ellie tumbuh dalam lingkungan seperti ini.
Mencari Leon Gu untuk menyelesaikan masalah ini tidak ada gunanya. Selain itu, orang-orang yang dikenalnya di Kota S sedikit atau banyak punya relasi dengan si pria. Alhasil, orang yang bisa membantunya untuk secara terbuka berhadap-hadapan dengan keluarga Gu sangat sedikit.
Setelah merenung cukup lama, Valerie Pei memutuskan untuk mengambil risiko.
Di sebuah klub kelas atas, Valerie Pei telah menunggu cukup lama sejak ketibaannya. Barusan, ia habis memesankan sepoci teh Bilochun. Si wanita ingat, Gianna Wei pernah bilang Finn He suka minum teh jenis ini.
Waktu yang disepakati telah berlalu, namun yang ditunggui tidak juga menunjukkan batang hidung. Valerie Pei berpikir, kalau Finn He belum datang juga dalam lima menit berikutnya, ia akan meminum teh secukupnya dan bergegas pergi.
Sejatinya, ia sendiri dari awal juga tidak yakin si pria akan datang. Alasannya, Finn He tumbuh besar bersama Leon Gu, jadi seharusnya dia tidak akan mungkin menusuknya dari belakang. Walau begitu, ia kemudian memutuskan untuk bertaruh dulu. Bukankah ia tidak bakal tahu apakah Finn He akan membantunya atau tidak bila ia tidak mencoba?
Lima menit berselang, Finn He masih belum muncul. Ah, mungkin dirinya memang kalah bertaruh. Dulu, Christian Huo di luar juga terlihat bersitegang dengan Leon Gu, padahal di belakang dia terus membantunya, bahkan bisa jadi teman baiknya. Ia pikir, mungkin Finn He juga akan mengambil sikap yang sama dengan Christian Huo……
Valerie Pei menggeleng. Ia harus memikirkan jalan keluar lain!
Hanya saja, ketika baru menenteng tas, wanita itu mendengar suara pintu ruang privat dibuka. Valerie Pei dengan kaget menoleh ke arahnya. Ketika ia sudah yakin yang ditunggui sudah pasti tidak datang, nyata-nyatanya ada juga yang muncul!
Namun, yang membuat Valerie Pei kecewa adalah yang muncul bukan Finn He, melainkan Leon Gu.
Si wanita berpikir, kalau Finn He sekarang ada di sini, ia seketika akan mencekiknya. Okelah kalau dia tidak datang, eh ini dia malah sekalian menyuruh Leon Gu datang!
Si pria mengamati poci teh. Dari jarak beberapa meter, ia bisa langsung mencium aroma Biluochun. Jelas sekali, Valerie Pei ingin mengetuk hati Finn He dengan menyajikan sesuatu yang disukainya.
“Tidak perlu menunggu, Finn He tidak akan datang.” Leon Gu menutup pintu dengan santai seolah ingin berbincang baik-baik dengan Valerie Pei. Namun, yang mau diajak bicara malah tidak merasa perangainya baik. Di matanya, pria itu terlihat seperti seorang penagih utang yang mau mengancam dirinya. Posisi duduk wanita itu pun jadi amat canggung.
Dasar, sok sekali pria ini!
Valerie Pei jadi terpikir, bagaimana bisa ia dulu menyukai pria macam ini?
Setelah duduk, Leon Gu menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri. Ia lalu menghirupnya sembari mengernyit, sebab ini bukan jenis teh yang ia suka.
“Duduklah, bukannya kamu ingin menyelesaikan masalah? Daripada cari Finn He, mending kamu langsung cari aku. Kamu seharusnya tahu kan di mana letak kantor pusat Gu’s Corp?”
Si wanita mengerutkan kening. Ia merasa semua ini sangat absurd. Leon Gu menyebabkan masalah buatnya, lalu ketika ia ingin menyelesaikannya, pria itu malah datang untuk mengajaknya bersama-sama menyelesaikan……
“Beberapa hari ini, aku melihat berita tentang kita. Kamu sebenarnya tidak perlu bertindak berlebihan begitu.”
“Lah, kan mereka sudah membayar konsekuensinya?” tanya Leon Gu. Ia sudah memberi dua pilihan pada penerbit-penerbit yang memberitakan tentang dirinya dan Valerie Pei. Pilihan pertama adalah tutup, sementara pilihan kedua adalah menjadi anak perusahaan Gu’s Corp. Satu hari setelah memilih opsi kedua, penerbit-penerbit itu langsung bubar. Dengan kata lain, opsi kedua itu merupakan penghancuran secara tidak langsung.
Mendengar ketenangan Leon Gu, hati Valerie Pei jadi kesal. Orang ini memang begini, apa-apa yang dilakukannya selalu dirasa benar.
“Jadi, kamu sekarang ingin aku juga membayar konsekuensi?”
“Aku belum bilang begitu.” Leon Gu menggeleng dan menyapukan pandangan pada Valerie Pei. Sekali pun tatapannya tenang, hatinya lagi bergemuruh. Ia harus menahan niatnya untuk mencabik-cabik hati si wanita.
Si wanita pikir, ketika ia melihat dia muncul berpasangan dengan Handy Ji, ia tidak marah apa?
Si wanita pikir, ketika ia melihat anaknya sendiri berada dalam gendongan Handy Ji dalam berbagai kesempatan, ia tidak marah apa?
Si wanita pikir, ketika reporter menerbitkan foto dia, Handy Ji, dan Ellie dengan komentar “keluarga bahagia”, ia tidak marah apa?
Leon Gu sangat marah dalam ketiga kesempatan itu, namun terus menahan emosi. Sampai saat ini, pria itu masih yakin Valerie Pei tidak mungkin jatuh cinta pada orang lain, juga tidak yakin dengan komentar ibunya yang menyebut ia sudah tidak ada di hatinya.
Dengan kedua keyakinan ini, Leon Gu sebelumnya langsung membeli foto wartawan itu. Bukan hanya itu, ia pun membuat si wartawan beserta tempatnya bekerja tidak punya pijkaan lagi di Kota S. Sungguh, Leon Gu tidak ingin urusan dirinya, Valerie Pei, dan Ellie muncul di media massa dan jadi bahan pembicaraan orang-orang sewaktu makan!
“Tetapi, kamu sekarang sedang mengarahkanku ke sana. Kamu tahu aku sangat peduli pada Ellie, jadi kamu mengangkat hak asuhnya untuk dijadikan ancaman buatku. Aku sungguh tidak menyangka kamu orang macam ini. Dulu aku pikir kamu hanya sedikit playboy, tetapi sekarang kamu bukan playboy lagi, melainkan penjahat kejam.” Si wanita mencibir. Pria ini sekarang sudah sepenuhnya berubah jadi sosok yang ia tidak kenal. Waktu sungguh mampu mengubah seseorang.
Terhadap tuduhan Valerie Pei, Leon Gu menolak untuk mengaku.
“Apakah salah bila aku menginginkan anakku?”
“Kamu tidak salah. Kamu selalu benar dan akulah yang selalu salah.” Sekujur tubuh Valerie Pei penuh amarah. Ia menuangkan secangkir teh buat dirinya sendiri, lalu langsung menegaknya tanpa menunggu teh itu mendingin.
Sebenarnya, tiap kali melihat wanita ini marah-marah, hati Leon Gu selalu luluh. Ia selalu merasa segan untuk terus berdenbat dengannya. Durasi pertemuan mereka sejatinya hanya sebentar, sementara dalam pertemuan yang singkat ini, mereka malah menghabiskan nyaris sembilan puluh sembilan persen waktu untuk berdebat.
Ke mana sisa satu persennya? Sisanya dipakai untuk saling menatap.
Tetapi, tiap teringat Handy Ji, kelembutan di hatinya langsung lenyap tanpa sisa. Inilah dinamika hati seseorang yang cemburu mendalam.
Walau sudah bercerai dengan Valerie Pei, Leon Gu merasa mereka masih seharusnya saling mencintai, sebab perceraian dulu terjadi sama sekali bukan karena cinta yang telah lenyap. Ketika seorang saingan cinta bernama Handy Ji muncul, si pria langsung merasa si wanita tidak cukup gigih dalam menjaga diri.
Selama empat tahun terakhir, Leon Gu tidak pernah punya pacar, lebih-lebih berskandal. Oke, ia di Jerman memang pernah salah mengenali seorang wanita sebagai Valerie Pei, namun ia sama sekali tidak ingat apa yang hari itu terjadi. Bahkan, pada keesokan pagi, wanita itu sudah pergi dengan hanya meninggalkan bekas bibir.
“Apa urusanmu mencari Finn He?” Melihat mulut Valerie Pei melepuh karena teh panas, Leon Gu refleks menyodorkan segelas air dingin yang ada di sebelah.
Yang disodorkan segera menerima, lalu menghabiskan segelas penuh.
“Mencari dia untuk mengkhianatimu.” Si wanita menaruh gelas barusan di meja dan menjawab blak-blakan. Ia lalu melanjutkan, “Tetapi, aku tidak menyangka dia sesetia itu padamu.”
“Pernah tidur bersama, bagaimana bisa tidak setia?” Di waktu lampau, Finn He pernah diusir karena insidennya dengan Gianna Wei. Karena hanya bawa uang dua puluhan ribu, ia tidak bisa menyewa tempat tinggal mana pun. Kala itu, Leon Gu mengajaknya tinggal bersama di vila.
Valerie Pei menatap Leon Gu dengan raut aneh sekaligus jijik. Pantas saja tidak pernah ada skandal terkait pria satu ini, ternyata Finn He berhutang budi pada dia!
“Kembali ke topik utama, aku hanya ingin bilang satu hal. Kalau pun kita harus mengajukan gugatan, aku tidak ingin urusan kita ini jadi bahan pembicaraan orang. Bila hal itu sampai terjadi, aku tidak punya pilihan lain selain membawa Ellie keluar negeri demi menjauhkannya dari komentar-komentar sinis.” Nada bicara si wanita kini terhitung lebih tenang.
“Valerie Pei, kamu benar-benar merasa tindakanmu untuk tidak mengabarkanku soal kehamilanmu empat tahun lalu tepat kah?” Leon Gu menghitung mundur waktu. Momen ketika wanita ini hamil seharusnya terjadi ketika mereka baru baikan. Setelahnya, persoalan Naomi Ye baru terjadi.
Kata-kata Leon Gu langsung masuk ke hati Valerie Pei. Jiwanya kala itu belum pulih dari insiden Nathan Xia diamputasi, namun dokter tiba-tiba mengabarkan ia hamil. Berhubung ia dari dulu hanya pernah berpasangan dengan Leon Gu, maka pertanyaan soal siapa ayah anak ini bisa terjawab dengan sangat mudah. Valerie Pei sudah bilang untuk merawat Nathan Xia seumur hidup, masa hanya mengandung anak Leon Gu dirinya bakal kembali mengingkari janji?
Valerie Pei terdiam. Dengan situasinya yang rumit, ia pada akhirnya memutuskan untuk tidak menceritakan ini pada Leon Gu. Tetapi, di hari-hari kemudian, Nathan Xia malah minta bercerai dengannya.
Ia bukannya tidak pernah berpikir untuk kembali ke Leon Gu. Namun, ia selalu gagal melewati beban pikiran yang satu ini. Kalau mereka berpasangan, kebahagiaan banyak orang bakal terkorbankan. Alasannya, kembali bersatunya mereka akan menghancurkan tiga keluarga.
Lompat lagi ke masa waktu berikutnya, selama membesarkan Ellie di Jerman, kerinduan Valerie Pei pada Leon Gu makin lama makin berkurang. Mungkin itu karena cintanya pada dia tidak dalam, tetapi mungkin juga karena alam bawah sadarnya sengaja memendam rapat-rapat sosok si pria. Sampai sekarang, kenangan yang dipendam itu belum pernah memanggil-manggil buat dikeluarkan.
Atau memang sudah tidak bisa dikeluarkan……
“Maumu apa?” Valerie Pei bertanya. Andai tidak berlebihan, ia mungkin akan langsung mengiyakan.
Leon Gu tidak menanggapi sepatah kata pun. Maunya apa…… yang selalu ia pikirkan adalah ingin Valerie Pei dan Ellie kembali ke sisinya. Tetapi, wanita ini kelihatannya tidak akan pernah mau menjadi bagian dari keluarga Gu lagi.
Dengan situasi ini, Leon Gu tidak pernah menyuruh pengacaranya buru-buru mengurusi kasus ini. Ia terus menunggu Valerie Pei duluan mengambil langkah. Berhubung wanita itu akhirnya sudah ambil langkah, ia pun ikut bergerak.
Tidak mendapat reaksi, si wanita merasa sedikit bingung. Ketika diajak bicara baik-baik, pria ini malah tidak mau memberi respon. Ketika tidak diajak bicara baik-baik, dia malah hobi memicu pertengkaran di antara mereka.
“Leon Gu, aku benar-benar tidak memahamimu. Aku tanya apa kemauanmu yang paling maksimal, kamu tidak bersedia menjawab. Apakah kamu senang kalau kita terus tegang-tegangan begini? Kamu sedang menyalahkanku karena meninggalkanmu empat tahun lalu dan tidak bercerita tentang kehamilan anakmu? Kalau iya, menurutmu bagaimana aku harus bercerita saat itu? Ketika satu kaki Nathan Xi baru diamputasi, masih bisakah aku dengan riang gembira mengabarkan kehamilanku padamu?” Sederet pertanyaan ini membuat Valerie Pei merasa tidak berdaya. Ia bahkan tidak menyadari matanya memerah saking emosionalnya ia ketika bicara. Padahal, wanita itu selalu mengingatkan diri sendiri bahwa sesulit apa pun “peperangan” ini, ia tidak boleh menangis di depan Leon Gu.
Sayang seribu sayang, nampaknya ia telah gagal......
Novel Terkait
Asisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaGue Jadi Kaya
Faya SaitamaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMy Charming Wife
Diana AndrikaMy Tough Bodyguard
Crystal SongDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)