Diamond Lover - Bab 304 Tahu Informasi Internal
Beberapa waktu setelah lamaran berlalu, Valerie Pei dan Handy Ji sama-sama tidak mengungkitnya lagi. Yang jelas, cincin yang disematkan si pria masih ada di tangan si wanita.
Ketika rekan-rekan kerja yang bermata tajam melihat cincin barunya di tempat kerja, Valerie Pei hanya tersenyum tipis.
“CEO Pei, ada seorang pria tua ingin bertemu denganmu. Ia adalah direktur lama Gu’s Corp.” Sekretaris baru mengabarkan melalui telepon internal. Sejak Emily Gu mengundurkan diri sambil marah-marah, ia butuh waktu yang cukup lama untuk menemukan sekretaris baru yang cocok.
“Cepat persilahkan dia masuk.” Valerie Pei sedikit bingung. Henry Gu datang menemuinya secara langsung, ada urusan apa coba? Wanita itu buuru-buru meerapikan penampilan dan berjalan ke pintu untuk menyambut sekaligus menjemputnya.
Sudah lama tidak ke rumah kediaman keluarga Gu, ketika bertemu lagi dengannya hari ini, Valerie Pei merasa paras Henry Gu menua beberapa tahun. Mungkin pria ini kewalahan dengna permasalahan keluarganya di hari-hari belakangan.
“Kakek.” Si wanita tersenyum dan melangkah maju untuk memapah Henry Gu. Sembari memapahnya, ia juga menganggukkan kepala sebagai tanda meminta sekretarisnya keluar. Frey Liu, yang datang bersama Henry Gu, juga diberi kode oleh si pria tua untuk keluar. Pintu ruang kerja pun sekalian dia tutup rapat.
“Valerie Pei, kedatangan kakek hari ini tidak menganggu pekerjaanmu, kan?” Henry Gu tersenyum tipis. Omong-omong, Valerie Pei juga terhitung sebagai orang yang dia latih.
Ketika Valerie Pei baru bergabung dengan keluarga Gu, Henry Gu “melemparkannya” masuk ke perusahaan Leon Gu, padahal si wanita kala itu tidak bisa apa-apa. Seiring berjalannya waktu, Valerie Pei pun belajar banyak hal dan jadi semakin terampil. Akhir-akhirnya, si wanita tidak mengecewakan harapannya dan berhasil membantu mengelola perusahaan Leon Gu dengan teramat baik.
Leon Gu kemudian secara tidak terduga siuman. Namun, akhir-akhir ini, hanya karena dirinya, pria itu berbohong di depan begitu banyak anggota keluarga Gu. Kesimpulannya, Valerie Pei ini bintang keberuntungan atau bintang kesialan Leon Gu?
“Tidak kok. Aku seharusnya datang untuk menemuimu, tetapi aku sangat sibuk karena perusahaan baru berjalan lancar. Aku awalnya berencana mengajak Ellie berkunjung ke tempatmu dalam beberapa hari ke depan.” Valerie Pei membantu Henry Gu untuk duduk di sofa. Meski ekspresi wajahnya santai, begitu melihat ekspresi wajah Henry Gu, ia tahu bahwa yang sebentar lagi akan mereka bicarakan sama sekali bukan sesuatu yang santai.
“Kakek, kamu ingin minum apa?”
“Tidak usah repot-repot. Sini kamu duduk juga, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu.” Si pria tua tidak tertarik berbasa-basi lebih jauh.
Dengan firasat buruk, Valerie Pei duduk di sebelah Henry Gu. Jantungnya berdebar kencang karena gugup. Apakah kedatangannya kemari berkaitan dengan pengusiran Leon Gu dari rumah kediaman keluarga Gu? Tetapi, ia tidak punya hubungan apa pun dengan insiden ini. Ia sendiri bahkan tidak tahu detail-detailnya.
“Kamu seharusnya tahu Leon Gu telah diusir olehku, kan?” Ketika berkata begini, wajah Henry Gu agak sedih. Ketika harusnya lagi menikmati masa-masa tua, si kakek sekarang malah dipusingkan dengan pengusiran cucunya sendiri.
Valerie Pei mengangguk. Ia dengar insiden ini ketika masih berada di Kota A, lalu tidak menanyakannya lebih lanjut sekembalinya ke Kota S. Wanita itu cuma tahu bahwa Leon Gu tinggal di sebelahya. Pria itu jarang keluar, biasanya dia hanya keluar sekitar jam lima dan jam enam untuk cari makan malam.
Soal apa yang mantan suaminya itu lakukan di siang hari, juga soal apakah dia sengaja mengunci dirinya sendiri dan tidak mau menemui siapa pun, Valerie Pei sama sekali tidak paham. Yang jelas, setiap kali ia menjemput Ellie di depan rumahnya, pria itu terlihat normal dan biasa.
“Aku dengar kamu sekarang berpasangan dengan Handy Ji?” Henry Gu barusan melihat cincin di jari manis Valerie Pei. Ditambah dengan investigasinya pada pria itu, mengetahui bahwa mereka berdua berkencan sama sekali bukan hal yang sulit buat Henry Gu.
Valerie Pei terkejut. Merasa dirinya tidak pernah bisa menyembunyikan apapun dari Henry Gu, wanita itu mengangguk lemah.
“Kalau begitu, aku bisa menebak alasan Leon Gu berdusta dan bilang bahwa Handy Ji bukan anak putra keduaku……” Henry Gu menggelengkan kepala. Ia pikir, orang yang sudah ia latih sendiri tidak mungkin berpikir untuk melepaskan segalanya demi perasaan. Baru-baru ini, ia baru sadar bahwa dirinya telah salah memandang Leon Gu.
Leon Gu adalah orang yang rela mengabaikan semua yang dimiliki demi Valerie Pei.
Si wanita tidak langsung paham. Apa yang dimaksud dengan “berdusta dan bilang bahwa Handy Ji bukan anak Paman Kedua”?
Kebohongan Leon Gu itu adalah bilang Handy Ji “merupakan putra paman kedua”, bukan “bukan putra paman kedua”.
Sepulangnya dari rumah kediaman keluarga Gu dulu, Handy Ji mengabarkan dirinya bahwa dia tidak punya hubungan darah dengan keluarga itu. Ah, kok semuanya sekarang terbolak-balik sih?
Tunggu, tunggu…… Benak Valerie Pei kebingungan. Ia menatap Henry Gu dengan curiga.
“Kakek, ini sebenarnya bagaimana sih? Mengapa Leon Gu dianggap berbohong karena bilang Handy Ji bukan anak Paman Kedua? Dia……” Dia tidak punya alasan untuk melakukan ini. Kalau ia berbuat begini, ia sama saja tengah merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Bagaimana mungkin Leon Gu melakukan hal bodoh begini?
“Aku waktu itu juga tidak paham. Setelahnya, tahu bahwa kamu sekarang berpasangan dengan Handy Ji, aku kurang lebih paham……” Si kakek membuang nafas panjang. Ia tengah menimbang-nimbang apakah perlu memberi tahu putra keduanya bahwa Handy Ji merupakan anaknya. Ini akan menghapuskan semua beban pikiran si anak.
Tetapi, pada sisi berlainan, melakukan hal itu akan membuat rasa sakit Leon Gu jadi sia-sia. Apalagi, jika Handy Ji berstatus seabgai adik Leon Gu, sekali pun mereka kembali bersama, hati cucunya itu akan terasa tidak nyaman. Leon Gu merasa dirinya dulu tidak bisa memberikan Valerie Pei kehidupan yang bahagia, jadi memutuskan untuk mengorbankan diri demi memenuhi keinginan wanita itu berpasangan dengan Handy Ji. Kalau ia merusak semua ini hanya demi menganggap Handy Ji sebagai anggota keluarga Gu, sekali pun Leon Gu kembali ke rumah keluarga, situasinya ke depan akan sulit.
Pada akhirnya, Henry Gu hanya bisa berbicara dengan Valerie Pei. Sebuah pepatah kuno bilang, jika ingin membuka sebuah pintu, maka carilah orang yang menguncinya……
Si wanita merasa kapasitas otaknya kurang besar. Apa yang dimaksud dengan “karena ia berpasangan dengan Handy Ji”?
“Aku sudah melangsungkan tes DNA ulang, hasilnya adalah Handy Ji merupakan anak putra keduaku. Namun, aku tidak berniat membuka hasil tes ini ke para anggota keluarga. Berhubung Leon Gu sekarang sangat gigih, aku akan mengikuti keinginannya. Di samping itu, aku juga mengharapkan yang terbaik buatmu dan Handy Ji. Hutang keluarga Gu padanya rasa-rasanya tidak akan bisa dilunasi dalam satu kehidupan.” Henry Gu menaruh laporan hasil tes DNA ulang di meja, lalu berjalan meninggalkan ruang kerja Valerie Pei dengan ditopang tongkat jalan.
Saking tercengangnya, si wanita tidak kepikiran untuk mengantarkan si tetua. Handy Ji adalah putra Paman Kedua, itu artinya dia merupakan adik Leon Gu! Lalu, Leon Gu berbohong di depan anggota-anggota keluarganya dengan bilang bahwa Handy Ji tidak punya hubungan darah dengan mereka. Setelahnya, mantan suaminya itu pun diusir.
Yang jadi masalah, Valerie Pei tidak bisa mengerti mengapa Handy Ji langsung menyimpulkan bahwa dirinya bukan anggota keluarga Gu hanya karena satu dua kalimat dari Leon Gu. Keterburu-buruan ini sama saja dengan tidak menghormati ibunya. Bagaimana bisa dia membiarkan Leon Gu berbicara semena-mena?
Dengan membawa laporan hasil tes DNA ulang, si wanita pergi ke ruang kerja Handy Ji. Si pria lagi rapat, jadi ia menunggunya terlebih dahulu. Kira-kira setengah jam kemudian, Handy Gu baru kembali ke ruang kerja. Melihat sosok Valerie Pei di dalam, ia langsung menutup pintu dan memeluk si wanita, yang tengah berdiri menghadap jendela, dari belakang.
Selama setengah jam ini, Valerie Pei memikirkan banyak sekali hal. Ia tidak menyangka Handy Ji akan melepaskan identitasnya sebagai anggota keluarga Gu hanya demi dirinya, juga tidak menyangka bahwa Leon Gu akan berdusta demi mempersatukan dirinya dan Handy Ji.
Handy Ji yang ia kenal…… Meskipun benci ayah kandungnya, pria ini punya kecintaan yang kuat pada keluarga. Dia tidak mungkin dengan mudah bilang dia bukan bagian dari mereka.
Leon Gu yang ia kenal……Walau kejam terhadap orang luar, pria kedua ini tidak mungkin mengarahkan pedang ke keluarganya sendiri. Selain itu, dia juga tidak pernah mau melepaskan hal yang dicintai. Satu hal lagi, Leon Gu tidak mungkin mempermainkan identitas tuan mudanya.
Kesimpulannya, tidak peduli tentang pria yang pertama atau yang kedua, ia merasa semua yang terjadi tidak sejalan dengan nalar.
Sampai ketika Handy Ji memeluknya dari belakang, Valerie Pei baru terbangun dari lamunan. Dengan gerakan yang agak kaku, ia melepaskan diri dari si pria.
Ketika si wanita menoleh, si pria baru menyadari air mukanya sangat tidak baik. Mungkinkah dia marah karena ia melakukan sesuatu yang intim padanya di tempat kerja?
“Hasil tes DNA ulangmu dengan Paman Kedua.” Valerie Pei mundur selangkah dan menyerahkan berkas yang dibawa ke Handy Ji.
Pria itu terhenyak. Jadi, wajah Valerie Pei muram karena hasil tes ini? Tetapi, mengapa hasil tes ini bisa ada di tangannya? Dia tahu sesuatu yang baru kah?
“Mengapa kamu membohongiku?” Valerie Pei tebak, lebih tepatnya yakin, Handy Ji sebenarnya tahu dia anak siapa. Tetapi, demi meladeni Leon Gu, dia mengikuti sandiwara yang dibuat mantan suaminya itu. Akhir-akhirnya, keluarga Gu pun terjerumus dalam kegelapan.
Handy Ji tidak tahu bagaimana Valerie Pei bisa tahu soal ini. Tetapi, situasi sekarang sudah tidak memungkinkannya untuk menutupi kenyataan.
“Demi bisa berpasangan denganmu secara terbuka. Aku tidak ingin kamu punya beban apa pun.”
Jawaban lugas Handy Ji membuat nada bicara Valerie Pei melunak. Hanya demi berpasangan secara terbuka dengannya, pria ini rela melepaskan statusnya sebagai tuan muda kedua keluarga Gu. Gila, demi dirinya, dia rela memiliki identitas yang suram di sisa hidup!
Tetapi, urusan tidak bisa dianggap selesai di titik ini. Leon Gu adalah yang pertama bilang dia bukan anggota keluarga Gu, lalu Handy Ji mengikuti skenario yang direncanakannya. Bagaimana bisa kedua bersaudara itu diam-diam bersepakat?
“Kita kembali ke Jerman, oke?” Si pria sungguh tidak ingin tinggal di sini lagi. Di sini, ia setiap hari memikirkan tempat tinggal Leon Gu dan Valerie Pei yang bersebelahan. Pria itu di satu sisi khawatir cinta mereka akan bersemi kembali, namun di satu lain bilang ke Valerie Pei bahwa dia yakin si wanita akan merawat baik-baik cinta mereka.
Handy Ji rasa, jika harus terus bermuka dua begini, ia pada suatu titik akan gila. Kalau begitu, bukankah jauh lebih baik jika mereka kembali ke Jerman? Di negara itu, ia jelas tidak punya kompetitor cinta.
“......” Keheningan Valerie Pei sudah menjadi jawaban yang sangat bagus. Bila ia kembali ke Jerman dengan Handy Ji, ia harus meninggalkan Ellie di sini. Alasannya, selain Ellie, Leon Gu sekarang sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Mana tega ia membawa kepunyaan terakhir si mantan suami?
“Handy Ji, hatiku sekarang sangat kacau. Aku tidak ingin kamu melepaskan kesempatan untuk bereuni dengan keluarga hanya demi aku. Bukankah kamu selalu mendambakan kebesamaan dengan keluarga? Paman Kedua juga sangat ingin memperbaiki hubungan kalian.”
Si pria memegang bahu si wanita, lalu menatap matanya yang berbinar: “Mereka tidak berperan sama sekali dalam kehidupanku dulu, jadi sekarang tidak memiliki mereka pun aku tidak peduli. Kalau harus memilih mereka atau kamu, aku seribu persen akan memilihmu. Kamu adalah orang yang aku dambakan untuk mendampingiku di sisa hidup ini. Demi kamu, aku rela melepaskan apa pun. Aku sadar kembali ke Jerman sekarang merupakan keputusan yang sangat sembrono, kalau begitu okelah kita tinggal di sini dulu…… Tetapi, bisakah kamu pindah ke tempatku? Aku benar-benar takut kehilanganmu.”
Valerie Pei tersentuh. Cinta Handy Ji padanya sangat kuat, kuat hingga ia merasa bersalah jika tidak menerimanya. Tetapi, cinta yang kuat ini jugalah yang membuatnya merasa tertekan.
“Bersediakah kamu tinggal bersamaku?” Untuk yang kedua kali, si pria memeluk si wanita. Setelah semua perkataan ini terucap, hati Handy Ji terasa jauh lebih lega. Pria itu terus berusaha menyembunyikan fakta bahwa Leon Gu telah berbohong demi memenuhi keinginan mereka berdua untuk berpasangan. Tetapi, dirinya sendiri sebenarnya juga telah berkorban banyak.
Ekspresi bimbang Valerie Pei muncul ketika Handy Ji tidak bisa melihat wajahnya. Tinggal bersama?
“Baik. Kita pindahkan barang-barangku di akhir pekan saja.”
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiWaiting For Love
SnowThis Isn't Love
YuyuMy Cold Wedding
MevitaTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelThe Gravity between Us
Vella PinkyDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)