Diamond Lover - Bab 347 Menghindar Darinya
Dengan tas cello di punggung dan sebuah koper di tangan, Fransiska Yin turun dari taksi dan mengamati gedung yang sangat familiar.
Berbekal hati yang gembira, si wanita pernah membubuhkan tanda tangan untuk langsung menyewa sebuah unit di gedung apartemen ini. Tanpa disangka, ia harus pergi setelah baru empat tahun menempatinya. Karena perginya tergesa-gesa, si wanita belum sempat mendiskusikan pemutusan perjanjian dengan pemilik apartemen. Tanpa disangka juga, Fransiska Yin ternyata punya kesempatan untuk kembali ke sini. Baguslah, ia jadi tidak perlu menginap di hotel……
Hanya saja, tidak ditinggali selama setengah tahun, Fransiska Yin khawatir apartemennya sudah penuh dengan debu. Wanita itu juga tidak berharap Ethan Chen untuk datang kemari. Sudah diberi tahu kata sandi apartemennya, pria itu akhir-akhirnya tidak bisa ingat sama sekali.
Saat itu, Fransiska Yin merasa bahwa daya ingat Ethan Chen mungkin sangat lemah. Di kemudian hari, ia baru diberi tahu Jacob Pei bahwa Ethan Chen memiliki talenta khusus, yakni tidak pernah bisa lupa.
Beri dia selusin nomor telepon. Hanya dengan membacanya sekilas, ia bisa meneyembutkan semuanya tanpa keliru satu angka pun. Apalagi sandi unit apartemen yang hanya terdiri dari delapan angka?
Ah, jadi ingat atau tidaknya seseorang pada sesuatu juga tergantung pada apakah orang itu berniat untuk mengingatnya atau tidak.
Fransiska Yin menggelengkan kepala dan menarik pandangan. Ia kali ini datang ke Kota A hanya untuk menengok Butterfly. Jangan pikirkan hal-hal lain……
Si wanita menyeret koper dan masuk ke dalam gedung.
Melihat sosok Fransiska Yin yang sudah lama tidak muncul, satpam gedung agak terkejut. Keterkejutannya ini semakin parah ketika dia melihat koper yang diseretnya. Si satpam buru-buru membukakan pintu untuknya.
“Nona Yin, lama sekali kita tidak bertemu. Kupikir kamu tidak tinggal di sini lagi……” Satpam itu seorang pria berusia lima puluhan. Wataknya amat ramah.
Si wanita terkekeh ringan. Ternyata, di sini ada orang yang masih mengingatnya! Ia bukan sebutir pasir yang langsung hilang tanpa jejak begitu ditiup angin.
Bila saja Ethan Chen sedikit peduli dengannya, relasi mereka tidak akan jadi seperti sekarang.
“Aku kedepannya tidak tinggal di sini lagi.” Fransiska Yin bertutur pasrah.
Alasan Fransiska Yin menyukai Kota A sejatinya sangat sederhana, yakni di kota ini ada seseorang yang ia cintai. Sebaliknya, alasan wanita itu kabur dari kota ini sama sederhananya, yakni dikota ini ada seseorang yang tidak ingin ia hadapi.
Tanpa bertanya lebih lanjut, satpam dengan ramah menawarkan, “Nona Yin, biar aku bawakan barang-barangmu ke atas.”
“Tidak perlu. Aku cukup naik lift.” Fransiska Yin menolak dengan senyum, lalu menarik koper ke arah lift. Lama-kelamaan, tas cello besar yang dipakainya di punggung membuatnya merasa ingin dijatuhkan ke bawah.
Petugas keamanan ingat, gadis muda ini dulu-dulu hanya keluar dengan membawa tas cello. Setiap kali kembali ke gedung apartemen, dia juga selalu diantar oleh seseorang. Orang itu……
Ting! Lift tiba di lantai satu. Si wanita memasuki lift dengan linglung, menekan tombol lantai tujuan, dan menunggu lift tiba di sana dengan linglung lagi.
Tanpa pengharapan apa-apa, Fransiska Yin tiba di lantai yang dituju. Di depan unit, ia memencet kata sandi yang terasa familiar sekaligus asing. Begitu pintu dibuka, wanita itu tanpa diduga disambut dengan aroma lemon yang samar-samar. Tidak ada debu yang ia bayangkan sedikit pun.
Fransiska Yin terpana. Kontrak penyewaan unit ini belum ia putus, masa pemilik apartemen sudah menyewakannya ke orang lain sih?
Ketika hendak berbalik dan menanyakan soal ini ke si pemilik, Fransiska Yin tiba-tiba tersadar penataan apartemennya sama sekali tidak berubah. Bahkan, di sebelah sofa ada sebuah meja kecil yang memajang fotonya!
Seketika, ia terpikir sesuatu. Ethan Chen pernah datang kemari, ia bahkan maasih bisa mencium bau tubuhnya!
Si wanita menutup pintu dan menatap seluruh penjuru apartemen lekat-lekat. Memang tidak ada jejak penghuni baru di sana, barang-barangnya bahkan masih barang-barang yang ditinggalkan ketika ia pergi setengah tahun lalu. Semua barang itu tidak berdebu sedikit pun. Selain kemunculan meja kecil di sebelah sofa, di atas sofanya sendiri juga ada boneka yang ia beli ketika berjalan-jlanan dengan Ethan Chen, yang sejatinya tidak terlalu suka jalan-jalan.
Ketika itu, Ethan Chen merasa sangat canggung jalan-jalan dengannya. Alhasil, pria itu menutupi seluruh wajahnya dengan boneka Spongebob Squarepants berukuran besar ini.
Itulah satu dari sedikit kenangan indah Fransiska Yin dengan dia.
Si wanita mengelilingi apartemen dengan sangat hati-hati. Ia takut akan merusak semua ini. Ia takut akan merusak lingkungan yang terlihat sangat damai ini.
Fransiska Yin menaruh tas cello, lalu membawa koper ke dalam kamar. Seperti ruang tamu, ia juga menemukan kamarnya dalam keadaan bersih dan tidak berdebu sama sekali. Selimutnya berbau seperti habis dijemur di bawah sinar matahari.
Ia ingat, Ethan Chen selalu mengingatkannya untuk menjemur selimut tiap beberapa waktu sekali untuk membunuh kuman dan virus yang tidak terlihat.
Si wanita sayangnya malas melakukan itu. Alhasil, tiap datang ke sini, Ethan Chen akan membantunya untuk membawa selimut ke balkon dan menjemurnya.
Apakah…… selimut ini…… baru dijemur…… kemarin?
Hati Fransiska Yin tiba-tiba terasa tertusuk sesuatu. Mengapa dia baru melakukan ini semua ketika ia telah pergi? Apakah Ethan Chen mengatur dan merawat barang-barangnya sama persis seperti sebelum ia pergi supaya tidak merasa dirinya pergi?
Ethan Chen, pria ini, apa sebenarnya motif kamu?
Di kamar ini, hati yang sudah ditata dengan susah payah oleh si wanita seketika ambruk. Semua rasionalitas dan kekerasan hati yang ia sering katakan nyatanya hanya lelucon yang digunakan untuk menenangkan diri sendiri. Sekarang, hanya dengan melihat barang-barang yang ditatanya tanpa melihat langsung penatanya, emosinya sudah bercampur aduk.
Dengan lemah, Fransiska Yin berjongkok di lantai. Memegangi jantungnya denagn satu tangan, wanita itu terlihat kesulitan bernafas. Ia sekarang juga butuh lebih banyak udara segar. Alhasil, si wanita buru-buru menghampiri jendela dan membukanya. Biarlah udara yang membawa tetesan hujan masuk ke dalam unit apartemen.
Fransiska Yin tidak pernah tahu bahwa putri yang tinggi hati dulu sekarang berubah jadi seorang pengemis yang memohon-mohon sedikit kehangatan seseorang. Ia kini telah jadi pengemis cinta.
Beberapa jam di Kota A telah memakan lebih dari separuh keberanian dan energinya. Wanita itu bahkan tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi jika ia bertemu sosok Ethan Chen.
Di pernikahan Leon Gu dan Valerie Pei, si wanita merasa beruntung didampingi Brandon Chu. Kalau tidak, di acara itu, ia pasti akan sangat gelisah karena ditatap tajam oleh Ethan Chen. Tatapannya itu terlihat seperti tatapan yang ingin melihat isi benaknya.
Jadi, Fransiska Yin akhirnya memutuskan kabur lagi. Jika berhubungan, mereka jelas-jelas tidak akan memiliki suatu hasil. Wanita itu sudah menawarkan hatinya selama empat tahun, namun yang ditawari bahkan tidak tertarik untuk melihatnya satu detik pun. Alhasil, Fransiska Yin pun tidak berani menawar-nawari hatinya lagi.
Si wanita bersandar lemah di sisi jendela. Ketika menundukkan kepala tanpa sengaja, ia melihat di parkiran bawah ada sebuah Mercedez-Bens tua. Dari dalam mobil itu, keluarlah seorang pria yagn memakai payung hitam. Bukan hanya itu, di bawah payung hitamnya, ia juga melihat si pria membawa sesuatu yang berwarna merah. Ah, ia sepertinya salah lihat deh?
Bukankah hari ini hari kesialannya? Mengapa dia masih membeli bunga berwarna merah? Terus, mengapa dia datang kemari?
Kamu tidak punya waktu berpikir, begitulah Fransiska Yin menegur dirinya sendiri! Tidak ingin Ethan Chen menemukannya di sini, Fransiska Yin buru-buru menenteng koper yang belum di buka dan berlari keluar apartemen.
Ketika menekan lift, dua lift secara bersamaan naik ke lantainya. Cemas si pria ada di dalmam salah satunya, si wanita memutuskan untuk turun dengan tangga. Ia pun berlari memasuki ruang tangga darurat, yang ada di sebelahnya.
Jantung Fransiska Yin yang berdebar kencang perlahan menenang. Wanita itu hanya khawtair Ethan Chen akan melihat sosoknya dan tahu bahwa ia telah kembali.
Dirinya…… dirinya belum siap berhadapan dengan pria itu.
Stevanny Shi pernah bilang, kalau pun hati Ethan Chen adalah batu, batu itu akhirnya akan panas oleh kehangatan cinta yang dipancarkan oleh dirinya. Kenyataannya, hati dia itu bukan merupakan batu, melainkan sebuah balok es. Setelah dipancarkan kehangatan, balok itu meleleh dan memanaskan sekujur tubuh Fransiska Yin. Ini jauh lebih buruk, sebab kehangatan itu terus terkenang walau tidak pernah bisa dimiliki!
Baru menuruni satu lantai, Fransiska Yin tiba-tiba sadar tas cello-nya tertinggal!
Saat tadi memasuki apartemen, ia meletakkan tas cello di lorong jalan. Ia keluar dengan tergesas-gesa, benaknya difokuskan seratus persen untuk menghindari Ethan Chen. Alhasil, ia tidadk menyadari ada benda sebesar itu di lorong yang dilalui.
Fransiska Yin berbalik badan dan kembali ke lantai atas. Sebelum Ethan Chen tiba, ia ingin mengejar momen untuk mengambil tas cello-nya. Tetapi, baru mau membuka pintu tangga darurat, si wanita mendngar pintu lift berbunyi “ting”.
Wanita itu menaruh tanganya di engsel pintu, sementara tubuhnya bersembunyi di balik pintu. Melalui kaca berbentuk persegi panjang yang terpasang di pintu, ia bisa melihat ada seseorang di dalam.
Ya, Fransiska Yin dengan mudah dapat melihat Ethan Chen keluar dari lift dengan satu tangan memegang sebuket mawar merah dan satu tangan lain membawa payung hitam. Payung itu masih membawa sedikit-sedikit tetesan hujan.
Kali ini, bahkan tanpa membawa koper, Fransiska Yin langsung melepaskan tangannya dari engsel pintu, berbalik badan, dan melangkah turun dengan cepat. Entah mengapa, ia tiba-tiba sangat takut Ethan Chen mengetahuinya ada di sini. Selama menuruni tangga, sepatu hak tingginya menghasilkan bunyi-bunyi ketukan. Untung, wanita itu akhirnya berhasil menghindar……
Mendengar ketukan-ketukan sepatu hak tinggi dari arah tangga darurat, Ethan Chen yang hendak menekan nomor sandi unit hanya menoleh sesaat.
Pria itu ingat, Fransiska Yin tidak suka memakai sepatu hak tinggi. Salah satu hobinya adalah mengoleksi sepatu jalan. Untuk merek favoritnya, semua keluaran edisi terbatas dia setidaknya punya satu pasang.
Sayang, ia tidak tahu bahwa Fransiska Yin di usia dua puluh tahun sudah memahami jarak di antara mereka. Alhasil, sejak usia dua puluh dua tahun, wanita itu jadi sangat jarang memakai sepatu jalan. Dia menggantinya dengan sepatu-sepatu hak tinggi, yang sebelumnya hanya dipakai saat menghadiri jamuan makan.
Pada usia dua puluh lima tahun, Fransiska Yin sudah sepenuhnya menghentikan hobi mengoleksi sepatu jalannya. Sekarang, dia selalu memakai sepatu hak tinggi tiap pergi keluar. Dia bahkan berharap dirinya bisa lebih tua beberapa tahun lagi. Dengan kondisi itu, Ethan Chen tidak akan menggunakan usia sebagai alasan untuk bilang mereka tidak cocok.
Ethan Chen kembali menatap pintu dan menekan angka-angka yang ia ingat di luar kepala. Seiring bertambahnya usia, kemampuannya untuk mengingat sesuatu dengan sangat kuat dan cepat telah menurun. Tetapi, untuk delapan angka yang tengah ditekan-tekannya ini, ingatannya masih luar biasa bagus.
Saat membuka pintu apartemen, si pria mencium aroma lemon. Anehnya, di tengah aroma yang familiar ini, ia juga bisa mencium aroma yang sebelumnya tidak ada di sini.
Lebih tepatnya, aroma yang dulu ada di sini, lalu telah menghilang untuk waktu yang lama.
Baunya sangat menyengat. Ethan Chen pernah bilang, aroma parfum Coco Channel nomor lima terlalu kuat. Pria itu lebih suka aroma yang alami. Namun, orang yang ia beritahu malah terus memakainya tiap bertemu dengannya. Lama-kelamaan, ia pun terbiasa.
Fransiska Yin sendiri memakai parfum itu untuk menutupi usianya. Ia ingin tampil lebih dewasa. Dengan begitu, saat berada di sisinya, ia tidak akan terlihat seperti putrinya.
Mungkin hari ini adalah hari nostalgia, jadi Ethan Chen bisa mencium aroma yang sudah lama hilang……
Pria itu menggelengkan kepala dan menutup pintu. Ethan Chen selanjutnya ingin mengganti sepatu dengan sendal kamar dan menaruh mawar di vas. Hari ini, ia membeli dua buket bunga. Satu buket adalah mawar merah, sementara satu buket lagi adalah mawar putih.
Tetapi, sebelum sempat berganti sepatu, di lorong jalan, ia menjumpai sesuatu yang tidak seharusnya ada di sana.
Ethan Chen meletakkan mawar di atas meja dengan kaget. Ia lalu mengamati tas cello dengan sangat hati-hati.
Si pria sangat familiar dengan tas itu. Dengan alasan tas cello-nya sangat berat, Fransiska Yin selalu memintanya menjemput dia sepulang bekerja. Bisa jadi, si wanita ketika itu bersyukur karena dirinya belajar alat musik yang berat namun bisa dibawa kemana-mana. Jika belajar alat musik yang ringan macam seruling atau alat musik yang diam di tempat seperti piano, ia mungkin tidak akan punya kesempatan macam ini.
Dengan tergesa, Ethan Chen membuka pintu dan menekan tombol lift. Ketika menantikan ketibaan lift, pandangannya secara tidak sengaja menemui pintu tangga darurat……
Novel Terkait
My Lady Boss
GeorgeGet Back To You
LexyBehind The Lie
Fiona Lee1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaCinta Di Balik Awan
KellyCinta Dan Rahasia
JesslynDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)