Diamond Lover - Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
Walaupun Valerie Pei pernah mengatakan akan membantu Emily Gu menanyakan perasaan Javiar Pei, tapi setelah malam itu, Emily Gu juga tidak terlalu mengurusnya, pekerjaan Javiar Pei terlihat sangat sibuk karena akan kembali ke kantor pusat.
Mereka memiliki kesibukan masing-masing, lebih sedikit komunikasi.
Saat Emily Gu menyelesaikan kasus terakhir yang Javiar Pei berikan padanya, juga saatnya Javiar Pei kembali, pegawai perusahaan menyiapkan sebuah pesta perpisahan, sebenarnya semuanya juga ingin mencari kesempatan untuk berkumpul, CEO menghadiri atau tidak, adalah masalah lain lagi.
Hanya saja yang membuat terkejut adalah, Javiar Pei yang sangat jarang menghadiri pesta perusahaan, kali ini menyanggupi undangan rekan-rekan.
Orang-orang dari perusahaan pergi ke taman sebuah hotel yang sederhana di Kota S, walaupun skala perusahaan tidak besar, tapi ada seratus lebih orang, mereka memesan ruang perjamuan kecil di hotel, Javiar Pei duduk di meja utama, tersenyum pada para pegawai yang mengantarnya.
Emily Gu duduk di meja sebelah, kedudukannya tidak tinggi sampai bisa duduk semeja dengan Javiar Pei, lagipula dia juga tidak pernah mengumumkan identitasnya, walaupun rekan-rekan kerjanya menebak, juga tidak pernah bertanya padanya.
Dia berpegang pada prinsip bila bisa tidak mencolok maka tetap bersahaja, dia tidak ingin mendapatkan perlakuan istimewa dengan mengandalkan identitas Keluarga Gu ini.
Hanya saja yang dia tidak tahu adalah, dia bekerja di perusahaan saja sudah termasuk istimewa, dia bisa masuk ke dalam perusahaan dan menerima kasus adalah keistimewaan di dalam istimewa, rekan mana di perusahaan yang bukan orang yang sudah berkecimpung dalam tempat kerja bertahun-tahun, rekan mana yang bukan lulusan universitas terkenal dalam dan luar negeri.
Semua yang mereka lakukan tidak sebanding bila bisa terlahir ke dalam suatu keluarga yang baik.
Emily Gu makan tanpa bersuara, beberapa kali tatapannya berpaling ke Javiar Pei, melihatnya hanya makan sedikit, bawahannya ingin bersulang dengannya, kebanyakan asistennya yang menggantikannya minum, bila memang tidak bisa menolak, jadi hanya menyesap.
Dia baru teringat Javiar Pei beberapa kali datang ke rumah untuk makan, setelah makan akan meminum obat lambung, saat minum obat, tentu saja membelakangi orang rumah, dia hanya tidak sengaja melihatnya.
Saat ini asistennya menggantikannya minum, juga karena penyakit lambung bukan...
Tiba-tiba teringat hal ini, Emily Gu baru menyadari dirinya sangat mengamati Javiar Pei, bahkan dia juga mengetahui hal pribadi seperti dia memiliki penyakit lambung.
Apakah benar seperti yang kakak ipar katakan, menyukai Javiar Pei?
Sebenarnya, suka bukanlah hal yang salah, Javiar Pei memang memenuhi harapan Emily Gu terhadap pacar bahkan calon suami selama ini.
Memiliki keliaran dan mendominasi seperti Leon Gu, juga memiliki sifat rendah hati dan berhati-hati seperti Austin Gu, dia sedikit memuja kedua kakaknya, jadi harapan untuk pasangan juga memiliki pengaruh mereka.
Kebetulan, Javiar Pei kebetulan memiliki semuanya.
Hanya saja....Orang yang Jade Song sukai adalah dia.
Dia tidak pernah melihat Jade Song begitu sungguh-sungguh pada seorang pria, berinisiatif mengejarnya, meletakkan sikap angkuhnya, bukankah karena cinta?
Emily Gu dan Jade Song juga teman baik, dia tidak akan melakukan hal yang mengkhianati sahabatnya.
Untungnya, dia menyadari rasa suka yang mengherankan ini masih berada dalam tahap awal, bukan saat sudah tumbuh menjadi perasaan yang dalam, masih bisa dimusnahkan di awal.
Setelah diam-diam memikirkan ini, Emily Gu juga mendapatkan kesimpulan, yaitu bisa seberapa jauh dari Javiar Pei maka seberapa jauh, setelah makan, dia berpamitan dengan rekan-rekan, tidak pergi ke acara selanjutnya.
Keluar dari hotel dan mengambil hotel, saat keluar dari hotel, tiba-tiba ada sosok familiar di pinggir jalan.
Ternyata Javiar Pei, sepertinya, hari ini dia naik mobil asisten, asisten membantunya minum alkohol, dia juga minum beberapa gelas, tapi tidak sampai harus berjalan kaki pulang bukan...
Emily Gu menggeleng, karena pikiran itu masih tidak bisa disingkirkan selagi masih awal, dia lebih tidak perlu membuat dirinya repot, dia menginjak pedal gas, mempercepat kecepatan mobil.
Orang di jalan itu, jelas melihat mobil Emily Gu, mobil yang dia kendarai untuk bekerja tidak mencolok, bila dibandingkan dengan mobil sports di rumahnya itu, singkatnya sangat sederhana, nyatanya tidak cocok dengan aura dirinya.
Sekarang dia sedikit tidak mengerti, kenapa Emily Gu tidak menjadi nona ketiga, harus datang ke perusahaannya menderita, saat baru mulai bahkan dibuat menangis karena dicemooh olehnya.
Mungkin, dia juga ingin seperti Valerie Pei.
Tapi Valerie Pei awalnya tidak ingin bekerja di perusahaan, sampai sekarang dia masih merasa, untungnya Valerie Pei adalah seorang wanita, bila dia adalah pria, sekarang pasti berada di penjara, dengan sifatnya itu, takutnya hanya Leon Gu yang bisa mengendalikannya.
Tapi bisa mengendalikannya pun bisa apa, kedua orang itu pada akhirnya
tidak tahu siapa yang mengendalikan siapa.
Pikiran Javiar Pei berputar cepat, dia hanya merasa naik mobil sedikit pengap, ingin berjalan kaki, mungkin setelah meninggalkan Kota S kali ini, satu setengah tahun lagi baru kembali...
“Beep—“ Tiba-tiba, sebuah suara mobil di rem memekakkan telinga, sebuah mobil Audi A4L meluncur ke sebelah Javiar Pei.
Barusan bocah yang meninggalkannya dengan cepat, saat ini kembali lagi?
Emily Gu membuka jendela kaca, berkata pada orang di luar : “Naik.”
Javiar Pei melihat ke jalan, di sini hanya ada dia sendiri, barusan dia juga berencana naik taksi pulang, tidak disangka ada supir gratis yang datang, kebetulan apa yang diinginkannya datang, jadi tanpa ragu dia menyebrangi sabuk hijau pemisah jalan pejalan kaki dan jalur mobil dan naik ke mobil.
“Merusak sabuk hijau.” Setelah Javiar Pei mengenakan sabuk pengaman dengan baik, Emily Gu bergumam, lalu mengendarai mobil ke arah tempat tinggal Javiar Pei.
“Siapa yang menyuruhmu berhenti di sana.” Javiar Pei dengan santai bersandar di punggung kursi.
Hanya merasa sudah lama tidak bersama sendirian dengan Emily Gu, juga tidak mengatakan dengan jelas hubungan mereka sekarang, bagaimanapun dia akan segera kembali, tidak mungkin meninggalkan Emily Gu mengurusnya sendirian di sini.
Hubungan kedua keluarga sekarang tidak mudah menjadi pulih setelah pernikahan Valerie Pei dan Leon Gu, bila membuat keregangan kembali karena masalah mereka yang absurd, maka benar-benar melelahkan Valerie Pei dan Leon Gu.
“Sekarang masih ada waktu, pergi ke rumahmu dulu.” Javiar Pei melihat jam, jam 8, pergi menemui Henry Gu, membuat hal yang terjadi ini jelas.
Tangan Emily Gu yang menggenggam setir tanpa terasa menggenggam kencang, namun tetap menuruti ucapan Javiar Pei, merubah arah, menuju villa Keluarga Gu.
Kepergian kali ini, takutnya untuk membicarakan dengan jelas hubungan keduanya, orang di dalam mobil jelas-jelas tahu namun tidak berbicara, keheningan di saat ini, bagaimana terasa seperti ketenangan sebelum badai menerpa.
Semakin menyetir ke arah villa Keluarga Gu, mobil di jalan semakin sedikit, dengan lancar sampai ke rumah Keluarga Gu, Emily Gu menghentikan mobil di tempat parkir, bersiap turun.
Namun saat tangannya menyentuh sabuk pengaman, ditarik oleh Javiar Pei.
Di dalam mobil hanya ada lampu pada dashboard, lampu di tempat parkir redup, tidak memberikan banyak kegunaan.
Tatapan Emily Gu berhenti pada tangan Javiar Pei yang menggenggam tangannya, kembali menelusuri lengannya, perlahan tatapannya jatuh pada tubuhnya, wajahnya, matanya.
Emily Gu juga pertama kali melihat Javiar Pei dalam jarak dekat dengan teliti, dia merasa tatapan orang itu yang tenang membawa sedikit gejolak emosi, tapi gejolak itu, terlalu sedikit, sedikit sampai membuat Emily Gu mengira dirinya salah.
Mungkin, Javiar Pei adalah orang yang memiliki sifat tenang seperti ini dari lahi, tapi dia tidak tahu.
“Apa kamu suka padaku?” Javiar Pei menanyakan pertanyaan ini langsung, ekspresinya tenang seperti sedang menanyakan kamu makan apa tadi malam.
Emily Gu mengerjapkan matanya, teringat pertanyaan Javiar Pei barusan, sepertinya sedang menanyakannya, apakah menyukai Javiar Pei!
“Suka.” Emily Gu juga bukanlah orang yang bisa mengkhianati hatinya, bila
suka maka suka, tidak suka maka walaupun memberi seluruh dunia untuknya juga tidak akan suka.
Ujung bibir Javiar Pei terangkat, di lingkungan yang gelap, Emily Gu bisa merasakan rasa senang itu.
“Ayo turun.” Javiar Pei yang mendapatkan jawaban sepertinya jauh lebih ceria, dia melepaskan tangan Emily Gu, membantunya melepaskan sabuk pengamannya, lalu membuka sabuk pengaman dirinya, selanjutnya turun dari mobil.
Emily Gu duduk di kursi pengemudi dengan melongo.
Dia bertanya apa dia menyukainya, dia menjawab suka, lalu, lalu tidak ada selanjutnya.
Singkatnya benar-benar titik balik yang hebat!
Emily Gu dengan jelas turun dari mobil dengan tidak senang, paling tidak berikan jawaban, walaupun sekarang tidak bisa bersama, paling tidak membuat dirinya tahu apakah dirinya bertepuk sebelah tangan atau saling memiliki perasaan.
Sedangkan orang yang memberi pertanyaan itu, tersenyum berdiri di kepala mobil, Emily Gu merasa dirinya seperti kerasukan, kenapa rupa Javiar Pei yang tersenyum di bawah lampu yang redup sangat tampan, membuatnya seketika terpikat?
Pasti hormon yang berbuat ulah.
Emily Gu menggelengkan kepala, dia turun dari mobil, mengikuti Javiar Pei, berjalan ke arah Kediaman Utama.
Akhir-akhir ini keluarga akan tinggal di Kediaman Utama untuk mengobrol dengan Henry Gu setelah makan malam, semuanya tahu, kesehatan Henry Gu dari hari ke hari memburuk, bisa menemani bersama, maka meluangkan waktu lebih banyak, selain kekayaan dan kehormatan, yang diberikan Henry Gu pada keluarga ini adalah cinta.
Saat Emily Gu dan Javiar Pei tiba, sekeluarga sepertinya sedang membicarakan hal yang menyenangkan, dua orang yang belum masuk ke ruang tamu itu mendengar suara tawa dari dalam.
Setelah masuk, Emily Gu baru teringat hari ini adalah hari adik kembali dari luar negeri, mereka sedang mendengarkan hal Dicky Gu masuk ke sekolah.
Dicky Gu bergegas menghampiri saat melihat kakak kembali, memberinya pelukan besar, melihat Javiar Pei di sebelahnya, dia berkata : “Ini calon kakak ipar bukan!”
Hati Emily Gu terkejut, sekarang terlalu cepat untuk memanggil kakak ipar bukan, mereka adalah orang yang akan segera “putus”.
Javiar Pei jelas sangat menyukai kata kakak ipar ini, dia menepuk-nepuk bahu Dicky Gu.
Selanjutnya, keduanya memanggil orang di dalam rumah, seakan, semuanya sedang menunggu Javiar Pei mengatakan maksud kedatangannya semalam ini.
“Kakek, Ayah, Ibu, Kakak ipar tertua, hari ini ada hal penting yang ingin aku umumkan.” Tiba-tiba, suara jernih Emily Gu terdengar di dalam ruang tamu, berhasil menarik tatapan mereka pada dirinya.
Ekspresi Emily Gu serius, seperti benar-benar akan mengumumkan sesuatu yang penting.
Walaupun waktu bersama dengan Emily Gu tidak banyak, tapi Javiar Pei dapat merasakan, gadis ini akan segera mengatakan ucapan yang menggentarkan dan mengejutkan orang, tidak lain adalah perihal pacaran
pura-pura mereka berdua.
“Aku dan Javiar Pei...”
“Hubungan di antara kami adalah pura-pura pacaran.”
Tidak menunggu Emily Gu selesai berbicara, Javiar Pei berinisiatif merebut pembicaraan, Emily Gu yang tertegun menoleh, namun melihat wajah Javiar Pei yang tenang.
Valerie Pei yang sudah tahu perihal ini dari awal mengernyitkan kening, kenapa mereka memilih saat ini untuk mengatakannya? Barusan Henry Gu masih membicarakan pernikahan Emily Gu dan Javiar Pei, sekarang sebaliknya memberitahu semua orang, hubungan mereka berdua adalah palsu.
Semua orang di ruang tamu terdiam, seperti muncul ombak di dalam Keluarga Gu yang barusan tenang.
“Javiar, apa malam ini kamu minum alkohol?” Valerie Pei memberi isyarat pada Javiar Pei, tapi Javiar Pei tidak memedulikannya.
Leon Gu bergegas menarik istrinya ke sisinya saat melihat rupanya yang akan maju memukul Javiar Pei, sekarang semuanya tahu Henry Gu masih belum kambuh, bila Valerie Pei juga terlibat masuk...Leon Gu tiba-tiba mengerti, apakah istrinya sudah lama tahu?
Novel Terkait
More Than Words
HannyMy Charming Lady Boss
AndikaHis Soft Side
RiseMy Superhero
JessiAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)