Diamond Lover - Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
Menyelesaikan masalah ini sangat mudah, Leon Gu bernegosiasi dengan orang dari sana atas nama Gu’s Corp, perusahaan yang mempengaruhi perekonomiaan kota S, jika memang perusahaan Javiar Pei harus tutup selama satu tahun, Gu’s Corp akan sepenuhnya meletakkan pusat perekonomian di luar negeri.
Sedangkan tidak hanya Gu’s Corp, masih ada Huo's Corp dan Yin's Corp, ketiga perusahaan besar ini pergi di saat yang bersamaan, akan membawa kerugian ekonomi yang tidak kecil bagi kota S, pada saat itu akan sekelompok besar orang yang kehilangan pekerjaan, menggabungkan berbagai alasan, pada akhirnya Biro Regulasi Sekuritas hanya bisa berkompromi.
Akhirnya hanya memutuskan laporan kritik sebagai hukuman, penutupan perusahaan selama setahun pada akhirnya tidak diputuskan.
Emily Gu mengambil makanan yang dibungkus tadi sore di restoran, berdiri di lantai bawah apartemen Javiar Pei, teringat terakhir kali saat Javiar Pei sakit, dia bergegas kembali ke rumah Keluarga Gu untuk menyiapkan obat dan makanan, hasilnya Jade Song selangkah lebih awal darinya.
“Hanya bawahan membawakan sedikit makanan untuk atasan, karena kali ini memang kamu yang melakukan kesalahan…” Emily Gu berbicara sendiri, berusaha memberikan alasan untuk dirinya naik ke atas.
Tapi dia sudah datang, apakah bisa untuk tidak keatas?
Emily Gu memencet tombol lift, setelah lift tiba dia mengumpulkan keberanian untuk naik ke dalam lift, hanya saja pada saat pintu tertutup, dari dalam lift yang satunya keluar seseorang, terkadang, kehilangan adalah sesuatu yang terjadi dalam sekejap.
Dia membawa kotak makan sampai di lantai tempat tinggal Javiar Pei, menekan tombol bel rumahnya, lama tidak ada orang yang datang untuk membukakan pintu.
“Tidak mungkin masih belum pulang bukan….” Tapi Leon Gu pergi menjemput Valerie Pei, seharusnya Javiar Pei sekarang juga sudah pulang!
Tapi saat ini Emily Gu baru menyadari bahwa dirinya sama sekali tidak mengerti ruang personal Javiar Pei, kemana dia setelah pulang kerja, biasanya berteman dengan siapa saja, dia hanya tahu,
Javiar Pei adalah adik laki-laki Valerie Pei, sekarang adalah atasannya, tapi tidak berapa lama lagi, dia akan kembali ke kota A, meskipun dia atasannya, tidak mungkin bisa bertemu sepanjang hari.
Emily Gu mengembungkan pipinya, kemudian menaruh kotak makan di atas lantai, lalu mengeluarkan selembar kertas memo dari dalam tas, menuliskan dua baris kata dan menempelkannya ke atas kotak makan, kemudian pergi.
Tidak berapa lama kemudian, Javiar Pei kembali, tangannya menjinjing makanan yang barusan dibungkus dari restoran, tetapi melihat kotak makanan yang ada ditaruh di depan pintu, diatasnya ada selembar memo.
“Maaf menunda perjalanan kamu, sebuah makan malam, sebagai permohonan maaf.”
Javiar Pei melihat kotak makan ini, dia kira-kira dapat menebak siapa yang mengantar kotak makanan ini, tanpa sadar sudut bibirnya terangkat, hanya sebuah makan malam seperti ini, bersiap mengusirnya pergi?
Tapi, Javiar Pei yang pulang malah membuka kotak makanan yang dikirimkan Emily Gu, makanan yang dia beli bawa pulang sendiri tidak disentuhnya, dan memakan makanan yang diantarkan Emily Gu sampai habis。
Sekarang tidak bisa bersama, tidak berarti di kemudian hari tidak bisa bersama, Emily Gu ini, bagaimanapun juga dia ingin agar Emily Gu datang ke sisinya dengan sukarela.
.
Kecelakaan di perusahaan kali ini membuat rencana kepulangan Javiar Pei ke kota A menjadi tertunda, sekarang penanggung jawab baru di perusahaan telah datang namun Javiar Pei tetap tinggal, untuk mengurus urusan apa, Emily Gu tidak tahu detailnya.
Dia hanya tahu beberapa waktu ini, Javiar Pei tidak akan pulang.
Sejak kejadian Bell, Emily Gu belum secara resmi bertemu dan membicarakan secara detail dengan Javiar Pei, bila sudah memutuskan untuk membunuh perasaan yang baru saja timbul itu, dia juga tidak akan memiliki keinginan apapun.
Hanya saja, kehidupannya di perusahaan tidak begitu baik, kejadian Bell terakhir kali membuat orang-orang di perusahaan mengeluh tentang Nona ketiga yang memiliki latar belakang keluarga yang kuat ini.
Dia adalah Nona Ketiga di keluarga Gu, meskipun perusahaan berhenti beroperasi juga tidak akan memiliki kerugian apapun, di rumahnya ada uang untuk dia gunakan, tetap menikmati hidup tanpa kekurangan, namun berbeda dengan para pegawai ini, cicilan rumah, mobil, dan keluarga, semuanya perlu untuk dihidupi.
Bila kehilangan pekerjaan ini, maka harus mencari lagi pekerjaan dengan gaji dan perlakuan yang baik, betapa sulitnya.
Meskipun rekan kerja tidak berkata apa-apa, juga tidak berani untuk berkata apa-apa, bos perusahaan ini dan Emily Gu masih memiliki hubungan saudara, bila bicara sembarangan akan seperti rekan kerja yang dulu harus keluar dari perusahaan, mereka hanya bisa menggunakan diam dan jarak untuk menunjukkan ketidakpuasaan mereka.
Emily Gu merasakan hal ini, dia juga sungguh-sungguh merasa masalah Bell adalah tanggung jawabnya, meskipun setiap hari dia membelikan camilan saat sore, menjadi orang pertama yang selalu datang di kantor setiap pagi, pada saat mereka sibuk membantu mereka kesana kemari mencetak dokumen, namun yang diterimanya, tidak lebih dari rasa dingin.
Dalam waktu yang lama, Emily Gu yang tidak pernah menerima perlakuan seperti ini sejak kecil, semakin merasa sulit untuk bertahan, dia juga tidak ingin memberitahukan hal ini kepada Valerie Pei , dia tahu dia pasti akan meminta kepada Javiar Pei agar meminta orang-orang di kantor lebih memperhatikan, saat itu akan menjadi suatu penderitaan lagi.
Tidak ada tempat untuk melampiaskan, hanya bisa mencari Jade Song .
“Nona baik-baik, hari ini pulang kerja tidak pulang, malah mencariku untuk minum?” Di dalam bar, Emily Gu sudah meminum dua gelas alkohol, teringat tadi sore dia mendengar rekan kerjanya berbisik-bisik di toilet, saat itu dia sangat ingin menerobos keluar dan mengatakan kepada mereka bahwa dia tidak seburuk yang mereka katakan, dia bukanlah seorang nona besar yang hanya bisa makan dan minum.
Tapi dia yang terakhir masuk ke dalam perusahaan, memang setelah Valerie Pei berbicara dengan Javiar Pei, dia baru masuk.
“Mereka berkata aku hanya mengandalkan kecantikanku, tidak bisa mengerjakan apapun malah membuat perusahaan kacau, tapi, kondisi keuangan Bell juga bukan hanya aku yang melihat…” Sambil berkata, air mata Emily Gu jatuh, semua kesedihan yang menumpuk seketika berubah menjadi air mata.
Jade Song mengambil gelas Emily Gu, berkata : ”Jika tidak bisa minum, maka minum sedikit saja, jika ada apa-apa denganmu, aku tidak mampu menanggung tanggung jawab.”
“Bahkan kamu juga merasa kalau aku adalah bunga yang tumbuh di rumah kaca, begitu rentan, tidak mampu menerima pukulan?”
“Tapi kamu memang hidup sampai hari ini di bawah penjagaan keluargamu.” Kata Jade Song tepat sasaran.
Emily Gu masih ingin mencari alasan untuk menghibur diri sendiri, tapi perkataan Jade Song tidak diragukan lagi membuatnya sadar, memang sampai sekarang dia hidup berada di bawah perlindungan orang tua dan kakak-kakaknya, tidak pernah menerima luka apapun, kejadian Bell kali ini juga kakak-kakaknya yang keluar untuk menyelesaikan.
Jika bukan Leon Gu, hanya mengandalkan kekuatan dia sendiri maka masalah ini tidak akan reda, sedangkan setelah dia melakukan kesalahan sebesar ini, tidak menerima kritik dari perusahaan, seakan, tidak terjadi apapun, jika berganti sudut pandang, Emily Gu juga merasa kalau berbuat seperti ini benar-benar keterlaluan.
“Kalau begitu apa yang bisa kulakukan? Begitu lahir aku berada di Keluarga Gu,, apakah aku harus melepaskan identitasku sebagai Keluarga Gu?Aku juga tidak bisa memilih dilahirkan di keluarga seperti apa.” Emily Gu juga tidak memiliki tempat untuk melampiaskan amarahnya, hanya bisa menelan kembali semua kemarahannya, sekarang dia hanya sedang mengeluh pada Jade Song .
“Banyak orang yang iri dengan identitasmu, kamu malah khawatir dengan hal ini, benar-benar tidak tahu bersyukur,”
Emily Gu tahu mengenai hal ini, jadi dia hanya bisa menelan semua kemarahannya.
“Aku masih memiliki jalan keluar apa lagi, aku hanya bisa mengeluh kepadamu, paling parah aku tidak senang, tidak bekerja lagi di kantor, kembali menjadi nona ketiga, seperti itu juga bukan sesuatu yang buruk.” Emily Gu berpikir kehidupannya di masa depan akan sangat menganggur, seluruh tubuhnya terasa tidak enak.
“Bukankah dulu kamu pernah bilang ingin mengejar pendidikan lebih, bukankah ini cara yang baik.” Jade Song berkata dengan santai sambil minum.
“Iya, sepertinya setelah bekerja, aku benar-benar melupakan hal ini.” Emily Gu menganggukkan kepala, dulu karena ingin melarikan diri dari kencan buta yang diatur Ibu, dia mendaftar ke beberapa universitas di luar negeri.
Hanya saja selanjutnya dia menarik Javiar Pei sebagai tameng, kemudian pergi bekerja di perusahaan, jadi melupakan hal ini sepenuhnya, sekarang Jade Song mengungkitnya, sepertinya juga sebuah jalan keluar.
“Coba kamu pikir, jika kamu pergi ke luar negeri kamu memiliki kesempatan melatih dirimu, kamu juga kebetulan bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk membuktikan bahwa kamu tidak hanya memanfaatkan kecantikanmu.”
Semakin lama Emily Gu semakin merasa perkataan Jade Song sangat masuk akal, dulu sebelum dia kuliah dia tumbuh di bawah perlindungan orangtua dan kakak-kakaknya, bahkan saat kuliah pun dia tidak tinggal di asrama sekolah, dia benar-benar tidak memiliki pengalaman yang sama dengan orang-orang seusianya.
Mungkin, belajar di luar negeri, adalah keputusan yang baik.
Hanya saja….
“Mungkin, orangtuaku tidak akan setuju….” Emily Gu menundukkan kepalanya, mereka selalu merasa seorang gadis memiliki pendidikan yang tinggi maka akan sangat baik, namun untuk gadis dari keluarga seperti ini, tidak perlu terlalu hebat, satu Valerie Pei sudah termasuk pengecualian.
Apalagi bukankah sekarang Valerie Pei juga sama di rumah melayani suami dan mengajar anak?
“Kamu yang putuskan sendiri saja, aku sudah mengatakan yang seharusnya dikatakan.” Jade Song menepuk-nepuk bahu Emily Gu.
Dia duduk di atas kursi, lama tak bicara sepatah katapun, dia sudah terbiasa orangtuanya memutuskan segalanya untuk dirinya, kali ini, dia harus memutuskan sendiri hal yang sebesar ini, kebimbangan dan keraguan adalah hambatannya yang paling besar.
“Jade, akhirnya aku menemukanmu!” Tepat saat keduanya masuk dalam keheningan, seorang pria berjalan menghampiri dengan penuh semangat, menarik lengan Jade Song , dan menatapnya dengan mata merah.
Wajah Jade Song pertama terkejut, kemudian marah, kemudian tidak sabar, dia menepis tangan pria itu, berkata : ”Kita sudah putus dari dulu, untuk apa kamu masih menggangguku?”
Emily Gu barusan meminum dua gelas alkohol, dia merasa sedikit pusing dan mengantuk, melihat seorang pria dan Jade Song sedang tarik menarik, dia bergegas menarik Jade Song ke sampingnya, dan berkata kepada pria itu : ”Siapa kamu? Kak Song sudah putus denganmu, untuk apa kamu masih datang mengganggunya?”
Pria tersebut awalnya sudah marah, melihat ada adik kecil yang ikut campur, dia mendorongnya, Emily Gu tidak berdiri dengan baik, untungnya Jade Song ada di belakangnya, segera memapahnya.
“Kamu jangan ringan tangan, jika Emily terluka maka kamu tanggung akibatnya!” Jade Song berkata dengan marah, melindungi Emily Gu.
“Kamu selalu memikirkan pria lain saat bersamaku, sekarang berbicara sembarangan demi wanita lain, apa maksudmu?” Keluar caci maki saat pria itu membuka mulut, awalnya suasana di dalam bar sangat hening, hasilnya tatapan semua orang tertuju kepada mereka bertiga.
Emily Gu berada di samping Jade Song, mendengar perkataan pria itu, sangat mudah ditebak kalau pria ini adalah mantan kekasih Jade Song, tapi, bukankah Jade Song menyukai Javiar Pei ?
Sebelum pria itu semakin membuat keributan, beberapa pengawal di bar yang mengenakan baju hitam segera “mempersilahkan” pria itu keluar, penanggung jawab pengawal itu meminta maaf berkali-kali pada Emily Gu, berharap kejadian ini jangan sampai diketahui oleh keluarganya.
Awalnya memang tidak ingin memberitahu keluarganya kalau dia datang ke tempat seperti bar ini, tentu saja dia asal menanggapinya, tapi dia juga tidak berencana untuk tetap tinggal di sini, jadi dia pergi bersama dengan Jade Song .
Keduanya datang ke tepi sungai yang mengalir melalui kota S, angin malam yang bertiup membuat Emily Gu kedinginan.
“Kak Song, apakah kamu tidak bersama dengan Javiar Pei ?” Saat perkataan Emily Gu ini keluar, dia juga merasa ini pertanyaan yang tidak perlu ditanyakan, jika Javiar Pei dan Jade Song bersama, maka tidak mungkin mengatakan ingin bersama dengannya di hadapan Keluarga Gu.
Jade Song tersenyum pahit, matanya penuh dengan ketidakberdayaan, di malam yang sedikit dingin ini, semakin terlihat lebih suram.
Novel Terkait
Rahasia Istriku
MahardikaLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieMy Only One
Alice SongBeautiful Love
Stefen LeeWahai Hati
JavAliusLelaki Greget
Rudy GoldCinta Yang Dalam
Kim YongyiDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)