Diamond Lover - Bab 314 Kejutan Tak Terduga

Di hari pertama setelah mereka bersama kembali, Leon mengatakan akan melakukan perjalanan dinas karena ada masalah yang mendesak. Dia bisa mengerti, mereka berdua memang penanggung jawab masing-masing perusahaan dan perjalanan dinas itu adalah hal yang biasa bagi mereka. Tuan Gu segera mulai mengambil sikap dan menarik Valerie ke rumahnya untuk menyiapkan barang bawaannya.

Tuan Gu duduk di atas ranjang melihat Valerie yang mengambil pakaian dari lemari, satu per satu dia lipat rapi dan taruh ke dalam koper.

“Kalau untuk acara formal, bagaimana dengan dua setelan jas ini?” Valerie membawa dua setel jas itu ke hadapan Leon, satu setel jas hitam klasik, satu lagi warna abu-abu dengan model dua baris kancing.

“Um, pilihan kamu semua bagus.” Leon tersenyum senang dalam hati, di wajahnya juga tersenyum lebar. Empat tahun ini setiap ada dinas ke luar dia yang menyiapkan pakaiannya sendiri, meskipun ada pembantu di rumah tapi rasanya berbeda. Jadi ketika masih ada banyak waktu dia akan mengambil keluar pakaiannya satu per satu dari lemari lalu dia taruh ke dalam koper, seperti Valerie sekarang ini.

“Kamu masih dalam negeri atau ke luar negeri? Kalau perbedaan suhunya tidak banyak maka tidak menyiapkan pakaian yang tebal untukmu.” Setelah Leon mengangguk, Valerie melipat rapi dua setel jas itu dan dia masukkan dalam koper, juga memilih dua setel kemeja dan dasi.

“Perbedaan suhu tidak banyak, hampir sama dengan di sini.” Leon tidak bicara terus terang dan tidak membocorkan tempat tujuannya.

Valerie mengangguk paham, lagi dia memilih dua pasang sepatu dan simpan dalam koper, terakhir dari laci lemari dia memilih beberapa pakaian dalam, semua dia lakukan dengan lancar dan tidak karena pakaian dalam dia menjadi gugup.

Karena hal yang paling intim sudah pernah mereka lakukan, jadi saat melakukan ini semua dia bisa melakukannya tanpa malu dan jantung yang berdebar. Namun bagi Leon yang melihatnya menjadi bergelora, dia berjalan dan memeluk Valerie dari belakang yang sedang melipat pakaian dalam ke dalam koper, dia menopang dagunya pada leher Valerie.

“Ayo kita pergi bersama.” Dia tidak ingin berpisah dengan Valeria untuk setiap waktu dan ingin membawanya juga.

“Jangan main-main, aku masih ada urusan di sini, dan juga bukan pergi liburan. Tunggu kita ada waktu sekalian bawa Ellie juga.” Valerie memutar tubuhnya, kedua tangannya melingkari leher Leon, ditempel begitu oleh Leon dia merasa nyaman.

“Apakah tidak baik kalau cuma kita berdua?”

“Bukannya kamu menyukai Ellie, mengapa pergi berlibur tidak membawa dia! Hati-hati akan kuberitahu dia!”

“Ini beda, liburan bulan madu, istriku.”

Dipanggil istri membuat tulang kepala Valerie terasa lemas, tuan Gu sekarang sudah mulai bersikap manja.

“Kita cari waktu untuk membicarakan hal ini pada Ellie.”

“Tidak usah buru-buru.” Jawab Leon sambil merangkul Valerie, namun tangannya mulai tidak benar.

Valerie menjadi tersentak, mengapa tidak buru-buru, apa karena saatnya belum matang? Ellie juga selalu menanyakan mengapa Handy tidak datang lagi, dan sepertinya hubungan papa dan mommy semakin membaik.

Namun dipikir-pikir lagi, lebih baik pelan-pelan saja. Sebelumnya dia juga terbuka pada Ellie tentang hubungan dia dan Handy, anak kecil pasti dalam beberapa waktu akan sulit menerima mommy nya yang dalam waktu singkat sudah ganti pacar lagi.

Selagi berpikir pakaian ditubuhnya sudah terlepas, kemudian Leon menjatuhkan dirinya ke ranjang, sebagai tebusan untuk perjalanan dinasnya beberapa hari ke depan.

Valerie datang ketika Ellie sudah tertidur, jadi pagi sebelum Ellie bangun dia harus kembali ke apartemennya. Dan Leon naik pesawat pagi, setelah bermain dengan dia Leon juga tertidur. Dengan suara ringan dia memakai bajunya dan kembali ke rumahnya sendiri, hatinya masih terasa kosong. Mereka sekarang bagaikan pencuri.

Dia tidur lagi setelah kembali ke apartemennya. Ketika bangun sudah jam sembilan pagi, pembantu mengatakan Ellie sudah diantar oleh Leon ke sekolah dan tidak perlu membangunkan dia.

Dia masih tidak bisa membangkitkan semangatnya. Setelah membersihkan diri dia langsung ke kantor. Selesai istirahat siang, dia yang masih dalam kondisi tidak sadar sepenuhnya sejak pagi tadi seketika menjadi sadar karena sebuah telepon, sangat sadar. Lalu bergegas keluar dari perusahaan, di lantai bawah sudah ada mobil yang menunggunya, dan langsung menuju bandara. Pesawat pribadi keluarga Gu sudah siap hanya menunggu Valerie naik pesawat.

Sampai pesawat sudah lepas landas dia masih belum bereaksi. Yang menelepon adalah ibu Pei dan mengatakan anggota keluarga Gu semua sudah datang termasuk Henry, ayah Gu dan ibu Gu, juga Leon dan Ellie, agar dia cepat pulang dan ada hal penting yang ingin dibicarakan.

Ketika dia sudah di bandara dia menelepon Leon, di ujung sana dengan tenang berkata untuk memberi dia kejutan.

Dia benar-benar sudah terkejut, pantas saja semalam Leon tanya apa ingin pergi bersama, pantas saja ketika dia bilang ingin mencari waktu untuk memberitahu pada Ellie Leon bilang tidak perlu buru-buru, ternyata dia sudah menyiapkan semuanya.

Tapi dia yang belum siap, meskipun cepat atau lambat akan memberi tahu hal ini pada kepala keluarga. Tapi waktu mereka bersama kembali masih belum sampai tiga hari, dia sudah ingin melamarnya, dan juga masih ada Jacob, waktu dia ke kota A saat itu dia dipukul olehnya dan dia masih berani pergi?

Dengan buru-buru dan panik dia sampai ke rumah, lalu dia melihat kepala keluarga dari dua pihak ada di ruang tamu, masing-masing duduk satu baris seperti sudah selesai berdiskusi, namun sepertinya juga tidak. Dan Ellie tidak diikutsertakan dan saat ini sedang bermain di taman.

Kemudian tokoh utama datang, suasana kedua pihak sepertinya menjadi rukun sedikit, terutama Jacob sebagai wakil.

Karena anggota keluarga Leon mereka datang mendadak, jadi dari keluarga Pei hanya ada ibu Pei dan Jacob suami istri. Valerie menjadi berpikir kalau saja ada Javiar, dia berdua dengan Jacob akankah mengusir Leon keluar?

“Kakek.” Valerie lebih dulu menyapa Henry, dia yang paling senior di sini. Setelah mendengar suara Valerie dengan senyum ramah dia mengangguk.

“Paman bibi.” Di bawah tatapan mata hangat Leon, dia masih memanggil paman dan bibi pada ayah Gu dan ibu Gu, mereka berdua juga menerima dan mengangguk. Bagaimanapun mereka sekarang dalam kondisi sudah bercerai, walaupun ingin panggil papa mama itu urusan nanti.

Setelah menyapa semua tamu, Valerie segera berjalan ke samping ibu Pei, menaruh tasnya dan merangkul lengan ibu Pei, berkata : “Ma, kak, kakak ipar.”

Ekspresi di wajah ibu Pei tidak begitu senang, juga tidak peduli dengan Valerie, langsung berkata pada anggota keluarga Gu : “Putriku sudah pulang, kami masih ada hal yang ingin dibicarakan jadi tidak mengundang kalian makan malam. Sementara Ellie akan ikut bersama kami, kalian tidak usah kuatir.”

Valerie tidak menduga sekali ibunya bicara itu untuk mengusir orang pergi. Sekarang dia pun tidak bisa ngomong apa-apa, hanya menggeleng pada Leon, tapi dia malah pura-pura tidak melihatnya juga tidak bicara. Sekarang kepala keluarga ada di tempat, bukan giliran mereka untuk bicara.

“Nyonya Pei, hari ini sudah mengganggu, kalau begitu besok kami datang lagi.” Kata Henry beranjak bangun dengan tongkat di tangannya, dan senyum masih tetap menghias wajahnya.

Ibu Pei sama sekali tidak menghiraukan Henry dan langsung berlalu pergi membawa Valerie. Jacob dan Steva juga naik ke lantai atas setelah mengangguk pada Henry. Hanya tinggal anggota keluarga Gu dan dua pembantu yang mengantar tamu.

Saat Valerie ditarik naik ke lantai atas dia menoleh dan melihat Leon, tatapan mata yang kusut tapi Leon memberi anggukan padanya seperti mengatakan tenang saja. Namun sekarang bagaimana dia bisa tenang, ini terlalu tiba-tiba!

Dia dibawa ibunya ke ruang kerja. Sejak ayahnya meninggal, ruang kerja ini jarang ada yang masuk.

Jacob dan Steva juga ikut masuk, terlihat jelas Jacob juga tidak senang dengan tindakan Valerie sekarang.

“Valerie, sebenarnya apa yang akan kamu lakukan sekarang? Aku dan papamu dengan susah payah membesarkanmu selama dua puluh dua tahun, bukan untuk menerima penderitaan di luar, mengapa kamu masih tidak sadar diri?” Ibu Pei sangat gusar, memberi teguran sambil menunjuk kepala Valerie.

“Ma, kamu jangan emosi, nanti akan membuat kesehatan terganggu.” Kata Stevanny sambil memberi isyarat mata pada Valerie, sambil memapah ibu Pei. Ibu Pei sedang marah, lebih baik dia diam saja.

“Bagaimana aku tidak emosi, nona ini sungguh membuat orang marah, Handy yang begitu baik tidak mau, malah ingin dengan Leon itu, tidak tahu siapa yang dulu terluka hingga ingin keluar dari rumah. Sekarang sudah baik kembali dan lupa akan rasa sakit itu!” Kata ibu Pei yang dipapah Stevanny untuk duduk di kursi.

“Valerie, waktu itu papamu mengatakan jika kamu bercerai dengan Leon, untuk seumur hidup ini jangan ada hubungan lagi dengan keluarga Gu. Kalau kamu mempunyai hubungan sedikitpun dengan keluarga mereka, aku tidak akan menganggap kamu sebagai putriku!” Kata ibu Pei pada Valerie dengan mata merah sambil menunjuk foto ayah Pei di atas meja kerja.

“Ma, jangan marah lagi. Aku akan membicarakan masalah ini dengan Valerie, jika dia tidak mendengarkan aku akan kupukul hingga dia dengar.” Ujar Jacob sambil mengelus punggung ibu Pei, Jacob juga kuatir akan kesehatan ibu Pei.

Sebenarnya setiap kali Jacob mengatakan akan memukul Valerie sampai dia patuh, tapi dia tidak pernah memukulnya, mana dia tega. Namun ini juga menunjukkan dia marah.

“Tidak bisa diatur lagi, sudah tidak bisa diatur. Pokoknya hari ini aku tegaskan, kalau kamu Valerie ikut pergi dengan orang keluarga Gu, maka jangan kembali ke keluarga Pei lagi.” Selesai berkata Stevanny memapahnya kembali ke kamar, di ruang kerja hanya tinggal Valerie dan Jacob.

Terus terang ssaat ini Jacob memang ingin memukulnya.

“Kak, kamu ingin pukul aku?” Valerie curi-curi angkat kepalanya dan melihat Jacob.

Jacob benar-benar sudah mengangkat tangannya, tapi tidak tega melayangkan tangannya dan menghela napas panjang.

“Coba kamu katakan sebenarnya apa yang kamu inginkan?” Kemarahan Jacob belum reda, dia berpaling dengan tangan menopang keningnya, membelakangi Valerie dan dia juga kuatir jika dia benar-benar memukulnya.

“Kak, maaf. Sudah membuat kalian cemas.” Valerie memutar tubuhnya menghadap Jacob dan meminta maaf.

“Kalau tahu kami cemas harusnya kamu jangan bersama dia lagi. Kamu jangan bilang padaku ini demi Ellie, kalau mereka ingin memperebutkan hak asuh, keluarga Pei kita akan berusaha untuk membantumu. Kakak tidak akan mengizinkan kamu masuk ke dalam lubang api keluarga Gu.” Sebenarnya Jacob juga jelas dalam hati, masalah Leon dan Valerie kali ini bukan untuk memperebutkan hak asuh. Melihat tatapan Leon pada Valerie, dia tahu Valerie juga punya pikiran yang sama dengan Leon.

Kalau tidak, dia tidak akan membawa keluarganya untuk datang.

Tapi dia tidak ingin melihat jika Valeria dan Leon kelak akan ribut lagi, dulu Valerie juga berjanji sungguh-sungguh dengannya, mereka berdua akan baik-baik saja. Tapi akhirnya, apakah baik-baik saja? Jacob sudah cukup mendengar kata seperti itu, memutuskan untuk tegas sekali lagi. Walaupun kelak adiknya sendiri akan menyalahkan dirinya, juga tidak bersedia melihat dia kelak akan terluka sekali lagi.

“Tidak ada hubungan dengan Ellie, aku…aku masih mencintainya.” Jika bukan karena masih cinta, biarpun demi Ellie, dia juga tidak ingin bersamanya.

Jacob benar-benar dibuat kesal hingga bisa muntah darah.

“Kamu juga dengar apa yang mama bilang. Jika kamu ingin pergi dengan orang keluarga Gu, maka kamu bukan orang keluarga Pei lagi. Kamu pikirkan baik-baik.”

Valerie tertegun, sungguh masalah yang sulit. Namun kalau memang harus memilih, dia akan memilih keluarga Pei. Di sini dia dilahirkan dan dibesarkan, tetapi jika dia memilih keluarga Pei maka dia tidak akan bahagia seumur hidup.

Melihat ekspresi Valerie, Jacob mengerti apa yang menjadi pilihan dia.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu