Diamond Lover - Bab 314 Kejutan Tak Terduga
Di hari pertama setelah mereka bersama kembali, Leon mengatakan akan melakukan perjalanan dinas karena ada masalah yang mendesak. Dia bisa mengerti, mereka berdua memang penanggung jawab masing-masing perusahaan dan perjalanan dinas itu adalah hal yang biasa bagi mereka. Tuan Gu segera mulai mengambil sikap dan menarik Valerie ke rumahnya untuk menyiapkan barang bawaannya.
Tuan Gu duduk di atas ranjang melihat Valerie yang mengambil pakaian dari lemari, satu per satu dia lipat rapi dan taruh ke dalam koper.
“Kalau untuk acara formal, bagaimana dengan dua setelan jas ini?” Valerie membawa dua setel jas itu ke hadapan Leon, satu setel jas hitam klasik, satu lagi warna abu-abu dengan model dua baris kancing.
“Um, pilihan kamu semua bagus.” Leon tersenyum senang dalam hati, di wajahnya juga tersenyum lebar. Empat tahun ini setiap ada dinas ke luar dia yang menyiapkan pakaiannya sendiri, meskipun ada pembantu di rumah tapi rasanya berbeda. Jadi ketika masih ada banyak waktu dia akan mengambil keluar pakaiannya satu per satu dari lemari lalu dia taruh ke dalam koper, seperti Valerie sekarang ini.
“Kamu masih dalam negeri atau ke luar negeri? Kalau perbedaan suhunya tidak banyak maka tidak menyiapkan pakaian yang tebal untukmu.” Setelah Leon mengangguk, Valerie melipat rapi dua setel jas itu dan dia masukkan dalam koper, juga memilih dua setel kemeja dan dasi.
“Perbedaan suhu tidak banyak, hampir sama dengan di sini.” Leon tidak bicara terus terang dan tidak membocorkan tempat tujuannya.
Valerie mengangguk paham, lagi dia memilih dua pasang sepatu dan simpan dalam koper, terakhir dari laci lemari dia memilih beberapa pakaian dalam, semua dia lakukan dengan lancar dan tidak karena pakaian dalam dia menjadi gugup.
Karena hal yang paling intim sudah pernah mereka lakukan, jadi saat melakukan ini semua dia bisa melakukannya tanpa malu dan jantung yang berdebar. Namun bagi Leon yang melihatnya menjadi bergelora, dia berjalan dan memeluk Valerie dari belakang yang sedang melipat pakaian dalam ke dalam koper, dia menopang dagunya pada leher Valerie.
“Ayo kita pergi bersama.” Dia tidak ingin berpisah dengan Valeria untuk setiap waktu dan ingin membawanya juga.
“Jangan main-main, aku masih ada urusan di sini, dan juga bukan pergi liburan. Tunggu kita ada waktu sekalian bawa Ellie juga.” Valerie memutar tubuhnya, kedua tangannya melingkari leher Leon, ditempel begitu oleh Leon dia merasa nyaman.
“Apakah tidak baik kalau cuma kita berdua?”
“Bukannya kamu menyukai Ellie, mengapa pergi berlibur tidak membawa dia! Hati-hati akan kuberitahu dia!”
“Ini beda, liburan bulan madu, istriku.”
Dipanggil istri membuat tulang kepala Valerie terasa lemas, tuan Gu sekarang sudah mulai bersikap manja.
“Kita cari waktu untuk membicarakan hal ini pada Ellie.”
“Tidak usah buru-buru.” Jawab Leon sambil merangkul Valerie, namun tangannya mulai tidak benar.
Valerie menjadi tersentak, mengapa tidak buru-buru, apa karena saatnya belum matang? Ellie juga selalu menanyakan mengapa Handy tidak datang lagi, dan sepertinya hubungan papa dan mommy semakin membaik.
Namun dipikir-pikir lagi, lebih baik pelan-pelan saja. Sebelumnya dia juga terbuka pada Ellie tentang hubungan dia dan Handy, anak kecil pasti dalam beberapa waktu akan sulit menerima mommy nya yang dalam waktu singkat sudah ganti pacar lagi.
Selagi berpikir pakaian ditubuhnya sudah terlepas, kemudian Leon menjatuhkan dirinya ke ranjang, sebagai tebusan untuk perjalanan dinasnya beberapa hari ke depan.
Valerie datang ketika Ellie sudah tertidur, jadi pagi sebelum Ellie bangun dia harus kembali ke apartemennya. Dan Leon naik pesawat pagi, setelah bermain dengan dia Leon juga tertidur. Dengan suara ringan dia memakai bajunya dan kembali ke rumahnya sendiri, hatinya masih terasa kosong. Mereka sekarang bagaikan pencuri.
Dia tidur lagi setelah kembali ke apartemennya. Ketika bangun sudah jam sembilan pagi, pembantu mengatakan Ellie sudah diantar oleh Leon ke sekolah dan tidak perlu membangunkan dia.
Dia masih tidak bisa membangkitkan semangatnya. Setelah membersihkan diri dia langsung ke kantor. Selesai istirahat siang, dia yang masih dalam kondisi tidak sadar sepenuhnya sejak pagi tadi seketika menjadi sadar karena sebuah telepon, sangat sadar. Lalu bergegas keluar dari perusahaan, di lantai bawah sudah ada mobil yang menunggunya, dan langsung menuju bandara. Pesawat pribadi keluarga Gu sudah siap hanya menunggu Valerie naik pesawat.
Sampai pesawat sudah lepas landas dia masih belum bereaksi. Yang menelepon adalah ibu Pei dan mengatakan anggota keluarga Gu semua sudah datang termasuk Henry, ayah Gu dan ibu Gu, juga Leon dan Ellie, agar dia cepat pulang dan ada hal penting yang ingin dibicarakan.
Ketika dia sudah di bandara dia menelepon Leon, di ujung sana dengan tenang berkata untuk memberi dia kejutan.
Dia benar-benar sudah terkejut, pantas saja semalam Leon tanya apa ingin pergi bersama, pantas saja ketika dia bilang ingin mencari waktu untuk memberitahu pada Ellie Leon bilang tidak perlu buru-buru, ternyata dia sudah menyiapkan semuanya.
Tapi dia yang belum siap, meskipun cepat atau lambat akan memberi tahu hal ini pada kepala keluarga. Tapi waktu mereka bersama kembali masih belum sampai tiga hari, dia sudah ingin melamarnya, dan juga masih ada Jacob, waktu dia ke kota A saat itu dia dipukul olehnya dan dia masih berani pergi?
Dengan buru-buru dan panik dia sampai ke rumah, lalu dia melihat kepala keluarga dari dua pihak ada di ruang tamu, masing-masing duduk satu baris seperti sudah selesai berdiskusi, namun sepertinya juga tidak. Dan Ellie tidak diikutsertakan dan saat ini sedang bermain di taman.
Kemudian tokoh utama datang, suasana kedua pihak sepertinya menjadi rukun sedikit, terutama Jacob sebagai wakil.
Karena anggota keluarga Leon mereka datang mendadak, jadi dari keluarga Pei hanya ada ibu Pei dan Jacob suami istri. Valerie menjadi berpikir kalau saja ada Javiar, dia berdua dengan Jacob akankah mengusir Leon keluar?
“Kakek.” Valerie lebih dulu menyapa Henry, dia yang paling senior di sini. Setelah mendengar suara Valerie dengan senyum ramah dia mengangguk.
“Paman bibi.” Di bawah tatapan mata hangat Leon, dia masih memanggil paman dan bibi pada ayah Gu dan ibu Gu, mereka berdua juga menerima dan mengangguk. Bagaimanapun mereka sekarang dalam kondisi sudah bercerai, walaupun ingin panggil papa mama itu urusan nanti.
Setelah menyapa semua tamu, Valerie segera berjalan ke samping ibu Pei, menaruh tasnya dan merangkul lengan ibu Pei, berkata : “Ma, kak, kakak ipar.”
Ekspresi di wajah ibu Pei tidak begitu senang, juga tidak peduli dengan Valerie, langsung berkata pada anggota keluarga Gu : “Putriku sudah pulang, kami masih ada hal yang ingin dibicarakan jadi tidak mengundang kalian makan malam. Sementara Ellie akan ikut bersama kami, kalian tidak usah kuatir.”
Valerie tidak menduga sekali ibunya bicara itu untuk mengusir orang pergi. Sekarang dia pun tidak bisa ngomong apa-apa, hanya menggeleng pada Leon, tapi dia malah pura-pura tidak melihatnya juga tidak bicara. Sekarang kepala keluarga ada di tempat, bukan giliran mereka untuk bicara.
“Nyonya Pei, hari ini sudah mengganggu, kalau begitu besok kami datang lagi.” Kata Henry beranjak bangun dengan tongkat di tangannya, dan senyum masih tetap menghias wajahnya.
Ibu Pei sama sekali tidak menghiraukan Henry dan langsung berlalu pergi membawa Valerie. Jacob dan Steva juga naik ke lantai atas setelah mengangguk pada Henry. Hanya tinggal anggota keluarga Gu dan dua pembantu yang mengantar tamu.
Saat Valerie ditarik naik ke lantai atas dia menoleh dan melihat Leon, tatapan mata yang kusut tapi Leon memberi anggukan padanya seperti mengatakan tenang saja. Namun sekarang bagaimana dia bisa tenang, ini terlalu tiba-tiba!
Dia dibawa ibunya ke ruang kerja. Sejak ayahnya meninggal, ruang kerja ini jarang ada yang masuk.
Jacob dan Steva juga ikut masuk, terlihat jelas Jacob juga tidak senang dengan tindakan Valerie sekarang.
“Valerie, sebenarnya apa yang akan kamu lakukan sekarang? Aku dan papamu dengan susah payah membesarkanmu selama dua puluh dua tahun, bukan untuk menerima penderitaan di luar, mengapa kamu masih tidak sadar diri?” Ibu Pei sangat gusar, memberi teguran sambil menunjuk kepala Valerie.
“Ma, kamu jangan emosi, nanti akan membuat kesehatan terganggu.” Kata Stevanny sambil memberi isyarat mata pada Valerie, sambil memapah ibu Pei. Ibu Pei sedang marah, lebih baik dia diam saja.
“Bagaimana aku tidak emosi, nona ini sungguh membuat orang marah, Handy yang begitu baik tidak mau, malah ingin dengan Leon itu, tidak tahu siapa yang dulu terluka hingga ingin keluar dari rumah. Sekarang sudah baik kembali dan lupa akan rasa sakit itu!” Kata ibu Pei yang dipapah Stevanny untuk duduk di kursi.
“Valerie, waktu itu papamu mengatakan jika kamu bercerai dengan Leon, untuk seumur hidup ini jangan ada hubungan lagi dengan keluarga Gu. Kalau kamu mempunyai hubungan sedikitpun dengan keluarga mereka, aku tidak akan menganggap kamu sebagai putriku!” Kata ibu Pei pada Valerie dengan mata merah sambil menunjuk foto ayah Pei di atas meja kerja.
“Ma, jangan marah lagi. Aku akan membicarakan masalah ini dengan Valerie, jika dia tidak mendengarkan aku akan kupukul hingga dia dengar.” Ujar Jacob sambil mengelus punggung ibu Pei, Jacob juga kuatir akan kesehatan ibu Pei.
Sebenarnya setiap kali Jacob mengatakan akan memukul Valerie sampai dia patuh, tapi dia tidak pernah memukulnya, mana dia tega. Namun ini juga menunjukkan dia marah.
“Tidak bisa diatur lagi, sudah tidak bisa diatur. Pokoknya hari ini aku tegaskan, kalau kamu Valerie ikut pergi dengan orang keluarga Gu, maka jangan kembali ke keluarga Pei lagi.” Selesai berkata Stevanny memapahnya kembali ke kamar, di ruang kerja hanya tinggal Valerie dan Jacob.
Terus terang ssaat ini Jacob memang ingin memukulnya.
“Kak, kamu ingin pukul aku?” Valerie curi-curi angkat kepalanya dan melihat Jacob.
Jacob benar-benar sudah mengangkat tangannya, tapi tidak tega melayangkan tangannya dan menghela napas panjang.
“Coba kamu katakan sebenarnya apa yang kamu inginkan?” Kemarahan Jacob belum reda, dia berpaling dengan tangan menopang keningnya, membelakangi Valerie dan dia juga kuatir jika dia benar-benar memukulnya.
“Kak, maaf. Sudah membuat kalian cemas.” Valerie memutar tubuhnya menghadap Jacob dan meminta maaf.
“Kalau tahu kami cemas harusnya kamu jangan bersama dia lagi. Kamu jangan bilang padaku ini demi Ellie, kalau mereka ingin memperebutkan hak asuh, keluarga Pei kita akan berusaha untuk membantumu. Kakak tidak akan mengizinkan kamu masuk ke dalam lubang api keluarga Gu.” Sebenarnya Jacob juga jelas dalam hati, masalah Leon dan Valerie kali ini bukan untuk memperebutkan hak asuh. Melihat tatapan Leon pada Valerie, dia tahu Valerie juga punya pikiran yang sama dengan Leon.
Kalau tidak, dia tidak akan membawa keluarganya untuk datang.
Tapi dia tidak ingin melihat jika Valeria dan Leon kelak akan ribut lagi, dulu Valerie juga berjanji sungguh-sungguh dengannya, mereka berdua akan baik-baik saja. Tapi akhirnya, apakah baik-baik saja? Jacob sudah cukup mendengar kata seperti itu, memutuskan untuk tegas sekali lagi. Walaupun kelak adiknya sendiri akan menyalahkan dirinya, juga tidak bersedia melihat dia kelak akan terluka sekali lagi.
“Tidak ada hubungan dengan Ellie, aku…aku masih mencintainya.” Jika bukan karena masih cinta, biarpun demi Ellie, dia juga tidak ingin bersamanya.
Jacob benar-benar dibuat kesal hingga bisa muntah darah.
“Kamu juga dengar apa yang mama bilang. Jika kamu ingin pergi dengan orang keluarga Gu, maka kamu bukan orang keluarga Pei lagi. Kamu pikirkan baik-baik.”
Valerie tertegun, sungguh masalah yang sulit. Namun kalau memang harus memilih, dia akan memilih keluarga Pei. Di sini dia dilahirkan dan dibesarkan, tetapi jika dia memilih keluarga Pei maka dia tidak akan bahagia seumur hidup.
Melihat ekspresi Valerie, Jacob mengerti apa yang menjadi pilihan dia.
Novel Terkait
Demanding Husband
MarshallThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensIstri kontrakku
RasudinMr Huo’s Sweetpie
EllyaBeautiful Lady
ElsaMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)