Diamond Lover - Bab 302 Ucapan Selamatnya

Karena kedatangan Handy Ji, Valerie Pei menunda kepulangannya ke Kota S untuk beberapa hari. Kebetulan, ia juga punya urusan yang perlu diselesaikan di kantor pusat sini.

Setelah dirawat di rumah sakit selama empat hari, Stevanny Shi akhirnya bisa pulang. Meskipun bersikap sopan pada semua anggota keluarga, sikap mengasingkan dirinya yang disengaja di rumah sangat mudah dirasakan. Ini adalah sikap yang dulu Valerie Pei tunjukkan di rumah kedianan keluarga Gu. Melihat sikap ini sudah muncul dalam diri si kakak ipar, Valerie Pei meyakini masalah antara kakaknya dan dia sudah serius.

Tetapi, sebelum ia sempat membantu, ia sudah dibuat sibuk oleh urusannya sendiri.

Pada hari ketika dirinya keluar dari rumah sakit, Stevanny Shi memasuki rumah dengan didampingi Leon Gu dan Fransiska Yin. Ethan Chen bisa dipastikan tidak tahu soal ini.

Selama dirawat di rumah sakit, Fransiska Yin tidak pernah menjenguk Stevanny Shi. Alhasil, melihart kebersamaaan mereka, para anggota keluarga agak terkejut. Keterkejutan ini ditambah dengan posisi duduk mereka yang bersebelahan, juga tangan si wanita kedua yang terus menggenggam tangan wanita pertama. Semua orang terhenyak.

Leon Gu duduk di sofa sebelah. Tatapannya hanya terarah ke Fransiska Yin, si pria sama sekali tidak melihat tangan Valerie Pei dan Handy Ji yang bergenggaman.

Valerie Pei berdiri di sebelah meja teh dengan bingung. Wanita itu tidak menyangka Leon Gu akan datang, juga tidak menyangka bahwa kedatngannya akan terjadi ketika Handy Ji masih ada di rumah keluarganya dan sedang menggandeng tangannya. Ia pikir Leon Gu belum tahu soal hubungannya dengan Handy Ji. Nyatanya, pria itu tahu semua hal, bahkan insiden diusirnya dia dari rumah kediaman keluarga Gu juga disebabkan oleh Valerie Pei.

Masih ada sedikit bekas luka di wajah Leon Gu, semuanya peninggalan Jacob Pei. Pria itu tidak mengungkitnya sama sekali, bahkan sekarang berpura-pura tidak melihat si wanita.

Valerie Pei merasa tidak nyaman dengan perasaan terabaikan begini. Hanya saja, ia tidak mau melampiaskan ketidaknyaman ini keluar. Bukankah ia dulu-dulu berharap untuk tidak berjeratan dengan Leon Gu lagi? Kalau begitu, saat ini ia seharusnya merasa bahagia dong!

Perasaan Handy Ji, yang berdiri di samping Valerie Pei, langsung campur aduk ketika melihat sosok si pria. Ia hanya bisa menggunakan satu cara, yakni menggandeng tangan Valerie Pei, untuk memberitahunya bahwa hubungan mereka sangat baik.

“Aku besok akan ke Kota S untuk mengambil barang-barang, lalu kembali ke Eropa selama-lamanya.” Ini merupakan keputusan yang telah dipertimbangkan Fransiska Yin selama dirawat di rumah sakit. Ia sudah menghabiskan empat tahun untuk berusaha menyentuh hati seseorang, namun akhir-akhirnya usaha itu berujung nihil. Sungguh, cintanya ini hanya bersifat sepihak.

Sama seperti semua wanita lainnya, wanita yang satu itu juga bisa lelah. Ia tidak ingin melanjutkan cinta yang bertepuk sebelah tangan ini lagi.

Stevanny Shi jelas terkejut dengan keputusan Fransiska Yin. Tetapi, kalau dipikir lebih lanjut, pergi dari sini bisa jadi merupakan jalan yang sangat tepat buat si sahabat.

“Terus, aku sangat menyesal, aku……”

“Jaga dirimu baik-baik di sana.” Stevanny Shi memotong omongan sahabatnya untuk mencegahnya kembali menyalahkan diri sendiri: “Aku sungguh baik-baik saja.”

Stevanny Shi mengelus punggung Fransiska Yin. Ia memang baik-baik saja sekarang, namun kemungkinannya untuk mengandung anak lagi nyaris nol. Kabar yang disampaikan dokter ini terasa bagai petir di siang hari. Jacob Pei tidak bercerita soal ini pada para anggota keluarga, namun Stevanny Shi tetap merasa telah gagal menjadi seorang istri. Sebagai orang luar yang masuk ke dalam keluarga si suami, ia merasa berkewajiban untuk memberikan keturunan bagi keluarga itu, sekali pun bila anaknya berjenis kelamin perempuan.

“Nona Yin, biarkan Stevanny Shi kembali ke kamar untuk istirahat dulu.” Jacob Pei dari awal tidak ingin istrinya “diusik” terlalu lama di ruang tamu. Ketika Fransiska Yin mulai mengungkit soal kecelakaan mobil lalu, ia jadi semakin tidak sabaran. Dalam beberapa langkah saja, si pria sudah tiba di sebelah Stevanny Shi.

Sesudahnya, Jacob Pei memapah si wanita dan membawanya naik ke lantai atas.

Semua yang berkumpul di ruang tamu diam. Tidak lama kemudian, Ibu Pei memecah keheningan berikut kecanggungan.

“Nona Yin, terima kasih telah datang menemui Stevanny Shi. Kami menerima kebaikanmu.” Ibu Pei tersenyum datar. Sama persis dengan Fransiska Yin, wanita itu memperlakukan Leon Gu sebagai tamu. Ia seolah lupa bahwa pria ini pernah jadi menantunya dulu.

“Maaf, bibi.” Fransiska Yin menundukkan kepala. Suasana hatinya belum membaik juga.

“Tidak ada yang perlu disesali. Jangan masukkan semua ini ke dalam hatimu.” Ibu Pei menepuk pundak wanita itu dengan ringan: “Bertahanlah di sini hingga makan malam. Suasananya akan lebih hidup bila ada lebih banyak orang.”

Fransiska Yin menoleh ke Leon Gu. Ethan Chen sebelumnya sudah bilang bahwa dia akan membicarakan insiden ini dengan Jacob Pei dan para anggota keluarganya, jadi mereka sebenarnya bisa menghindari kunjungan ini. Tetapi, Leon Gu kemudian bersikeras untuk melaksanakannya. Pria itu datang dengan membawa banyak suplemen kesehatan.

Dalam hati, Fransiska Yin tahu bahwa Leon Gu bersikeras kemari untuk melihat Valerie Pei. Anehnya, ketika sudah ada di sini, pria itu sama sekali tidak menghentikan tatapannya di sosok si wanita.

Melihat perangai Valerie Pei, Fransiska Yin tahu bahwa wanita itu sekarang berpasangan dengan Handy Ji. Hati Leon Gu pasti terbakar api cemburu dan iri ketika melihat adegan mereka bergenggaman tangan. Kalau tidak, dia tidak mungkin belum berucap sepatah kata pun hingga detik ini.

Jadi, mereka sebaiknya jangan lama-lama deh di sini……

“Fransisca Yin, tinggallah sebentar untuk makan.” Valerie Pei tiba-tiba buka mulut demi menahan kepergian Fransiska Yin. Ketika wanita itu ragu-ragu, bujukan si tuan rumah berhasil membuatnya yakin. Dalam hati, si tamu wanita juga sadar bahwa Valerie Pei tengah sekalian berusaha menahan Leon Gu.

Selanjutnya, wanita itu melihat Leon Gu mengangguk padanya. Itu sebuah gestur setuju.

“Baik, kalau begitu aku akan memberitahu dapur untuk memasak beberapa hidangan tambahan. Rumah sudah lama tidak ramai, jadi kita harus merayakan kebersamaan kali ini dengan semeriah mungkin. Kemeriahan yang selanjutnya bisa jadi harus menunggu pernikahan Little Valerie dan Handy Ji!” Ibu Pei seharusnya tidak sengaja bertutur begini, sebab ia mengutarkannya dengan penuh penantian. Kelar berbicara, wanita paruh baya itu bangkit berdiri dan berjalan ke dapur.

Empat orang tersisa. Masing-masing dari mereka diliput kecanggungan.

Bila tidak bertemu Leon Gu, Valerie Pei sebenarnya ingin pura-pura tidak tahu soal pengusiran si pria dari rumah kediaman keluarga Gu. Namun, berhubung dia sekarang ada di sini, bukankah ini momen yang pas untuk sekalian bertanya apakah Ellie ikut dengannya ke Kota A?

Yang jadi masalah, si wanita sama sekali tidak menyangka ibunya akan membahas pernikahannya dengan Handy Ji. Ini sesuatu yang realisasinya masih sangat lama. Ia sendiri bahkan baru menolak lamarannya beberapa waktu lalu!

Mendengar Ibu Pei bilang Valerie Pei dan Handy Ji akan menikah, Fransiska Yin memandang wajah Leon Gu dengan agak khawatir. Namun, ia tidak melihat ekspresi apa pun di sana. Pria itu menyikapi perkataannya seolah rencana itu tidak berhubungan dengan dirinya.

Itu betul sih. Pengantin wanitanya bukan dia, pengantin pria juga bukan. Kalau bukan dirinya yang menikah, buat apa dia memusingkan itu coba?

“Kalian berbincanglah yang puas, aku keluar dulu.” Leon Gu merasa suasana di ruang tamu agak kurang mengenakkan. Apalagi, tangan Valerie Pei dan Handy Ji juga tergenggam erat. Bahkan jika ia berusaha sekeras mungkin untuk mengabaikannya, ia pada akhirnya akan melihatnya juga.

Ketika Valerie Pei meminta Fransiska Yin untuk tinggal dan ikut makan malam, pria itu merasa si wanita memiliki sesuatu untuk dibicarakan dengannya. Itulah yang membuatnya setuju untuk tetap tinggal. Meski keputusan ini membuat hatinya sangat tidak nyaman, ia bersedia kalau harus menonton kemesraan Valerie Pei dan Handy Ji lebih lama lagi……

Leon Gu, yang biasanya jarang merokok, menyalakan rokok di taman vila. Pada suatu malam di masa lalu, ia, Valerie Pei, dan William Gu pernah menonton kembang api di sini. Sungguh suatu momen yang tidak bisa dilupakan!

Baru menghisap rokoknya dua kali, si pria terbatuk parah. Ketika ia akhirnya berhenti berbatuk, rokok yang ada di tangannya malah padam.

Leon Gu saat ini sungguh ingin bersumpah serapah. Belum sempat ia berbicara, punggungnya ditepuk dengan lembut oleh seseorang. Ia mengira pelakunya adalah Fransiska Yin, namun yang dijumpainya ketika menoleh adalah Valerie Pei.

Mungkin karena kaget, pria itu menjauhkan tubuhnya dari si wanita. Alhasil, tangan Valerie Pei pun bertahan di udara kosong. Wanita itu seketika gugup.

Valerie Pei seharusnya merasa canggung. Melihat bayangan tubuh Leon Gu yang berbatuk-batuk, ia tidak bisa menahan diri untuk menghampirinya dan menepuk-nepuk punggungnya. Ketika akhirnya menyadari betapa tidak pantasnya gestur ini, wanita itu segera menurunkan tangan.

Dengan sungkan, Valerie Pei bertanya: “Aku dengar…... Sesuatu telah terjadi padamu baru-baru ini. Apakah kamu keberatan untuk menceritakannya padaku?”

Si pria memandangi si wanita. Dari ekspresinya yang ragu-ragu, ia bisa menebak dia sudah tahu bahwa dirinya diusir oleh Henry Gu. Tidak disangka-sangka, ia ternyata tahu……

Ini insiden yang sangat memalukan. Ia sudah bukan anak-anak lagi, kok bisa-bisanya bertingkah sampai terusir sih!

“Keberatan.” Leon Gu mengangguk. Ini berkaitan dengan imejnya sebagai seorang mantan suami. Walau mereka sudah bercerai, ia tetap harus meninggalkan citra diri yang baik di benak mantan istri.

“Baiklah, kalau kamu keberatan, kamu tidak perlu menceritakannya. Maksudku begini, Ellie jadinya bagaimana? Pulang ke rumah keluargamu seperti biasa?” Walau tidak tahu apa yang terjadi di balik layar, ketika pria ini diusir, anaknya seharusnya ikutan diusir.

Hati Leon Gu runtuh karena kekecewaan. Ia pikir Valerie Pei bertanya begini karena peduli dengannya dan ingin membujuknya buat tenang. Nyata-nyatanya, dia bertanya karena khawatir dengan Ellie!

Dia tidak salah sih…… Atas dasar apa dia harus mengkhawatirkan dan menenangkannya? Mereka sudah bererai, dia juga sudah mau menikah lagi dengan Handy Ji. Aduh, otaknya ini kenapa selalu bawa-bawa perasaan masa lalu sih!

“Masalahku tidak akan mempengaruhi Ellie. Jangan khawatir.” Wajah Leon Gu sudah kembali menampilkan ketidakpedulian seperti semula. Ia memang seharusnya bersikap begini. Sekali pun hatinya berat untuk melepaskan, di bawah pengabaian wanita ini padanya, ia harus mempertahankan gengsi diri.

“Selain itu, selamat atas rencana pernikahanmu. Tetapi, aku khawatir aku tidak akan bisa datang ke pernikahan kalian.”

Tiba-tiba berbicara soal pernikahan, wajah Valerie Pei menegang. Gila, mengapa semua orang sepertinya sangat ingin melihat ia menikah dengan Handy Ji sih?

“Undangan pasti akan dikirimkan. Mau datang atau tidak, itu sepenuhnya urusanmu!” Si wanita agak terpancing emosi. Berhubung dia mengira dirinya mau menikah, maka dia akan mengikuti asumsinya itu biar tidak perlu memberi klarifikasi. Wanita itu bertutur lagi: “Semoga kamu bisa memikirkan persoalan tentang Ellie dengan dewasa dan tenang!”

Kelar berbicara, Valerie Pei berbalik badan dan bergegas pergi. Baru berjalan beberapa langkah, wanita tersebut baru menyadari bahwa ia belum mengungkit banyak hal. Ia seharusnya bertanya “bagaimana lukanya”, “tinggal di mana setelah diusir”, “cocok atau tidak dengan tempat tinggal baru”, dan lain-lain. Ia juga belum bilang “langsung kontak aku kalau sekiranya butuh bantuan”, padahal ia sangat yakin kata-kata ini akan menenangkan hatinya……

Saat Leon Gu tadi menghindari tangannya, semua kata-kata itu Valerie Pei telan. Alhasil, topik percakapan mereka pun berubah drastis.

Biarin deh begini saja! Biarlah dia mengira dirinya akan segera menikah lagi!

Akhir-akhirnya, Loen Gu tidak jadi makan di rumah kediaman keluarga Pei. Ia tidak yakin dirinya akan sanggup menahan diri melihat Valerie Pei dan Handy Ji memamerkan kasih sayang. Dengan alasan ada sesuatu yang harus segera dikerjakan, pria itu pamit kepada orang-orang yang ada di sana. Sementara itu, untuk Fransiska Yin, berhubung Ibu Pei sudah meminta orang-orang dapur untuk memasakkan beberapa hidangan tambahan, wanita itu tidak punya pilihan lain selain bertahan dan menyantapnya.

Selepas makan malam, Valerie Pei bersiap balik ke Kota S. Sebelum ia pergi, Ibu Pei berulang kali mengingatkannya untuk menikah dengan Handy Ji sesegera mungkin. Kepala si wanita pening sendiri mendengar pesan-pesan ini. Bagaimana bisa ia terjerat urusan ini sekalinya pulang ke rumah keluarga? Ah, sialan!

Dalam pesawat menuju Kota S, si wanita melihat Handy Ji senyum-senyum terus. Walau hatinya terbebani, wanita itu tetap berusaha menampilkan wajah rileks seperti biasa.

Pernikahan…… Walau hal satu ini terasa jauh, namun hubungannya dengan Handy Ji bukanlah untuk main-main. Kalau begitu, jadikanlah hal itu sebagai tujuan.

“Little Valerie, kita berpacaran dengan tujuan untuk menikah, kan? Ya, kan!” Handy Ji berbisik di telinga Valerie Pei ketika wanita itu mau tertidur.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu