Diamond Lover - Bab 364 Sangat Gugup
Kota S, Stevanny keluar dari bandara, dia tidak membeli tiket langsung ke Kota A, karena dia masih terkejut dengan masalah hamil ini.
Saat tidak ada anak, dokter dengan jelas mengatakan pada mereka bahwa peluang dia hamil sangat kecil, dia juga merasa dirinya seumur hidup ini tidak bisa melahirkan anak Jacob.
Jadi setelah masalah itu, dia dengan Jacob tidak pernah melakukan pencegahan kehamilan.
Di saat dia memutuskan untuk mempertimbangkan hubungan dia dengan Jacob, dia malah hamil.
Dia tentu saja tahu Jacob betapa ingin mereka ada anak sendiri, meskipun Jacob terus membujuknya tidak apa-apa, hidup dua orang sangat senang, juga tidak ada anak yang mengganggu dunia mereka.
Tapi sebagai senior Keluarga Pei, tidak ada anak, bagaimana mungkin?
Dia naik taksi, Stevanny mengatakan alamat Keluarga Gu, Ibu Pei sedang di tempat Valerie untuk menemaninya, kebetulan dia mau ke sana.
Dia harus memikirkan dengan baik, keguguran waktu itu dia bersama dengan Fransiska, sekarang juga karena Fransiska jadi ingin keluar negri, jika anak ini terjadi masalah lagi, maka Jacob pasti akan menyalahkan Fransiska.
Dan dia sendiri juga ingin melindungi anak ini, di saat dirinya belum tenang, dia perlu mencari tempat tenang untuk merawat kandungan.
Saat perjalanan ke sana, dia sudah menelepon Valerie, meskipun Valerie tidak bertanya masalah dia dengan Jacob, tetapi dari perkataan bisa menebak mereka sedang bertengkar.
Valerie dari Stevannya mengetahui bahwa dia dengan Fransiska bersiap pergi ke Italia, tetapi Fransiska sedang mengkhawatirkan masalah Brandon, jadi tidak bisa menjaga Stevanny.
Saat Valerie mengangkat telepon, dia sangat senang, karena Stevanny memberitahunya bahwa dia sedang hamil.
Itu adalah anak milik kakak, waktu itu Stevanny keguguran, meskipun beberapa keluarga tidak terus terang, tetapi dalam hati pasti ada keluhan. Sekarang Stevanny bisa hamil, bukannya ini hal yang senang?
Namun dia mulai khawatir lagi, Stevanny ingin dengan Fransiska pergi ke Italia, tetapi Fransiska sebelumnya tidak mengatakan hal ini padanya, sehingga membuatnya terpikir apakah Stevanny dan Jacob terjadi masalah.
Dia tidak bertanya banyak karena Stevanny hamil. Dia bergegas menelepon Jacob, Stevanny tidak mengatakan hal ini tidak boleh memberitahu Jacob dan Valerie tahu hal ini dari Stevanny, maka Jacob belum tahu hal ini.
Telepon Jacob berbunyi beberapa kali baru diangkat, lalu dengan suara rendah berkata, "Ada apa, aku sedang rapat, nanti aku telepon kamu."
"Kak, kamu sudah mau jadi ayah!" Valerie langsung memberitahu Jacob, "Aku akan menjadi bibi!"
Jacob yang di sana juga kaget, sekejap tidak mengerti perkataan Valerie, dia mau jadi ayah? Dia hanya berhubungan dengan Stevanny dan orang yang melakukan hubungan dengannya sudah keluar negri.
Sekarang Valerie malah mengatakan dia akan menjadi ayah, omong kosong apa?
"Ehuk......asal bicara, aku sedang rapat." Selesai berbicara Jacob ingin menutup telepon, apa adiknya sangat bosan karena menjadi ibu rumah tangga, sehingga bercanda padanya.
Iya, bisanya Valerie bercanda, dia tahu Stevanny lain kali tidak akan punya anak, bisanya bercanda padanya, lain kali bertemu pasti akan memukulnya!
"Kak, kakak ipar sedang hamil, dia sedang menuju rumah Keluarga Gu, dia tidak keluar negri!" Valerie takut Jacob menutup telepon, jadi bergegas katakan.
Jacob yang sedang membuka rapat penting ini, tiba-tiba berdiri dari kursi, dengan tidak menyangka memegang ponsel.
"Katakan sekali lagi!" Jacob sangat tegang.
Sekejap orang yang di ruang rapat dengan kaget melihat Jacob, apakah proposal yang mereka ajukan membuat dia tidak puas, jadi dengan serius mengatakan katakan sekali lagi?
Tetapi dia sedang memegang ponsel......
"Kakak ipar hamil! Kamu akan menjadi ayah!" Meskipun kabar ini bukan dikatakan oleh Stevanny, tetapi tidak bisa menutup kesenangan Jacob sekarang.
Jacob menutupi telepon, lalu berkata pada orang yang di ruang rapat, "Proposal yang diajukan tadi, tidak bisa dilakukan, kalian bahas lagi, harus mementingkan keuntungan masyarakat diposisi utama. Rapat hari ini selesai." Selesai bicara, Jacob dengan cepat berjalan keluar dari ruang rapat.
Sekretaris juga ikut untuk memberitahunya kegiatan berikutnya, tetapi Jacob duluan berbicara, "Aku akan pergi dua tiga hari, kapan kembali aku akan beritahu kamu, bantu akan memesan tiket pesawat ke Kota S, harus cepat."
"Begitu buru-buru kah?" Sekretaris sangat kaget, kemudian menelepon untuk memesan tiket pesawat.
Jacob tersenyum, ini adalah senyuman paling nyaman dalam beberapa hari ini, kemudian mengumumkan hal yang paling bahagia, "Aku sudah mau jadi ayah!"
Jacob tidak menutup telepon. Saat kembali ke kantor mengambil barang, dia terus berbincang dengan Valerie.
"Kak, apakah kamu dengan kakak ipar sedang bertengkar? Kenapa dia tiba-tiba ingin ke Italia?"
"Hanya konflik kecil, tetapi sekarang semua bukan masalah lagi." Jacob bergegas mengambil kunci mobil, lalu berjalan keluar dan tubuh sangat rileks.
Dia mengira Stevanny akan pergi ke Italia, mungkin tidak tahu kapan kembali, dia belum berpikir bagaimana menjelaskan hal ini pada Stevanny. Dia berharap orang yang dulunya dicintai Stevanny, tidak akan meninggalkan kesan buruk di dalam hatinya.
Mungkin mereka tenang sebentar adalah hal yang baik, tetapi Stevanny tiba-tiba hamil, dia tentu saja tidak akan membiarkan istrinya tidak di sampingnya.
Kehamilan pertama semua orang tidak tahu kenapa anak itu keguguran, kali ini sudah ada jadi harus dijaga dengan hati-hati, percaya bahwa anak ini akan merubah hubungan mereka.
"Apa kamu sekarang menuju ke sini? Ibu juga ada di sini, aku akan menjaga dia dengan baik, apa kamu perlu telat dua hari baru kembali?"
Langkah Jacob menjadi pelan, tetapi menjadi cepat lagi.
"Orang yang hamil pasti berpikir sangat banyak, aku perlu bergegas ke sana, biar dia tidak berpikir banyak."
Valerie tertawa pahit, saat sedang hamil, dia berkata banyak pada Jacob, apakah dia khawatir Stevanny seperti dia?
"Tidak akan, jika kakak ipar sudah memberitahuku hal ini, maka tidak berencana membohongimu." Valerie menghela nafas, tetapi Jacob tidak mendengar.
"Baiklah, tidak bicara lagi, aku sedang mengendarai mobil."
"Iya, kamu hati-hati mengendarai mobil dan jangan mengendarai cepat!"
Setelah menutup telepon, Valerie merasa gelisah, siapa yang katakan hamil akan berpikir banyak? Seharusnya tidak ada masalah yang bisa dilakukan jadi berpikir banyak.
"Kenapa terlihat tidak senang?" Karena Fransiska mau datang ke rumah jadi Leon yang tidak bekerja ini sedang melihat Valerie menelepon, ekspresi dari senang menjadi sedih, sangat banyak.
Valerie berbalik badan di dalam pelukan Leon, lalu menonjolkan mulut juga menghela nafas.
"Terpikir aku dua kali hamil, kamu tidak ada di sampingku, sehingga aku tidak pernah menikmati rasa menjadi ratu selama sepuluh bulan." Valerie merasa dirinya sangat rugi.
"Iya, kamu tidak pernah merasakan menjadi ratu, karena kamu dari putri langsung menjadi ibu permaisuri!" Leon bercanda.
Ekspresi gelisah Valerie langsung hilang, meskipun tidak pernah merasakan menjadi ratu, tetapi sekarang Leon memperlakukannya sebagai ibu permaisuri, selalu memanjakan dia, terkadang orang yang di dalam rumah tidak sanggup melihat lagi, mana ada kemanjaan seperti ini.
Akhirnya Leon mengatakan: Aku bersedia.
Leon memeluk Valerie, lalu dengan tatapan cemas berkata, "Istriku, Brandon terjadi masalah, aku bersiap dengan Christian pergi ke Italia, Mario juga akan pergi."
Valerie juga baru tahu masalah keluarga Brandon, terpikir baru menyetujui Brandon bersama dengan Fransiska, sehingga merasa khawatir.
"Apa masalah Brandon sangat parah, apa kamu pergi akan terjadi hal berbahaya?" Dia tentu saja tahu -keluarga Brandon ada bisnis mafia, jika Leon pergi, apakah benar-benar tidak ada bahaya?
"Tidak apa-apa, demimu dan Ellie, aku pasti akan kembali dengan sempurna."
Ingin pergi bersama dengan Leon, tetapi Stevannya akan datang ke sini, di sini juga ada ibu dan Ellie. Jika Leon pergi ke Italia, maka masalah Gu's Corp yang perlu ditanda tangani pasti akan diserahkan pada Valerie, benar-benar tidak bisa pergi.
Ini berarti setelah mereka menikah, Leon pertama kali ingin meninggalkan mereka dalam jangka panjang.
Setelah mereka dua selesai bermesraan, baru pergi ke depan pintu menjemput Stevanny, lalu mengatur dia tinggal dengan Ibu Pei. Setelah Ibu Pei mendengar Stevanny hami, dia merasa sangat senang, lalu dengan hati-hati menjaga Stevanny bahkan setiap Stevanny berjalan juga akan merasa bahaya.
"Ibu, aku tidak apa-apa, jangan panik sekali." Stevanny tahu Ibu Pei sedang mengkhawatirkan bayi ini, tetapi terlalu antusias akan membuat dia lelah.
"Iya, ibu, biarkan kakak ipar istirahat dulu, dia bariu saja datang." Valerie tahu Stevanny sedang lelah, "Aku antar kakak ipar ke kamar dulu."
"Baiklah, jika ada yang tidak nyaman, harus bilang padaku."
Stevanny menganggukkan kepala, baru dengan Valerie naik ke atas.
Saat masuk ke dalam kamar, Stevanny juga menghela nafas, bersama dengan Valerie, dia tidak perlu menyamar.
"Kakak ipar, belum sempat mengucapkan kata selamat padamu." Valerie menggandeng Stevanny duduk di tempat tidur.
"Terima kasih." Stevanny bertanya, "Apakah kamu sudah memberitahu Jacob?"
Valerie menganggukkan kepala, tidak lama lagi Jacob akan kembali jadi dia tidak bisa berbohong.
"Kalau begitu kamu pasti tahu, aku sedang bertengkar dengan Jacob, baru ingin dengan Fransiska keluar negri? Tidak disangka aku hamil, jadi datang ke sini." Stevanny tidak berdaya.
Valerie menarik tangan Stevanny dan berkata, "Kakak ipar, apa kamu tahu sebenarnya aku sangat menyesal, saat aku hamil Ellie seharusnya perlu memberitahu Leon, agar dia dengan Ellie tidak melewatkan masa empat tahun itu. Sekarang kamu bisa memberitahu kami masalahmu hamil, maka tindakan ini lebih dewasa daripadaku."
"Aku tidak tahu kenapa kamu dengan kakak bertengkar, tetapi aku tahu kakak dengan tulus mencintaimu, mungkin dia tidak pandai mengungkapkan persaannya, tetapi dia dengan tindakannya mengatakan bahwa dia peduli denganmu dan ingin hidup bersamamu."
Stevanny tertawa pahit, tindakah, justru karena Jacob menggunakan tindakan, sehingga membuat Thiago ke Afrika, sekarang ke Amerika. Tindakan dia adalah ingin orang di sampingnya hilang, hanya tersisa dia agar dia bisa memilikinya.
"Kamu istirahat dengan baik, nanti kakak akan datang, ada masalah apa kalian bisa bahas dengan baik, wanita hamil hatinya tidak boleh ada masalah, harus mempertahankan hati senang dengan begitu akan juga akan bertumbuh dengan baik."
"Iya, terima kasih." Harus diakui bahwa Valerie pandai membujuk orang, suasana hatinya sudah tidak kacau, namun setiap terpikir Jacob akan datang, hatinya akan merasa gugup.
Novel Terkait
Cintaku Pada Presdir
NingsiMarriage Journey
Hyon SongMy Lady Boss
GeorgeDoctor Stranger
Kevin WongJalan Kembali Hidupku
Devan HardiHis Second Chance
Derick HoLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaMenantu Hebat
Alwi GoDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)