Diamond Lover - Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
Otak Valerie Pei saat itu sedikit tak berfungsi, kenapa Leon Gu datang Kota A, saat mereka bertengkar, terkadang akan mengungkit perbedaan di antara kedua tempat, Leon Gu sangat berusaha untuk merendahkan Kota A, Valerie Pei juga akan mengutarakan kekurangan Kota S ini dan itu, dia bahkan pernah mengatakan watak buruknya Valerie Pei ini terbentuk oleh faktor lingkungan Kota A, Leon Gu juga mengatakan dirinya yang dalam keadaan sadar sepenuhnya tidak akan pernah menapakkan kaki di tanah Kota A.
"Kamu di mana?" Valerie Pei melihat William yang duduk dengan sangat penurut di tempat duduk samping pengemudi, teringat gambaran William yang terlihat sedikit tidak tenang saat dirinya baru masuk dari luar toko cemilan, dan sekarang malah duduk di sana tak berkutik sama sekali.
"Bandara! Cepat datang untuk menjemputku, kenapa taxi di tempat kalian ini tidak ada yang normal satu pun!" Suara Leon Gu tidak besar, tapi orang di sekitar telah mendengarnya, dia berbicara menggunakan bahasa nasional, dan berhasil memancing pandangan permusuhan dari orang sekitar.
Dia berbusana menawan, tapi kenapa ucapan yang dilontarkannya begitu tak menyenangkan!
Leon Gu pun sudah mulai menyadari pandangan aneh dari orang sekitar, tapi tetap berdiri di sana pura-pura tidak melihatnya, berkata terhadap ponsel: "Kamu sebaiknya muncul secepatnya!"
"Kamu baru pertama kalinya mengenalku? Kamu kira aku akan menuruti perkataanmu dengan serius? Di sini adalah Kota A, bukanlah wilayahmu! Lalukanlah apapun sesukamu, silahkan!" Valerie Pei awalnya berpikir Leon Gu mungkin akan tersesat di bandara, dan entah karena alasan apa dia bergegas datang ke Kota A, mungkin karena ada dinas, kalau begitu, Karyl Wang pasti telah mempersiapkan semuanya untuknya, jadi apa lagi yang perlu dirinya lakukan?
Di tambah lagi dengan ucapannya yang sedang memerintah itu, Valerie Pei menjadi semakin tidak ingin meladeninya, setelah mengatakannya, dia langsung menutup panggilan, biarkan saja Leon Gu mati di bandara!
Valerie Pei melempar ponselnya ke tempat duduk belakang, sekalian melampiaskan seluruh amarah terhadap Leon Gu ke tempat duduk belakang, memalingkan kepala dan langsung tersenyum ceria saat bertatapan dengan William.
"Mommy, orang yang tadi menelepon adalah Daddy bukan?" William sekarang kembali menundukkan kepala, memainkan jari tangannya sendiri, dia akan bertingkah seperti ini asalkan telah melakukan kesalahan.
Valerie Pei tersenyum, sepertinya tadi saat merasa marah dirinya telah memanggil nama Leon Gu, dan terdengar oleh William.
"William sudah merindukan Daddy?" Ini pertama kalinya Valerie Pei kehilangan kendali di depan William, wajahnya sedikit memerah, cahaya matahari terbenam menembus kaca mobil menyinari ruangan dalam mobil.
William cemberut dan mengangkat kepalanya, sudah memutuskan untuk mengatakan hal tentang telepon tadi kepada Valerie Pei.
"Mommy, kalau William berbohong, Mommy masih akan terus menyukai William tidak?" William mengatakan, matanya secara tanpa sadar telah berlinang, Valerie Pei merasa kasihan dan mengelus wajahnya William.
"Kalau sudah sadar telah bersalah, maka perbaikilah, ini adalah anak baik, katakan pada Mommy, William telah berbohong apa, kita sama-sama memperbaikinya!"
"Akulah yang menelepon Daddy, berkata padanya bahwa aku telah makan makanan laut, lalu dia menyuruhku untuk jangan makan lagi, dia akan segera datang......" Suara William semakin lama semakin kecil, terakhir dia hanya menundukkan kepala tanpa mengatakan apapun, dia telah mendengar percakapan Mommy dan Daddynya tadi, sepertinya hubungan mereka berdua masih sangat kacau, makanya dirinya memutuskan untuk jujur.
Valerie Pei teringat dengan nada bicara Leon Gu yang terdengar sangat panik tadi di telepon, ternyata dia datang ke sini karena mengkhawatirkan William, Valerie Pei pergi mengambil ponsel dari tempat duduk belakang, riwayat panggilan dengan Leon Gu sebelumnya adalah saat jam 14.30, sekarang baru jam 5, waktu tempuh penerbangan dari Kota S ke Kota A memerlukan waktu selama 2 jam, itu berarti, dia langsung bergegas datang ke bandara seusai menerima telepon William, lalu baru terbang kemari.
Tapi dirinya tadi malah menutup panggilan Leon Gu dengan arogan, merasa sang pria sedang mencari masalah tanpa sebab, dan begitu angkuh. Ternyata dia hanya sekedar mengkhawatirkan William, mencemaskan putranya!
Namun saat menelepon Leon Gu balik, Leon Gu terlihat jelas telah merasa marah, dan memutuskan panggilannya!
Valerie Pei dalam hati memakinya seorang pria yang sangat arogan, memangnya mengatakan dirinya sedang mengkhawatirkan William atau dirinya sudah datang ke Kota A akan merengut nyawanya, dia malah begitu sok kuat!
Valerie Pei langsung memutar balik dan pergi menuju bandara, demi keamanan William, Valerie Pei tidak berani menyetir terlalu cepat, tetap menyetir dengan mempertahankan kecepatan maksimal normal hingga tiba di bandara, tapi sekarang mana mungkin masih terdapat sosok bayangan Leon Gu di area penjemputan sana.
Benar juga, kalau Valerie Pei berada di posisi Leon Gu saat itu, datang dari tempat jauh untuk melihat putranya, tapi malah dicampakkan oleh istrinya di bandara, dia pasti juga akan pergi dengan amarah.
"Nona, kalian ingin pergi ke mana, bagaimana kalau kami mengantarmu?" Masih ada supir taxi yang sedang mencari penumpang di depan pintu bandara, mengira Valerie Pei adalah orang yang baru saja turun dari pesawat, makanya segera mendekat untuk menarik penumpang.
Teringat tadi di telepon telah mendengar ada seseorang yang menanyakan Leon Gu hendak pergi ke mana.
"Abang, kamu ingat tidak tadinya ada seorang pria dengan tinggi badan sekitar 188 di sini setengah jam yang lalu, pakaiannya...... seharusnya memakai tuxedo, dan membentak-bentak saat berteleponan itu?" Valerie Pei menggunakan bahasa Kota A untuk berkomunikasi dengan abang itu.
Abang itu melihat penampilan Valerie Pei sangat cantik, makanya meladeninya, berkata: "Oh, pria yang matanya tumbuh di langit itu ya, bahkan mengatakan di sini tidak ada taxi yang legal......"
Valerie Pei merasa canggung, hal ini sungguh hanya akan dilakukan oleh orang seperti Leon Gu, mengatakan pernyataan tak enak didengar di wilayah orang lain, kalau saja Valerie Pei adalah supir di sini, mungkin saja akan beradu dengan Leon Gu, dia tidak tahu istilah tentang naga yang kuat tak bisa menandingi ular lokal? Sungguh harus memberikannya sebuah pelajaran!
"Maaf, Abang, otak orang ini sedikit bermasalah, tidak begitu pandai berbicara, kalau begitu, Anda tahu tidak dia telah pergi ke mana?" Valerie Pei berusaha meminta maaf, William juga terus membungkukkan badannya memohon maaf, meniru bahasa Kota A.
"Cih, terakhir naik taxi juga, kalau dia memang hebat, maka setirlah mobil Mercedes-Benz atau BMW kemari!" Abang itu teringat dengan gambaran setelah Leon Gu memutuskan panggilan dan berdiri di tempat selama belasan menit, lalu menaiki satu taxi dengan sangat berat hati, kalau bukan karena telah memberikan beberapa lembar kertas warna merah, sepertinya supir itu pun tak akan bersedia mengantarnya!
"Terima kasih Abang!" Sebelum pergi, Valerie Pei tidak lupa untuk membungkukkan pinggang mengucapkan terima kasih, untung saja Leon Gu sekarang masih belum pergi dari Kota A, asalkan orangnya masih berada di sini, maka dirinya pasti akan memiliki cara untuk menemukannya!
Abang supir melihat Valerie Pei membawa William menaiki sebuah mobil Bentley hitam yang berhenti di pinggir jalan, seketika langsung terbelalak.
Valerie Pei menyetir pergi meninggalkan bandara, menanyakan William dengan pusing: "William, kamu rasa Daddy akan pergi ke mana?"
"Memangnya Daddy tidak mampu menemukan rumah Kakek dan Nenek?" William mengedipkan matanya yang lebar, "Kalau tidak mampu menemukannya, mari kita meneleponnya!"
William mengambil ponsel dan mampu menemukan nomor telepon Leon Gu dengan mudahnya, lalu menghubunginya, setelah berdering beberapa saat, lagi-lagi ditutup oleh Leon Gu, kelihatannya Leon Gu benar-benar telah marah!
"Mommy, Daddy tidak mengangkat panggilan, bagaimana ini? Bagaimana kalau dia tersesat di sini, dan diculik oleh orang lain?" William memikirkan hal yang biasanya diajarkan oleh guru, anak kecil harus mengikuti Daddy dan Mommy dengan erat, jangan sampai membiarkan orang asing mendekat.
Valerie Pei tertawa lepas, sepertinya lebih memungkinkan kalau Leon Gu lah yang menculik orang lain!
"William jangan panik, Mommy akan mencari bantuan, pasti akan menemukan Daddy!" Valerie Pei mengulurkan satu tangannya untuk mengelus kepala William, sebenarnya, tidak peduli sehebat apa pertengkarannya dengan Leon Gu, dia tetap tidak akan melampiaskannya terhadap William, meskipun tahu bahwa William merupakan penyebab Leon Gu melakukan kesalahan.
Valerie Pei menghentikan mobilnya di pinggir jalan, menelepon Lucas Qin, keluarganya telah membuka bisnis hotel besar di Kota A hingga berbagai tempat di dalam negara, karena Valerie Pei tidak datang menjemputnya, maka tempat pertama yang dicari oleh orang seperti Leon Gu ini pasti adalah hotel, dan tentu saja akan mencari hotel terbaik di kota itu, hotel terbaik di Kota A tepat merupakan hotel yang dibuka oleh Keluarga Lucas Qin.
"Lucas, bantu aku mencari seseorang, seharusnya sekarang orang ini akan memesan kamar di hotel kalian, dan pasti akan memesan kamar President Suite...... namanya ya, Leon Gu! Baik, kalau sudah ada kabar langsung kabari aku...... terima kasih!" Tidak lama setelah berteleponan dengan Lucas Qin, dia langsung mendapatkan pesan singkat darinya.
Sesuai dugaan, Leon Gu telah pergi ke hotel yang dikelola oleh keluarganya dan memesan kamar President Suite, Valerie Pei tiba-tiba merasa dirinya sungguh begitu memahami Leon Gu, bahkan kebiasannya ini pun diketahui dengan sangat jelas.
Jadi saat Leon Gu melihat Valerie Pei muncul di depan pintu kamar, dia langsung sangat kacau, bagaimana cara dia bisa menemukan di mana tempatnya berada?
Tapi fokus sang pria saat ini masih bukan berada pada masalah ini, melainkan terhadap William.
"Bagaimana keadaan William, bukankah sebelumnya hampir jatuh sakit saat memakan makanan laut, sekarang kenapa masih makan? Ingin membuat Daddy dan Mommy khawatir ya?" Leon Gu setengah berlutut di lantai, pandangan matanya menerawang William dari atas sampai ke bawah, melihat keadaannya sehat atau tidak.
"Valerie, bagaimana caramu menjaga William, kamu baru saja pulang ke sini satu hari, tapi langsung membuat William makan makanan laut, kamu hanya terfokus untuk bermain setelah pulang ke sini ya, kalau tidak mampu menjaga William, untuk apa kamu membawanya pulang ke sini?" Leon Gu baru saja selesai berkata terhadap William, setelah itu langsung berdiri membentak Valerie Pei.
Valerie Pei spontan mengerutkan kening, baru tidak bertemu sehari saja, wataknya masih tetap begitu...... buruk, hanya memiliki perbedaan di bagian dagunya yang telah tumbuh tunggul jenggot, wajahnya juga terlihat sedikit lelah, baiklah, karena dia begitu buru-buru datang dari Kota S, dirinya tidak akan beradu mulut dengannya.
"William tidak makan makanan laut, dia meneleponmu hanya untuk membohongimu, tidak disangka kamu langsung datang kemari, dia tadi telah mengakui kesalahannya." Valerie Pei menaik-turunkan bahu, menyatakan maksud bahwa ini adalah ulah putramu, tidak ada hubungannya dengan dirinya.
Leon Gu sedikit melongo, kapan putranya mulai belajar untuk berbohong? Tapi sebelum rasa terkejut ini berlalu, dia kembali dikejutkan lagi, itu berarti, putranya telah merindukannya, makanya meneleponnya, tahu bahwa dirinya sangat mengkhawatirkannya!
Bukankah hubungan mereka beberapa hari sebelumnya masih tidak dekat, William pun sering cemberut terhadapnya, ini baru saja berpisah sehari, tapi malah telah merindukannya! Ini adalah sebuah pertanda yang baik!
Niat untuk memarahi William yang telah berbohong kembali di telannya, sang pria kembali setengah berlutut, mengelus kepala William, berkata: "William, lain kali tidak boleh berbohong lagi, Daddy sungguh sangat khawatir!"
"Tapi hari ini adalah hari Minggu." Ini adalah kedua kalinya William mengatakan kalimat ini, Valerie Pei dan Leon Gu merasa kaget dalam hati secara bersamaan, mereka selalu merasa William masih kecil, tidak mengerti terlalu banyak, tapi ternyata William sudah tidak kecil lagi, hal yang mereka kira tidak diketahui olehnya, mungkin semuanya telah diketahuinya.
Leon Gu menggendong William, berjalan masuk ke dalam kamar, berkata di telinga William: "Bagaimana kalau kita hari ini bermain petak umpet?"
"Baik!" William merasa sangat senang sampai menepuk tangan, kamar President Suite ini sungguh luas, memiliki 2 kamar tidur, satu kamar hiburan, dapur dengan model terbuka, juga memiliki balkon, tempat ini cukup untuk mereka bertiga bermain petak umpet.
Juga cukup untuk Valerie Pei dan Leon Gu menyelesaikan permasalahan di antara keduanya!
William menghitung mundur dari seratus di ruang tamu, Leon Gu seketika langsung menarik Valerie Pei ke kamar tidur, dengan perlahan menutup pintu, ekspresi wajahnya sudah tidak penuh kasih sayang seperti saat berhadapan dengan William.
Suasana di dalam kamar sangat menyesakkan, wajah Leon Gu penuh dengan amarah yang meluap-luap, tapi Valerie Pei malah berekspresi datar, setelah sering bertengkar dengannya, Valerie Pei dari awal sudah menguasai kungfu yang menegarkan dirinya.
"Kenapa kamu datang?"
"Bagaimana caramu bisa menemukanku di sini?"
Novel Terkait
Dark Love
Angel VeronicaCinta Seorang CEO Arogan
MedellineWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiPenyucian Pernikahan
Glen ValoraBlooming at that time
White RoseSi Menantu Buta
DeddyMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)