Diamond Lover - Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
Setelah berkenalan dengan Ethan Chen, Fransiska Yin baru menyadari sesuatu. Ternyata, ketika tengah sedih dan putus asa, seseorang bisa melupakan segenap kepercayaan diri dan martabatnya.
Ketika ia mencintainya, ia jadi tidak memedulikan apa pun lagi. Si wanaita adalah orang yang keras kepala, jadi orang yang dicintainya bakal dikejar setengah mati tanpa diperbolehkan kabur. Jika Ethan Chen memiliki seribu alasan untuk menolaknya, maka Fransiska Yin punya seribu satu alasan untuk mencintainya.
Segenap tenaga dan pikiran siap ia korbankan untuknya.
Ketika berkenalan dengan Ethan Chen, Fransiska Yin baru berusia dua puluh satu tahun. Pada usia segitu, ketertarikan yang muncul pada seseorang hampir pasti ketertarikan pada pandangan pertama.
Momen itu terjadi ketika wanita itu pergi ke Kota A bersama Leon Gu untuk membantu keluarga Valerie Pei. Karena kala itu berpura-pura jadi kekasih Leon Gu, Ethan Chen jadi salah paham dengannya.
Bila bisa kembali ke masa lalu, Fransiska Yin sama sekali tidak akan membiarkan dirinya tampil di hadapan Ethan Chen dengan identitas ini.
Belakangan, si wanita berinisiatif untuk mengejar si pria. Di mata orang-orang, ketika seorang gadis berusia dua puluh satu tahun mengejar seorang pria berusia tiga puluh lima tahun, wanita itu pasti mengejar uangnya. Jika bukan, maka otaknya bermasalah.
Tetapi, Fransiska Yin mengejarnya bukan karena dua alasan ini. Ia murni mencintai si pria. Bahkan, Stevanny Shi saja sampai menertawakannya karena dia begitu mudah jatuh dalam cinta pada pandangan pertama dan mengikuti perasaannya itu.
Sewaktu ditertawakan, Fransiska Yin menanggapi: “Bukankah kamu dengan Jacob Pei juga jatuh cinta pada pandangan pertama? Kalian buru-buru menikah pula, untung Jacob Pei-nya juga menyukaimu!
Berbanding terbalik dengan kisah Jacob Pei dan Stevanny Shi, Ethan Chen tidak menyukai Fransiska Yin. Si wanita sudah menyatakan cinta berkali-kali, si pria tetap saja menolak. Ia bahkan dimasukkan ke daftar hitam oleh si pria, sampai-sampai ia tidak bisa masuk dan keluar rumah sakit milik dia dengan bebas.
Memikirkan masa-masa itu, Fransiska Yin merasa lucu. Apakah di mata Ethan Chen dirinya merupakan wanita yang luar biasa gila?
Fransiska Yin duduk di samping jendela. Wanita itu awalnya memesan tiket kelas ekonomi. Jujur saja, seperti yang sebelumnya, ia menyembunyikan perjalanannya kali ini dari Mario Yin. Fransiska Yin bilang bahwa ia memiliki agenda pertunjukkan di sebuah kota di China, jadi pergi bersama tim orkestra. Realitasnya, tim orkestra memang punya jadwal pertunjukkan, namun ia tidak ikut di dalamnya.
Kemudian, ketika bertemu Javiar Pei di bandara, pria itu memberinya tiket kelas bisnis. Jadi, mereka akan sama-sama duduk di kelas bisnis.
Selama berada di Kota A, keduanya pernah berinteraksi. Kala itu, hubungan Fransiska Yin dengan Ethan Chen berada dalam masa yang ambigu. Meski begitu, ia lumayan sering menemaninya menghadiri pertemuan dengan teman-teman.
“Kamu sudah mengabari kepulanganmu pada Kakak Ethan Chen?” Javiar Pei menatap wajah lelah Fransiska Yin. Selama empat tahun dia menjalin hubungan dengan Ethan Chen, Javiar Pei dan orang-orang lain sangat mengkhawatirkannya. Pada akhirnya, si pria sesuai prediksi memutuskan hubungan mereka.
Mungkin, Ethan Chen tidak ingin menghabiskan masa muda seorang gadis yang begitu baik.
Begitu mendengar nama Ethan Chen lagi, hati Fransiska Yin terasa agak sakit. Setiap kali berjarak semakin dekat dengannya, dia merasa kesulitan bernapas.
“Aku tidak ingin mengabarinya. Kamu juga jangan kabari dia.” Si wanita menjawab tenang. Situasi sudah seperti ini, ia sungguh tidak punya energi untuk terus berurusan dengan Ethan Chen.
Kali ini, jika bukan karena anak dari panti asuhan dulu, Fransiska Yin tidak bakal melakukan perjalanan ke Kota A. Ceritanya, anak itu menderita leukemia dan tidak juga bisa menemukan donor sumsum tulang belakang yang tepat. Kondisinya memburuk dari hari ke hari. Kepaka rumah sakit bilang, waktunya tidak tersisa banyak.
Fransiska Yin sangat menyukai anak bernama Butterfly ini. Menurutnya, anak itu penurut dan dewasa. Meski tahu dirinya mengidap leukemia, Butterfly selalu mempertahankan optimism setiap harinya. Meski tahu dirinya merupakan anak yang diterlantarkan, Butterfly selalu percaya orangtuanya punya alasan kuat untuk menelantarkannya.
Butterfly bilang, sebelum pergi dari dunia ini, ia ingin mendengar suara cello Kak Fransiska Yin.
Alhasil, setelah ditelepon kepala panti asuhan, si wanita buru-buru membeli tiket pesawat.
“Fransiska Yin, sebagai saudara laki-laki yang satu tahun lebih tua darimu, melepaskan mungkin bukan sesuatu yang baik.” Semua orang merasa kasihan pada Fransiska Yin dan membujuknya untuk melepaskan serta menyerah.
Tetapi, pada akhirnya, wanita berusia dua puluh lima tahun ini punya kekerasan hati sekeras seorang manula.
Seberkas senyum sudah muncul di wajah Fransiska Yin ketika dia menoleh. Senyum itu sangat menenangkan Javiar Pei.
“Aku sungguh tidak kenapa-kenapa. Aku datang ke Kota A hanya untuk Butterfly. Aku ingin mengajarinya satu lagu, lalu segera kembali ke Italia.” Dalam pernikahan Leon Gu dan Valerie Pei, meski hatinya bergemuruh saat melihat sosok Ethan Chen, si wanita bisa mengendalikan diri dengan sangat baik.
Ia bukan lagi gadis berusia dua puluh satu tahun yang eksplosif. Perjalanan hidup selama empat tahun telah mengajarkan dirinya cara untuk mengekang perasaan, terutama ketika berhadapan dengan orang yang punya kesan mendalam baginya seperti Ethan Chen.
“Bagus kalau begitu.” Si pria tidak bisa menahan diri untuk tidak mengelus kepala si wanita. Ia tidak punya adik perempuan, namun memiliki hati untuk menjadi seorang kakak laki-laki. Alhasil, Fransiska Yin dan Nicole Chen sama-sama diperlakukan sebagai adik perempuannya sendiri. Ketika kedua adik mengalami sesuatu yang menjengkelkan, pria itu merasa memiliki keharusan untuk menghiburnya.
Fransiska Yin sedikit tersenyum. Sudah menemukan posisi yang nyaman di kursi, ia pun terlelap. Pesawat mereka semakin dekat dengan Kota A. Itu tandanya, wanita itu pun membutuhkan usaha yang semakin besar untuk menahan perasaannya pada Ethan Chen.
Beberapa saat setelah Fransiska Yin terlelap, Javiar Pei mengeluarkan selimut di selipan kursi dan memasangkannya di tubuh dia.
Dalam benak, si pria merenung bahwa dirinya dan si wanita sama-sama orang yang keras kepala terhadap perasaan. Setelah jatuh cinta pada seseorang, mau dipukuli sampai sekarat pun mereka tidak mau menarik cintanya. Ia tahu dirinya tidak bisa membujuk Fransiska Yin, juga tahu dia hanya menjadikan Butterfly sebagai alibi dari kedatangannya ke Kota A. Sejatinya, wanita ini ingin memberi satu kesempatan lagi untuk Ethan Chen.
Di hadapan pria itu, Fransiska Yin rela melepasskan semua martabatnya dan mempersembahkan hati dengan dua tangan. Dengan penuh harap, dia menanti Ethan Chen untuk menerima sodorannya itu. Kalau pun tidak diterima, Fransiska Yin berharap dia akan dengan hati-hati memasukkannya kembali ke dalam dadanya.
Yang terjadi adalah, Ethan Chen bukan hanya tidak menerimanya baik-baik, namun juga memecahkannya tanpa memperbaiki sedikit pun. Lukanya sangat parah. Javiar Pei sudah beberapa kali tidak bisa memahami jalan pikiran Ethan Chen.
Tetapi, apa yang bisa ia lakukan? Ia adalah orang luar. Perasaan di antara mereka berdua, atau mungkin di antara tiga orang, bukanlah sesuatu yang layak ia ikuti.
Terlebih lagi, urusan cintanya sendiri sekarang juga berantakan. Emily Gu pergi ke Amerika Serikat untuk berkuliah, lebih tepatnya sekalian untuk menjauhi dirinya. Membayangkan Ethan Chen dan Fransiska Yin yang terpisah selama empat tahun, juga Leon Gu dan Valerie Pei yang terpisah selama delapan tahun, ia merasa dirinya seharusnya melarang kepergian Emily Gu.
Apa pula kata-kata “merasa tidak layak bersanding di sisimu itu”? Sekalinya ia bilang bahwa Emily Gu adalah orang yang ia cintai, tidak akan ada seorang pun yang peduli dengan pengalaman hidupnya yang minim. Apalagi, Emily Gu juga merupakan nona ketiga keluarga Gu. Mereka sangat cocok, seratus persen cocok!
Merenung tentang ini, Javiar Pei jadi menyesal. Tetapi, dirinya sekarang sudah berada di pesawat menuju Kota A, sementara Emily Gu sudah berada di pesawat menuju Amerika Serikat. Ia sialnya juga tidak bertanya di universitas mana Emily Gu berkuliah!
Aduh, Emily Gu benar-benar deh!
Perjalanan dari Kota S ke Kota A sama sekali tidak jauh. Belum lama Fransiska Yin tertidur, pesawat sudah mendarat di bandara Kota A. Sejujurnya, wanita itu tidak terlelap sama sekali. Penyebab pertamanya adalah ia tidak bisa tertidur dengan posisi duduk. Penyebab keduanya, hatinya sekarang penuh gejolak. Berbagai emosi bergabung jadi satu di dalam hatinya. Mau berusaha bagaimana, Fransiska Yin tidak akan mampu tertidur.
Malam ini, ia pun mungkin harus meminum obat tidur dulu, baru bisa lelap.
Di pintu keluar bandara, Fransiska Yin menolak niat baik Javiar Pei untuk mengantarkannya ke tujuan. Wanita itu memilih naik taksi.
Sekeluarnya dari tol bandara, supir taksi bertanya: “Nona, ke mana tujuanmu?”
Si wanita terhenyak. Ia seharusnya pergi ke panti asuhan untuk mengajari Little Butterfly memainkan satu lagu baru, namun……
“Pergi ke Rumah Sakit Barat.” Si wanita tidak merasakan sedikit pun kesedihan di wajah. Bibirnya berkata ia baik-baik saja, tetapi bagaimana dengan hatinya? Tidak bisa melupakan ya artinya tidak akan bisa. Bahkan jika Ethan Chen kembali menuturkan kata-kata yang kejam padanya, ia akan tetap mencintainya.
Kadang-kadang, Fransiska Yin merasa dirinya murahan. Jelas-jelas si pria tidak menyukai dirinya, ia malah dengan muka tebal memaksakan diri untuk memperoleh cintanya. Sedikit kata-kata yang baik dari mulut si pria ia pikir sebagai tanda kemenangan. Ia sepenuhnya salah……
Fransiska Yin merasa dirinya seperti melayang-layang di alam semesta. Sayangnya, bukannya berada di tempat yang bercahaya, ia malah berada di tengah kegelapan yang tidak berujung. Dirinya tidak sama sekali mendapatkan sinar dari sosok Ethan Chen!
Sinarnya, cintanya, keduanya tidak akan pernah dimilikinya……
Ketika pesawatnya tadi mendarat, langit Kota A menggelap. Sekarang, belum setengah perjalanan dilalui oleh taksi, hujan sudah mulai turun. Fransiska Yin membuka jendela mobil untuk membiarkan tetesan hujan masuk. Beberapa tetesan jatuh di wajahnya, rasanya dingin.
Sama dinginnya dengan wajahnya.
Sebenarnya, ia merasa Ethan Chen seharusnya juga mengkhawatirkan dirinya. Waktu tinggal sendirian dan jatuh sakit di sini, ketika ia mengambil nomor antrian dokter di rumah sakit, pria itu muncul. Berikutnya, semua pemeriksaan medisnya dilakukan sendiri oleh Etahn Chen. Bahkan, urusan menggantung dan mengganti infus pun dia ambil alih, padahal dia berstatus sebagai kepala rumah sakit.
Jangan-jangan dia……
“Nona, tolong tutup jendelanya. Mobilku bisa rusak kalau kemasukan hujan.” Pengemudi taksi meminta dengan agak tidak tega. Ia iba melihat wajah Fransiska Yin yang sedih, namun lebih iba lagi dengan taksinya yang sudah tua.
“Maaf, aku segera menutupnya.” Si wanita bangun dari lamunan dan menutup kaca mobil.
Fransiska Yin dulu cukup membenci hujan, namun setelah datang ke Kota A, ia jadi tidak mempermasalahkannya lagi. Wanita itu juga pernah bilang bahwa dirinya terbiasa berkendara setir kanan ala luar negeri dan tidak terbiasa dengan setir kiri ala China lagi. Karena tidak mudah mencari taksi sewaktu hujan, ia pun meminta Ethan Chen menjemputnya…...
Berhubung Kota A sering turun hujan, ia jadi sering punya alasan untuk minta dijemput. Jelas, si wanita lama-lama jatuh cinta dengan hujan. Ia sekarang bahkan masih merasa hujan itu menggemaskan.
Faktanya, jika semua diulang lagi, Emily Gu masih tidak akan ragu untuk memerhatikan Ethan Chen masuk ke hotel dan jatuh cinta padanya dalam pandangan pertama. Jadi, jika berbicara soal berharap bisa memutar waktu ke masa lalu, Fransiska Yin juga tidak akan berhasil mengubah jalan cerita hubungannya dengan Ethan Chen.
“Berhenti di seberang rumah sakit.” Ketika taksi sudah hampir tiba di Rumah Sakit Barat, Fransiska Yin meminta supir untuk memarkir taksinya di seberang.
Walau setengah tahun telah berlalu, si wanita masih ingat jadwal kerja si pria. Hari ini hari Rabu, jadi dia pulang kerja pada pukul lima sore. Pria itu setelahnya akan menjemput Nicole Chen, lalu pulang dan makan dengan keluarga di rumah……
Lihat, Fransiska Yin tahu semua detail tentangnya. Bisakah dibayangkan betapa dalam cintanya pada dia? Ironisnya, satu pun detail tentang Fransiska Yin malah tidak diperhatikan oleh Ethan Chen.
Sekarang masih jam tiga, berarti Fransiska Yin harus menunggu di sini selama dua jam. Ia sendiri tidak berniat untuk turun. Ia hanya ingin melihatnya sekilas……
Tetapi, beberapa menit kemudian, Ethan Chen keluar dari gedung rumah sakit dan bergegas ke mobil sambil berpayungan. Kendaraannya masih Mercedes-Benz yang tua itu. Fransiska Yin pernah bertanya mengapa dia tidak ingin menggantinya dengan mobil baru, namun dia tidak menjawah sepatah kata pun.
Mercedes-Benz tua melaju keluar gerbang rumah sakit. Fransiska Yin, yang kaget dengan situasi ini, buru-buru meminta supir taksi untuk membuntuti.
Seseorang yang kamu pahami tiba-tiba mengubah pengaturan hidupnya…... Perubahan macam ini membuat Fransiska Yin kebingungan. Apakah selama setengah tahun dia pergi, hidup Ethan Chen sudah mengalami banyak perubahan?
Supir taksi, yang membuntuti Ethan Chen dengan patuh, tiba-tiba mencurahkan kekhawatirannya: “Nona, kalau kamu mau melakukan hal-hal yang melanggar hukum, aku tidak bisa ya……”
Fransiska Yin terhenyak. Ia tidak berencana melakukan pelanggaran hukum apa pun. Si wanita hanya ingin tahu mengapa jadwal kerja si pria berubah. Sebenarnya apa yang sedang terjadi?
Tetapi, semakin jauh mobil Ethan Chen melaju, suasana hati Fransiska Yin semakin temaram.
Ia mengeluarkan ponsel dan mengecek tanggal hari ini. Tiba-tiba, si wanita memahami sesuatu.
Melihat papan penunjuk jalan, Fransiska Yin berpikir bahwa Ethan Chen ternyata tidak berubah. Dirinya saja yang tidak ingat hal ini……
“Pak, tidak usah diikuti lagi. Kita sekarang pergi ke One Residence.” Si wanita tersenyum kecil. Tatapan perlahan berpindah dari Mercedes-Benz yang dibuntuti.
Novel Terkait
My Goddes
Riski saputroTakdir Raja Perang
Brama aditioSomeday Unexpected Love
AlexanderCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinMy Greget Husband
Dio ZhengIstri Yang Sombong
JessicaDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)