Diamond Lover - Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)

Setelah berkenalan dengan Ethan Chen, Fransiska Yin baru menyadari sesuatu. Ternyata, ketika tengah sedih dan putus asa, seseorang bisa melupakan segenap kepercayaan diri dan martabatnya.

Ketika ia mencintainya, ia jadi tidak memedulikan apa pun lagi. Si wanaita adalah orang yang keras kepala, jadi orang yang dicintainya bakal dikejar setengah mati tanpa diperbolehkan kabur. Jika Ethan Chen memiliki seribu alasan untuk menolaknya, maka Fransiska Yin punya seribu satu alasan untuk mencintainya.

Segenap tenaga dan pikiran siap ia korbankan untuknya.

Ketika berkenalan dengan Ethan Chen, Fransiska Yin baru berusia dua puluh satu tahun. Pada usia segitu, ketertarikan yang muncul pada seseorang hampir pasti ketertarikan pada pandangan pertama.

Momen itu terjadi ketika wanita itu pergi ke Kota A bersama Leon Gu untuk membantu keluarga Valerie Pei. Karena kala itu berpura-pura jadi kekasih Leon Gu, Ethan Chen jadi salah paham dengannya.

Bila bisa kembali ke masa lalu, Fransiska Yin sama sekali tidak akan membiarkan dirinya tampil di hadapan Ethan Chen dengan identitas ini.

Belakangan, si wanita berinisiatif untuk mengejar si pria. Di mata orang-orang, ketika seorang gadis berusia dua puluh satu tahun mengejar seorang pria berusia tiga puluh lima tahun, wanita itu pasti mengejar uangnya. Jika bukan, maka otaknya bermasalah.

Tetapi, Fransiska Yin mengejarnya bukan karena dua alasan ini. Ia murni mencintai si pria. Bahkan, Stevanny Shi saja sampai menertawakannya karena dia begitu mudah jatuh dalam cinta pada pandangan pertama dan mengikuti perasaannya itu.

Sewaktu ditertawakan, Fransiska Yin menanggapi: “Bukankah kamu dengan Jacob Pei juga jatuh cinta pada pandangan pertama? Kalian buru-buru menikah pula, untung Jacob Pei-nya juga menyukaimu!

Berbanding terbalik dengan kisah Jacob Pei dan Stevanny Shi, Ethan Chen tidak menyukai Fransiska Yin. Si wanita sudah menyatakan cinta berkali-kali, si pria tetap saja menolak. Ia bahkan dimasukkan ke daftar hitam oleh si pria, sampai-sampai ia tidak bisa masuk dan keluar rumah sakit milik dia dengan bebas.

Memikirkan masa-masa itu, Fransiska Yin merasa lucu. Apakah di mata Ethan Chen dirinya merupakan wanita yang luar biasa gila?

Fransiska Yin duduk di samping jendela. Wanita itu awalnya memesan tiket kelas ekonomi. Jujur saja, seperti yang sebelumnya, ia menyembunyikan perjalanannya kali ini dari Mario Yin. Fransiska Yin bilang bahwa ia memiliki agenda pertunjukkan di sebuah kota di China, jadi pergi bersama tim orkestra. Realitasnya, tim orkestra memang punya jadwal pertunjukkan, namun ia tidak ikut di dalamnya.

Kemudian, ketika bertemu Javiar Pei di bandara, pria itu memberinya tiket kelas bisnis. Jadi, mereka akan sama-sama duduk di kelas bisnis.

Selama berada di Kota A, keduanya pernah berinteraksi. Kala itu, hubungan Fransiska Yin dengan Ethan Chen berada dalam masa yang ambigu. Meski begitu, ia lumayan sering menemaninya menghadiri pertemuan dengan teman-teman.

“Kamu sudah mengabari kepulanganmu pada Kakak Ethan Chen?” Javiar Pei menatap wajah lelah Fransiska Yin. Selama empat tahun dia menjalin hubungan dengan Ethan Chen, Javiar Pei dan orang-orang lain sangat mengkhawatirkannya. Pada akhirnya, si pria sesuai prediksi memutuskan hubungan mereka.

Mungkin, Ethan Chen tidak ingin menghabiskan masa muda seorang gadis yang begitu baik.

Begitu mendengar nama Ethan Chen lagi, hati Fransiska Yin terasa agak sakit. Setiap kali berjarak semakin dekat dengannya, dia merasa kesulitan bernapas.

“Aku tidak ingin mengabarinya. Kamu juga jangan kabari dia.” Si wanita menjawab tenang. Situasi sudah seperti ini, ia sungguh tidak punya energi untuk terus berurusan dengan Ethan Chen.

Kali ini, jika bukan karena anak dari panti asuhan dulu, Fransiska Yin tidak bakal melakukan perjalanan ke Kota A. Ceritanya, anak itu menderita leukemia dan tidak juga bisa menemukan donor sumsum tulang belakang yang tepat. Kondisinya memburuk dari hari ke hari. Kepaka rumah sakit bilang, waktunya tidak tersisa banyak.

Fransiska Yin sangat menyukai anak bernama Butterfly ini. Menurutnya, anak itu penurut dan dewasa. Meski tahu dirinya mengidap leukemia, Butterfly selalu mempertahankan optimism setiap harinya. Meski tahu dirinya merupakan anak yang diterlantarkan, Butterfly selalu percaya orangtuanya punya alasan kuat untuk menelantarkannya.

Butterfly bilang, sebelum pergi dari dunia ini, ia ingin mendengar suara cello Kak Fransiska Yin.

Alhasil, setelah ditelepon kepala panti asuhan, si wanita buru-buru membeli tiket pesawat.

“Fransiska Yin, sebagai saudara laki-laki yang satu tahun lebih tua darimu, melepaskan mungkin bukan sesuatu yang baik.” Semua orang merasa kasihan pada Fransiska Yin dan membujuknya untuk melepaskan serta menyerah.

Tetapi, pada akhirnya, wanita berusia dua puluh lima tahun ini punya kekerasan hati sekeras seorang manula.

Seberkas senyum sudah muncul di wajah Fransiska Yin ketika dia menoleh. Senyum itu sangat menenangkan Javiar Pei.

“Aku sungguh tidak kenapa-kenapa. Aku datang ke Kota A hanya untuk Butterfly. Aku ingin mengajarinya satu lagu, lalu segera kembali ke Italia.” Dalam pernikahan Leon Gu dan Valerie Pei, meski hatinya bergemuruh saat melihat sosok Ethan Chen, si wanita bisa mengendalikan diri dengan sangat baik.

Ia bukan lagi gadis berusia dua puluh satu tahun yang eksplosif. Perjalanan hidup selama empat tahun telah mengajarkan dirinya cara untuk mengekang perasaan, terutama ketika berhadapan dengan orang yang punya kesan mendalam baginya seperti Ethan Chen.

“Bagus kalau begitu.” Si pria tidak bisa menahan diri untuk tidak mengelus kepala si wanita. Ia tidak punya adik perempuan, namun memiliki hati untuk menjadi seorang kakak laki-laki. Alhasil, Fransiska Yin dan Nicole Chen sama-sama diperlakukan sebagai adik perempuannya sendiri. Ketika kedua adik mengalami sesuatu yang menjengkelkan, pria itu merasa memiliki keharusan untuk menghiburnya.

Fransiska Yin sedikit tersenyum. Sudah menemukan posisi yang nyaman di kursi, ia pun terlelap. Pesawat mereka semakin dekat dengan Kota A. Itu tandanya, wanita itu pun membutuhkan usaha yang semakin besar untuk menahan perasaannya pada Ethan Chen.

Beberapa saat setelah Fransiska Yin terlelap, Javiar Pei mengeluarkan selimut di selipan kursi dan memasangkannya di tubuh dia.

Dalam benak, si pria merenung bahwa dirinya dan si wanita sama-sama orang yang keras kepala terhadap perasaan. Setelah jatuh cinta pada seseorang, mau dipukuli sampai sekarat pun mereka tidak mau menarik cintanya. Ia tahu dirinya tidak bisa membujuk Fransiska Yin, juga tahu dia hanya menjadikan Butterfly sebagai alibi dari kedatangannya ke Kota A. Sejatinya, wanita ini ingin memberi satu kesempatan lagi untuk Ethan Chen.

Di hadapan pria itu, Fransiska Yin rela melepasskan semua martabatnya dan mempersembahkan hati dengan dua tangan. Dengan penuh harap, dia menanti Ethan Chen untuk menerima sodorannya itu. Kalau pun tidak diterima, Fransiska Yin berharap dia akan dengan hati-hati memasukkannya kembali ke dalam dadanya.

Yang terjadi adalah, Ethan Chen bukan hanya tidak menerimanya baik-baik, namun juga memecahkannya tanpa memperbaiki sedikit pun. Lukanya sangat parah. Javiar Pei sudah beberapa kali tidak bisa memahami jalan pikiran Ethan Chen.

Tetapi, apa yang bisa ia lakukan? Ia adalah orang luar. Perasaan di antara mereka berdua, atau mungkin di antara tiga orang, bukanlah sesuatu yang layak ia ikuti.

Terlebih lagi, urusan cintanya sendiri sekarang juga berantakan. Emily Gu pergi ke Amerika Serikat untuk berkuliah, lebih tepatnya sekalian untuk menjauhi dirinya. Membayangkan Ethan Chen dan Fransiska Yin yang terpisah selama empat tahun, juga Leon Gu dan Valerie Pei yang terpisah selama delapan tahun, ia merasa dirinya seharusnya melarang kepergian Emily Gu.

Apa pula kata-kata “merasa tidak layak bersanding di sisimu itu”? Sekalinya ia bilang bahwa Emily Gu adalah orang yang ia cintai, tidak akan ada seorang pun yang peduli dengan pengalaman hidupnya yang minim. Apalagi, Emily Gu juga merupakan nona ketiga keluarga Gu. Mereka sangat cocok, seratus persen cocok!

Merenung tentang ini, Javiar Pei jadi menyesal. Tetapi, dirinya sekarang sudah berada di pesawat menuju Kota A, sementara Emily Gu sudah berada di pesawat menuju Amerika Serikat. Ia sialnya juga tidak bertanya di universitas mana Emily Gu berkuliah!

Aduh, Emily Gu benar-benar deh!

Perjalanan dari Kota S ke Kota A sama sekali tidak jauh. Belum lama Fransiska Yin tertidur, pesawat sudah mendarat di bandara Kota A. Sejujurnya, wanita itu tidak terlelap sama sekali. Penyebab pertamanya adalah ia tidak bisa tertidur dengan posisi duduk. Penyebab keduanya, hatinya sekarang penuh gejolak. Berbagai emosi bergabung jadi satu di dalam hatinya. Mau berusaha bagaimana, Fransiska Yin tidak akan mampu tertidur.

Malam ini, ia pun mungkin harus meminum obat tidur dulu, baru bisa lelap.

Di pintu keluar bandara, Fransiska Yin menolak niat baik Javiar Pei untuk mengantarkannya ke tujuan. Wanita itu memilih naik taksi.

Sekeluarnya dari tol bandara, supir taksi bertanya: “Nona, ke mana tujuanmu?”

Si wanita terhenyak. Ia seharusnya pergi ke panti asuhan untuk mengajari Little Butterfly memainkan satu lagu baru, namun……

“Pergi ke Rumah Sakit Barat.” Si wanita tidak merasakan sedikit pun kesedihan di wajah. Bibirnya berkata ia baik-baik saja, tetapi bagaimana dengan hatinya? Tidak bisa melupakan ya artinya tidak akan bisa. Bahkan jika Ethan Chen kembali menuturkan kata-kata yang kejam padanya, ia akan tetap mencintainya.

Kadang-kadang, Fransiska Yin merasa dirinya murahan. Jelas-jelas si pria tidak menyukai dirinya, ia malah dengan muka tebal memaksakan diri untuk memperoleh cintanya. Sedikit kata-kata yang baik dari mulut si pria ia pikir sebagai tanda kemenangan. Ia sepenuhnya salah……

Fransiska Yin merasa dirinya seperti melayang-layang di alam semesta. Sayangnya, bukannya berada di tempat yang bercahaya, ia malah berada di tengah kegelapan yang tidak berujung. Dirinya tidak sama sekali mendapatkan sinar dari sosok Ethan Chen!

Sinarnya, cintanya, keduanya tidak akan pernah dimilikinya……

Ketika pesawatnya tadi mendarat, langit Kota A menggelap. Sekarang, belum setengah perjalanan dilalui oleh taksi, hujan sudah mulai turun. Fransiska Yin membuka jendela mobil untuk membiarkan tetesan hujan masuk. Beberapa tetesan jatuh di wajahnya, rasanya dingin.

Sama dinginnya dengan wajahnya.

Sebenarnya, ia merasa Ethan Chen seharusnya juga mengkhawatirkan dirinya. Waktu tinggal sendirian dan jatuh sakit di sini, ketika ia mengambil nomor antrian dokter di rumah sakit, pria itu muncul. Berikutnya, semua pemeriksaan medisnya dilakukan sendiri oleh Etahn Chen. Bahkan, urusan menggantung dan mengganti infus pun dia ambil alih, padahal dia berstatus sebagai kepala rumah sakit.

Jangan-jangan dia……

“Nona, tolong tutup jendelanya. Mobilku bisa rusak kalau kemasukan hujan.” Pengemudi taksi meminta dengan agak tidak tega. Ia iba melihat wajah Fransiska Yin yang sedih, namun lebih iba lagi dengan taksinya yang sudah tua.

“Maaf, aku segera menutupnya.” Si wanita bangun dari lamunan dan menutup kaca mobil.

Fransiska Yin dulu cukup membenci hujan, namun setelah datang ke Kota A, ia jadi tidak mempermasalahkannya lagi. Wanita itu juga pernah bilang bahwa dirinya terbiasa berkendara setir kanan ala luar negeri dan tidak terbiasa dengan setir kiri ala China lagi. Karena tidak mudah mencari taksi sewaktu hujan, ia pun meminta Ethan Chen menjemputnya…...

Berhubung Kota A sering turun hujan, ia jadi sering punya alasan untuk minta dijemput. Jelas, si wanita lama-lama jatuh cinta dengan hujan. Ia sekarang bahkan masih merasa hujan itu menggemaskan.

Faktanya, jika semua diulang lagi, Emily Gu masih tidak akan ragu untuk memerhatikan Ethan Chen masuk ke hotel dan jatuh cinta padanya dalam pandangan pertama. Jadi, jika berbicara soal berharap bisa memutar waktu ke masa lalu, Fransiska Yin juga tidak akan berhasil mengubah jalan cerita hubungannya dengan Ethan Chen.

“Berhenti di seberang rumah sakit.” Ketika taksi sudah hampir tiba di Rumah Sakit Barat, Fransiska Yin meminta supir untuk memarkir taksinya di seberang.

Walau setengah tahun telah berlalu, si wanita masih ingat jadwal kerja si pria. Hari ini hari Rabu, jadi dia pulang kerja pada pukul lima sore. Pria itu setelahnya akan menjemput Nicole Chen, lalu pulang dan makan dengan keluarga di rumah……

Lihat, Fransiska Yin tahu semua detail tentangnya. Bisakah dibayangkan betapa dalam cintanya pada dia? Ironisnya, satu pun detail tentang Fransiska Yin malah tidak diperhatikan oleh Ethan Chen.

Sekarang masih jam tiga, berarti Fransiska Yin harus menunggu di sini selama dua jam. Ia sendiri tidak berniat untuk turun. Ia hanya ingin melihatnya sekilas……

Tetapi, beberapa menit kemudian, Ethan Chen keluar dari gedung rumah sakit dan bergegas ke mobil sambil berpayungan. Kendaraannya masih Mercedes-Benz yang tua itu. Fransiska Yin pernah bertanya mengapa dia tidak ingin menggantinya dengan mobil baru, namun dia tidak menjawah sepatah kata pun.

Mercedes-Benz tua melaju keluar gerbang rumah sakit. Fransiska Yin, yang kaget dengan situasi ini, buru-buru meminta supir taksi untuk membuntuti.

Seseorang yang kamu pahami tiba-tiba mengubah pengaturan hidupnya…... Perubahan macam ini membuat Fransiska Yin kebingungan. Apakah selama setengah tahun dia pergi, hidup Ethan Chen sudah mengalami banyak perubahan?

Supir taksi, yang membuntuti Ethan Chen dengan patuh, tiba-tiba mencurahkan kekhawatirannya: “Nona, kalau kamu mau melakukan hal-hal yang melanggar hukum, aku tidak bisa ya……”

Fransiska Yin terhenyak. Ia tidak berencana melakukan pelanggaran hukum apa pun. Si wanita hanya ingin tahu mengapa jadwal kerja si pria berubah. Sebenarnya apa yang sedang terjadi?

Tetapi, semakin jauh mobil Ethan Chen melaju, suasana hati Fransiska Yin semakin temaram.

Ia mengeluarkan ponsel dan mengecek tanggal hari ini. Tiba-tiba, si wanita memahami sesuatu.

Melihat papan penunjuk jalan, Fransiska Yin berpikir bahwa Ethan Chen ternyata tidak berubah. Dirinya saja yang tidak ingat hal ini……

“Pak, tidak usah diikuti lagi. Kita sekarang pergi ke One Residence.” Si wanita tersenyum kecil. Tatapan perlahan berpindah dari Mercedes-Benz yang dibuntuti.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu