Diamond Lover - Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
"Nyonya Muda, Tuan Muda Kecil jatuh sakit hanya karena pengaruh makanan, tidak akan kenapa-napa setelah makan obat, hari ini jangan pergi ke sekolah dulu, kami akan menjaganya dengan baik, Anda jangan khawatir." Dokter sudah selesai memeriksa William, dan menenangkan Valerie Pei.
Valerie Pei mengerutkan kening, kemarin malam William dan Leon Gu pergi melakukan apa saja?
"William, bagaimana, sakit tidak?" Valerie Pei merasa sedih dan menarik tangannya William, mengulurkan tangan mengelus keningnya, masih sedikit panas, Valerie Pei paling takut William jatuh sakit, dia sangat berharap William bisa tumbuh besar dengan sehat, dan biarkan dirinya sendiri saja yang menanggung semua penyakitnya.
William dengan lembut menarik tangannya Valerie Pei, suara yang lemah keluar dari mulutnya: "Mommy, William tidak kenapa-napa, jangan menyalahkan Daddy, akulah yang memintanya membawaku pergi makan KFC......"
Wajah Valerie Pei seketika langsung menjadi dingin, berkata dengan tegas terhadap William: "Bukankah Mommy pernah bilang kamu tidak boleh makan makanan seperti itu, kamu sudah makan banyak cola dan eskrim cone bukan!" Valerie Pei seketika melemparkan segala kesalahan ini kepada Leon Gu, orang sebesar ini malah sama sekali tidak mampu menjaga seorang anak, memangnya anak kecil boleh makan banyak makanan yang dingin? Anak-anak masih tidak mengerti, tapi memangnya orang sebesar dia juga tidak mengerti hal ini?
"Maaf Mommy, aku akui telah bersalah......" William menggerutu, saat Valerie Pei melihat penampilannya yang seperti ini, ucapan untuk mengomelinya seketika langsung tertelan kembali.
"Lain kali sudah tidak boleh lagi, mengerti? Kalau kamu sakit, Mommy akan sangat khawatir dan sedih." Valerie mengecupkan ciuman di kening William sejenak, menjaganya hingga tertidur, baru keluar dari kamar.
"Mana Leon?" Setelah menutup pintu, Valerie Pei menanyakan pembantu, pelaku yang telah melakukan masalah malah menghilang tak berjejak, bagus, bagus sekali!
"Tuan Muda sudah pergi pagi-pagi sekali, kami tidak tahu dia pergi ke mana."
Valerie Pei sangat emosi, semalam saling bermesraan dengannya, pagi hari malah langsung pergi tanpa mengabarinya, jam segini masih belum waktunya bekerja bukan, bahkan berani pergi begitu saja dan tidak pergi makan sarapan di tempat Kakek sana, memangnya dia telah menemui hal semendesak apa!
Di meja makan, tidak terlihat sosok Leon Gu dan William, Henry Gu duluan bersuara.
"Valerie, mana Leon dan William? Kenapa tidak datang makan sarapan?" Sebelum Henry Gu berkata mulai makan sarapan, semua orang tidak ada yang berani menyentuh sumpit.
"William jatuh sakit, sudah meminta dokter memeriksanya, dia tidak kenapa-napa." Valerie Pei memilih untuk duluan mengatakan masalah tentang William, setelah mengabarkan anak kecil kesayangan ini telah jatuh sakit, semua orang pasti akan lupa terhadap ketidakhadiran Leon Gu.
"Sakit? Ada apa, kesehatannya biasanya sangat baik, cepat suruh dokter di klinik memeriksanya dengan baik, jangan sampai menimbulkan penyakit serius." Suara Henry Gu yang tua terdengar sangat berkharisma di ruang makan, dia juga menyadari Valerie Pei tidak berniat membahas ke mana perginya Leon Gu, makanya dia tidak banyak bertanya lagi.
Henry Gu tidak menanyakan lagi, orang lain pun tidak berani banyak berkata, masing-masing menyantap sarapannya.
Setelah semua orang telah bubar, Henry Gu memanggil Pengurus Rumah, Frey Liu.
"Leon jam berapa pergi keluar hari ini?" Henry Gu masih tetap khawatir dengan hubungan Valerie Pei dan Leon Gu, setiap saat selalu memperhatikan mereka berdua.
"Pagi hari jam 6.30 perginya, Nona Keluarga Ye beberapa hari lalu telah masuk ke rumah sakit." Frey Liu membungkukkan badan mengatakan hal yang ingin diketahui oleh Henry Gu.
"Hahh..... bantu aku membuat janji bertemu dengan Tuan Besar Ye, segera."
Leon Gu langsung bergegas ke rumah sakit setelah melihat pesan singkat, bertemu dengan Naomi Ye yang berwajah pucat di dalam kamar pasien VIP, hatinya seakan-akan telah tertusuk oleh sesuatu, sedikit sakit.
Naomi Ye membuka mata melihat langit-langit, matanya tidak terfokus, tidak menyadari kedatangan Leon Gu, Ayah Ye dan Ibu Ye yang berada di kamar pasien lah yang melihat Leon Gu, wajah langsung memunculkan senyuman, Ibu Ye mendorong Naomi Ye, baru dia melihat Leon Gu yang selalu dirindukannya.
Air mata seketika langsung mengalir deras.
Leon Gu sendiri pun tahu, hanya pernah bertemu dengannya sekali saja di rumah saat dia baru saja bangun, kemudian sibuk melakukan pemeriksaan kesehatan ulang, lalu sibuk terhadap urusan di perusahaan, sudah benar-benar melupakannya sepenuhnya, tidak di sangka dia malah masuk rumah sakit, rasa bersalah terhadapnya spontan menjadi lebih besar.
"Jangan menangis, kesehatanmu pada dasarnya tidak begitu baik, bagaimana kalau matamu rusak setelah sering menangis?" Setelah Leon Gu menyapa Ayah Ye dan Ibu Ye, dia mengambil tisu dan menyodorkannya kepada Naomi Ye.
Naomi Ye menerima tisunya, dengan lembut mengusap air mata di wajahnya, berkata: "Aku kira kamu tidak akan pernah datang melihatku lagi." Makanya itulah kenapa dia mengirimkan pesan singkat kepadanya, mengabarinya bahwa dia telah masuk rumah sakit, dan ingin bertemu dengannya sekali.
Tidak disangka Leon gu akan datang secepat itu, dia masih tetap peduli terhadap dirinya, benar bukan?
"Lagipula kamu bukanlah hampir mati, mana mungkin tidak bisa bertemu lagi?" Leon Gu dengan lembut mengelus kepalanya Naomi Ye, tiba-tiba merasa tindakan ini sedikit tidak tepat, lalu langsung menarik kembali tangannya.
Naomi Ye awalnya tidak begitu berharap banyak terhadap kelembutannya, tapi dia malah begitu cepat menarik tangannya kembali, hatinya sangat kecewa, pria ini, pria yang sangat dicintainya, mengira akan melewati seumur hidup ini dengannya, sekarang malah sudah bukanlah miliknya, dia sangat sulit menerima kenyataan tentang pernikahannya dengan Valerie Pei!
"Tapi aku sudah tidak bertemu denganmu selama 3 bulan, memangnya aku harus masuk rumah sakit dulu, baru kamu akan datang mencariku?" Naomi Ye merasa sedih, pria yang dulunya bisa ditemui setiap hari, sekarang hanya bisa memohon sedikit perhatiannya dengan jatuh sakit.
Leon Ye menyadari kekecewaan di balik matanya, dia tidak tega, lalu menggenggam tangannya, menghiburnya: "Belakangan ini urusan di rumah dan perusahaan begitu sibuk, setelah beberapa waktu ini, aku akan sering pergi menemuimu."
"Benarkah?“ Naomi Ye sedikit tidak percaya, balik menggenggam tangan Leon Gu, dia tidak ingin melepaskan pria ini, tidak ingin membiarkannya menjadi milik wanita lain.
"Kapan aku pernah membohongimu?" Leon Gu memberikan tatapan mata menenangkan terhadapnya, benar, dirinya tidak pernah membuatnya merasa kecewa, kali ini pasti juga tidak akan, "Lihatlah raut wajahmu yang begitu buruk, aku pun tidak ingin setiap kali bertemu denganmu di rumah sakit, jalanilah pengobatannya dengan baik ya?"
"Iya iya, aku mengerti, aku akan sembuh secepatnya." Naomi Ye tersenyum sambil menangis, Leon Gu sungguh merupakan obat terbaik baginya.
Leon Gu tidak begitu pandai menghibur orang lain, Naomi Ye pun tahu kedatangan Leon Gu sudah menyatakan ini adalah tindakan peduli darinya, meskipun dia sangat ingin membuat Leon Gu menetap di sisinya, tapi saat ini dia harus melepaskannya dulu.
Melihat Naomi Ye telah selesai makan sarapan, lalu berbincang-bincang dengannya sesaat, setelah itu Leon Gu bersiap-siap bangun hendak pergi ke perusahaan, pagi hari ini tidak pergi makan di tempat Kakek sana, entah bagaimana caranya Valerie Pei menyembunyikannya, dan juga William, cukup merindukannya juga setelah tidak bertemu dengannya di pagi hari, nanti sore akan pergi menjemputnya pulang sekolah......
Naomi Ye melihat senyuman yang ada di wajah Leon Gu, pikirannya pun sepertinya telah melayang ke tempat lain, tangannya spontan meremas selimut dengan erat.
Setelah keluar dari kamar pasien, dia malah dihentikan oleh Ayah Ye, kebetulan, Leon Gu juga ada hal yang hendak dikatakan padanya.
"Paman Ye." Leon Gu menganggukkan kepala, Ayah Ye tidak tinggi, mereka berdua duduk di bangku yang berada di luar kamar pasien.
Ayah Ye melihat Leon Gu telah datang menjenguk putrinya, merasa sangat senang, dia percaya perasaan di antara Naomi Ye dan Leon Gu tidak mungkin bisa digantikan karena Valerie Pei telah merawatnya selama 4 tahun, Naomi Ye masih memiliki kesempatan.
"Hahh......" Ayah Ye menghela napas, "Naomi sungguh keras kepala, dulu saat mengetahui kamu akan menikah dengan Nona Pei, dia pernah membunuh diri di rumah, kalau bukan karena kami berhasil menyadarinya dengan tepat waktu, kamu sekarang takutnya tidak akan bisa menemuinya lagi. Setelah dia sembuh, kamu akan mengantarnya ke Amerika untuk berpindah lingkungan, setelah mengetahui kamu telah sadar, dia malah segera kembali, masih terus merindukanmu, dalam 2 bulan ini, dia setiap hari selalu menunggu panggilan teleponmu di rumah, sering tidak selera makan, hingga menghancurkan kesehatannya......"
"Paman Ye, maaf, ini semua kesalahanku." Leon Gu berani mengakui kesalahannya, belakangan ini dia memang begitu sibuk hingga melupakan Naomi Ye, lalu saling bertengkar dengan Valerie Pei di rumah, juga harus membuat perusahaan kembali membaik.
"Ini bukanlah kesalahamnu, kalau bukan karena Nona Pei membuatmu menjadi seorang pasien dengan kondisi vegetatif persisten, saat ini kamu dan Naomi pasti akan melewati kehidupan bersama yang bahagia......" Ayah Ye terkadang akan melihat ekspresi di wajahnya Leon Gu, anak ini, dirinya sudah tahu Leon Gu dari 4 tahun lalu tidaklah suka memperlihatkan kesenangan ataupun kesedihannya di wajah, sekarang malah menjadi lebih sulit untuk mengerti suasana hatinya.
"Dulu adalah kesalahanku, ini tidak berkaitan dengan Valerie." Lagipula, Valerie Pei sekarang adalah istrinya, mana mungkin dirinya akan membiarkan orang luar mengatai keburukan istrinya, kesalahan Valerie Pei, sangat diketahuinya dengan jelas, tidak perlu dikatakan oleh orang luar.
Ekspresi Ayah Ye mengkaku, tapi langsung kembali normal dalam sekejab, membentuk sebuah senyuman, berkata: "Hmm, urusan kalian para anak muda, kalian uruslah sendiri, hanya saja Paman Ye mohon padamu, di hati Naomi hanya ada kamu seorang, luangkanlah lebih banyak waktu untuk menemaninya, setelah dia sudah bersedia melepaskan, semua akan berakhir."
"Paman Ye tenang saja, aku tidak akan membiarkan Naomi Ye kenapa-napa." Leon Gu berdiri, melihat Naomi Ye melalui kaca jendela di pintu kamar pasien, dia tidur dengan cukup lelap, berharap semoga dia bisa keluar dari rumah sakit secepat mungkin.
"Baiklah, aku tidak akan menahanmu lagi." Ayah Ye juga mulai berdiri, menepuk bahunya Leon Gu.
"Paman Ye, sampai jumpa." Membalikkan badan, setelah itu baru Leon Gu mengubah ekspresi wajahnya, di dalam cerita ini, yang paling kasihan adalah Naomi Ye, Naomi Ye awalnya mengira bisa melewati kehidupan bahagia bersama dengannya, tapi terakhir malah melewati kehidupan seorang diri di tempat asing, saat sang pria bangun, di sisinya sudah terdapat orang lain.
Naomi Ye, sekarang merupakan rasa bersalah paling besar di hati Leon Gu, dia dari kecil hingga sekarang tidak pernah berhutang terhadap siapa pun, jadi, tidak peduli bagaimana pun juga, dia harus menebus Naomi Ye.
Di perusahaan, Valerie Pei harus menelepon ke rumah untuk menanyakan keadaan William setiap kelang 1 jam, dari masuk kerja hingga sekarang tidak pernah menemui Leon Gu, orang ini sebenarnya telah pergi ke mana, setelah membuat William jatuh sakit, orangnya langsung menghilang tanpa jejak!
Setelah sekali lagi menutup panggilan, Valerie Pei berdiri, hendak pergi menuangkan air, kali ini langsung terlihat Leon Gu berjalan di luar, ruang kantornya dengan bagian luar hanya dibatasi dengan selapis kaca, sangat mudah melihat kegiatan di luar, Valerie Pei saat ini pun malas pergi mencarinya, demam William sudah menurun, tidak akan kenapa-napa setelah istirahat beberapa hari.
"CEO Pei, CEO Gu mengatakan 10 menit kemudian akan mengadakan rapat." Rany Tang mengetuk pintu dan masuk ke dalam, melihat Valerie Pei melamun di sana, dia mulai sedikit mengkhawatirkannya, "CEO Pei, Anda dari pagi telah sering menelepon ke rumah, bagaimana kalau pulang saja melihat bagaimana keadaan William sekarang."
Rany Tang telah bekerja dengan Valerie Pei selama 3 tahun, kurang lebih dia cukup memahami kondisinya.
"Tidak perlu, William sudah tidak kenapa-napa, bukankah CEO Gu mengatakan akan mengadakan rapat, dia ada mengatakan hal lain tidak?"
......
Suasana di ruang rapat terasa tegang, Leon Gu dan Valerie Pei saling berselisih, tidak meladeni satu sama lain.
"Segera batalkan kerja sama dengan Sky Corp.!" Leon Gu menutup dokumen, berkata tanpa memberikan kesempatan untuk didiskusikan.
Dan tentu saja Valerie Pei tidak bersedia melakukannya, ini adalah sebuah proyek kerja sama yang didapatkan dengan mengorbankan waktu berbulan-bulan, kalau bisa menyepakati kerja sama dengan Sky Corp., dan menjadi satu-satunya agen Sky Corp. di Kota S, keuntungan kedepannya pasti merupakan sejumlah uang yang besar, Leon Gu ingin menghentikan kerja sama ini pasti karena semalam telah sangat cemburu!
"Aku tidak setuju, kita sudah memasuki tahap negosiasi terakhir dengan Sky Corp., paling lama hanya memerlukan waktu sebulan untuk bisa saling menyepakati kerja samanya, kamu malah menyuruh memberhentikannya pada saat seperti ini, jadi semua usaha kami dalam beberapa bulan ini telah sia-sia!" Valerie Pei merasa kesal hingga wajahnya memucat, Leon Gu ini sengaja ya, jelas-jelas tahu seberapa besar pengorbanan usaha yang dituangkannya dalam kerja sama ini, tapi malah memberhentikannya sekarang, sungguh pandai dalam mencari cara membuatnya tidak senang!
Leon Gu dari awal sudah menduga reaksi Valerie Pei akan seperti ini, tapi hal yang telah diputuskannya tidak akan pernah diubah lagi.
"Aku tahu terhadap semua usaha kalian, tapi perusahaan kita dulunya sama sekali tidak melakukan bisnis dalam bidang agen, aku juga tak berencana melanjutkannya, hentikan segala kerja sama yang telah ditandatangani sebelumnya saat masa berlakunya berakhir, aku berharap semua orang bisa mengerti bisnis utama perusahaan kita itu apa!" Leon Gu menarik kembali pandangan matanya dari tubuh Valerie Pei, lalu melihat orang-orang yang ada di ruang rapat, berkata dengan tegas.
Para pegawai mengerti maksudnya dan menganggukkan kepala, mereka dari awal sudah menduga hal pertama yang akan dilakukan oleh Leon Gu setelah kembali ke perusahaan adalah reformasi, tidak disangka tindakannya akan secepat ini.
"Leon Gu, jangan mencampurkan hal pribadi dalam pekerjaan, boleh tidak?" Valerie Pei mengatakannya sambil bangun untuk berdiri, kalau dia keberatan dengan acara minum bir bersama Mason Tang semalam, maka dia mulai dari sekarang boleh tidak pergi menghadiri perjamuan bisnis, tapi tidaklah boleh menebas perjuangan para karyawan dalam jangka waktu yang panjang ini!
Saat para karyawan melihat situasi mulai gawat, semuanya menundukkan kepala melihat barang yang ada di tangan, siapa pun tidak ada yang berani muncul, masalah di antara sepasang suami istri, lebih baik jangan dicampuri oleh orang luar seperti mereka.
"CEO Pei, jangan melampiaskan amarah secara sembarangan saat bekerja, di sini adalah perusahaan!" Leon Gu mengangkat kepala, bertatapan dengan mata Valerie Pei, amarah mereka berdua akan segera berkobar.
Setelah Rany tang dan Karyl Wang saling bertatapan, mereka menyuruh pegawai lain keluar dari ruang rapat, sekarang hanya tersisa mereka berdua yang saling melototi satu sama lain di dalam ruang rapat yang luas. Sebaiknya pegawai tidak pergi melihat pertengkaran di antara bos dan nyonya bos, hanya saja gosip tentang Valerie Pei bukanlah orang yang dicintai oleh Leon Gu semakin lama semakin terbukti.
"Baik, kalau begitu mohon Anda berikan sebuah alasan untuk menghentikan kerja sama dengan Sky Corp., kalau alasannya kuat, aku akan langsung mengalah dan menyetujui keputusan Anda tanpa ragu sama sekali!" Valerie Pei bahkan telah menggunakan panggilan "Anda", bukankah Leon Gu mengatakan jangan mencampurkan perasaan pribadi dalam pekerjaan, kalau begitu, dirinya akan melakukan pekerjaannya secara profesional untuk diperlihatkan padanya!
"Apakah penjelasanku tadi kurang jelas? Mulai dari sekarang, perusahaan tidak akan menerima kerja sama sebagai agen lagi, bisnis utama kita adalah bidang properti, kamu malah membuat perusahaan menjadi kacau balau, apakah ini merupakan perintah dari perusahaan Keluarga Pei untuk melakukan segala hal sesuka hati?" Leon Gu dan Valerie Pei tidak pernah mengungkit Keluarga Pei saat bertengkar, ini adalah pertama kalinya, setelah dia melontarkannya, langsung mampu melihat ekspresi wajah Valerie Pei seketika telah menjadi dingin, tapi ucapan yang sudah dilontarkan mana bisa ditarik kembali?
Setelah hidup sampai sekarang, Valerie Pei paling merasa bersalah terhadap Keluarga Pei, Keluarga Pei hampir menggunakan segala aset keluarga untuk melindungi Valerie Pei, meskipun dia begitu nakal, dan tak berhati nurani, dirinya tetap merasa sedih saat melihat Keluarga Pei telah bangkrut, masa depan Kakaknya hancur dalam seketika.
Untung saja, dia telah mengandung seorang anak, baru masalah di antara kedua belah pihak keluarga telah berakhir, dalam 2 tahun ini, Keluarga Pei baru mulai memulihkan keadaan, dalam hati Valerie Pei, Keluarga Pei adalah kelemahannya, akan langsung mengamuk saat mengungkitnya.
"Aku berbuat sesuka hati? Kamu sendiri pergi membawa William minum cola dan eskrim cone, kamu tahu dia pagi hari ini telah muntah dan demam tidak? Kamu sendiri telah pergi ke mana? Aku yang berbuat sesuka hati atau kamu!" Valerie Pei baru sadar, rupanya segala perselisihan dengan Leon Gu itu karena faktor William.
Leon Gu kaget, pagi tadi pergi dengan buru-buru, tidak sempat melihat William sejenak, dia telah jatuh sakit?!
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangAfter The End
Selena BeeCinta Seorang CEO Arogan
MedellineMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniHis Soft Side
RiseGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)