Diamond Lover - Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta

"William telah jatuh sakit?" Leon Gu mendadak bangun dari kursinya, semalam masih baik-baik saja, kenapa bisa jatuh sakit hanya dalam semalam? Apakah kesehatan anak begitu buruk?

"Sekarang baru tahu untuk perhatian? Pagi tadi ke mana saja kamu, aku pun tidak melihatmu datang ke perusahaan pagi-pagi sekali!" Valerie Pei langsung keluar dari ruang rapat setelah melontarkan ucapan ini, suasana hati kesal yang dipendam sepanjang pagi ini telah menjadi lebih lega setelah keluar dari ruang rapat.

Leon Gu sudah tak bisa berdiam diri lagi, setelah mendengar kabar William telah jatuh sakit, dia langsung mengambil kunci mobil dan bergegas pulang ke rumah, mobil melaju pesat di jalanan, Leon Gu baru menyadari entah sejak kapan dirinya mulai sangat peduli terhadap William, mungkin karena faktor darah lebih kental daripada air, dia langsung teringat dengan dirinya saat masih kecil ketika melihat sang anak, entah kenapa tidak bisa membencinya, sebaliknya semakin lama malah semakin peduli.

Saat tiba di rumah, dia langsung pergi ke kamarnya William, dokter masih berjaga di samping, Leon Gu memberi isyarat padanya untuk jangan bersuara, William tidur dengan lelap dan tidak ingin membangunkannya. Lalu melambaikan tangan memintanya keluar, biarkan dia sendiri yang berjaga di samping ranjang.

Semalam, William mengatakan dia hendak minum cola dan ingin makan eskrim cone, dia waktu kecil juga suka minum cola, melihat dia minum dengan sangat bahagia. Ternyata Valerie Pei khawatir dia akan jatuh sakit makanya tidak mengizinkannya makan makanan seperti ini, dia malah tidak mengetahuinya, dan membiarkannya makan begitu banyak, terakhir malah jatuh sakit, ini memang kesalahannya karena tidak mampu menjaga anaknya dengan baik, wajar jika Valerie Pei bisa semarah itu tadinya.

Seakan-akan memiliki ikatan batin, William bangun tidak lama kemudian, melihat Daddynya berada di pinggir ranjang, awalnya dia mengira sedang bermimpi, mengulurkan tangan mengelus wajah Leon Gu, baru menyadari rupanya orang asli!

"Daddy, sungguh adalah kamu~" William sudah jauh lebih membaik, sekarang, bicara pun sudah mulai bertenaga.

Leon Gu menggendong William, membantali punggungnya dengan bantal, lalu menyelimutinya dengan rapat, wajahnya penuh dengan ekspresi khawatir.

"Tentu saja adalah aku, memangnya siapa lagi?" Leon Gu mencubit hidungnya William, membuatnya semakin yakin ini bukanlah sedang bermimpi, "Kamu telah mencret dan demam gara-gara minum cola dingin bukan, lain kali Daddy tidak akan membelikan cola lagi untukmu."

Mendengar tidak akan bisa minum cola lagi, William langsung menjadi panik, segera berkata: "Daddy, haruskah kamu begitu terhadapku? Mommy sudah tidak mengizinkanku minum sprite dan cola, kamu sekarang juga tidak mengizinkanku, kalian malah memperlakukanku seperti ini saat baru saja umur segini, William sungguh sedih."

"Anak kecil sok dewasa." Leon Gu sekarang baru merasa tenang dan tertawa, tadi dia sangat khawatir saat di perjalanan pulang, Valerie Pei mengatakan dia muntah, mencret dan juga demam, anak sekecil ini mana mampu bertahan, saat berada di ruang rapat, apakah nada bicaranya terlalu galak?

"Mana Mommy? Tidak pulang bersama denganmu?" Sudah berulang kali, saat William melihat Leon Gu hanya sendirian, dia akan menanyakan di mana Valerie Pei, seakan-akan dalam alam bawah sadarnya, kalau bertemu dengan Daddy, maka juga harus bertemu dengan Mommy.

"Dia akan segera pulang sesaat lagi, kenapa William hanya merindukan Mommy? Langsung menanyakan dia setelah bertemu denganku?" Leon Gu seolah-olah sedang cemburu terhadap Valerie Pei, matanya penuh dengan senyuman.

Jas dan dasinya dari awal telah dicampakkan di mobil, lengan baju dilipat hingga ke lengan, saat ini, salah satu kakinya diletakkan di atas ranjang duduk berhadapan dengan William, ekspresi khawatir di wajah telah digantikan oleh senyuman.

William menyilangkan kakinya dan menjulurkannya keluar selimut, berbincang riang dengan Leon Gu.

Gambaran ini langsung terlihat oleh Valerie Pei saat dia pulang ke rumah, tidak tega mengganggu mereka berdua, William mampu melihat ayahnya sendiri tidur di ranjang saat baru membuka matanya, saat ayahnya bangun, dia juga bisa seperti anak lainnya yang bisa bermain dengan ayah mereka.

Tapi bagaimana pemikiran Leon Gu sebenarnya? Dia sekarang begitu buru-buru ingin mempererat hubungan ayah dan anak bersama William, apakah demi kehidupan mendatang? Dia ingin membuat William tidak begitu bergantung terhadapnya, dengan seperti itu dia bisa dengan lancarnya merampas William dari sisinya?

Leon Gu memang berniat seperti ini bukan!

Valerie Pei seketika merasa sangat panik, mengambil ponsel dan kunci mobil lalu langsung keluar.

Saat William kembali tertidur, baru Leon Gu keluar dari kamar dengan perlahan-lahan, melihat waktu, jam segini harusnya Valerie Pei telah pulang.

"Mana Valerie? Di atas?" Leon Gu menanyakan pembantu, dia pun malas naik ke lantai 2.

"Nyonya Muda tadi pernah pulang, melihat Tuan Muda Kecil dari depan pintu, kemudian raut wajahnya terlihat buruk dan mengambil kunci mobil berjalan keluar."

. Kota S dekat dengan laut, langsung bisa melihat laut tanpa perlu menyetir terlalu jauh, Valerie Pei duduk di perbatasan pinggiran laut, membiarkan angin laut meniup dirinya, rambut yang tak diikat berterbangan mengikuti hembusan angin.

Nathan Xia melihat sisi wajahnya, menghentikan langkah kaki, saat berada di Kota A, mana pernah melihat Valerie Pei semurung ini, dia biasanya selalu bermain-main sesuka hati sepanjang hari, orang yang bisa membuatnya tenang hanya ada kakaknya seorang, tapi sekarang, bertemu dengannya kebanyakan karena urusan umum, saat bertemu secara pribadi pun sudah tidak sama seperti dia yang 4 tahun lalu, seluruh tubuhnya telah diselimuti dengan berlapis-lapis masalah yang dipusingkan, sang pria merasa sedih!

"Little Valerie, untuk apa berlagak bagaikan anak muda artistik di sini? Kamu yang seperti ini, tidaklah mirip!" Nathan Xia berusaha membuat kabut yang menyelimutinya menghilang.

Mendengar ucapan Nathan Xia yang aneh, Valerie Pei segera mengubah ekspresinya. Tertawa, tawaan ini tidaklah dipaksakan, karena melihat Nathan Xia memang bisa membuat suasana hatinya jauh lebih baik.

"Aku masih belum termasuk anak muda artistik? Bahkan karanganku saat SMA pernah mendapat penghargaan no.1 di kota~" Valerie Pei bahkan mengungkit hal-hal masa lalu yang sepele, dia hanya sekedar merindukan Kota A.

"Kamu lebih tepatnya adalah anak muda yang lugu, aku sungguh curiga karanganmu saat itu adalah hasil kecurangan, ataupun kakakmu yang membantumu menuliskan karangan!" Nathan Xia dengan tega menusuk Valerie Pei, memangnya dirinya tidak memahami kemampuan Valerie Pei yang sebenarnya!

Valerie Pei pun tak mempermasalahkannya, lagipula mereka telah saling bermain bersama dari kecil hingga besar, berbagai candaan menyindir pun langsung dikatakan secara sembarangan, apalagi, karangan itu memang bisa mendapatkan penghargaan karena telah dibantu koreksi oleh kakaknya.

"Aku senang melakukannya, memangnya kenapa, sudah mengganggumu, marilah gigit aku~" Valerie Pei memperlihatkan wajah mengolok-olok terhadap Nathan Xia, mumpung sang pria masih belum waspada, dia langsung merampas kantong yang ada di tangannya, merasa kecewa karena melihat di dalamnya hanya sekedar bir buah, tapi tetap mengeluarkannya, membuka satu kaleng dan meminumnya.

Nathan Xia tahu Valerie Pei mencarinya pasti karena ada masalah, melihat suasana hatinya yang buruk seperti ini, sekarang siapa lagi selain Leon Gu yang bisa membuat suasana hatinya murung? Nathan Xia dengan perlahan melompat naik ke perbatasan pinggir laut dan duduk bersebelahan dengan Valerie Pei, juga mengeluarkan sekaleng bir buah.

"Little Valerie, pertanyaan yang sebelumnya kutanyakan, sudah ada jawaban belum? Leon Gu sudah sembuh, kembalilah ke Kota A bersamaku!" Nathan Xia minum bir seteguk demi seteguk.

Tangan Valerie Pei yang memegang kaleng bir sedikit mengkaku, kakaknya juga pernah menanyakan pertanyaan ini, sekarang Leon Gu telah sembuh, tapi dia harus memberikan jawaban seperti apa?

"Alfred dan yang lainnya masih baik-baik saja tidak?" Valerie Pei kembali memilih untuk menghindari pertanyaan ini, dan mulai menanyakan kabar Alfred Lu.

Nathan Xia pun tidak memaksa Valerie Pei untuk membuat keputusan, dia memahami watak Valerie Pei, semakin memaksanya, dia akan semakin memberontak, nantinya malah tidak bisa berakhir sesuai yang diharapkannya.

"Alfred sampai saat ini masih merasa bersalah terhadapmu, kalau bukan karena datang bersama denganmu, kamu sekarang pun tak akan seperti ini, dia tidak berani bertemu dengan kakakmu!"

"Puff, lagipula ini bukanlah kesalahannya, sepertinya aku memang harus pulang menunjukkan diriku, bagaimana kalau Alfred sampai terus hidup dalam rasa bersalah, bukankah aku akan menjadi penjahatnya~" Valerie Pei kembali meminum seteguk bir buah, "Sungguh merindukan musim panas di Kota A."

"Kalau ingin pulang, carilah aku kapan pun saja." Yang bisa dilakukan oleh Nathan Xia, hanya sekedar memberikan sebuah bahu untuk disandari Valerie Pei saat dia lelah, meskipun dia saat ini tidak memahami dengan jelas bagaimana hubungannya dengan Leon Gu, tapi dia terus percaya Valerie Pei hanya bisa hidup bahagia jika berada di Kota A.

"Dengan adanya kamu yang menemaniku setiap saat, aku sungguh beruntung~" Valerie Pei menepuk pundak Nathan Xia, bertopang padanya untuk berdiri, berjalan di atas pembatas pinggir laut.

Hatinya tetap merasa sangat sesak, dia awalnya mengira bisa pergi dengan sangat santai setelah Leon Gu telah bangun, tapi saat dia benar-benar telah bangun, pergi dari sana malah bukanlah sebuah hal yang begitu mudah, ada begitu banyak kendala di antara mereka, tidak bisa diputuskan begitu saja dengan hanya secarik surat perceraian.

Kakek mengatakan, karena dia telah menikah memasuki Keluarga Gu, maka jadilah seorang menantu Keluarga Gu dengan tenang, kehidupan di Kota A hanya bisa menjadi masa lalu.

Valerie Pei sendiri pun ingin menjadi seorang istri yang baik, tapi sang suami tidak bekerja sama, bagaimana cara dia untuk bisa menjadi seorang istri yang baik? Dalam sebuah pernikahan yang tidak ditopang oleh rasa cinta, bagaimana caranya mempertahankan pernikahan ini?

Tapi kakek juga bilang, tidak ada satu pun pasangan pernikahan di Keluarga Gu yang didasari dengan rasa cinta, semua itu merupakan perasaan yang timbul setelah saling hidup bersama cukup lama, setelah terbiasa dengan kebiasaan satu sama lain, mereka malah akan merasa tak terbiasa jika saling berpisah.

Setelah itu, Valerie Pei sudah mulai mengerti dengan perkataan kakeknya, dia dan Leon Gu telah memiliki anak, sang anak adalah pengikat mereka berdua, William dan Leon Gu semakin lama semakin akrab, dirinya tidak mampu membayangkan bagaimana reaksi William jika kembali berpisah dengan ayahnya, imbas dari keegoisannya tidak seharusnya ditanggung oleh anaknya.

Pergi, bukanlah sebuah hal yang sederhana.

Di bawah nasihat Nathan Xia, Valerie Pei akhirnya kembali pulang ke kediaman Keluarga Gu, tapi Valerie Pei malah terus tidak bersedia masuk ke vilanya Leon Gu, dan mondar mandir di jalan kecil luar.

"Valerie, kenapa jalan-jalan di luar dan tidak masuk?" Saat Austin Gu pulang, setiap hari harus melintasi vilanya Leon Gu baru bisa tiba di vilanya sendiri, ini sudah menjadi kebiasaan, melihat Valerie mondar mandir di luar, kebetulan ada suatu hal yang ingin dia bocorkan padanya.

Saat melihat Austin Gu, Valerie Pei ingin menyembunyikan ekspresi wajahnya yang tidak normal, lalu merenggangkan bahu, berkata: "Ingin menghirup udara segar di luar."

Austin Gu terlihat mengerti, lalu berkata: "Apakah marah dengannya karena masalah William telah jatuh sakit di pagi hari tadi?"

Satu kalimat darinya langsung mampu menebak salah satu alasan kenapa suasana hatinya hari ini begitu murung, Valerie Pei bukanlah menyalahkan Leon Gu karena telah membawa anak pergi jalan-jalan, melainkan karena dia sebagai seorang ayah malah menghilang saat anaknya jatuh sakit, saat sang pria masih sakit dan terbaring di ranjang, dirinya bisa merawat William seorang diri saat jatuh sakit, tapi sekarang Leon Gu sudah sadar!

"Mungkin aku memang tidak cocok dengan Leon~" Valerie Pei berkata dengan setengah bercanda, "Bukankah kalian sendiri pun telah tahu aku dan dia hanya terlihat harmonis dari luar saja!"

"Kamu jangan menyalahkan Kakak, aku hari ini pun baru tahu bahwa Naomi telah masuk rumah sakit berhari-hari, Kakak mungkin sangat mengkhawatirkannya makanya pergi dengan buru-buru......" Austin Gu seakan-akan telah menyadari dirinya telah keceplosan, suaranya semakin lama semakin kecil, "Maaf, aku telah banyak bicara, anggap saja kamu tidak mendengarnya."

Mana mungkin bisa dianggap tidak tahu sama sekali! Ternyata Leon Gu pergi keluar dengan buru-buru adalah untuk menjenguk mantan pacarnya, dia langsung pergi sepagi itu, untuk menjenguk siapa! Setelah menemui mantan pacarnya, dia malah kembali ke rumah untuk menjadi ayah yang baik, kehidupan seseorang yang begitu bahagia ternyata seperti ini!

"Austin, maaf, aku pulang dulu." Setelah mengatakannya, Valerie Pei langsung melangkahkan kaki berjalan masuk ke vila, kebetulan, Leon Gu sedang turun dari lantai 2, wajahnya juga memperlihatkan amarah yang tak tertahankan, satu di atas dan satu lagi di bawah, mereka berdua saling melototi satu sama lain.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu