Diamond Lover - Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
"William telah jatuh sakit?" Leon Gu mendadak bangun dari kursinya, semalam masih baik-baik saja, kenapa bisa jatuh sakit hanya dalam semalam? Apakah kesehatan anak begitu buruk?
"Sekarang baru tahu untuk perhatian? Pagi tadi ke mana saja kamu, aku pun tidak melihatmu datang ke perusahaan pagi-pagi sekali!" Valerie Pei langsung keluar dari ruang rapat setelah melontarkan ucapan ini, suasana hati kesal yang dipendam sepanjang pagi ini telah menjadi lebih lega setelah keluar dari ruang rapat.
Leon Gu sudah tak bisa berdiam diri lagi, setelah mendengar kabar William telah jatuh sakit, dia langsung mengambil kunci mobil dan bergegas pulang ke rumah, mobil melaju pesat di jalanan, Leon Gu baru menyadari entah sejak kapan dirinya mulai sangat peduli terhadap William, mungkin karena faktor darah lebih kental daripada air, dia langsung teringat dengan dirinya saat masih kecil ketika melihat sang anak, entah kenapa tidak bisa membencinya, sebaliknya semakin lama malah semakin peduli.
Saat tiba di rumah, dia langsung pergi ke kamarnya William, dokter masih berjaga di samping, Leon Gu memberi isyarat padanya untuk jangan bersuara, William tidur dengan lelap dan tidak ingin membangunkannya. Lalu melambaikan tangan memintanya keluar, biarkan dia sendiri yang berjaga di samping ranjang.
Semalam, William mengatakan dia hendak minum cola dan ingin makan eskrim cone, dia waktu kecil juga suka minum cola, melihat dia minum dengan sangat bahagia. Ternyata Valerie Pei khawatir dia akan jatuh sakit makanya tidak mengizinkannya makan makanan seperti ini, dia malah tidak mengetahuinya, dan membiarkannya makan begitu banyak, terakhir malah jatuh sakit, ini memang kesalahannya karena tidak mampu menjaga anaknya dengan baik, wajar jika Valerie Pei bisa semarah itu tadinya.
Seakan-akan memiliki ikatan batin, William bangun tidak lama kemudian, melihat Daddynya berada di pinggir ranjang, awalnya dia mengira sedang bermimpi, mengulurkan tangan mengelus wajah Leon Gu, baru menyadari rupanya orang asli!
"Daddy, sungguh adalah kamu~" William sudah jauh lebih membaik, sekarang, bicara pun sudah mulai bertenaga.
Leon Gu menggendong William, membantali punggungnya dengan bantal, lalu menyelimutinya dengan rapat, wajahnya penuh dengan ekspresi khawatir.
"Tentu saja adalah aku, memangnya siapa lagi?" Leon Gu mencubit hidungnya William, membuatnya semakin yakin ini bukanlah sedang bermimpi, "Kamu telah mencret dan demam gara-gara minum cola dingin bukan, lain kali Daddy tidak akan membelikan cola lagi untukmu."
Mendengar tidak akan bisa minum cola lagi, William langsung menjadi panik, segera berkata: "Daddy, haruskah kamu begitu terhadapku? Mommy sudah tidak mengizinkanku minum sprite dan cola, kamu sekarang juga tidak mengizinkanku, kalian malah memperlakukanku seperti ini saat baru saja umur segini, William sungguh sedih."
"Anak kecil sok dewasa." Leon Gu sekarang baru merasa tenang dan tertawa, tadi dia sangat khawatir saat di perjalanan pulang, Valerie Pei mengatakan dia muntah, mencret dan juga demam, anak sekecil ini mana mampu bertahan, saat berada di ruang rapat, apakah nada bicaranya terlalu galak?
"Mana Mommy? Tidak pulang bersama denganmu?" Sudah berulang kali, saat William melihat Leon Gu hanya sendirian, dia akan menanyakan di mana Valerie Pei, seakan-akan dalam alam bawah sadarnya, kalau bertemu dengan Daddy, maka juga harus bertemu dengan Mommy.
"Dia akan segera pulang sesaat lagi, kenapa William hanya merindukan Mommy? Langsung menanyakan dia setelah bertemu denganku?" Leon Gu seolah-olah sedang cemburu terhadap Valerie Pei, matanya penuh dengan senyuman.
Jas dan dasinya dari awal telah dicampakkan di mobil, lengan baju dilipat hingga ke lengan, saat ini, salah satu kakinya diletakkan di atas ranjang duduk berhadapan dengan William, ekspresi khawatir di wajah telah digantikan oleh senyuman.
William menyilangkan kakinya dan menjulurkannya keluar selimut, berbincang riang dengan Leon Gu.
Gambaran ini langsung terlihat oleh Valerie Pei saat dia pulang ke rumah, tidak tega mengganggu mereka berdua, William mampu melihat ayahnya sendiri tidur di ranjang saat baru membuka matanya, saat ayahnya bangun, dia juga bisa seperti anak lainnya yang bisa bermain dengan ayah mereka.
Tapi bagaimana pemikiran Leon Gu sebenarnya? Dia sekarang begitu buru-buru ingin mempererat hubungan ayah dan anak bersama William, apakah demi kehidupan mendatang? Dia ingin membuat William tidak begitu bergantung terhadapnya, dengan seperti itu dia bisa dengan lancarnya merampas William dari sisinya?
Leon Gu memang berniat seperti ini bukan!
Valerie Pei seketika merasa sangat panik, mengambil ponsel dan kunci mobil lalu langsung keluar.
Saat William kembali tertidur, baru Leon Gu keluar dari kamar dengan perlahan-lahan, melihat waktu, jam segini harusnya Valerie Pei telah pulang.
"Mana Valerie? Di atas?" Leon Gu menanyakan pembantu, dia pun malas naik ke lantai 2.
"Nyonya Muda tadi pernah pulang, melihat Tuan Muda Kecil dari depan pintu, kemudian raut wajahnya terlihat buruk dan mengambil kunci mobil berjalan keluar."
. Kota S dekat dengan laut, langsung bisa melihat laut tanpa perlu menyetir terlalu jauh, Valerie Pei duduk di perbatasan pinggiran laut, membiarkan angin laut meniup dirinya, rambut yang tak diikat berterbangan mengikuti hembusan angin.
Nathan Xia melihat sisi wajahnya, menghentikan langkah kaki, saat berada di Kota A, mana pernah melihat Valerie Pei semurung ini, dia biasanya selalu bermain-main sesuka hati sepanjang hari, orang yang bisa membuatnya tenang hanya ada kakaknya seorang, tapi sekarang, bertemu dengannya kebanyakan karena urusan umum, saat bertemu secara pribadi pun sudah tidak sama seperti dia yang 4 tahun lalu, seluruh tubuhnya telah diselimuti dengan berlapis-lapis masalah yang dipusingkan, sang pria merasa sedih!
"Little Valerie, untuk apa berlagak bagaikan anak muda artistik di sini? Kamu yang seperti ini, tidaklah mirip!" Nathan Xia berusaha membuat kabut yang menyelimutinya menghilang.
Mendengar ucapan Nathan Xia yang aneh, Valerie Pei segera mengubah ekspresinya. Tertawa, tawaan ini tidaklah dipaksakan, karena melihat Nathan Xia memang bisa membuat suasana hatinya jauh lebih baik.
"Aku masih belum termasuk anak muda artistik? Bahkan karanganku saat SMA pernah mendapat penghargaan no.1 di kota~" Valerie Pei bahkan mengungkit hal-hal masa lalu yang sepele, dia hanya sekedar merindukan Kota A.
"Kamu lebih tepatnya adalah anak muda yang lugu, aku sungguh curiga karanganmu saat itu adalah hasil kecurangan, ataupun kakakmu yang membantumu menuliskan karangan!" Nathan Xia dengan tega menusuk Valerie Pei, memangnya dirinya tidak memahami kemampuan Valerie Pei yang sebenarnya!
Valerie Pei pun tak mempermasalahkannya, lagipula mereka telah saling bermain bersama dari kecil hingga besar, berbagai candaan menyindir pun langsung dikatakan secara sembarangan, apalagi, karangan itu memang bisa mendapatkan penghargaan karena telah dibantu koreksi oleh kakaknya.
"Aku senang melakukannya, memangnya kenapa, sudah mengganggumu, marilah gigit aku~" Valerie Pei memperlihatkan wajah mengolok-olok terhadap Nathan Xia, mumpung sang pria masih belum waspada, dia langsung merampas kantong yang ada di tangannya, merasa kecewa karena melihat di dalamnya hanya sekedar bir buah, tapi tetap mengeluarkannya, membuka satu kaleng dan meminumnya.
Nathan Xia tahu Valerie Pei mencarinya pasti karena ada masalah, melihat suasana hatinya yang buruk seperti ini, sekarang siapa lagi selain Leon Gu yang bisa membuat suasana hatinya murung? Nathan Xia dengan perlahan melompat naik ke perbatasan pinggir laut dan duduk bersebelahan dengan Valerie Pei, juga mengeluarkan sekaleng bir buah.
"Little Valerie, pertanyaan yang sebelumnya kutanyakan, sudah ada jawaban belum? Leon Gu sudah sembuh, kembalilah ke Kota A bersamaku!" Nathan Xia minum bir seteguk demi seteguk.
Tangan Valerie Pei yang memegang kaleng bir sedikit mengkaku, kakaknya juga pernah menanyakan pertanyaan ini, sekarang Leon Gu telah sembuh, tapi dia harus memberikan jawaban seperti apa?
"Alfred dan yang lainnya masih baik-baik saja tidak?" Valerie Pei kembali memilih untuk menghindari pertanyaan ini, dan mulai menanyakan kabar Alfred Lu.
Nathan Xia pun tidak memaksa Valerie Pei untuk membuat keputusan, dia memahami watak Valerie Pei, semakin memaksanya, dia akan semakin memberontak, nantinya malah tidak bisa berakhir sesuai yang diharapkannya.
"Alfred sampai saat ini masih merasa bersalah terhadapmu, kalau bukan karena datang bersama denganmu, kamu sekarang pun tak akan seperti ini, dia tidak berani bertemu dengan kakakmu!"
"Puff, lagipula ini bukanlah kesalahannya, sepertinya aku memang harus pulang menunjukkan diriku, bagaimana kalau Alfred sampai terus hidup dalam rasa bersalah, bukankah aku akan menjadi penjahatnya~" Valerie Pei kembali meminum seteguk bir buah, "Sungguh merindukan musim panas di Kota A."
"Kalau ingin pulang, carilah aku kapan pun saja." Yang bisa dilakukan oleh Nathan Xia, hanya sekedar memberikan sebuah bahu untuk disandari Valerie Pei saat dia lelah, meskipun dia saat ini tidak memahami dengan jelas bagaimana hubungannya dengan Leon Gu, tapi dia terus percaya Valerie Pei hanya bisa hidup bahagia jika berada di Kota A.
"Dengan adanya kamu yang menemaniku setiap saat, aku sungguh beruntung~" Valerie Pei menepuk pundak Nathan Xia, bertopang padanya untuk berdiri, berjalan di atas pembatas pinggir laut.
Hatinya tetap merasa sangat sesak, dia awalnya mengira bisa pergi dengan sangat santai setelah Leon Gu telah bangun, tapi saat dia benar-benar telah bangun, pergi dari sana malah bukanlah sebuah hal yang begitu mudah, ada begitu banyak kendala di antara mereka, tidak bisa diputuskan begitu saja dengan hanya secarik surat perceraian.
Kakek mengatakan, karena dia telah menikah memasuki Keluarga Gu, maka jadilah seorang menantu Keluarga Gu dengan tenang, kehidupan di Kota A hanya bisa menjadi masa lalu.
Valerie Pei sendiri pun ingin menjadi seorang istri yang baik, tapi sang suami tidak bekerja sama, bagaimana cara dia untuk bisa menjadi seorang istri yang baik? Dalam sebuah pernikahan yang tidak ditopang oleh rasa cinta, bagaimana caranya mempertahankan pernikahan ini?
Tapi kakek juga bilang, tidak ada satu pun pasangan pernikahan di Keluarga Gu yang didasari dengan rasa cinta, semua itu merupakan perasaan yang timbul setelah saling hidup bersama cukup lama, setelah terbiasa dengan kebiasaan satu sama lain, mereka malah akan merasa tak terbiasa jika saling berpisah.
Setelah itu, Valerie Pei sudah mulai mengerti dengan perkataan kakeknya, dia dan Leon Gu telah memiliki anak, sang anak adalah pengikat mereka berdua, William dan Leon Gu semakin lama semakin akrab, dirinya tidak mampu membayangkan bagaimana reaksi William jika kembali berpisah dengan ayahnya, imbas dari keegoisannya tidak seharusnya ditanggung oleh anaknya.
Pergi, bukanlah sebuah hal yang sederhana.
Di bawah nasihat Nathan Xia, Valerie Pei akhirnya kembali pulang ke kediaman Keluarga Gu, tapi Valerie Pei malah terus tidak bersedia masuk ke vilanya Leon Gu, dan mondar mandir di jalan kecil luar.
"Valerie, kenapa jalan-jalan di luar dan tidak masuk?" Saat Austin Gu pulang, setiap hari harus melintasi vilanya Leon Gu baru bisa tiba di vilanya sendiri, ini sudah menjadi kebiasaan, melihat Valerie mondar mandir di luar, kebetulan ada suatu hal yang ingin dia bocorkan padanya.
Saat melihat Austin Gu, Valerie Pei ingin menyembunyikan ekspresi wajahnya yang tidak normal, lalu merenggangkan bahu, berkata: "Ingin menghirup udara segar di luar."
Austin Gu terlihat mengerti, lalu berkata: "Apakah marah dengannya karena masalah William telah jatuh sakit di pagi hari tadi?"
Satu kalimat darinya langsung mampu menebak salah satu alasan kenapa suasana hatinya hari ini begitu murung, Valerie Pei bukanlah menyalahkan Leon Gu karena telah membawa anak pergi jalan-jalan, melainkan karena dia sebagai seorang ayah malah menghilang saat anaknya jatuh sakit, saat sang pria masih sakit dan terbaring di ranjang, dirinya bisa merawat William seorang diri saat jatuh sakit, tapi sekarang Leon Gu sudah sadar!
"Mungkin aku memang tidak cocok dengan Leon~" Valerie Pei berkata dengan setengah bercanda, "Bukankah kalian sendiri pun telah tahu aku dan dia hanya terlihat harmonis dari luar saja!"
"Kamu jangan menyalahkan Kakak, aku hari ini pun baru tahu bahwa Naomi telah masuk rumah sakit berhari-hari, Kakak mungkin sangat mengkhawatirkannya makanya pergi dengan buru-buru......" Austin Gu seakan-akan telah menyadari dirinya telah keceplosan, suaranya semakin lama semakin kecil, "Maaf, aku telah banyak bicara, anggap saja kamu tidak mendengarnya."
Mana mungkin bisa dianggap tidak tahu sama sekali! Ternyata Leon Gu pergi keluar dengan buru-buru adalah untuk menjenguk mantan pacarnya, dia langsung pergi sepagi itu, untuk menjenguk siapa! Setelah menemui mantan pacarnya, dia malah kembali ke rumah untuk menjadi ayah yang baik, kehidupan seseorang yang begitu bahagia ternyata seperti ini!
"Austin, maaf, aku pulang dulu." Setelah mengatakannya, Valerie Pei langsung melangkahkan kaki berjalan masuk ke vila, kebetulan, Leon Gu sedang turun dari lantai 2, wajahnya juga memperlihatkan amarah yang tak tertahankan, satu di atas dan satu lagi di bawah, mereka berdua saling melototi satu sama lain.
Novel Terkait
Diamond Lover
LenaMenunggumu Kembali
NovanSi Menantu Dokter
Hendy ZhangGue Jadi Kaya
Faya SaitamaEternal Love
Regina WangPerjalanan Selingkuh
LindaPengantin Baruku
FebiCinta Dan Rahasia
JesslynDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)