Diamond Lover - Bab 112 Selamat Ulang Tahun
Valerie Pei merapikan gaunnya, berdiri di ruangan sekecil ini bersama Leon Gu, ia tak dapat menyembunyikan wajahnya yang tersipu malu. Pesawat sejak tadi telah mendarat, tapi ia masih belum berani keluar hingga saat ini, sungguh memalukan!
“Kau masih belum mau keluar? Mereka pasti menunggu dengan cemas,” Leon Gu mengelus rambut Valerie Pei, rambutnya yang tadinya baik-baik saja kini menjadi berantakan, Valerie Pei membiarkannya tergerai untuk menutupi kulit punggungnya.
Valerie Pei tersipu dan mengenyahkan tangan Leon Gu, seharusnya tadi ia mendengarkan perkataan kakaknya dan tak perlu datang kemari, begitu ia datang, ia langsung di... olehnya, dan kini semua orang menunggu di luar, bagaimana caranya ia keluar!
“Sebenarnya efek obat ini belum sepenuhnya hilang, kita bisa melanjutkan di sini...” memang suhu tubuh Leon Gu tidak sepanas sebelumnya, tapi ia hanya pulih untuk sementara, ia mendengar kakaknya mengatakan telah memerintahkan Ethan Chen untuk memeriksanya begitu turun dari pesawat.
Saat Leon Gu mengatakannya, Valerie Pei segera menendang kaki Leon Gu, “Seharusnya kubiarkan saja kau mati di toilet!” Leon Gu tetap menyengir meskipun ditendang.
Setelah itu Valerie Pei segera keluar dari toilet sambil menjinjing gaunnya, Leon Gu mengikuti di belakangnya. Untungnya hanya tersisa Jacob Pei di kabin pesawat, sepertinya ia sengaja menunggu lebih lama, tapi begitu melihat Valerie Pei dan Leon Gu keluar, ekspresinya segera menjadi canggung.
“Umm... masih perlu pergi ke rumah sakit kah?” tanya Jacob Pei dengan canggung, Leon Gu sudah tampak jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya...
“Tak perlu.”
“Tetap ke rumah sakit saja.”
Kata Valerie Pei dan Leon Gu di saat yang bersamaan. Saat ini Leon Gu hanya ingin pulang ke rumah, tapi Valerie Pei tetap ingin ia pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri, ia takut masih ada efek lanjutan.
Mendengar Leon Gu berkata seperti itu, Valerie Pei segera membantahnya, ia menoleh padanya dan berkata, “Kau diberi obat oleh seseorang dan tak mau pergi ke rumah sakit, bagaimana jika terjadi sesuatu?”
“Bukankah kondisiku sudah jauh lebih baik? Pulang saja, oke?” Leon Gu merangkul pinggang Valerie Pei, dan tanpa sadar mempererat rangkulannya, tak bisa melakukan apapun padanya sungguh menyiksa.
“Jangan, tetap pergilah ke rumah sakit untuk diperiksa.”
“Pulang saja.”
Mereka terus berdebat apakah hendak ke rumah sakit dulu atau pulang. Di satu sisi, Jacob Pei sangat menyesal telah menunggu mereka, tadi ia takut Valerie Pei merasa malu berjalan keluar, maka ia menyuruh kakek, nenek, dan orang tuanya untuk pergi dulu, dan ia telah menitipkan William pada ayahnya, dan Nathan Xia juga segera keluar begitu pesawat mendarat.
Lalu ia kembali duduk dan menunggu selama kurang lebih setengah jam, tapi kini mereka berdua masih berdebat apakah pergi ke rumah sakit dulu ataukah pulang ke rumah.
“Atau aku pergi dulu, kalian lanjutkan saja di sini?” kata Jacob Pei memotong perdebatan mereka, maksud perkataannya sangat jelas, Valerie Pei terdiam dan tak bisa berkata-kata, ia menatap tajam Leon Gu lalu segera berjalan keluar dari kabin, meninggalkan kedua pria itu.
Jacob Pei menatap Leon Gu sambil tersenyum penuh arti, lalu mengikuti Valerie Pei berjalan keluar dari kabin. Leon Gu juga mengikuti mereka.
Akhirnya, Leon Gu tetap tidak pergi ke rumah sakit, ia bertemu Ethan Chen di pintu keluar bandara, tadi di pesawat, Jacob Pei menjelaskan betapa parahnya kondisi Leon Gu, tapi saat Ethan Chen melihatnya, ia merasa Leon Gu tampak sangat bersemangat.
Hari ini terjadi kecelakaan lalu lintas yang cukup parah, dan para pasien itu dirujuk ke rumah sakit mereka, karena tidak cukup orang, ia sebagai Kepala Rumah Sakit juga turut membantu di ruang gawat darurat. Setelah sibuk sepanjang hari, Jacob Pei menelepon dan menyuruhnya ke bandara, mengatakan kondisi Leon Gu sangat parah, tapi ternyata malah seperti ini?
Kakak beradik Pei benar-benar tidak tahu malu!
Agar tidak semakin dibuat jengkel oleh mereka berdua, Jacob Pei segera pergi dengan menumpang mobil Ethan Chen, dan Leon Gu merangkul Valerie Pei memasuki mobil yang dikirim Keluarga Pei untuk menjemput mereka.
Sepanjang perjalanan, Leon Gu terus menggenggam tangan Valerie Pei, lalu ia melepaskan cincin di jari manis Valerie Pei, dan saat Valerie Pei menatapnya dengan terkejut, ia juga melepaskan cincin di jari manisnya lalu memasukkannya ke kantong celananya.
Apa yang hendak ia lakukan?
Valerie Pei sama sekali tak memahami Leon Gu, apa yang ingin dilakukannya?
“Kau...” kemarin di perjamuan ia baru saja menyatakan perasaannya, kenapa sekarang ia melepas cincin pernikahan mereka? Apakah yang dikatakannya di perjamuan kemarin tidak sungguh-sungguh? Apakah ia sedang menipu orang-orang? Lalu bagaimana dengan di pesawat tadi? Pria yang terus mengatakan ia mencintainya? Apakah ini hanya karena efek obat?
“Ibu bilang ulangtahunku adalah 1 Januari, hari itu dokter salah melihat jam,” Leon Gu mengelus jari Valerie Pei dengan lembut, jarinya sangat panjang dan lentik, ia sangat suka menggenggamnya erat-erat, “Ucapkan selamat ulang tahun untukku.”
Valerie Pei tertegun, jadi perjamuan makan kemarin malam hanyalah perjamuan makan biasa, bukan pesta ulang tahun? Apakah ia sedang bercanda?
“Cepatlah, kenapa malah melamun?” Leon Gu meremas tangannya untuk membuat Valerie Pei tersadar dari lamunannya.
“Apakah kau bercanda, bukankah ulang tahunmu kemarin?” Valerie Pei tak mempercayai perkataan Leon Gu, apakah dengan kehebatan Keluarga Gu, mereka bahkan bisa mengganti hari ulang tahun mereka?
“Aku tak bercanda, ulang tahunku benar-benar hari ini, jadi kau masih punya waktu sehari untuk menyiapkan kado ulang tahun, kali ini jangan berusaha menghindar.”
Mendapati ia memergokinya belum menyiapkan kado ulang tahun, Valerie Pei menjadi panik dan dengan terbata-bata berkata.
“Baiklah, anggap saja ulang tahunmu 1 Januari... kalau begitu... selamat ulang tahun,” mana mungkin Valerie Pei tak menyadari tatapan Leon Gu yang penuh hasrat, untungnya mereka sedang berada di mobil dan ada seorang supir di dalam mobil.
“Terlalu tidak tulus,” Leon Gu menggeleng dan melepaskan genggaman tangannya, lalu membalikkan badan dengan ekspresi marah.
Valerie Pei merasa tak berdaya, bukankah hanya hari ulang tahun?
“Selamat ulang tahun!” Valerie Pei meraih tangan Leon Gu dan mendongak untuk melihat ekspresinya, setelah mengatakan 3 kata itu, ia mendengar suara tawa supir dari depan, ia merasa sangat malu.
Leon Gu akhirnya menoleh saat mendengarnya, di wajahnya tampak senyuman puas, tiba-tiba ia meraih sesuatu dari kantong celananya, ia mengepalkan telapak tangannya lalu meletakkannya di atas telapak tangan Valerie Pei. Dan saat ia membukanya, Valerie Pei tak bisa berkata-kata.
Ini adalah sepasang cincin yang berbeda, dan tak mungkin ia tak mengenalinya. Ini adalah cincin yang didesain oleh Nicole Chen yang merupakan ahli desain perhiasan untuk Valerie Pei, ia terus menyimpan gambarnya di ponselnya, tak disangka ia membuatkannya untuknya!
“Ini, bagaimana kau bisa mendapatkan ini?” tanya Valerie Pei sambil menatap kedua cincin di telapak tangannya. Cincin perempuannya berbentuk separuh bagian hati, dan di dalamnya terdapat banyak batu permata, cincin laki-lakinya berbentuk separuh bagian hati sisanya, dan di dalamnya juga ada permata, tapi tidak sebanyak dan tak terlalu mencolok dibandingkan cincin Valerie Pei. Jika disatukan, kedua cincin itu membentuk hati utuh.
“Aku melihatnya saat kau menatap fotonya di ponselmu, aku merasa desain itu cukup bagus, pasti akan sangat indah setelah dibuat,” sambil berkata, Leon Gu mengangkat tangan kanan Valerie Pei dan memasangkan cincin itu ke jarinya.
“Benar-benar jauh lebih indah dibandingkan cincin yang tadi,” kata Leon Gu sambil menatap jari lentik Valerie Pei dengan penuh rasa puas, ia sengaja memasangkannya di hari ulang tahunnya.
Kemarin dan hari ini, Leon Gu terus menerus memberinya kejutan besar, kemarin ia menyatakan perasaannya terhadapnya di hadapan begitu banyak orang, dan hari ini ia lagi-lagi memasangkan cincin ke jarinya.
“Sayang sekali kau tak memakai cincin ini saat hari pernikahan 4 tahun lalu, apakah belum terlambat jika aku baru memberikannya hari ini?” Leon Gu mencium tangan kanannya yang sedang mengenakan cincin itu, lalu menatapnya sambil tersenyum hangat, senyum yang melelehkan segalanya.
Valerie Pei tiba-tiba teringat saat ia baru sadar dari koma, saat ia membuka mata, ia tak mengenalinya. Ia ingat setelah itu, ia selalu menatap dan memperlakukannya dengan penuh kebencian, rasa muak, dan penuh permusuhan, baik di hadapan Keluarga Gu maupun saat mereka sedang sendiri, ia tak pernah mengacuhkannya. Setiap hari mereka bertengkar, tapi tak disangka, hari ini ia memasangkan cincin ke jarinya dan mencium tangannya seolah ia adalah harta paling berharga di dunia.
Ia memberitahu Gianna Wei, ia tak tahu sejak kapan perasaannya terhadap Leon Gu berubah, ia sering mencuri pandang padanya saat ia sedang membaca di ruang bacanya, dan setiap kali melewati kantornya, ia juga tak bisa menahan diri untuk menatap ke arahnya, membantunya sikat gigi setiap pagi... dan semakin lama ia semakin tulus melakukannya, ia selalu merasa ia mencintainya secara sepihak.
Ia ingin mencegah dirinya agar tidak semakin dalam mencintainya, tapi tak bisa. Dan setelah Leon Gu mengatakan ia mencintainya, dan memasangkan cincin di jarinya, ia tak punya pilihan lain selain kembali mencintai Leon Gu.
“Belum terlambat,” belum terlambat baginya untuk memasangkan cincin di jari Valerie Pei setelah 4 tahun, belum terlambat.
Leon Gu menyerahkan cincin laki-lakinya pada Valerie Pei dan berkata, “Pakaikan padaku,” ia mengulurkan tangan kirinya dan menunggu Valerie Pei memasangkan cincinnya.
Saat mereka menikah 4 tahun lalu, yang memasangkan cincin pada Valerie Pei adalah seorang pria yang mengenakan topeng wajah Leon Gu, sedangkan cincin Leon Gu, Valerie Pei sendirilah yang memasangkannya pada Leon Gu yang sedang koma, berjanji sehidup semati pada pria yang mungkin takkan bangun lagi.
Dan saat itu ia tidak melakukannya dengan sukarela, namun dengan penuh kebencian, tapi kini saat ia menerima cincin itu, ia merasa sangat gembira, ia memasangkan cincin itu pada jari Leon Gu.
“Valerie, mari hidup bersama dengan bahagia, kau, aku, dan William, kita akan menjadi keluarga, oke?” Leon Gu memeluk Valerie Pei, bahkan ia sendiri terkejut mendengar dirinya berkata seperti ini, hidup bersama dengan bahagia, awalnya ia mengatakan ini hanya untuk membohongi ayah, ibu, dan kakeknya, tapi kini ia mengatakannya dengan penuh ketulusan.
Awalnya ia ingin menceraikan Valerie Pei, ia membuatnya jatuh koma, ia hanya bisa berbaring selama 4 tahun, dalam 4 tahun ini, entah seberapa khawatirnya orang tua dan kakeknya, dan jika ia benar-benar tak kembali tersadar, Valerie Pei telah menghancurkan seluruh keluarganya. Tapi ia tidak mengusirnya karena William, ia tak ingin menjadi ayah yang tak bertanggung jawab dan tak ingin William tumbuh dalam keluarga yang single-parent, maka ia mempertahankan hubungannya dengan Valerie Pei.
Dan setelah beberapa lama, perasaan yang sebelumnya tak pernah ada tiba-tiba muncul, saat Valerie Pei pulang ke Kota A, ia mengejarnya. Ia juga berinisiatif membantu saat terjadi masalah di keluarga mereka, ia mengira ia melakukannya sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai pria, tapi jika kau tak mencintai orang itu, untuk apa kau rela repot-repot bertanggung jawab?
“Baiklah, baiklah!” Valerie Pei mengangguk, menjadi sebuah keluarga, terdengar sangat menggembirakan dan menyenangkan!
Novel Terkait
Cinta Yang Terlarang
MinnieThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensRahasia Istriku
MahardikaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaPria Misteriusku
LylyBretta’s Diary
DanielleCinta Yang Dalam
Kim YongyiSi Menantu Buta
DeddyDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)