Diamond Lover - Bab 70 Menyerahlah!
Varelie selalu ingin mengembalikan perkataan yang dikatakan setelah meneguk alkohol itu, dan ingin sekali menabrakan dirinya ke dinding, karena ketika Leon mendengar perkataan Valerie lalu terdiam sejenak dan berkata kemudian tersenyum : “Mungkinkah kamu mencintai aku?”
Sepanjang perjalanan Leon tidak memperdulikan Leon, sungguh ingin sekali lagi membuang dia di jalanan, kemudian memikirkan waktu yang tidak pagi lagi juga luka yang belum sembuh, maka dia merelakannya, hanya saja tanpa di sadari mobil ini berjalan dengan semakin cepat dan waktu untuk kembali kerumah lebih cepat.
Memarkirkan mobil di parkiran, Valerie melepaskan seat belt ingin menghindari suasana ini, dia memutuskan untuk lain kali agar berpikir dulu sebelum berbicara, contohnya seperti perkataan tadi dia tidak boleh mengatakan hal itu, sangat memalukan!
Tangan kiri Leon menahan Valerie yang ingin turun dengan pelan juga bertenaga, dia menariknya kesamping, lalu wajah kedua orang ini terbilang dekat, mungkin hanya beberapa cm saja, bahkan dia bahkan bisa melihat bayangan dirinya di bola matanya.
Iya, kondisi ini seperti ada yang salah.
“Aku... ingin turun dari mobi...” Valerie berkata dengan gagap, dengan Leon yang dalam ini? Dalam? Valerie bahkan melihat sepasang mata mata Valerie dengan perasaan dalam, mungkin karena malam ini minum terlalu banyak...
“Sebenarnya aku juga merasa, hidup bersamamu adalah hal yang tidak buruk.” Leon menggunakan tangan kirinya menarik Valerie, lalu tangan kanannya memegang wajahnya dengan wajah yang di dandanan yang tidak medor, sambil menyentuhnya sangat menyenangkan.
Empat tahun ini Valerie melihat wajah ini, walaupun dia sedang tidak sadarkan diri, tetap saja wajahnya terlihat pucat juga tampan, dan temannya di kota A ada Nathan, juga wajah yang tidak kalah tampan dengan Leon, Jacob, Lucas, Ethan, dan Alfred.
Tetapi tampan yang seperti Leon, dengan kecemoohannya, keseriusannya membuat Valerie merasa tidak bisa bernafas...
“Mencari pasangan dan hidup bersama, bukankah semua itu begitu...” Valerie dengan tidak merasa seperti itu dan berkata, dia ingin pergi dari Leon kemudian turun dari mobil, lalu dengan perlahan membuat dia masuk kedalam dekapannya, tanpa bereaksi lalu merasa bibir ini terasa memanas, apakah Leon mengecupnya?
Valerie turun dari mobil dengan memerahkan wajahnya, dengan tanpa sadar tangannya memegang bibirnya, dia baru saja melihat senyuman di bibir Leon, seperti sebuah senyuman keberhasilan, dan sekarang detak jantungnya berdetak dengan kencang!
Dia berjalan dengan tidak cepat, dan mengetahui orang dari belakang terus mengikutinya, dia sendiri tidak mengejarnya dan terasa punggung ini bertambah sebuah mata, Valerie sungguh ingin melihat seperti apa wajahnya Leon ini.
“Ah——” Kemudian berjalan di sebuah jalan kecil Valerie terkejut dengan sebuah bayangan hitam yang keluar dan berteriak semua sikapnya seperti berada di belakangnya, tidak ada menyadari adanya orang yang datang, apalagi orang yang datang ini memang sengaja mengejutkan dia.
Emily keluar dari sebuah pohon, lalu menjulurkan tangannya untuk mengejutkan Valerie, hanya saja tidak di sangka jika kakak ipar seterkejut ini.
“Kakak ipar ini aku, jangan takut jangan takut!” Emily menjulurkan lidahnya, dia dapat merasakan sebuah tatapan panas melihat dari belakangnya Valerie, dia hanya ingin menjahili kakak ipar saja...
Valerie memegang dadanya, sambil menepuk pundaknya Emily.
“Aku sudah katakan jangan melakukan ini, dia sungguh tidak mendengarnya.” Tidak tahu Austin yang keluar dari mana mengetuk kepalanya Emily dan tersenyum kepada Valerie.
Pada saat ini Leon telah tiba disana dan keempat tatapan orang ini saling melihat.
“Sudah kembali kerumah.” Wajah Leon sudah tidak memperlihatkan senyuman tadi, apakah berganti mimik wajah seperti memutarkan bola mata baginya? Pada saat ini seperti tidak tahu apa lagi yang menganggu dia.
“Kakak, malam ini keluar kemana dengan kakak ipar, kenapa tidak mengajak aku.” Melihat Leon, Emily menyingkirkan Austin lalu mendekati Leon.
“Kencan donk, bocah ini kembalilah untuk berjalan, kamu akan ujian nasional, dan tidak berharap kamu bisa masuk ke sekolah ternama, yang terpenting kamu tidak membuat paman ketiga untuk membuatkan sebuah sekolah maka artinya kamu berhasil.” Leon berkata dengan tidak berperasaan, Emily memperlihatkan wajah sedihnya.
Dia langsung menghempaskan tangannya Leon lalu mencari kakak iparnya dan berkata : “Kakak ipar, kamu lihatlah kakak ini, dia selalu mengangguku, selalu saja melihat kekuranganku!” Emily berkata dengan manja kepada Valerie, lalu memperlihatkan ekspresinya dia hanya suka karena kakak dan kakak ipar mempunyai hubungan yang lebih mencintai, tidak seperti dulu ingin pergi begitu saja.
Valerie melihat kearah Leon, sebenarnya dia ingin mengatakan jika Leon orang ini memang suka membuat orang lain merasa tidak suka.
“Emily, menurutku kamu juga harus belajar dengan benar, aku dengar tutor baru itu baru kembali dari luar negeri, yang jelas hanya tinggal beberapa bulan saja, bertahanlah sedikit.” Valerie malah sependapat dengan Leon, baru saja mengira bisa mendapatkan hiburan dari kakak ipar, malah sekarang terlihat jelas jika kedua orang ini bersama.
“Kalian berdua ini orang jahat, kalian bekerja sama untuk menjahili aku!” Emily tidak akan melepaskannya jika semua ini tidak sesuai keinginannya.
Austin yang melihat ini mengebelakangi tangannya, tanpa diketahui kedua tangan ini memegang dengan erat di belakang, bagaimana bisa Valerie dan Leon jadi bersatu, apalagi semenjak kepulangan mereka dari kota A, hubungan mereka seperti tidak bisa di jelaskan, jika mengatakan mereka bermesraan terkadang mereka seperti orang asing, lalu jika mengatakan mereka tidak bermesraan mereka terkadang terbilang kompak.
Dia harus membuat mereka segera berpisah! Dia dapat menahan jika Valerie menjaga manusia tumbuhan, tetapi dia tidak dapat menahan kemesraan mereka! Bagaimana dia tidak melihat jika kedua orang ini tadi berciuman di dalam mobil, setelah itu Valerie turun dengan wajah memerah, dia takut jika terus seperti ini, Valerie akan menyukai Leon.
“Baiklah, setelah kamu ujian nasioanl, aku akan memberikan apa yang kamu inginkan.” Bukankah Valerie sedang menyelamatkan diri? Yang terjelas Emily merasa kakak dan kakak ipar menjahili dia.
“Kalian ini bekerja sama, kasihan aku yang sendirian ini.” Emily mengelengkan kepalanya lalu seperti mengingat sesuatu, “Ada yang salah, aku masih memiliki kakak kedua, benarkan kakak kedua?” Emily melepaskan Valerie lalu kembali kepada Austin.
“Kakak kedua, kita yang sendirian ini harus bersatu agar tidak di jahili oleh sepasang suami istri ini.” Emily yang berkata ini membuat Leon dan Valerie tertawa.
Austin merasa ekspersi wajahnya terlihat canggung karena dia tidak bisa masuk kedalam bercandaan ini, dia sekarang bahkan tidak ingin melihat senyuman di wajah Valerie karena Leon yang ikut tersenyum!
“Emily sudah malam, aku dan kakak iparmu mau kembali beristirahat.” Tidak tahu apakah Leon sengaja atau tidak, dengan mengatakan istirahat untuk menarik perhatian seseorang.
Wajah Valerie kembali memerah, ditengah cahaya gelap ini dia menarik ujung bajunya Leon dengan berarti disini ada seorang gadis yang belum genap berumur 18 tahun, bukankah perkataan ini tidak pantas?
Dan alhasil Leon tetap memperlihatkan wajahnya itu dan membuat Valerie seperti berpikir kearah yang tidak baik.
“Sudahlah aku tidak menganggu kalian lagi, mungkin saja setelah aku ujian nasional, William akan mempunyai seorang adik lagi, jadi pada saat itu aku punya pekerjaan yang aku kerjakan!” Pemikiran Emily selalu berada di luar pemikirannya Valerie, seorang gadis yang belum genap 18 tahun, mengolok-olok mereka dengan mudahnya.
“Benar juga, setelah mendapatkan nilaimu yang jelek itu, mungkin perlu memberikan kejutan ini!” Leon sekali lagi sengaja menjahili Emily tetapi perkataan ini tertuju kepada satu orang lagi.
“Kakak sungguh menyebalkan, aku tidak mau menghiraui kamu lagi!” Bagaimanapun Emily hanya seperti seoran nacha, dengan perkataan Leon membuat dia memutarkan tubuhnya dan pergi.
Valerie sedikit tidak tenang, lalu menyalahkan Leon dan berkata : “Emily masih kecil dan bukankah perkataanmu ini terlalu kejam?”
“Setelah dua hari lagi pasti akan membaik, dan lagi jika dia tidak mendapatkan tekanan ini, maka paman ketiga pasti akan membuatkan sekolah.” Walaupun Leon tidak dekat dengan Emily dalam empat tahun ini, tetapi dia cukup mengetahui sikapnya itu, dan waktu selanjutnya dia pasti akan merasa marah dan setidaknya tidak selambat sekarang.
“Apakah kalian para kakak ini selalu menyakiti adik kalian?” Valerie melihat ke arah Leon, dia sama dengan Jacob tidak akan memperlakukan adiknya dengan baik, jika memang harus mengatainya mereka pasti tidak akan menggunakan perkataan yang enak di dengar, “Ada yang salah, Austin tidak sekasar kamu.”
Perkataan ini kembali ke Austin, Austin yang berdiri disana sedikit tercenggang, dengan seperti ini, di hati Valerie dia tidak seperti itu.
Leon melihat ke arah Austin, seketika adegan dia dan Valerie yang berpelukan di restoran kembali berpelukan, tatapan menantang Austin pada saat itu dia masih mengingatnya dengan jelas.
Dia tidak pernah mendengar jika adik dan istrinya bisa menipu bukan?
Seluruh tubuh Leon mengeluarkan auranya, Varelie yang berdiri disana dapat merasa hal ini, dan mungkin kapan saja hal ini bisa meledak.
“Austin hanya tidak baik kepada adiknya, juga baik kepada kakak ipar bukan?” Leon tidak tahu sedang berbicara dengan siapa, tetapi nadanya terbilang gelap.
Valerie tidak suka orang yang suka membelokan lalu berkata : “Benar, Austin memang baik juga sopan, bahkan bisa berpikir secara menyeluruh, juga tidak akan memanfaatkan urusan pribadi, dan terakhir tidak berbicara dengan gelap seperti seseorang.”
Austin tentu puas dengan pujian yang diberikan oleh Valerie, apalagi pujian ini berada di depan Leon, tangan erat yang berada di belakang perlahan melembut, dia terlihat menarik dengan kedua orang yang memulai keributan, lebih baik mereka ribut lebih luar agar diketahui orang orang...
“Valerie aku akan memberikan kesempatan sekali lagi untukmu berbicara dengan baik.” Leon mengelapkan wajahnya, dia bahkan berani mengatakan pria lain lebih baik di depannya, mau ditaruh kemana wajah suaminya ini?
“Aku sedang berbicara dengan baik, kamu seharusnya bisa menempatkan diri maka aku tidak perlu berbicara lagi.” Valerie seperti orang yang dilembuti tidak dikasari, hanyan dengan Leon berkata dengan sedikit nada yang tinggi, maka dia akan merasa tidak nyaman lalu tidak ingin kalah di depannya.
Setelah berkata, Valerie melihat ke arah Austin dan berkata : “Austin selamat malam, aku masuk dul ya.”
Austin tetap memperlihatkan senyuman diwajahnya, setelah mendengar kata selamat malam wajahnya tersenyum dengan dalam dan menjawab : “Iya, selamat malam.”
Valerie tidak menghiraukan Leon, lalu berjalan ke arah villa.
Kedua orang ini menyimpan tatapannya dari Varelie, Leon sendiri berjalan terlebih dulu lalu berkata dengan dalam : “Austin, ada beberapa hal juga orang yang tidak bisa kamu sentuh, maka kamu menyerahlah.”
Novel Terkait
My Enchanting Guy
Bryan WuPejuang Hati
Marry SuAwesome Guy
RobinBeautiful Love
Stefen LeeSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiIstri Pengkhianat
SubardiDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)