Diamond Lover - Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
Sebenarnya urusan pemakaman ini tidak membutuhkan banyak bantuan dari Fransiska, ketika dia bertanya kepada Jack untuk urusan pemakaman, dia telah hampir menyelesaikannya.
Hanya saja daftar nama tamu yang hadir di pemakaman ini terasa aneh, dengan Brandon yang masih sibuk dengan urusan kantor tidak bisa mengurusi ini.
Fransiska yang melihat daftar nama ini dengan seksama, di sana tertera selain nama kerabat, juga beberapa partner kerja, dan beberapa para saingan ini membuat Fransiska mengerutkan dahinya.
“Apakah ini juga harus di undang?”
“Benar, ini adalah daftar nama yang diberikan tuan muda, beberapa undangan telah di kirimkan, dan juga aku merasa ragu jika mereka datang, pemakaman tuan besar juga nyonya...” Pengurus rumah merasa tidak mengerti Brandon.
“Jika Brandon menginginkan mereka datang, dia pasti memiliki rencananya.” Fransiska memberikan daftar nama ini kepada pengurus rumah tetapi dia merasa kurang beberapa orang, kemudian kembali mengambilnya lagi.
“Tidak ada kak Leon?”
Pengurus rumah tidak menjawab, dengan perbuatan Brandon sekarang, seperti ingin memutuskan hubungannya dengan Leon, jika bukan karena Fransiska yang ingin disini, dia pasti telah membiarkan dirinya pergi.
Fransiska juga tahu jika pengurus rumah tidak bisa di tanyakan apapun, lalu dia terlebih dulu melihat dekorasi di aula duka, pengurus rumah sangat mengenal tuannya, di aula ini mereka meletakan tulip putih kesukaannya tante Chu, kemudian meletakan lagi anggrek putih untuk nyonya besar.
Seluruh dekorasi di ruangan ini di desain dengan serius, aula ini di penuhi empat foto orang, dengan foto yang di berikan minyak di depannya ini terlihat sangat dingin juga menyakitkan.
Pada saat yang bersamaan ke 4 pemakaman ini, membuat rasa sakit ini dirasakan sekali, dan mungkin merasa kehidupan ini sangat lucu.
Sekarang sebagai tunangannya Brandon, Fransiska ingin semakin mencintai dia setelah kepergian keluarganya, bukan karena dia mengasihani dia, tetapi karena dia ingin hidup bersama dengannya.
Fransiska berdiri di depan foto ini dengan tatapan penuh air mata sambil melihat ke empat orang ini, mereka ini seperti keluarganya sendiri, lalu sekarang mereka selamanya akan berada di atas.
“Kakek nenek, papa mama.” Fransiska berkata di dalam hati, walaupun dia tidak menikah dengan Brandon, tetapi mereka seperti keluarganya sendiri, “Selanjutnya aku akan menjaga Brandon dengan baik, kalian baik-baiklah di atas sana, karena aku akan bahagia bersama Brandon.”
Fransiska sendiri menyesal kenapa tidak lebih cepat mengatakan semua ini, mereka sendiri memang sangat mengharapkan mereka berdua agar bersama, tetapi karena hatinya yang tidak bisa melepaskan seseorang dan sikap Brandon yang terlihat canggung dan tidak canggung.
Walaupun keluarga Chu tidak mengatakan hal ini, tetapi mereka juga khawatir, khawatir jika ketika mereka pergi, dan akan tetap memikirkan kedua orang ini.
Fransiska berdiam sejenak di aula duka ini, lalu mempersiapkan beberapa hal, setelah dia sibuk dengan kesibukannya dia lupa akan waktu, hingga waktu telah menunjukan pukul 11 malam ketika kesibukan ini berakhir.
Dia melihat jam di ruang tamu lalu melihat ke luar ruang tamu, dia tidak tahu kapan Brandon akan kembali, juga dia tidak ingin menghubungi dia, bagaimana jika dia sedang sibuk...
Kota Roma, sebuah bar di tengah kota, dengan alunan musik blues di dalam bar ini.
Di bar, seorang wanita eksotis dengan riasan wajah smokey eyes, memegang sebuah gelas kaca dan sebuah botol anggur yang hampir habis.
Tatapan wanita yang terasa kabur ini, melihat ke orang di bar, sambil mendengar alunan musik blues, dengan sudut bibir yang di naikan, tetapi juga dengan tatapan mata yang terlihat sedih.
“Anggur...” Wanita ini menaikan gelasnya kepada bartendernya.
“Nona, kamu sudah mabuk, mungkin kamu bisa mencari keluargamu untuk menjemput kamu.” Bartender dengan baik hati mengingatkan.
“Tidak perlu ikut campur! Berikan anggurnya!” Wanita ini seketika duduk dengan tegak, lalu tatapan yang terluka itu terlihat berbeda sekarang, sambil menunggu bartendernya.
Bartender ini seketika merasa terkejut, disini adalah bar yang terkenal dan beberapa orang yang berkumpul karena melakukan acara sambil menikmati minuman, wanita ini seperti ingin memabukan diri, sungguh tidak terbiasa dengan kondisi di sini.
“Berikan segelas teh untuknya.” Melihat bartender yang ragu ini, seorang pria yang memakai jas hitam duduk di samping wanita ini, dengan tersenyum kepada bartender ini.
Bartender ini mengira dia adalah temannya, lalu memutarkan tubuhnya dan segera menyeduh teh.
Wanita ini menaikan kepalanya, sambil mengecilkan matanya melihat pria yang memesankan teh untuknya.
Seorang pria tampan berwajah asia, entah dari mana rasa percaya dirinya ini, ketika dia melihat, dengan anggunnya dia menuangkan gelas anggur ini.
Wajahnya sangat mirip dengan orang itu, anggur yang mengalir ke tenggorokannya dengan jakun yang bergerak, semuanya persis seperti orang itu, tetapi cara nya tidak seanggun ini.
Dia tidak bisa minum, dia menggoda gadis ini sambil menuangkan anggur ke gelasnnya, baru saja dia meneguknya, tetapi dia telah merasa tidak kuat dan wajahnya memerah.
“Seorang wanita di luar, jangan terlalu banyak meminum alkohol, karena akan sangat merugikan.” Brandon meletakan alkoholnya, sambil memutarkan tubuhnya ke arah wanita yang telah mabuk ini.
Wanita ini dengan tidak peduli tersenyum, lalu mengambil gelasnya Brandon, yang masih tersisa setengah, dia mengangkat kepalanya lalu memasukan alkohol ini seperti sedang meminum air.
“Kenapa kamu tahu jika aku yang rugi?” Wanita ini memukul dan meletakan gelasnya, dengan tatapan menantang ke arah Brandon.
Brandon sendiri tidak langsung menjawab pertanyaannya, juga tidak mengerakkan gelas itu lagi.
“Mendengar alunan musik blues, di malam yang mabuk ini, apakah sedang bermasalah dengan perasaan?” Brandon seperti seorang yang ahli dengan urusan perasaan, lalu bertanya kepada wanita ini.
Wanita ini menganggukan kepalanya.
“Oh, coba katakan.” Brandon bertanya.
Pada saat ini bartender tersebut datang untuk menuangkan teh, dan wanita ini tidak meminta alkoholnya lagi, dia mengambil gelas teh itu sambil mendengar alunan musik blues ini, dengan tatapan sedih yang terlihat kembali.
“Dia mati di depanku, aku melihat dia mati, awalnya aku ingin menyelamatkannya, tetapi aku tidak.” Wanita ini melihat ke arah gelas, tidak tahu apakah perkataan dia terdengar asli atau mabuk.
Brandon tersenyum dan berkata : “Tega sekali.”
Mendengar perkataan ini, wanita ini hanya tercengang, lalu perlahan memutarkan kepalanya ke arah dia, dan melihat dia dengan dalam.
Lalu seketika, wanita ini maju dan memegang leher Brandon dan mendekati dia.
Tubuhnya sangat wangi, bukan aroma parfum tetapi aroma bunga, karena telah terbiasa dengan aroma tubuh Fransiska ketika dia menghirup aroma ini, dia merasa tidak nyaman.
Walaupun wanita ini sangat menarik, tetapi dia merasa tidak tertarik.
“Kita... pergi...” kata terakhir wanita ini berbisik pelan di telinga Brandon, lalu mengecup telinganya.
Brandon mendorong wanita ini, lalu membiarkan wanita ini kembali duduk dan berkata : “Apakah kamu serius?”
“Bukankah kamu datang kesini untuk bertemu wanita cantik?” Wanita ini berkata dengan dingin.
Brandon menaikan sudut bibirnya, lalu dia menarik pinggang wanita ini, dan mereka keluar dari bar ini.
Sepanjang perjalanan mereka menemukan sebuah hotel, belum tiba di kamar, kedua orang ini telah berkecup dengan hangat di lift, hingga berada di depan pintu kamar.
Wanita ini dengan tidak sabar ingin segera membuka pintu kamar ini, dengan tergesa-gesa membuat kartu kamar ini terjatuh, dan di antara mereka tidak ada yang memunggut kartu ini, dari lorong hingga depan pintu, kedua baju mereka sudah terlihat terbuka dan Brandon mendorong wanita ini ke kasur.
Diruangan yang gelap ini, wanita ini hanya merasakan nafas dari pria ini lalu menjadi mabuk...
Wanita ini kembali bangun dan terdengar sebuah suara dari kamar mandi, dengan mata kabur dia membuka kedua matanya, lalu merasa dirinya tertidur dengan seseorang yang asing.
Di bawah kasur, adalah bajunya dan baju pria ini, kejadian kemarin berputar di benak wanita ini, belum sempat dia memikirkan semua ini, dia melihat seorang pria yang berbalut handuk keluar dari kamar mandi.
Dengan rambut Brandon yang basah, lalu melihat wanita yang sadarkan diri ini lalu tersenyum.
“Kamu sudah bangun.” Brandon sambil berkata sambil berjalan ke arah kasur, lalu memunggut baju ini.
Rasa pegal di wanita ini membuat dia mengerti apa yang terjadi kemarin, kepalanya terasa berat, lalu dia mengambil bajunya, seperti tidak peduli dengan seseroang di kamar ini.
Hanya saja ketika Brandon melihat wanita ini mengenakan bajunya, dia memutarkan tubuh dan berpura-pura sedang mengeringkan rambut.
Wanita ini menuju ke kamar mandi, lalu ketika keluar, dandanan wajahnya telah di bersihkan, dan wajahnya terlihat tidak genit dengan mata biru yang dingin.
Dia mengambil dompetnya, sambil mengeluarkan beberapa uang cash dan berkata : “Ini adalah kerjamu tadi malam.”
Brandon menaikan alisnya sambil menghitung uang yang diberikan wanita ini.
Wanita ini yang melihat Brandon menghitung uang ini dengan ahli lalu tersenyum dan pergi.
“Nona Conti, apakah pergi begitu saja?” Luccy seketika terhenti, Conti adalah nama perusahaannya, tetapi jarang ada orang yang mengetahui ini, dan untuk dunia luar dia hanya menggunakan nama Luccy.
Luccy memutarkan kepalanya, lalu melihat Brandon dengan dalam dan tidak berencana untuk pergi, dia ingin tahu seberapa banyak Brandon mengetahui ini.
Brandon dengan tidak cepat juga tidak lambat dengan rambut yang belum kering, mengambil baju di lantai, sambil memakainya dengan pelan, lalu pada akhirnya Luccy memberikan tatapan tidak sabar.
“Siapa kamu?” Tatapan Luccy melihat ke arah Brandon, seketika dia seperti mengingat wajah ini tetapi dia juga tidak bisa mengingatnya.
Brandon telah mengenakan baju ini dengan rapi, dengan rambut yang hampir kering dia berdiri sambil melihat ke arah Luccy.
“Keluarga Conti baru tiba di Itali, wajah jika tidak mengenal aku.” Brandon terdengar seperti seorang raja, dan menggunakan nada yang sombong kepada Luccy.
Luccy menaikan alisnya, berusaha untuk mencari wajah pria ini di otaknya, karena wajah ini membuat dia marah karena tidak mengenalinya.
“Brandon Chu, senang berkenalan denganmu.” Melihat Luccy yang tidak mengenalnya, Brandon memperkenalkan diri, lalu mengeluarkan tangan kanannya untuk bersalaman.
Luccy yang mendengar nama Brandon ini, dengan raut wajah sedikit marah, lalu membuat perasaan yang tidak nyaman dengan Brandon, dan tersenyum.
“Ternyata kamu.” Luccy mengeluarkan tangannya, lalu bersalaman dengan dia.
Kenapa malah beada di kasur yang sama dengan Brandon? Sepertinya alkohol ini memang merugikan.
“Lebih baik bertemu dari pada mendengar nama saja.” Brandon melihat ke arah Luccy, dengan tatapan tidak memikirkan perasaan orang lain.
Luccy sendiri tidak suka dengan tatapan ini lalu berkata : “Kita ini adalah orang dewasa, lebih baik urusan kemarin malam kita lupakan.”
Brandon menaikan sudut alisnya, seperti sangat menyetujui perkataan ini.
“Aku juga tidak berharapa kejadian kemarin malam di ungkapkan, apalagi Chu’s Corp dan keluarga Conti air sungai yang tidak bisa menganggu air danau, jika ayahmu tahu, apakah efeknya akan sangat mengerikan.” Setelah berkata, Brandon mengambil jasnya sambil tersenyum dan berjalan ke luar.
Setelah pintu tertutup, Brandon merasa menghelakan nafas lega, sambil memutarkan tubuhnya ke kamar lain...
Novel Terkait
Diamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)