Diamond Lover - Bab 348 Bertukar Peran
Dengan sedikit curiga, Ethan Chen membuka pintu darurat. Ia tidak menjumpai siapa pun di tangga, namun melihat sebuah koper tanpa pemilik. Mungkin milik seseorang yang ceroboh, begitu pikirnya. Tetapi, ketika ia mau pergi, sudut matanya sekilas melihat stiker di koper.
Di rumahnya waktu itu, tahu ia akan pergi ke Kota Jing untuk mengikuti konferensi akademis, Fransiska Yin mengamatinya mengepak koper. Ketika ia sedang lengah, wanita itu menempelkan sebuah stiker Spongebob Squarepants di kopernya.
Ethan Chen kala itu melipat kening dan berkomentar: “Barang seorang wanita jangan ditempel di koperku.”
Tetapi, si wanita mati-matian melarangnya untuk melepasnya. Allhasil, dengan mengenakan jas dan sepatu kulit, pria itu menarik koper hitam yang bertempelkan stiker Spongebob Squarepants. Ethan Chen agak malu, namun terus meyakinkan diri sendiri bahwa orang-orang tidak memperhatikannya.
Di koper Fransiska Yin ini, selain stiker Spongebob Squarepants, ada pula stiker-stiker lain yang ditempel degnan acak-acakan. Ini ciri khas si wanita.
Ethan Chen mengernyitkan alis. Jadi, ketukan-ketukan sepatu hak tinggi yang tadi terdengar dari arah tangga darurat ini seharusnya suara dia!
Si pria segera meletakkan koper di apartemennya, lalu turun ke lantai bawah dengan lift. Tidak, ia tidak melihat bayangan tubuh si wanita sama sekali……
“Kawan, lihat Nona Yin pergi ke mana?” Melihat wajah cemas Ethan Chen, satpam gedung apartemen agak kaget. Pria ini, yang biasanya tampil kalem dan lembut, ternyata bisa mengakami kecemasan juga.
Tetapi, Tuan Chen sangat jarang datang kemari. Datangnya pun biasa pada larut malam……
“Pergi ke gerbang…...” Si satpam menunjukkan arah. Masa mereka berdua tidak berjumpa? Pantas saja Fransiska Yin tampak panik.
Sebelum satpam kelar berbicara, Ethan Chen sudah merogoh kunci mobil dan pergi ke arah mobil.
Tanpa memedulikan hujan, si pria berlari dengan tergesa-gesa. Ia sekarang ingin melihat Fransiska Yin secepat mungkin. Dia waktu itu langsung menghilang begitu pernikahan Leon Gu dan Valerie Pei selesai. Mario Yin sepertinya menggunakan suatu taktik untuk mencegahnya bertemu dengannya. Atau, ia sendirilah yang belum mencarinya dengan teliti.
Selama mencarinya, berbagai emosi membanjiri benak si pria. Ethan Chen lalu berpikir, mereka berdua begini sebenarnya cukup oke. Kedepannya, mereka tidak perlu menjumpai satu sama lain lagi. Situasi ini mungkin bakal baik untuk mereka berdua.
Tetapi, langit tahu hidupnya kembali jadi air danau yang membeku ketika Fransiska Yin sudah tidak ada. Di bawah permukaan air yang beku itu, tersimpan sebuah hati yang gelisah. Pria itu tahu hidupnya telah diubah oleh Fransiska Yin.
Dan setelah melakukan perubahan, si pengubah hilang tanpa jejak.
Sebelum ia terpikir apa yang harus ia lakukan dilakukan, dia kembali lagi. Apakah itu berarti situasi di antara mereka punya peluang untuk membaik?
Ethan Chen menyalakan Mercedes-Benz tuanya. Mobilnya, yang selama ini sangat patuh, tiba-tiba saat ini gagal menyala. Sudah coba distarter beberapa kali, mobil tetap tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyala.
Ia tiba-tiba teringat perkataan Fransiska Yin: “Mobil ini sangat tua. Cepat ganti mobil baru atau mobil ini akan jadi setua dirimu”.
Ethan Chen kala itu sama sekali tidak menanggapi perkataan ini. Tetapi, ekspresi diamnya pun sanggup memberitahu Fransiska Yin bahwa berganti kendaraan adalah sesuatu yang tidak akan ia lakukan. Ia sama sekali tidak kekurangan uang. Hanya saja, mobil itu memiliki terlalu banyak kenangan, termasuk sering mengantar dan menjemput si wanita. Ethan Chen sungguh tidak bisa memarkirnya dan tidak menggunakannya lagi begitu saja.
Betul, ia adalah orang yang gemar bernostalgia. Entah dalam hal perasaan, benda, atau orang, sesuatu yang sudah lama selalu jadi yang paling menarik perhatiannya.
Pada momen ini, Ethan Chen sangat berharap dirinya memiliki mobil dengan performa yang baik. Dengan begitu, ia tidak perlu menghadapi rasa malu karena mobilnya sekarang mogok.
Si pria mengumpat pelan, lalu menutup pintu mobil, menguncinya, dan berlari ke arah gerbang kompleks apartemen. Pria itu sudah meniatkan hati untuk membeli mobil baru, tidak peduli apa pun alasannya.
Berbagai kenangan yang sudah berusia tahunan pada titik tertentu harus dilepaskan.
Ini adalah pertama kalinya Ethan Chen menyadari parkiran kendaraan dan gerbang kompleks apartemen berjarak lumayan jauh. Sekaligus, pria itu jgua baru sadar Fransiska Yin yang sangat lemah dalam urusan olahraga itu bisa berlari scepat kilat. Sosoknya sama sekali tidak terlihat ketika ia mengejarnya dari gedung apartemen ke jalanan. Sekarang, ia sudah keluar dari kompleks apartemen, batang hidungnya masih belum muncul.
Ethan Chen bertanya ke penjaga pintu. Mereka ingat ada seorang gadis yang barusan berlari keluar gerbang dan naik taksi, namun hanya bisa mengira-ngira arah kepergiaan taksinya. Sebagai kota yang sangat besar, Kota A memiliki terlalu banyak tempat yang bisa dikunjungi. Jadi, bagaimana si pria bisa tahu ke mana perginya dia?
Pria itu berdiri termenung di depan gerbang. Sekujur tubuhnya diterpa hujan deras, namun ia sama sekali tidak merasakannya.
Ia pikir, ketika dulu mengejar dirinya, Fransiska Yin pasti juga merasakan ketidakberdayaan yang dirinya sekarang rasakan. Ia dulu berhutang perasaan pada si wanita, lalu sekarang tibalah gilirannya untuk membayar hutang itu.
Ethan Chen merogoh ponsel dan menghubungi nomor Stevanny Shi. Selama menetap di Kota A, Fransiska Yin sangat akrab dengan orang yang sedang dihubunginya ini. Jadi, ia berasumsi Fransiska Yin pasti sudah mengabari kepulangannya ke Kota A pada dia.
Namun, di luar dugaan, Stevanny Shi sangat terkejut dengan kabar kepulangan Fransiska Yin. Nada suaranya menyiratkan ia sama sekali tidak dikabari oleh si wanita. Mendengar ini, Ethan Chen benar-benar kehabisan akal. Ia sekarang baru sadar, pengenalannya tentang Fransiska Yin sangat amat sedikit.
Selain tahu dia pernah tinggal di sini dan berhubungan baik dengan Stevanny Shi, si pria juga tahu si wanita pernah menjadi guru sukarelawan di panti asuhan. Ia mengerjakan profesi itu selama empat tahun. Awalnya, Ethan Chen mengira nona dari keluarga terhormat macam dia paling hanya akan tahan bekerja maksimal dua minggu.
Nyatanya, dia ternyata bisa bertahan segitu lama.
Yang Ethan Chen tidak ketahui adalah Fransiska Yin tahan menjadi guru sukarelawan selama empat tahun karena dia sendiri. Berhubung si pria secara rutin datang ke panti asuhan dan melakukan pemeriksaan kesehatan pada anak-anak, si wanita berharap bisa sering-sering berjumpa dan berinteraksi dengannya.
Stevanny Shi, yang belum menutup telepon, menerima satu panggilan lain. Kata “Fransiska Yin” tertambat di layar ponselnya. Si wanita seketika kaget. Mungkinkah Fransiska Yin benar-benar sedang kembali?
Stevanny Shi segera mengangkat telepon. Nada bicaranya penuh kekhawatiran.
“Fransiska Yin, kamu sekarang di Kota A? Mengapa kamu tidak berkabar denganku? Kakak Ethan Chen barusan meneleponku dan menanyaimu, tetapi aku tidak tahu apa-apa……”
“Stevanny Shi…...” Fransiska Yin menyadari suaranya jadi serak. Ia dengan cepat menekan suara sengau itu dan menjawab, “Iya, aku sekarang di Kota A.”
“Kamu sekarang di mana? Kakak Ethan Chen mencarimu dengan panik, mengapa kamu tidak memberinya kabar?” Stevanny Shi saat ini sudah mengambil kunci mobil dan bersiap pergi keluar.
“Kamu keluar dulu, nanti kita bicara lagi. Aku sekarang di apartemen lamamu.”
“Baik, baik. Tunggu aku.” Stevanny Shi menutup telepon. Mendengarkan suara Fransiska Yin barusan, rasa ibanya muncul dengan sangat kuat. Hanya karena mencintai seseorang, temannya itu rela membuat sekujur tubuhnya penuh memar. Ia sendiri tidak pernah mengalami perasaan macam ini.
Stevanny Shi tahu dirinya sangat beruntung. Ia kebetulan bertemu dengan seseorang yang juga mencintainya. Sekarang, di rumah kediaman keluarga Pei, wanita ini melalui hari-hari dengan sangat santai dan bahagia. Ia setiap hari hanya perlu meluangkan waktu untuk pergi ke kedai kopinya saja. Entahlah keberuntungannya berapa kali lipat dari Fransiska Yin……
Sebagai teman baik, ia berharap Fransiska Yin juga bisa bahagia.
Sebelum si wanita keluar dari rumah, Jacob Pei yang baru balik dari kantor menghadang langkahnya di garasi. Dia bisa melihat istrinya hendak pergi.
“Buat apa keluar di waktu ini?” Si pria memeluk si wanita dan meletakkan dagu di atas kepalanya. Jacob Pei hari ini sepertinya sangat ingin melekat pada Stevanny Shi.
Yang ditanya berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk tidak menceritakan kembalinya Fransiska Yin pada Jacob Pei. Bila ia memberitahunya, dia bisa jadi bakal langsung berkabar pada Ethan Chen.
Soal ini, Stevanny Shi yakin suaminya akan berpihak pada temannya sendiri. Bisa jadi Ethan Chen juga sudah mengingatkannya untuk memberikan kabar soal Fransiska Yin setiap dengar.
“Ada sedikit masalah di kedai kopi. Aku akan segera kembali.” Stevanny Shi dengan lembut mendorong Jacob Pei. Ekspresinya agak canggung.
“Masalah apa? Perlu aku temani?” Jacob Pei bertanya acuh tidak acuh.
“Bukan masalah besar…… hanya tamu yang tidak puas saja…… dia ingin bertemu pemilik kedai. Aku berangkat dulu.” Si wanita tidak pandai berbohong. Kebohongan yang baru dipikirkan ini bahkan tidak bisa ia sendiri percayai.
“Kamu bisa menanganinya sendiri? Kalau pengunjung itu menyakitimu, aku akan iba padamu. Biarlah aku temani.” Jacob Pei berpura-pura gugup. Bagaimana mungkin ia tidak bisa menyadari kebohongan istrinya? Ia memang tidak pernah jadi hakim atau penginterogasi, namun kebohongan ini sangatlah ekpslisit.
Hanya dengan berstatus sebagai suaminya, Jacob Pei bisa melihat Stevanny Shi tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Mungkinkah kata-kata Ethan Chen benar? Mungkinkah orang yang paling ingin ditemui Fransiska Yin sekembalinya ke sini adalah Stevanny Shi?
“Tidak apa-apa, aku sudah pernah berlatih. Kehadiranmu juga belum tentu akan membantu.” Si istri mendorong si suami untuk membuatnya pergi lebih cepat: “Kamu telah bekerja seharian. Sana mandi dan istirahat. Anu, jangan tunggu aku kembali.”
“Hati-hati. Kalau tidak bisa menyelesaikannya, telepon aku.” Jacob Pei tidak ingin menghalangi Stevanny Shi lebih lanjut. Kalau masih ingin lanjut, ia akan benar-benar tidak tahu istrinya ke mana.
Setelah dilepaskan, wanita itu langsung mobil dan melajukannya ke apartemen lama. Untung sekali, apartemen tersebut masih dimiliki olehnya.
Saat mobil istrinya keluar dari garasi, Jacob Pei membuntutinya dengan mobil bekas si wanita. Sembari mengikuti, pria itu juga menghubungi Ethan Chen.
“Ethan Chen, sepertinya gadis itu benar-benar ingin menemui Stevanny Shi. Istriku ini tengah keluar dengan terburu-buru, aku mengikutinya di belakang. Setelah dia sampai di tujuannya, aku akan memberitahumu lokasi kami.” Si pria menggelengkan kepalanya. Istrinya ini mana pandai menyembunyikan sesuatu dari orang lain? Apalagi dari dirinya!
Namun, semakin jauh mengemudi, alis Jacob Pei semakin terenyit. Stevanny Shi pergi ke apartemen lamanya. Dia waktu itu bilang sudah menjualnya, kok sekarang……
Atau jangan-jangan yang mau ditemuinya bukan Fransiska Yin? Jika bukan dia, lantas siapa?
Melihat situasi ini, Jacob Pei jadi makin fokus membuntuti mobilnya. Pegangan tangannya ke setir juga mengerat.
Selama menyetir, Stevanny Shi sama sekali tidak memerhatikan mobil si suami di belakang. Yang ada di benaknya hanya suara Fransiska Yin. Gadis ini datang kemari tanpa mengabari siapa-siapa, kalau sewaktu-waktu terjadi sesuatu siapa yang mau menolong?
Setibanya di kompleks apartemennya dulu, Stevanny Shi memarkir mobil, turun, dan berjalan ke sebuah gedung yang familiar. Tetapi, baru sampai di depan lobi dan bersiap membuka pintu untuk mendatangi Fransiska Yin, pergelangan tangannya tiba-tiba dipegang seseorang. Begitu menoleh, wanita itu melihat sebuah wajah yang berekspresi canggung.
Jacob Pei, yang juga sudah tiba di kompleks apartemen itu, memarkir mobil di sebuah tempat yang tersembunyi. Ia berharap Stevanny Shi berbohong padanya benar-benar karena Fransiska Yin datang. Itu akan lebih mudah dijelaskan dibanding jika istrinya itu menemui orang lain.
Tetapi, Stevanny Shi sekarang ditarik seorang sosok familiar. Dari jarak seratus meter pun, Jacob Pei bisa merasakan tatapan tajam pria itu, yang diarahkan ke Stevanny Shi yang agak kaget. Si pria paham, dirinya saat ini sudah mau meledak.
Stevanny Shi berbohong demi datang kemari dan menemui pria ini? Jadi, apartemen itu tidak dijual karena dia ingin berkencan dengannya di sini?
Dengan sedikit rasionalitas yang tersisa, si pria merogoh ponsel dan mengetik pesan pendek ke Ethan Chen: “Fransiska Yin tidak ada di sini.”
Setelah mengirimnya, di tengah rintik-rintik hujan, Jacob Pei dengan cepat keluar dari mobil dan berjalan ke arah dua orang itu. Mereka berdua, yang berdiri di depan pintu, sama sekali tidak menyadari kedatangannya yang berarura agresif.
Semakin mendekat, kata-kata Stevanny Shi dan si pria semakin terdengar. Jacob Pei mengaku, ia setengah mati ingin murka mendengar istrinya berbincang menggunakan suara yang sangat lembut dengan pria lain. Apalagi, pria itu adalah cinta masa kecilnya. Bagaimana ia bisa menahan emosi coba?
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaThe Sixth Sense
AlexanderTen Years
VivianMy Greget Husband
Dio ZhengUnplanned Marriage
MargeryDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)