Diamond Lover - Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang

“Soal kakak iparmu, aku sungguh minta maaf.” Mereka menyusuri jalan setapak di taman. Leon Gu memutuskan untuk buka suara duluan, kalau tidak entahlah kapan kesunyian di antara mereka selesai.

Valerie Pei masih diam. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan Leon Gu dalam situasi ini, namun lebih tidak menyangka lagi bahwa kegugurannya Stevanny Shi berkaitan dengan Fransiska Yin. Ia masih ingat betul betapa canggungnya situasi setelah Leon Gu tadi datang.

Konflik antara keluarga Pei dan keluarga Gu selalu ada, hanya saja orang-orang dari kedua keluarga tidak pernah memperlihatkannya secara jelas. Kalau pun Leon Gu sudah menganggap Fransiska Yin sebagai adiknya sendiri, yakinkah masalah ini membutuhkan kehadirannya?

“Kakak dan kakak iparku punay pemikiran mereka sendiri, jadi aku tidak bisa mewakili mereka untuk menerima maafmu. Aku mengajakmu ke tempat lain hanya untuk mencegah situasi jadi makin kaku.” Valerie Pei tadi melihat ekspresi Jacob Shen. Pria itu terus berdiri di sisi ranjang Stevanny Shi tanpa bicara apa pun. Diamnya dia ini membuat Valerie Pei tidak bisa menebak apa isi pikirannya, lebih-lebih tidak tahu kapan temperamennya akan meledak.

Si pria memahami arti dangkal dan arti mendalam perkataan si wanita. Wanita ini tidak mau ia muncul lagi di depan keluarga Pei.

“Iya. Mario Yin akan datang secepatnya. Ia lagi di luar negeri, jadi memintaku menggantikannya dulu.” Leon Gu memutuskan memberi penjelasan pada Valerie Pei. Dengan penjelasan ini, si wanita tidak bakal memahami kesalahpahaman. Ia sendiri sebenarnya tahu, situasi akan jauh lebih baik kalau pengganti Mario Yin bukan dia. Kalau tidak ada keperluan yang sangat mendesak, pria itu merasa sebaiknya ia tidak perlu bertemu Valerie Pei.

Kenyataan ini terasa menyakitkan buatnya. Si wanita jelas-jelas berdiri di depannya, namun bukan berstatus sebagai miliknya lagi.

Tidak paham perkataan barusan adalah klarifikasi atau terucapkan secara tidak sengaja, Valerie Pei hanya mengangguk. Ia tiba-tiba teringat sesuatu. Kalau Leon Gu kemari, siapa yang menjaga Ellie?

“Ellie di mana? Kamu membawanya kemari juga?”

“Tidak, aku menitipkannya pada ibu. Tenang saja, aku segera pulang kok.”

“Baik.”

Kemudian, keduanya masuk dalam keheningan lagi. Tidak ada yang berniat buka mulut duluan.

Mungkin, ketenangan inilah yang sejak lama diharapkan baik oleh si wanita mau pun si pria. Mereka sama-sama bukan orang yang menginginkan cinta yang terus berapi-api dan terus saling melekat. Bagi mereka, cinta hanyalah sebuah penyedap rasa. Jika ada cinta, hidup mereka akan lebih beraroma dan lezat. Jika tidak ada, rasa yang alami pun mereka tetap suka.

Jelas, penyedap rasa ini sebelumnya ditaburkan secara berlebihan.

“Ya sudah, begitu dulu. Aku pamit duluan…… Kamu juga, cepatlah kembali ke Kota S.” Si wanita mengangguk tanda mengiyakan, lalu berbalik badan dan pergi.

Tanpa menunggu Leon Gu berjalan, Valerie Pei sudah angkat kaki duluan. Di lobi rumah sakit, wanita itu mengamatinya secara diam-diam. Entah ini sebuah iluasi atau kenyataan, ia merasa aura Leon Gu tidak begitu benar. Sepertinya, dengan tidak mengenakan jas, ia kehilangan auranya yang keras. Tetapi, apakah semuanya sesederhana itu?

Valerie Pei kembali berjalan dengan langkah yang lebih cepat. Di ujung, ia baru beristirahat dan menyandarkan diri. Otaknya tidak bisa memikirkan apa pun saat ini.

Melihat si wanita tidak sabar untuk pergi, hati si pria terasa tidak nyaman. Bahkan jika perasaannya padanya sudah hilang, ia pikir Valerie Pei tidak perlu memperlakukannya seperti monster ganas. Bertemu sesingkat mungkin dan kabur secepat mungkin, dirinya semenakutkan itu kah?

Atau dia……

Sebuah pikiran melintas dengan cepat di benak Leon Gu, namun segera dilupakan dengan cepat juga. Bukankah Valerie Pei sudah memilih berpasangan dengan Handy Ji? Mereka kelihatan sangat cocok, hanya saja ia merasa agak terprovokasi ketika melihat keduanya.

Betul, ia agak terprovokasi. Alasannya, ini pertama kalinya ia tahu ada seseorang yang lebih cocok dengan Valerie Pei dibanding dirinya.

Leon Gu, yang tengah berjalan balik ke ruang Fransiska Yin, bertatap-tatapan dengan seseorang yang berdiri berlawanan darinya. Dalam satu hari, ia menjumpai dua pesaing cintanya. Yah, sekali pun keduanya sama-sama bertatus mantan, ia tetap merasa dunia semakin senang berlelucon dengan dirinya.

Menerima kabar bahwa Stevanny Shi kecelakaan, Nathan Xia dan istrinya buru-buru kemari. Jelas, ia berjalan sendiri dengan satu kaki palsu yang sudah lama akrab dengannya.

Setelah dibisikkan sesuatu olehnya, sang istri mengangguk dan pergi.

Kelihatannya, Nathan Xia ingin membicarakan sesuatu dengan Leon Gu. Walau mereka pernah bersitegang karena rebutan Valerie Pei, situasi di antara mereka sekarang jauh lebih rileks. Alasannya, Nathan Xia sudah memiliki istri, sementara Leon Gu juga tidak berpasangan dengan si wanita lagi. Rasa-rasanya, kebencian mereka pada satu sama lain sudah hilang ditiup angin.

Nathan Xia masih kelihatan kurang nyaman berjalan dengan kaki palsu. Pria itu melangkah ke paviliun kecil dan duduk, lalu menunggu Leon Gu menyusul.

Jujur saja, si pria kedua merasa orang-orang dalam lingkaran Valerie Pei cukup baik. Kalau hubungan mereka tidak berakhir, ia pikir ia bisa berteman akrab dengan mereka seperti halnya ia bersahabat dengan Christian Huo dan lain-lain.

Leon Gu tiba dan duduk di seberang Nathan Xia. Keduanya tidak merasa panas sama sekali ketika melihat satu sama lain. Bagaimana pun juga, mereka sama-sama mengharapkan kebahagiaan buat Valerie Pei.

“Lama tidak berjumpa.” Nathan Xia masih tampan seperti empat tahun yang lalu. Saat mereka berdua bertemu untuk yang pertama kali, ia langsung mengklasifikasikan Leon Gu sebagai seorang kompetitor.

“Iya, sudah lama sekali aku tidak melihatmu.” Leon Gu sedikit merasa bersalah pada lawan bicaranya. Kalau bukan karena Naomi Ye, Nathan Xia tidak akan kehilangan satu kaki.

“Sebenarnya, ketika Valerie Pei ingin pergi dariku, aku ingin mengabarkannya padamu.” Tetapi, ia akhirnya tidak memberi kabar. Ini bukan murni salahnya. Orang-orang di sekitarnya semua tahu, tetapi tidak ada juga yang bercerita ke Leon Gu.

Leon Gu, yang dibiarkan tidak tahu-menahu, tidak menyalahkan Nathan Xia. Andai berada di posisinya, ia juga tidak akan memberitahukan kabar itu pada seorang pesaing cinta. Atas dasar apa seseorang yang hanya bisa menyakiti Valerie Pei berhak bersanding di sisinya?

“Aku pikir, dua orang yang saling mencintai pada akhirnya akan menemukan jalan untuk bersatu.” Nyatanya, mereka sama-sama gagal menjalin hubungan dengan Valerie Pei. Atas dasar itu, Nathan Xia tidak menyesali keputusannya untuk tidak mengabarkan Leon Gu dulu.

Ketika melihat lawan bicaranya masih mengenakan cincin pernikahan dengan Valerie Pei, Nathan Xia menghela nafas.

“Aku awalnya berpikir kalian tidak cocok, namun kemudian kalian berusaha mati-matian untuk bersama. Soal situasi sekarang, aku pikir situasi ini juga sama baiknya buat kalian.” Nathan Xia barusan melihat atmosfer di antara Valerie Pei dan Leon Gu telah berubah. Mungkin ini semua karena Handy Ji yang baru muncul itu……

“Mengapa semua orang bilang aku dan Valerie Pei tidak cocok?” Leon Gu merasa semua orang sepakat dirinya tidak cocok dengan si wanita. Sekuat apa pun cintanya, komentar-komentar ini pada akhirnya membuatnya ragu juga. Walau begitu, keraguan ini berlangsung sangat sesaat.

“Sahabatku, apa gunanya membicarakan semua ini lagi?” Nathan Xia untuk pertama kalinya bersikap sangat ramah pada si lawan bicara: “Satu hal lagi, bawalah Nona Yin pulang. Walau aku tidak ingin ikut campur dalam hubungannya dengan Kakak Ethan Chen, aku merasa mereka sungguh tidak cocok. Hubungan mereka pada dasarnya sudah kaku, lalu dengan kejadian begini, aku khawatir kekakuannya akan makin parah.”

Leon Gu memahami kata-kata Nathan Xia. Setelah mereka bertukar beberapa kata lagi, pria itu kembali ke ruang pasien Fransiska Yin.

Fransiska Yin masih tidur dan bangun secara bergantian. Ia sangat khawatir dengan Stevanny Shi, namun tidak berani menengok keadaannya. Dalam kondisi yang sangat gelisah begini, begitu melihat Leon Gu balik, ia langsung menanyakan keadaan Stevanny Shi.

“Masih dalam keadaan koma, biarlah nanti kakakmu urus. Aku ingin membawamu kembali ke Kota S. Dengan insiden ini, kakakmu tidak mungkin mengizinkanmu tetap tinggal di sini. Aku sendiri juga tidak setuju.” Si pria bertutur tanpa ragu.

Mendengar kata-kata barusan, Fransiska Yin menyusutkan diri di ujung tempat tidur. Ia tidak berani bergerak sedikit pun.

Leon Gu tahu bahwa inti masalahnya terletak pada Ethan Chen. Selain itu, ia juga khawatir Mario Yin akan melakukan sesuatu yang lebih parah padanya ketika nanti datang. Mario Yin dan Fransiska Yin dari kecil sangat amat saling bergantung. Bagi si pria, adik perempuannya itu adalah segalanya. Kalau Mario Yin tidak frustrasi karena Fransiska Yin dua kali kembali ke Kota A, bagaimana mungkin ia akan membiarkan adiknya itu tinggal sendirian di sini?

“Fransiska Yin, kamu sudah menunggu, namun orang itu tidak juga berubah. Mengapa kamu masih mau mengikatkan diri padanya? Kamu akan jadi satu-satunya yang menderita. Pengorbananmu sama sekali tidak sepadan dengan hasilnya.” Entahlah Leon Gu tengah menasehati Fransiska Yin atau menasehati dirinya sendiri. Seorang gadis menghabiskan masa mudanya untuk menunggu seorang pria yang ia ketahui tidak akan pernah berpaling padanya. Layakkah perjuangan ini diteruskan? Seribu persen tidak!

Si wanita masih menggeleng. Orang yang dinantinya belum juga berubah, jadi ia tidak mau pergi……

Pada momen ini, ponsel Leon Gu berdering karena telepon dari Mario Yin. Si pria pamit sejenak pada si wanita, lalu mengangkatnya di luar ruangan.

Mario Yin sepertinya dari awal sudah tahu bahwa Stevanny Shi ikut jadi korban kecelakaan Fransiska Yin. Walau begitu, pria itu tidak menanyakannya secara mendalam. Melalui telepon ini, ia mengabarkan bahwa urusannya di luar negeri belum bisa ditinggalkan. Alhasil, Mario Yin tidak punya pilihan lain selain memberi Leon Gu kewenangan penuh untuk mewakili dirinya.

Leon Gu barusan baru bilang ke Valerie Pei bahwa dirinya akan segera kembali ke Kota S, namun sekarang rencananya tiba-tiba batal. Di telepon, pria itu juga mendengar suara Mario Yin berbincang dengan seseorang. Berpikir dia lagi sangat sibuk, ia segera menyudahi percakapan.

Mario Yin seharusnya sangat percaya pada Leon Gu, makanya berani menitipkan adik perempuan satu-satunya pada dia.

Hanya saja, di saat kisah cintanya sendiri belum tertata dengan baik, Leon Gu kini harus mendampingi Fransiska Yin menghadapi masalah serupa. Ia sama sekali tidak tahu niatan Ethan Chen, namun melihat kepribadiannya, pria itu seharusnya tidak punya niat jahat pada si wanita. Lantas, mengapa hubungan mereka bisa kaku sampai ke tahap ini?

Ethan Chen berdiri di depan ranjang, sementara Fransiska Yin duduk di sana. Si pria menatap si wanita, si wanita juga menatap si pria, namun mereka tidak saling bicara. Situasi ini sangat menyerupai situasi ketika Leon Gu dan Valerie Pei berada di taman bunga tadi.

“Mohon kamu keluar.” Ethan Chen bertutur pada Leon Gu tanpa menatapnya. Setelah sekian lama, ia akhirnya buka mulut.

Leon Gu menatap Fransiska Yin. Merasa temperamen dia harusnya sudah stabil, ia pun bergegas keluar dan bersandar di dinding sembari menunggu.

Sekitar setengah jam kemudian, Ethan Chen akhirnya keluar. Kedua alisnya yang daritadi berkerut kini agak kendur.

“Ethan Chen, kakak Fransiska Yin sedang ada urusan, jadi ia memintaku melakukan ini. Kalau ada waktu, bisakah kamu menjadwalkan pertemuan antara aku dan Jacob Pei?” Leon Gu paham anggota-anggota keluarga Pei sekarang tidak ingin bertemu dengannya, namun Jacob Pei adalah suami Stevanny Shi dan ia adalah perwakilan Mario Yin. Mereka wajib bertemu dan berdiskusi.

Lawan bicaranya tidak mengiyakan: “Sekeluarnya Fransiska Yin dari rumah sakit, kamu bawa dia pulang ke Kota S. Persoalan ini biarkan aku yang bicarakan dengan Mario Yin.”

Walau tidak tahu ada urusan apa di antara Ethan Chen dan Fransiska Yin, dengan adanya tragedi ini, Leon Gu harus membantu Fransiska Yin untuk menanggungnya. Tetapi, ia juga tidak berhak bilang bahwa si pria sama sekali tidak punya perasaan pada si wanita.

“Baik. Aku setuju untuk membawa Fransiska Yin kembali ke Kota S, namun untuk jangka panjangnya, Mario Yin sepertinya tidak setuju membiarkan dia tetap tinggal di dalam negeri.” Si pria sangat memahami Mario Yin. Sudah melepaskannya sekali dan menemui masalah, dia tidak akan melepaskannya untuk yang kedua kali.

Seberkas keraguan melintas di wajah Ethan Chen, namun pria itu akhirnya hanya mengangguk dan pergi tanpa berkomentar. Sekembalinya ke ruang pasien, Leon Gu melihat mata Fransiska Yin merah. Ia tidak menanyakan apa yang terjadi, tetapi ia yakin ada kaitannya dengan Ethan Chen. Wanita ini seharusnya juga sangat ingin angkat kaki dari kota ini.

Tetapi, situasi bahwa dirinya untuk sementara tidak bisa meninggalkan Kota A membuat kepala Leon Gu pening. Ke sini ia salah, ke sana ia salah……

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu