Diamond Lover - Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
“Soal kakak iparmu, aku sungguh minta maaf.” Mereka menyusuri jalan setapak di taman. Leon Gu memutuskan untuk buka suara duluan, kalau tidak entahlah kapan kesunyian di antara mereka selesai.
Valerie Pei masih diam. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan Leon Gu dalam situasi ini, namun lebih tidak menyangka lagi bahwa kegugurannya Stevanny Shi berkaitan dengan Fransiska Yin. Ia masih ingat betul betapa canggungnya situasi setelah Leon Gu tadi datang.
Konflik antara keluarga Pei dan keluarga Gu selalu ada, hanya saja orang-orang dari kedua keluarga tidak pernah memperlihatkannya secara jelas. Kalau pun Leon Gu sudah menganggap Fransiska Yin sebagai adiknya sendiri, yakinkah masalah ini membutuhkan kehadirannya?
“Kakak dan kakak iparku punay pemikiran mereka sendiri, jadi aku tidak bisa mewakili mereka untuk menerima maafmu. Aku mengajakmu ke tempat lain hanya untuk mencegah situasi jadi makin kaku.” Valerie Pei tadi melihat ekspresi Jacob Shen. Pria itu terus berdiri di sisi ranjang Stevanny Shi tanpa bicara apa pun. Diamnya dia ini membuat Valerie Pei tidak bisa menebak apa isi pikirannya, lebih-lebih tidak tahu kapan temperamennya akan meledak.
Si pria memahami arti dangkal dan arti mendalam perkataan si wanita. Wanita ini tidak mau ia muncul lagi di depan keluarga Pei.
“Iya. Mario Yin akan datang secepatnya. Ia lagi di luar negeri, jadi memintaku menggantikannya dulu.” Leon Gu memutuskan memberi penjelasan pada Valerie Pei. Dengan penjelasan ini, si wanita tidak bakal memahami kesalahpahaman. Ia sendiri sebenarnya tahu, situasi akan jauh lebih baik kalau pengganti Mario Yin bukan dia. Kalau tidak ada keperluan yang sangat mendesak, pria itu merasa sebaiknya ia tidak perlu bertemu Valerie Pei.
Kenyataan ini terasa menyakitkan buatnya. Si wanita jelas-jelas berdiri di depannya, namun bukan berstatus sebagai miliknya lagi.
Tidak paham perkataan barusan adalah klarifikasi atau terucapkan secara tidak sengaja, Valerie Pei hanya mengangguk. Ia tiba-tiba teringat sesuatu. Kalau Leon Gu kemari, siapa yang menjaga Ellie?
“Ellie di mana? Kamu membawanya kemari juga?”
“Tidak, aku menitipkannya pada ibu. Tenang saja, aku segera pulang kok.”
“Baik.”
Kemudian, keduanya masuk dalam keheningan lagi. Tidak ada yang berniat buka mulut duluan.
Mungkin, ketenangan inilah yang sejak lama diharapkan baik oleh si wanita mau pun si pria. Mereka sama-sama bukan orang yang menginginkan cinta yang terus berapi-api dan terus saling melekat. Bagi mereka, cinta hanyalah sebuah penyedap rasa. Jika ada cinta, hidup mereka akan lebih beraroma dan lezat. Jika tidak ada, rasa yang alami pun mereka tetap suka.
Jelas, penyedap rasa ini sebelumnya ditaburkan secara berlebihan.
“Ya sudah, begitu dulu. Aku pamit duluan…… Kamu juga, cepatlah kembali ke Kota S.” Si wanita mengangguk tanda mengiyakan, lalu berbalik badan dan pergi.
Tanpa menunggu Leon Gu berjalan, Valerie Pei sudah angkat kaki duluan. Di lobi rumah sakit, wanita itu mengamatinya secara diam-diam. Entah ini sebuah iluasi atau kenyataan, ia merasa aura Leon Gu tidak begitu benar. Sepertinya, dengan tidak mengenakan jas, ia kehilangan auranya yang keras. Tetapi, apakah semuanya sesederhana itu?
Valerie Pei kembali berjalan dengan langkah yang lebih cepat. Di ujung, ia baru beristirahat dan menyandarkan diri. Otaknya tidak bisa memikirkan apa pun saat ini.
Melihat si wanita tidak sabar untuk pergi, hati si pria terasa tidak nyaman. Bahkan jika perasaannya padanya sudah hilang, ia pikir Valerie Pei tidak perlu memperlakukannya seperti monster ganas. Bertemu sesingkat mungkin dan kabur secepat mungkin, dirinya semenakutkan itu kah?
Atau dia……
Sebuah pikiran melintas dengan cepat di benak Leon Gu, namun segera dilupakan dengan cepat juga. Bukankah Valerie Pei sudah memilih berpasangan dengan Handy Ji? Mereka kelihatan sangat cocok, hanya saja ia merasa agak terprovokasi ketika melihat keduanya.
Betul, ia agak terprovokasi. Alasannya, ini pertama kalinya ia tahu ada seseorang yang lebih cocok dengan Valerie Pei dibanding dirinya.
Leon Gu, yang tengah berjalan balik ke ruang Fransiska Yin, bertatap-tatapan dengan seseorang yang berdiri berlawanan darinya. Dalam satu hari, ia menjumpai dua pesaing cintanya. Yah, sekali pun keduanya sama-sama bertatus mantan, ia tetap merasa dunia semakin senang berlelucon dengan dirinya.
Menerima kabar bahwa Stevanny Shi kecelakaan, Nathan Xia dan istrinya buru-buru kemari. Jelas, ia berjalan sendiri dengan satu kaki palsu yang sudah lama akrab dengannya.
Setelah dibisikkan sesuatu olehnya, sang istri mengangguk dan pergi.
Kelihatannya, Nathan Xia ingin membicarakan sesuatu dengan Leon Gu. Walau mereka pernah bersitegang karena rebutan Valerie Pei, situasi di antara mereka sekarang jauh lebih rileks. Alasannya, Nathan Xia sudah memiliki istri, sementara Leon Gu juga tidak berpasangan dengan si wanita lagi. Rasa-rasanya, kebencian mereka pada satu sama lain sudah hilang ditiup angin.
Nathan Xia masih kelihatan kurang nyaman berjalan dengan kaki palsu. Pria itu melangkah ke paviliun kecil dan duduk, lalu menunggu Leon Gu menyusul.
Jujur saja, si pria kedua merasa orang-orang dalam lingkaran Valerie Pei cukup baik. Kalau hubungan mereka tidak berakhir, ia pikir ia bisa berteman akrab dengan mereka seperti halnya ia bersahabat dengan Christian Huo dan lain-lain.
Leon Gu tiba dan duduk di seberang Nathan Xia. Keduanya tidak merasa panas sama sekali ketika melihat satu sama lain. Bagaimana pun juga, mereka sama-sama mengharapkan kebahagiaan buat Valerie Pei.
“Lama tidak berjumpa.” Nathan Xia masih tampan seperti empat tahun yang lalu. Saat mereka berdua bertemu untuk yang pertama kali, ia langsung mengklasifikasikan Leon Gu sebagai seorang kompetitor.
“Iya, sudah lama sekali aku tidak melihatmu.” Leon Gu sedikit merasa bersalah pada lawan bicaranya. Kalau bukan karena Naomi Ye, Nathan Xia tidak akan kehilangan satu kaki.
“Sebenarnya, ketika Valerie Pei ingin pergi dariku, aku ingin mengabarkannya padamu.” Tetapi, ia akhirnya tidak memberi kabar. Ini bukan murni salahnya. Orang-orang di sekitarnya semua tahu, tetapi tidak ada juga yang bercerita ke Leon Gu.
Leon Gu, yang dibiarkan tidak tahu-menahu, tidak menyalahkan Nathan Xia. Andai berada di posisinya, ia juga tidak akan memberitahukan kabar itu pada seorang pesaing cinta. Atas dasar apa seseorang yang hanya bisa menyakiti Valerie Pei berhak bersanding di sisinya?
“Aku pikir, dua orang yang saling mencintai pada akhirnya akan menemukan jalan untuk bersatu.” Nyatanya, mereka sama-sama gagal menjalin hubungan dengan Valerie Pei. Atas dasar itu, Nathan Xia tidak menyesali keputusannya untuk tidak mengabarkan Leon Gu dulu.
Ketika melihat lawan bicaranya masih mengenakan cincin pernikahan dengan Valerie Pei, Nathan Xia menghela nafas.
“Aku awalnya berpikir kalian tidak cocok, namun kemudian kalian berusaha mati-matian untuk bersama. Soal situasi sekarang, aku pikir situasi ini juga sama baiknya buat kalian.” Nathan Xia barusan melihat atmosfer di antara Valerie Pei dan Leon Gu telah berubah. Mungkin ini semua karena Handy Ji yang baru muncul itu……
“Mengapa semua orang bilang aku dan Valerie Pei tidak cocok?” Leon Gu merasa semua orang sepakat dirinya tidak cocok dengan si wanita. Sekuat apa pun cintanya, komentar-komentar ini pada akhirnya membuatnya ragu juga. Walau begitu, keraguan ini berlangsung sangat sesaat.
“Sahabatku, apa gunanya membicarakan semua ini lagi?” Nathan Xia untuk pertama kalinya bersikap sangat ramah pada si lawan bicara: “Satu hal lagi, bawalah Nona Yin pulang. Walau aku tidak ingin ikut campur dalam hubungannya dengan Kakak Ethan Chen, aku merasa mereka sungguh tidak cocok. Hubungan mereka pada dasarnya sudah kaku, lalu dengan kejadian begini, aku khawatir kekakuannya akan makin parah.”
Leon Gu memahami kata-kata Nathan Xia. Setelah mereka bertukar beberapa kata lagi, pria itu kembali ke ruang pasien Fransiska Yin.
Fransiska Yin masih tidur dan bangun secara bergantian. Ia sangat khawatir dengan Stevanny Shi, namun tidak berani menengok keadaannya. Dalam kondisi yang sangat gelisah begini, begitu melihat Leon Gu balik, ia langsung menanyakan keadaan Stevanny Shi.
“Masih dalam keadaan koma, biarlah nanti kakakmu urus. Aku ingin membawamu kembali ke Kota S. Dengan insiden ini, kakakmu tidak mungkin mengizinkanmu tetap tinggal di sini. Aku sendiri juga tidak setuju.” Si pria bertutur tanpa ragu.
Mendengar kata-kata barusan, Fransiska Yin menyusutkan diri di ujung tempat tidur. Ia tidak berani bergerak sedikit pun.
Leon Gu tahu bahwa inti masalahnya terletak pada Ethan Chen. Selain itu, ia juga khawatir Mario Yin akan melakukan sesuatu yang lebih parah padanya ketika nanti datang. Mario Yin dan Fransiska Yin dari kecil sangat amat saling bergantung. Bagi si pria, adik perempuannya itu adalah segalanya. Kalau Mario Yin tidak frustrasi karena Fransiska Yin dua kali kembali ke Kota A, bagaimana mungkin ia akan membiarkan adiknya itu tinggal sendirian di sini?
“Fransiska Yin, kamu sudah menunggu, namun orang itu tidak juga berubah. Mengapa kamu masih mau mengikatkan diri padanya? Kamu akan jadi satu-satunya yang menderita. Pengorbananmu sama sekali tidak sepadan dengan hasilnya.” Entahlah Leon Gu tengah menasehati Fransiska Yin atau menasehati dirinya sendiri. Seorang gadis menghabiskan masa mudanya untuk menunggu seorang pria yang ia ketahui tidak akan pernah berpaling padanya. Layakkah perjuangan ini diteruskan? Seribu persen tidak!
Si wanita masih menggeleng. Orang yang dinantinya belum juga berubah, jadi ia tidak mau pergi……
Pada momen ini, ponsel Leon Gu berdering karena telepon dari Mario Yin. Si pria pamit sejenak pada si wanita, lalu mengangkatnya di luar ruangan.
Mario Yin sepertinya dari awal sudah tahu bahwa Stevanny Shi ikut jadi korban kecelakaan Fransiska Yin. Walau begitu, pria itu tidak menanyakannya secara mendalam. Melalui telepon ini, ia mengabarkan bahwa urusannya di luar negeri belum bisa ditinggalkan. Alhasil, Mario Yin tidak punya pilihan lain selain memberi Leon Gu kewenangan penuh untuk mewakili dirinya.
Leon Gu barusan baru bilang ke Valerie Pei bahwa dirinya akan segera kembali ke Kota S, namun sekarang rencananya tiba-tiba batal. Di telepon, pria itu juga mendengar suara Mario Yin berbincang dengan seseorang. Berpikir dia lagi sangat sibuk, ia segera menyudahi percakapan.
Mario Yin seharusnya sangat percaya pada Leon Gu, makanya berani menitipkan adik perempuan satu-satunya pada dia.
Hanya saja, di saat kisah cintanya sendiri belum tertata dengan baik, Leon Gu kini harus mendampingi Fransiska Yin menghadapi masalah serupa. Ia sama sekali tidak tahu niatan Ethan Chen, namun melihat kepribadiannya, pria itu seharusnya tidak punya niat jahat pada si wanita. Lantas, mengapa hubungan mereka bisa kaku sampai ke tahap ini?
Ethan Chen berdiri di depan ranjang, sementara Fransiska Yin duduk di sana. Si pria menatap si wanita, si wanita juga menatap si pria, namun mereka tidak saling bicara. Situasi ini sangat menyerupai situasi ketika Leon Gu dan Valerie Pei berada di taman bunga tadi.
“Mohon kamu keluar.” Ethan Chen bertutur pada Leon Gu tanpa menatapnya. Setelah sekian lama, ia akhirnya buka mulut.
Leon Gu menatap Fransiska Yin. Merasa temperamen dia harusnya sudah stabil, ia pun bergegas keluar dan bersandar di dinding sembari menunggu.
Sekitar setengah jam kemudian, Ethan Chen akhirnya keluar. Kedua alisnya yang daritadi berkerut kini agak kendur.
“Ethan Chen, kakak Fransiska Yin sedang ada urusan, jadi ia memintaku melakukan ini. Kalau ada waktu, bisakah kamu menjadwalkan pertemuan antara aku dan Jacob Pei?” Leon Gu paham anggota-anggota keluarga Pei sekarang tidak ingin bertemu dengannya, namun Jacob Pei adalah suami Stevanny Shi dan ia adalah perwakilan Mario Yin. Mereka wajib bertemu dan berdiskusi.
Lawan bicaranya tidak mengiyakan: “Sekeluarnya Fransiska Yin dari rumah sakit, kamu bawa dia pulang ke Kota S. Persoalan ini biarkan aku yang bicarakan dengan Mario Yin.”
Walau tidak tahu ada urusan apa di antara Ethan Chen dan Fransiska Yin, dengan adanya tragedi ini, Leon Gu harus membantu Fransiska Yin untuk menanggungnya. Tetapi, ia juga tidak berhak bilang bahwa si pria sama sekali tidak punya perasaan pada si wanita.
“Baik. Aku setuju untuk membawa Fransiska Yin kembali ke Kota S, namun untuk jangka panjangnya, Mario Yin sepertinya tidak setuju membiarkan dia tetap tinggal di dalam negeri.” Si pria sangat memahami Mario Yin. Sudah melepaskannya sekali dan menemui masalah, dia tidak akan melepaskannya untuk yang kedua kali.
Seberkas keraguan melintas di wajah Ethan Chen, namun pria itu akhirnya hanya mengangguk dan pergi tanpa berkomentar. Sekembalinya ke ruang pasien, Leon Gu melihat mata Fransiska Yin merah. Ia tidak menanyakan apa yang terjadi, tetapi ia yakin ada kaitannya dengan Ethan Chen. Wanita ini seharusnya juga sangat ingin angkat kaki dari kota ini.
Tetapi, situasi bahwa dirinya untuk sementara tidak bisa meninggalkan Kota A membuat kepala Leon Gu pening. Ke sini ia salah, ke sana ia salah……
Novel Terkait
Diamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)