Diamond Lover - Bab 366 Tidak Bisa Menahan

Fransiska hanya merasa telah tertidur cukup lama, hingga akhirnya tidurnya terganggu dengan sebuah cahaya yang membuat dia terasa tidak nyaman, lalu dengan tangannya dia menghalangi cahaya yang masuk tetapi ada sebuah suara yang terdengar begitu gembira.

Fransiska mendengar suara wanita yang tidak ia kenal, bermain dengan tawanya, dan tidak menghindari.

Seketika, Fransiska kembali mendengar suara yang tidak asing, seketika terdengar begitu dekat, seketika juga terdengar jauh.

Tidak mungkin, Fransiska mengelengkan kepalanya, bagaimana mungkin Brandon bermain dengan wanita lain seperti ini, bahkan jika dia bukan milik Fransiska tetapi bagaimana bisa dia bermain seperti ini dengan saat keluarganya baru saja pergi.

Fransiska mulai perlahan terbiasa dengan terang di dalam kamar, cahaya ini mulai memasuki jarinya, tetapi ini memang benar kamarnya Brandon, lalu dua gadis yang bermain dengan pria di atas kasur ini, bagaimana mungkin dia tidak mengenali jika ini bukan Brandon lalu siapa?

Perlahan dia turun dari sofa dan seperti tidak percaya dengan mata kepalanya sendiri, Brandon sedang merangkul seorang wanita sambil memberikan kecupan di wajahnya, dengan di tangan satu lagi Brandon memeluk wanita lain, seperti sedang membagi-bagikan tubuhnya.

Dengan tatapan ini, membuat Fransiska mendapatkan pukulan yang cukup besar.

“Bran... Brandon!” Fransiska berdiri tak jauh dari kasur, dengan pelan memanggil seseorang yang berada di kasur, seperti tidak ada pemberitahuan apapun dia melihat Brandon membawa wanita lain pulang.

Bukankah mereka telah merencanakan untuk menikah di musim panas tahun depan? Dia sendiri tidak bercanda dengan Brandon, lalu apakah Brandon yang bercanda dengan dia?

Brandon mendengar suara yang tidak asing ini, menarik diri dari “kesibukan” ini untuk melihat ke arah Fransiska dan tersenyum.

Tetapi wanita di sampingnya berusaha untuk menarik perhatiannya, di tubuh mereka ini tidak mengenakan baju yang cukup dengan satu tarikan saja akan membuat itu jatuh.

“Jika kamu tidak keberatan, bermain lah bersama.” Brandon seperti mengundang Fransiska, lalu duduk di atas kasur dengan tangan yang di penuhi pelukan, kemudian dengan senyuman yang terbuka dia meminta Fransiska untuk ikut.

Hal ini membuat otak Fransiska seperti memutih.

Dulu ketika dia mengejar Ethan, dia sendiri tidak mengatakan apapun, setidaknya hal itu tidak membuat dia malu, lalu sekarang di depan dua orang luar ini.

Apalagi, mereka bertumbuh bersama sejak kecil hingga sekarang, bagaimana bisa Brandon mengatakan hal ini?

Fransiska seperti menahan air matanya, dia memutarkan tubuhnya sambil berjalan keluar, Brandon sungguh berubah, berubah menjadi orang yang tidak ia kenal, bukan lagi seseorang yang menyukai dia, dan juga hanya ada dia seorang di mata Brandon.

Dia seperti tidak dapat menerima Brandon yang seperti ini, dan dengan perubahan yang seperti ini membuat dia ingin melarikan diri saja.

Suara pintu terbuka dengan keras begitu juga ketika pintu itu tertutup, beriringan dengan pintu tertutup, hati Brandon seperti semakin masuk kedalam.

Dia melihat ke arah pintu, dengan cukup lama ia tidak sadar, dua wanita yang tadinya bermain dengan asik bersama pria ini, sekarang menjadi terdiam, karena ingin menarik perhatiannya, alhasil Brandon malah terjatuh ke bawah kasur dengan tatapan terdiam.

Ketika tatapan mata ini bertemu dengan kedua wanita itu, mereka semakin ingin menarik perhatiannya Brandon...

“Bang——” dalam seketika, pintu kamar ini terbuka dengan kasar, kedua wanita berambut pirang ini terkejut lalu melihat ke arah pintu.

Kemudian Brandon yang berbaring di atas kasur tanpa reaksi apapun, pada saat ini dia berdiri dengan malasnya sambil melihat ke arah pintu, dia ingin melihat siapa yang berani sekali menendang pintunya itu.

Ketika tatapan Brandon belum sempat melihat ke arah pintu lalu seorang bayangan telah berjalan ke depannya dengan cepat mengambil baju wanita dan menghempaskan ke wajah mereka.

“Keluar——” Fransiska menunjuk ke arah pintu, sambil berteriak ke arah kedua wanita ini.

Benar dia kembali, dia merasa di saat seperti ini dirinya harus bisa mengerti Brandon, sakit karena kehilangan orangtua tidaklah bisa di mengerti oleh semua orang, atau mungkin Brandon menggunakan cara ini untuk membuat dirinya kebas dan lupa akan kesakitan ini karena kehilangan orangtuanya.

Jika pada saat ini dia meninggalkannya, Brandon pasti akan semakin masuk ke dalam jurang, dia harus menarik Brandon keluar dari sana.

Bukankah dia telah berjanji akan bersama dengan Brandon, untuk apapun yang terjadi.

Tatapan mata gadis berambut pirang ini tidak bergerak, karena Brandon lah yang mengajak mereka kesini, dan jikalau mereka pergi pasti harus menunggu Brandon yang mengatakan hal tersebut, wanita yang di cuekin oleh Brandon ini, darimana datangnya keberanian dia ini?

“Aku ada tunangan dia, jika kalian terus saja ingin berperan seperti ini, maka akan aku pastikan jika kalian tidak akan bisa hidup di Italia ini!” Walaupun Fransiska terus saja berkata kepada dua gadis berambut pirang ini tetapi tatapan matanya selalu tertuju kepada Brandon.

“....” Brandon terdiam melihat ke arah Fransiska, dia sendiri bisa menebak jika Fransiska tidak semudah itu menyerah, lalu sekarang ketika dia ingin mundur, hatinya ini terasa tidak karuan.

Jika itu dulu, Brandon melihat Fransiska seperti ini mungkin hatinya akan sangat bahagia, tetapi sekarang semua keadaan telah berubah, dia tidak bisa membiarkan Fransiska berada di sisinya.

“Pergilah.” Brandon tidak melihat tatapan mata Fransiska, dia takut jika Fransiska mencari sesuatu dalam tatapan matanya, dia takut jika dia melihat kesakitan ini, karena hal ini membuat dia merasa semakin sakit.

Wanita berambut pirang ini mendapatkan perintah dari Brandon, maka dari itu mereka memunggut bajunya dan pergi dengan tidak rela juga tidak lupa memberikan sebuah tatapan kepada Fransiska.

Fransiska dengan tanpa bereaksi melihat Brandon, kedua wanita yang pergi ini tidak membuat dia melihat.

Ketika kedua orang ini pergi, Brandon dengan malasnya berada di dalam selimut, juga tidak melihat lagi ke arah Fransiska, Brandon yang berada di bawah selimut, tidak menutup matanya dan tetap mendengar ruangan yang tenang ini.

Dengan seperti ini Fransiska berdiri di samping kasur sambil melihat dia.

Kenapa dia yang telah bersusah payah ingin bersama dengan Brandon tetapi, Brandon malah tidak ingin bersama dengannya?

“Brandon, kamu sendiri telah mengatakan jika kamu tidak mungkin tidak menginginkan aku, lalu kenapa sekarang kamu malah menjadi seperti ini?” Fransiska memeluk kedua tangannya, ingin mencari sebuah jawaban.

Tetapi yang ia dapatkan hanyalah tenang.

“Aku tahu kepergian paman dan tante membuat sebuah pukulan yang besar untukmu tetapi aku akan tetap bersama denganmu, lalu kamu jangan bersikap seperti ini kepada dirimu sendiri, jangan bersikap seperti ini... kepada aku.”

Dia sadar jika Brandon yang berada di dalam selimut tidak bergerak.

“Apakah benar kamu tidak mencintai aku lagi?”

Setelah pertanyaan ini keluar, Fransiska seperti bergetar, dia takut jawaban yang keluar ini adalah sebuah jawaban yang tidak ingin ia dengar, tetapi dia yang menjawab tetap terdiam.

Fransiska tidak bisa menahan keheningan ini lagi, dia berjalan ke arah kasur lalu menjulurkan tangannya untuk membuka selimut dan terlihat orang itu tidak tidur, seketika kedua matanya berkedip sambil mendengar suara hatinya yang terobek tanpa peringatan apapun.

“Apakah kamu ingin hancur? Baik aku akan menemanimu!” Sambil berkata, Fransiska membuka baju dan celananya di depan Brandon, dan menyadari tatapan matanya semakin serius.

Brandon seperti setengah duduk, dan telah mengepalkan kedua tangannya di bawah selimut, seperti tidak bisa memberikan sebuah keamanan untuk Fransiska, dia hanya bisa mendorongnya saja.

Tetapi dia malah takut, dia takut ketika dia kembali, dia telah pergi jauh, apakah mereka yang bisa saling melewati saja?

“Aku tidak tertarik kepadamu.” Brandon memalingkan wajahnya, tidak melihat tubuh yang tidak berpakaian itu.

“Kamu bisa tertarik kepada wanita lain, lalu tidak untukku?” Fransiska berkata dengan dingin, dia melepaskan sepatunya lalu berada di kasur Brandon, membawa wajahnya ke dirinya kemudian mengecupnya.

Dia tidak akan membiarkan Brandon berdiam sendiri, melihat dirinya yang seperti ini, tentu Brandon tidak akan tega, selama hampir 12 tahun bersama, Fransiska sangat mengenal Brandon, dia pasti masih.

Tetapi Brandon tidak membalas kecupannya, dengan dinginnya dia melihat, melihat dia menindih tubuhnya, dengan membuka pakaiannya tetapi dia tetap tidak melakukan apapun.

Dia merasa lelah, dia duduk di atasnya dengan air mata mengalir, sambil terus memukul dadanya.

“Kenapa kamu bersikap seperti ini kepadaku, bukankah kita akan menikah lalu kamu akan menaruh cincin itu di tanganku, kemudian apakah kamu akan menganggap semua ini tidak ada? Fransiska berkata kepada Brandon.”

“Semua kesakitan juga keperihan mu, kamu dapat katakan kepadaku, kita bisa melewati semua ini, dengan sikapnya yang ingin melarikan diri ini, tidak hanya menyakiti dirimu seorang...” Pada akhirnya, Fransiska sungguh tidak memiliki tenaga lagi untuk berbicara kepada Brandon, dia duduk di samping kasur tanpa berkata.

Kenapa semua permasalahan ini menjadi seperti ini, apakah dirinya tidak pantas mendapatkan cinta? Berakhir dengan Ethan membuat dia berpikir bisa bersama dengan Brandon selamanya, lalu sekarang semua ini menjadi seperti ini, apakah yang di atas sana ingin melihat dia tidak bahagia?

Brandon melihat tubuh yang seperti tersesak disana, hati ini sungguh terasa sakit, dia sunggh merasa tidak tahan melihat seseorang yang ia cintai menjadi terluka karenanya, dia sangat berharap semua kesakitan ini berada di dirinya seorang.

Dengan pelan dia memeluk Fransiska, lalu memakaikan pakaian untuknya.

“Pergilah, bukankah kamu tidak menginginkan aku?” Fransiska berusaha memukul lengannya Brandon, pria yang tidak berbicara itu tadi, lalu ingin memeluk dia sekarang?

“Maaf maaf...” Brando memeluk Fransiska dengan erat, bagaimanapun dia memukulnya, dia tidak akan melepaskan dia.

Dia tidak akan melepaskan lagi, walaupun dia tahu kebersamaan mereka ini membuat Fransiska mengalami bahaya, tetapi dia tidak ingin Fransiska tidak memiliki hari esok lagi, dengan seperti ini apa bedanya dia dengan Ethan?

“Aku mencintaimu, selalu mencintaimu, tidak pernah melepaskanmu, hal yang paling bahagia adalah bersama denganmu.” Brandon berkata di telinga Fransiska dan terus mengatakan jika dia mencintainya.

Fransiska merasa hatinya lega, Brandon tidak mungkin tidak menginginkan dia, dia adalah orang yang di cintai selain kakaknya.

“Tadi kamu, kamu bersama kedua...” Fransiska menyeka air mata di wajahnya, dia bertanya dari mana keberanian Brandon membawa kedua wanita itu kerumah dan bermesraan di depannya.

“Maaf semua ini salahku, maafkan aku ya?” Brandon hanya ingin membuat Fransiska pergi, tetapi sekarang rencana ini gagal, dia sungguh tidak ingin mengatakannya lagi.

Fransiska tidak berkata lagi, lalu kembali mengecupnya, dia ingin memberitahunya jika dia tahu bahwa dia mencintainya, ingin selalu menjaganya.

Brandon merasa tercenggang, lalu mengecupnya, di mulai dari pasif menjadi aktif.

Semua ini seperti berjalan seperti angin dan air mengalir, mereka menyelesaikan urusan yang tidak di selesaikan di kota A, menjadi selesai...

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu