Diamond Lover - Bab 52 Pulanglah Denganku
Mereka berdua berkata di saat bersamaan, juga sama-sama tidak menjawab pertanyaan satu sama lain, jika orang yang sama-sama keras kepala seperti mereka berdua ini saling bertemu, sesuai dugaan tidak akan pernah ada hasil yang baik, bagaikan memasukkan sodium ke dalam air, yang akan mengakibatkan reaksi kimia besar.
"Bagaimana caramu bisa menemukanku di sini?" Leon Gu kembali bertanya, kalau beradu kesabaran, dia tahu dirinya tidak sebanding dengan Valerie Pei, makanya wajahnya masih mengandung ekspresi tidak senang yang pekat.
Dia bergegas dari Kota S untuk datang ke sini, tapi malah ditelantarkan olehnya di bandara, juga menaiki taxi yang kotor, bahkan sampai dikelabui oleh sang supir hingga habis-habisan, mengira Leon Gu tidak mengenal jalan itu dan telah memutarinya dua kali, mengira Leon Gu tidak tahu dengan hanya berbelok akan langsung tiba di hotel, tapi malah harus memutar begitu jauh baru sampai ke tempat tujuan!
Leon Gu tidak memperhitungkannya, setelah melemparkan beberapa lembar kertas merah, dia bersumpah lain kali tidak akan pernah menaiki taxi lagi, terutama taxi Kota A, jadi setibanya dia di hotel, dia langsung menelepon Karyl Wang, menyuruhnya untuk mempersiapkan semuanya dengan baik! Kalau bukan karena pesawat pribadi masih harus melakukan pemeriksaan dan perbaikan setelah terbang kemari, dia pasti akan langsung terbang balik!
"Memangnya hanya mencari kamu seorang bisa sesulit apa, di sini adalah wilayahku, tahu tidak?" Sudut bibir Valerie Pei terangkat ke atas, meskipun tinggi badannya tidak setinggi Leon Gu, tapi auranya tidaklah kalah dari sang pria.
Sekarang, baru Leon Gu mulai menyadari pakaiannya Valerie Pei sangat berbeda dengan Valerie Pei yang berada di Kota S, saat berada di Kota S, kebanyakan sering melihatnya mengenakan baju kantoran yang formal, bentuk tubuhnya memang bagus, mengenakan kemeja dan rok bisa memperlihatkan bentuk tubuhnya, tapi akan merasa bosan setelah sering melihatnya, namun sekarang dia mengenakan baju berbulu warna putih susu, diselaraskan dengan rok panjang motif bunga, rambutnya juga digeraikan, di antara gadis muda dan wanita kantoran, sang pria mengakui Valerie Pei yang seperti ini memang lebih cantik, tapi wataknya benar-benar sangat buruk.
"Oh, kalau begitu, apakah aku harus selalu memujamu, karena kalau tidak, maka aku tidak akan bisa pulang lagi, benar bukan?" Leon Gu mengalihkan pandangan matanya dari Valerie Pei, wajah sang wanita masih terlihat sangat datar, Leon Gu tidaklah menyukai sikapnya yang seperti ini, terkesan sangat merendahkan Leon Gu!
"Cukup tahu diri juga kamu!" Valerie Pei melirik Leon Gu.
Saat mengetahui Leon Gu berada di Kota A, Valerie Pei merasa sedikit kaget, bahkan sampai terharu, dalam hatinya, dia tetap mempedulikan William, ini sudah cukup, dia tidaklah berharap Leon Gu akan semakin mempedulikannya, itu sangat tidak nyata, mereka berdua selalu saling membenci, kalau sampai Leon Gu tiba-tiba bersikap baik terhadapnya, dia akan merasa tidak terbiasa.
"Daddy, Mommy, William akan segera datang mencari kalian, cepat bersembunyi!" Suara William menembus celah pintu yang tak tertutup rapat dan terdengar oleh mereka.
Di saat bersamaan, ekspresi di wajah mereka berdua telah berubah, menyembunyikan ekspresi dingin terhadap satu sama lain, dan memperlihatkan senyuman di wajah masing-masing, lalu saling melirik sekilas, dan segera mencari tempat yang bisa bersembunyi di dalam kamar.
Valerie Pei melihat Leon Gu dengan sangat merasa risi, kenapa malah bermain petak umpet, dalam tempat sekecil ini, William pasti bisa menemukan mereka dalam waktu singkat! Valerie Pei telah melihat sebuah lemari, menjinjitkan kaki hendak berlari ke sana.
Tapi siapa sangka Leon Gu juga melihat lemari baju itu merupakan sebuah tempat untuk bersembunyi, dengan mengandalkan keunggulan kakinya yang lebih tinggi, dia jauh lebih cepat tiba di lemari baju dan membuka pintu lemari, memperlihatkan gaya kemenangan terhadap Valerie Pei, lalu langsung bersembunyi.
"Akulah yang duluan melihatnya, Leon, kamu tidak tahu malu!" Valerie Pei mengomel di depan pintu lemari, lalu mendengar suara di luar yang sepertinya William akan segera masuk ke kamar ini, Valerie Pei menerawang ke sekitar, kamar ini sungguh sangat sederhana, televisi digantung di dinding, makanya rak untuk meletakkan televisi pun tidak ada, lalu di sini terdapat ruang kerja tersendiri, sehingga tidak terdapat meja kerja, pokoknya di sejauh mata memandang tetap tidak ada tempat bagi Valerie Pei untuk bersembunyi!
Jadi Valerie Pei pergi bersembunyi di tempat yang bahkan dirinya sendiri merasa William akan langsung menyadari gerak-geriknya setelah masuk ke dalam kamar, yaitu dengan bersembunyi di balik tirai jendela, tirai jendela yang tebal telah sepenuhnya menutupi tubuhnya yang kurus bagaikan batang bambu, lalu juga merapatkan kaki, membuat sepatunya tersembunyi di balik tirai.
Valerie Pei bahkan mampu mendengar suara tawaan Leon Gu dari dalam lemari baju, dan dia telah memaki Leon Gu ribuan kali di dalam hati!
William duluan pergi mencari di kamar tidur lain, dia tidak mampu menemukan sosok Daddy dan Mommy setelah mengeledah seluruh tempat di sana, makanya mulai berjalan ke kamar ini.
Saat dia baru masuk, langsung terlihat tirai jendela sedang sedikit bergerak, salah satu sepatu pun terlihat melesat bersembunyi ke dalam, dia ingat ini adalah sepatu Mommynya. Tapi dia tidak duluan membongkar Mommynya, wajah mungilnya memancarkan senyuman, memalingkan kepala melihat tempat lain di dalam kamar yang bisa bersembunyi.
"Daddy, Mommy, aku tahu kalian berada di sini lho, William akan segera mampu menemukan kalian!" William berkata sambil berjalan, lalu melihat-lihat ke belakangnya, di sana tidak ada orang, lalu berlari riang ke kamar mandi, tempat ini pun telah dieliminasi.
Sekali lagi kembali ke kamar, William menerawang ke sekitar, tangan mungilnya menopang dagu, kalau begitu, tempat yang bisa bersembunyi dalam kamar ini hanya tersisa lemari baju saja......
Terdapat celah kecil di lemari, Leon Gu mampu melihat William telah berjalan ke arah sini, putranya jelas-jelas tadi telah melihat pergerakan di tirai jendela sana, kenapa tidak duluan pergi ke sana dan malah datang ke lemari baju sini? Kalau tahu akan begini, mendingan dia dari awal merelakan lemari ini untuk Valerie Pei saja!
William bertingkah bagaikan sedang merenung, dia duluan membuka dua pintu lain di lemari, di dalam tidak ada apapun, lalu menutup pintu lemari, dan tertawa, berkata: "Daddy, aku sudah tahu kamu berada di sini lho, orang yang pertama kali tertangkap akan dihukum lho!"
Leon Gu sekarang baru mengerti kenapa William tidak duluan pergi mencari Valerie Pei, ternyata bocah ini ingin menghukumnya! Tapi dia adalah ayah kandungnya! Leon Gu sekarang sudah tidak memiliki tempat untuk bersembunyi lagi, memangnya harus benar-benar tertangkap begitu saja?
Di tengah perenungannya, pintu lemari telah dibuka oleh William, tidak sempat untuk bersembunyi lagi.
"Oh yeah, Daddy benar-benar ada di sini! Aku telah menemukanmu, haha!" William menarik Leon Gu keluar dari dalam lemari, sebelum Leon Gu mampu berdiri dengan stabil, William langsung berlari dengan riang ke arah tirai jendela, menyibak tirainya, dan juga telah menemukan Valerie Pei.
"Juga telah menemukan Mommy, William sungguh hebat!"
Leon Gu sudah tahu William pilih kasih, jelas-jelas duluan melihat Valerie Pei tapi masih tetap ingin duluan menemukannya! Tapi memangnya dirinya bisa bagaimana lagi? Dirinya saja telah melepaskan segala gengsi untuk bermain petak umpet dengan William dan Valerie Pei, dan sudah memanjakan William sampai tahap ini, jadi apalah ini?
Valerie Pei saat ini berlagak sebagai pemenang, seakan-akan sedang menyampaikan: Kalaupun aku mengalah dan memberikan lemari baju padamu, tapi tetap kamu lah yang duluan tertangkap oleh William!
Lalu Leon Gu menerima hukuman di depan mata William dan Valerie Pei, meniru teriakan serigala sebanyak 3 kali! Saat itu, seluruh raut wajah Leon Gu telah berubah, hal sememalukan seperti ini malah menyuruh dia melakukannya! Setelah selesai berteriak 3 kali, langsung merasa lega, dia melihat tawaan Valerie Pei yang terbahak-bahak itu, nyaris ingin menekan wajah Valerie Pei ke sofa dan jangan pernah sampai terlihat olehnya lagi.
Sebenarnya hal yang tidak diketahui oleh sang pria adalah, Valerie Pei telah merekam suara teriakan serigalanya tadi......
Orang yang kalah akan menjadi orang yang bertugas mencari selanjutnya, demi menghukum Valerie Pei, kalaupun telah duluan menemukan William, dia tetap akan pura-pura tidak melihatnya, Valerie Pei masih seperti permainan pertama tadi, bersembunyi di balik tirai jendela.
Tapi hukuman kali ini, William malah mengatakan cukup dengan menyanyikan satu lagu saja! Sungguh begitu tega, Leon Gu ingin memberontak, tapi William berlagak tak boleh menentangnya, jelas-jelas ini pilih kasih, Valerie mengambil keuntungan dengan bertopang pada William!
Mereka bertiga bermain sampai malam, Leon Gu memesan makanan, setelah William selesai makan, dia bersikeras berada di sini tidak ingin pergi, mengatakan dia sudah kantuk dan ingin tidur, tak berdaya, Valerie Pei terpaksa menurutinya, melihat Leon Gu selesai memandikan William dan naik ke ranjang, melihat sang pria menceritakan dongeng sebelum tidur untuk William, melihatnya mendaratkan sebuah kecupan di kening William, juga menyelimutinya dengan lembut, meninggalkan satu lampu redup, lalu baru pergi meninggalkan kamar dengan perlahan, dan menutup pintu dengan lambat.
Semua ini juga pernah dilakukan oleh Valerie Pei, dan dia melakukannya jauh lebih banyak dan teliti daripada Leon Gu, tapi saat melihat seorang pria dewasa seperti Leon Gu melakukan semua hal ini, hatinya sedikit tertegun, mereka adalah ayah dan anak, dirinya tidak seharusnya memisahkan mereka.
Melihat Valerie Pei melamun di sofa, Leon Gu mengulurkan tangan menggoyangkannya di depan mata Valerie Pei, tapi Valerie Pei masih tidak sadar, dan sang pria langsung duduk di sofa sebelah, mengambil sebuah bantal, melemparkannya ke arah Valerie Pei......
"Leon, memangnya kamu masih kecil, main bantal apaan!" Pukulan bantal tidaklah kecil, membuatnya sedikit sakit saat terpukul, dan Valerie Pei langsung melemparkan bantalnya kembali.
Segala sikap gentleman, tidak pernah ditunjukkan Leon Gu saat berada di hadapan Valerie Pei!
"Aku tadi memanggilmu, tapi kamu tidak mendengarku!" Leon Gu meletakkan bantalnya dengan baik, wajah sedikit kesal.
Mereka selalu merasa tidak puas terhadap satu sama lain, membenci satu sama lain, makanya bisa terus bertengkar tanpa henti.
"Oh." Valerie Pei bersandar ke sofa, duduk bersila, tiba-tiba merasa kacau, dia tidak ingin selalu bertengkar dengan Leon Gu seperti ini terus menerus, demi William mereka tidak boleh bertengkar, William sekarang bahkan telah menelepon dan pura-pura sakit untuk memanggil Leon Gu datang ke sini, posisinya di dalam hati William sangat terlihat jelas tanpa harus dikatakan.
Hanya ada kata "Oh", Leon Gu melihat Valerie Pei bagaikan sedang melihat seorang alien, dia kira mereka selanjutnya akan kembali beradu mulut, bertengkar dari ruang tamu hingga ke kamar, tapi alhasil, dia hanya menanggapinya "Oh." saja.
"Leon." Valerie Pei berpikir cukup lama, lalu mengangkat kepala melihat Leon Gu, pandangan matanya terangkat dengan perlahan, aura ketajaman telah berkurang, dan perasaan tak berdaya mulai bertambah, "Boleh tidak kita kedepannya jangan bertengkar lagi?"
"Kamu kira aku sangat ingin bertengkar denganmu? Memangnya waktu luangku begitu banyak?" Dari kecil hingga sekarang, tidak ada orang yang bertengkar dengannya, yang satunya karena tidak berani bertengkar dengannya, karena dia adalah Tuan Muda Keluarga Gu, siapa yang begitu buta, dan yang satunya lagi berani bertengkar dengannya, tapi Leon Gu malas meladeninya.
Jadi dia telah mengakumulasi seluruh pertengkaran ke setengah tahun ini, dan bertengkar dengan Valerie Pei sepuasnya.
"Lihatlah, aku hanya mengatakan agar kita jangan bertengkar, kamu langsung bergejolak seperti itu, aku berharap agar kita berdua bisa saling mendinginkan kepala, William sudah berusia 4 tahun, ada beberapa hal yang bisa dimengerti olehnya, aku tidak ingin mempengaruhi pertumbuhannya karena hubungan kita berdua." Valerie Pei melembut, di depan orang yang sama-sama keras kepala, hanya dengan adanya salah satu orang yang mengalah, baru orang yang satunya lagi bisa menjadi tenang.
Leon Gu mengerutkan kening, tapi dirinya sendiri pun tidak tahu kenapa setiap kali asalkan Valerie Pei berbicara, dia akan merasa kacau, makanya dia juga ikut berbicara dengan suara keras, dan selanjutnya berkembang menjadi suasana yang tak bisa terkendalikan, mereka selalu mengakhirinya dengan pertengkaran.
"Pulanglah denganku." Terakhir, Leon Gu juga mulai mengatakan ucapan yang membuat Valerie Pei merasa sedikit tercengang, bukankah dia selalu berharap untuk berpisah dengannya, ini baru berlalu sehari saja, tapi sang pria malah memintanya untuk pulang, bukankah semua usaha sebelum-sebelumnya telah hancur sia-sia.
Valerie Pei malah merasa ragu, di antara pilihan kembali pulang bersama Leon Gu atau menetap di sini.
Novel Terkait
My Cold Wedding
MevitaCEO Daddy
TantoHidden Son-in-Law
Andy LeeCinta Tak Biasa
SusantiAwesome Husband
EdisonInnocent Kid
FellaDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)