Diamond Lover - Bab 270 Memanfaatkan Cintanya

Tidak melihat gejolak emosi di wajah Valerie Pei, emosi Christian Huo tiba-tiba naik. Ia biasanya orang yang tenang, namun belakangan sangat gusar melihat Leon Gu sering murung gara-gara si wanita. Empat tahun lalu, tiap kali Valerie Pei pergi dari rumah karena ngambek, ia jugalah yang selalu menemani rekannya itu.

Christian Huo tidak pernah melihat Leon Gu tergila-gila pada seorang wanita begini. Alhasil, tidak peduli apa yang harus dilakukan, ia ingin menemui Valerie Pei dan mengetahui letak kekuatannya. Ia merasa asing dengan sahabatnya yang versi sekarang, namun pada saat bersamaan juga merasa tenang. Ia tenang karena Leon Gu akhirnya menjadi sedikit manusiawi dan merindukan seseorang di dalam hati.

Ia selalu berpikir Leon Gu dan Valerie Pei akan bisa berjalan jauh. Walau sesekali berkonflik, ia sama sekali tidak menyangka keduanya akan memilih bercerai. Hanya gara-gara Naomi Ye, mereka memutuskan untuk menyudahi ikatan pernikahan!

Sebagai orang yang mengamati dari samping, Christian Huo tahu Leon Gu sangat menyayangi Valerie Pei. Empat tahun berselang, si sahabat juga rela menurunkan derajat untuk meminta si wanita kembali ke sisi. Sebagai sahabat, mereka sering mengejek-ngejek Leon Gu soal ini. Apakah ia sudah “menanam” sesuatu di dalam diri si wanita sampai tidak bisa mencari wanita lain?

Jawaban Leon Gu sangat ambigu. Entahlah apa yang sebenarnya terjadi.

Sejak saat itu, mereka berhenti membicarakan Leon Gu. Sahabatnya yang satu ini tidak acuh pada banyak hal, namun sekalinya menganggap serius suatu hal, maka akan terobsesi sampai setengah gila.

Tetapi, siapakah Valerie Pei itu? Dia adalah orang yang hatinya masih lebih dingin dari hati Leon Gu.

“Kak Valerie Pei, aku jenguk kakakku dulu.” Dalam benak Emily Gu, tubuh Leon Gu sangat sehat dan jarang sakit. Kalau dia sampai kena radang paru-paru begini, situasinya sangat seriius. Ia dari dulu sangat mengagumi kakaknya itu, jadi jelas sangat khawatir mendengar kabar buruk tentangnya.

Valerie Pei mengangguk.

Setelah mendapat persetujuan si bos, si bawahan segera membawa berkas-berkas ke tempat penyimpanan, merapikannya, dan bergegas pergi. Melihatnya masih sempat merapikan berkas dalam situasi genting, Valerie Pei merasa kagum.

Melihat Emily Gu menundukkan kepala pada Valerie Pei, Christian Huo dan Mario Yin sama-sama merasa tidak nyaman. Bagaimana pun juga, wanita itu adalah putri keluarga kaya. Mereka saja selalu menganggapnya sebagai adik, kok Valerie Pei malah tidak memberi perlakuan spesial apa pun padanya?

“CEO Huo, CEO Yin, bila tidak ada urusan lain, aku pamit dulu.” Yang lagi mereka komentari dalam hati memberi isyarat untuk pergi. Hari ini, kalau pun mereka berdua mengebom kantor ini, dia kelihatannya tidak akan mengubah keputusan. Apalagi, urusan ini bukan dia sendirian yang picu.

“Valerie Pei, apakah hatimu terbuat dari batu? Sekembalinya dari Jerman, Leon Gu tidak pernah bisa menjalani hidup dengan wajar. Aku waktu itu pernah bilang padamu, kalau pun kamau tidak mau bersamaya lagi, janganlah pancing-pancing dia.” Christian Huo akhirya mengemukakan sesuatu yang agak keras.

Si wanita sama sekali tidak marah dengan tuduhan Christian Huo. Selama lawan bicaraya bukan Leon Gu, perkataan-perkataan macam ini akan ia dengarkan dengan santai seperti sebuah cerita.

Tetapi, kalau yang bicara adalah Leon Gu, baru mendengar dia berucap beberapa kalimat saja, ia sudah langsung bergejolak. Sungguh, caranya dalam menyikapi setiap orang sangatlah berbeda.

“Tuan Huo, aku tahu apa yang kamu ingin bicarakan, tetapi ini urusan pribadiku dan Leon Gu. Teirma kasih.” Valerie Pei mengangguk sedikit.

“Kamu——” Berfirasat Christian Huo akan segera marah, Mario Yin menepuk-nepuk pahanya sebagai kode untuk memintanya diam. Sudah pernah kena sial sekali, mengapa orang yang satu ini tidak mengingatnya?

Setelah dirinya berucap beberapa kalimat di rumah sakit, Mario Yin melihat Leon Gu membuat gerakan-gerakan kecil. Dari situ, bisa dilihat bahwa Valerie Pei menempati posisi penting di hatinya. Yang mereka bisa lakukan adalah membujuk si wanita agar berdamai dengan si sahabat.

“CEO Pei, kami di sini untuk membicarkan satu hal denganmu, setelah itu kami pergi. Kamu mungkin dulu pernah dilukai oleh beberapa orang, namun kamu harus tahu, Leon Gu juga mengalami luka itu.” Temperamen Mario Yin sedikit lebih lembut dari Christian Huo. Tetapi, perkataannya selanjutnya tetaplah kasar: “Tolong jangan menjadikan sisa-sisa cinta Leon Gu padamu sebagai alat untuk menyakitinya.”

“Aku rasa kalian sudah tidak punya urusan perusahaan untuk dibicarakan denganku lagi. AKu pergi dulu.” Valerie Pei tetap tersenyum seolah kata-kata mereka barusan tidak menimbulkan dampak apa pun. Ia pun meninggalkan ruang rapat.

“Sial, dia maunya apa sih! Aku belum pernah melihat wanita yang begitu kejam!” Bentakan Christian Huo terdengar dari belakang.

“Sudah, sudah. Kedatangan kita kemari memang cari-cari masalah. Sekarang, lebih baik kita ke rumah sakit untuk melihat apakah Leon Gu masih bernyawa. Bagaimana?” Mario Yin menghela nafas. Ia masih tidak percaya si wanita bisa bersikap sedingin itu. Bagaimana pun juga, sahabat mereka adalah mantan suaminya.

Dari ruang rapat hingga ke ruang kerja, ekspresi wajah Valerie Pei sedikit pun tidak berubah. Namun, pada momen ketika pintu ditutup, ia langsung bersandar lemah ke sana. Dengan sisa-sisa tenaga, ia juga membuka tirai ruangan supaya para pekerja kantor tidak melihatnya begini.

Leon Gu kena radang paru-paru, lalu Christian Huo dan Mario Yin datang untuk menyalahkannya. Mereka bilang, ia memanfaatkan cinta si pria untuk menyakitinya. Tetapi, kalau Leon Gu tidak ingin berkasus di pengadilan dengannya, mana mungkin dia bertindak begini sih? Dengan kata lain, yang cari gara-gara duluan adalah Leon Gu.

Walau tidak bersedia mengaku dirinya belum bisa melupakan Leon Gu, Valerie Pei tetap tidak ingin si pria merusak dirinya senddrii hanya karena urusan hak asuh anak. Andai saja dia bersedia melepaskannya, segala hal pasti akan jauh lebih sederhana.

Tok-tok-tok! Belum keburu Valerie Pei menata ulang emosi, pintu ruang kerja sudah diketok seseorang. Ia pun menepuk-nepuk wajahnya biar tidak terlihat pucat dan lemas.

Ketika pintu dibuka, ia melihat Handy Ji menatapnya dengan cemas.

“Little Valerie, ada sesuatu yang perlu kubicarakan padamu.” Kalau konteks pembicaraannya adalah perusahaan, si pria tidak mungkin memanggilnya begitu. Ini berarti yang mau dikatakannya merupaakn urusan pribadi. Melihat kecemasan di wajahnya, Valerie Pei jadi menebak sesuatu telah terjadi pada Leon Gu.

“Ada apa?”

“Kamu jangan panik ya tapi.” Takut dia bakal kehilangan kendali diri, Handy Ji melakukan antisipasi di awal.

Lawan bicaranya mengangguk.

“Kamu tidak membawa ponselmu saat rapat tadi. Alhasil, aku ditelepon guru Ellie dan dikabarkan bahwa dia jatuh dari alat panjat saat melakukan kegiatan outdoor. Situasi Ellie agak serius, dia sekarang sudah dibawa ke rumah sakit.”

Wajah Valerie Pei jadi pucat. Momen ketika tubuh William Gu diangkat dari air masih terekam jelas di benaknya. Dengan panik, si wanita mencengkram lengan Handy Ji.

“Antar…… Antar aku ke rumah sakit.” Sejak Ellie lahir, Valerie Pei telah mencurahkan seluruh cinta padanya, juga menjaganya erat-erat. Bahkan, ketika si anak mengalami sesuatu yang kurang baik dalam kadar seringan apa pun, ia akan iba luar biasa. Jatuh dari alat panjat pasti sesuatuu yang sangat serius. Seberapa kesakitan kah Ellie sekarang?

“Jangan khawatir. Aku akan mengantarmu sekarang juga.” Si pria meletakkan satu tangan di pinggang si wanita, lalu berusaha menenangkan hatinya. Tetapi, seolah tidak mendengarkan bujukannya, wanita itu sudah refleks berjalan keluar dari ruang kerja.

Para karyawan melihat Valerie Pei berjalan dengan ekspresi tegang, lalu melihat Handy Ji berjalan di belakangnya. Pada saat bersamaan, Christian Huo dan Mario Yin juga bersiap cabut dari sini. Situasi sekarang nampaknya agak rumit……

Tidak punya surat izin mengemudi dalam negeri, Handy Ji tidak bisa mengemudikan kendaraan. Tetapi, dalam kepanikannya sekarang, Valerie Pei juga dilarang mengemudi. Alhasil, mereka hanya bisa menyetop taksi. Christian Huo dan Mario Yin, yang baru melajukan kendaraan keluar dari parkiran bawah tanah, melihat mereka berdua masuk taksi.

Keduanya secara bersamaan menggelengkan kepala. Wanita itu bebas berpasangan dengan siapa pun, namun mengapa dia bersikeras memilih Handy Ji? Itu adik Leon Gu sendiri! Pernahkah Valerie Pei membayangkan betapa sakitnya hati Leon Gu melihat kebersaman mereka?

Christian Huo menghela nafas lagi, lalu mengemudikan mobil ke rumah sakit. Semalam, Leon Gu tidur di lantai depan rumah. Kalau pelayan pagi-pagi tidak melihatnya, sepertinya kalau pun dia mati tidak akan ada yang sadar……

Leon Gu sendiri juga keliru sih. Punya rumah yang bagus, dia malah menyiksa diri dengan tidur di luar. Christian Huo dan Mario Yin saama sekali tidak tahu Valerie Pei tinggal bersebelahan dengan sahabat mereka. Kalau tahu, Valerie Pei di ruang rapat tadi tidak bakal dilepaskan dengan mudah.

Taksi Valerie Pei dan Handy Ji melaju ke rumah sakit.

Karena tahu taman kanak-kanak dwibahasa ini punya guru-guru yang profesional dan reputasi yang baik, Valerie Pei jadi tenang mengirim Ellie bersekolah di sana. Tetapi, ia sama sekali tidak menyangka bakal terjadi insiden begini. Kalau sampai anaknya kenapa-kenapa atau bahkan mengalami gejala sisa, ia harus bagaimana?

Si wanita tidak sangggup menahan sakitnya karena kehilangan seorang anak lagi.

“Little Valerie, jangan khawatir. Guru bilang tidakada yang mengancam keselamatannya, jadi ia tidak akan kenapa-kenapa. Tenanglah.” Handy Ji mendekap tubuh Valerie Pei yang gemetar, lalu menepuk-nepuk pundaknya.

Ia pernah mendengar cerita tentang anak Leon Gu dan Valerie Pei yang meninggal. Baik untuk si pria mau pun si wanita, itu adalah luka hati yang abadi. OIeh karena itu, ia merasa kepanikan yang terjadi dalam diri Valerie Pei sekarang sangatlah wajar. Ia bisa memahaminya.

Hanya saja, ia sendiri juga tidak tahu bagaimana situasi sebenarnya. Guru yang meneleponnya hanya bilang bahwa Ellie jatuh dan dibawa ke rumah sakit. Taman kanak-kanaknya sebenarnya punya klinik sendiri, jadi bila dia sampai dilarikan ke rumah sakit, situasi sepertinya agak gawat.

“Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin…… Ellie pasti kesakitan sekarang……” Si wanita menekuk jari-jarinya dengan gelisah. Kebiasaannya tiap panik ini tidak pernah berubah.

“Pak supir, tolong mengemudi lebih cepat.” Melihat orang dalam pelukannya begitu gelisah, si pria memutuskan mendesak si supir.

Setibanya di rumah sakit, Valerie Pei langsung turun tanpa menunggul taksi berhenti sepenuhnya. Setelah membayar tagihan, Handy Pun juga buru-buru turun dan berlari mengejar si wanita.

Pada saat ini, Christian Huo dan Mario Yin, yang juga telah tiba di rumah sakit, menyaksikan Valerie Pei dan Handy Ji berlari beriringan. Wajah yang berlari di depan sangat khawatir.

Kedua pria itu pun sama-sama bingung.

“Jadi, Valerie Pei tadi berpura-pura tenang di depan kita, lalu sekarang menjenguk Leon Gu dengan panik?” Christian Huo memandang Mario Yin. Ia pusing tujuh keliling.

“Mungkin saja. Valerie Pei ini orang yang sangat tidak mudah ditebak. Kalau kita tidak memahaminya, itu sangat normal.” Mario Yin menggeleng. Dari sosok Valerie Pei seorang, ia bisa melihat betapa aneh dan menyebalkannya para wanita. Daripada cari masalah, sebaiknya jaga jarak saja deh……

“Terus, kalau dia menceritakan semua perkataan kita di ruang rapat tadi, bukankah kita akan kena masalah besar?” Christian Huo masih menyimpan dendam masa lalu.

Yang ditanya langsung tersadar sesuatu: “Oh iya ya! Kalau tahu bakal terjadi begini, aku lebih baik diam-diam saja tadi. Awalnya kan kamu duluan yang menuduh-nuduh dia, lalu kamu memancingku untuk ikutan. Sialan!”

Keduanya bertatapan sembari tersenyum, lalu turun dari mobil dan berjalan ke ruang pasien Leon Gu.

Sementara itu, seturunnya dari taksi, Valerie Pei langsung bergegas ke unit gawat darurat. Wajahnya sangat pucat, saking pucatnya bahkan perawat mengira ia ingin mengecek penyakitnya sendiri.

“Suster, apa ada seorang anak yang dilarikan ke sini karena terjatuh?” Valerie Pei bertanya pada perawat itu.

“Oh, anak itu. Dia di sana.” Perawat menunjuk salah satu kamar yang terletak di sisi timur lobi unit gawat darurat. Tirai ruangan itu tertutup rapat.

Tanpa menunggu Handy Ji, Valerie Pei langsung lari ke sana.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu