Diamond Lover - Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
Tidak melihat gejolak emosi di wajah Valerie Pei, emosi Christian Huo tiba-tiba naik. Ia biasanya orang yang tenang, namun belakangan sangat gusar melihat Leon Gu sering murung gara-gara si wanita. Empat tahun lalu, tiap kali Valerie Pei pergi dari rumah karena ngambek, ia jugalah yang selalu menemani rekannya itu.
Christian Huo tidak pernah melihat Leon Gu tergila-gila pada seorang wanita begini. Alhasil, tidak peduli apa yang harus dilakukan, ia ingin menemui Valerie Pei dan mengetahui letak kekuatannya. Ia merasa asing dengan sahabatnya yang versi sekarang, namun pada saat bersamaan juga merasa tenang. Ia tenang karena Leon Gu akhirnya menjadi sedikit manusiawi dan merindukan seseorang di dalam hati.
Ia selalu berpikir Leon Gu dan Valerie Pei akan bisa berjalan jauh. Walau sesekali berkonflik, ia sama sekali tidak menyangka keduanya akan memilih bercerai. Hanya gara-gara Naomi Ye, mereka memutuskan untuk menyudahi ikatan pernikahan!
Sebagai orang yang mengamati dari samping, Christian Huo tahu Leon Gu sangat menyayangi Valerie Pei. Empat tahun berselang, si sahabat juga rela menurunkan derajat untuk meminta si wanita kembali ke sisi. Sebagai sahabat, mereka sering mengejek-ngejek Leon Gu soal ini. Apakah ia sudah “menanam” sesuatu di dalam diri si wanita sampai tidak bisa mencari wanita lain?
Jawaban Leon Gu sangat ambigu. Entahlah apa yang sebenarnya terjadi.
Sejak saat itu, mereka berhenti membicarakan Leon Gu. Sahabatnya yang satu ini tidak acuh pada banyak hal, namun sekalinya menganggap serius suatu hal, maka akan terobsesi sampai setengah gila.
Tetapi, siapakah Valerie Pei itu? Dia adalah orang yang hatinya masih lebih dingin dari hati Leon Gu.
“Kak Valerie Pei, aku jenguk kakakku dulu.” Dalam benak Emily Gu, tubuh Leon Gu sangat sehat dan jarang sakit. Kalau dia sampai kena radang paru-paru begini, situasinya sangat seriius. Ia dari dulu sangat mengagumi kakaknya itu, jadi jelas sangat khawatir mendengar kabar buruk tentangnya.
Valerie Pei mengangguk.
Setelah mendapat persetujuan si bos, si bawahan segera membawa berkas-berkas ke tempat penyimpanan, merapikannya, dan bergegas pergi. Melihatnya masih sempat merapikan berkas dalam situasi genting, Valerie Pei merasa kagum.
Melihat Emily Gu menundukkan kepala pada Valerie Pei, Christian Huo dan Mario Yin sama-sama merasa tidak nyaman. Bagaimana pun juga, wanita itu adalah putri keluarga kaya. Mereka saja selalu menganggapnya sebagai adik, kok Valerie Pei malah tidak memberi perlakuan spesial apa pun padanya?
“CEO Huo, CEO Yin, bila tidak ada urusan lain, aku pamit dulu.” Yang lagi mereka komentari dalam hati memberi isyarat untuk pergi. Hari ini, kalau pun mereka berdua mengebom kantor ini, dia kelihatannya tidak akan mengubah keputusan. Apalagi, urusan ini bukan dia sendirian yang picu.
“Valerie Pei, apakah hatimu terbuat dari batu? Sekembalinya dari Jerman, Leon Gu tidak pernah bisa menjalani hidup dengan wajar. Aku waktu itu pernah bilang padamu, kalau pun kamau tidak mau bersamaya lagi, janganlah pancing-pancing dia.” Christian Huo akhirya mengemukakan sesuatu yang agak keras.
Si wanita sama sekali tidak marah dengan tuduhan Christian Huo. Selama lawan bicaraya bukan Leon Gu, perkataan-perkataan macam ini akan ia dengarkan dengan santai seperti sebuah cerita.
Tetapi, kalau yang bicara adalah Leon Gu, baru mendengar dia berucap beberapa kalimat saja, ia sudah langsung bergejolak. Sungguh, caranya dalam menyikapi setiap orang sangatlah berbeda.
“Tuan Huo, aku tahu apa yang kamu ingin bicarakan, tetapi ini urusan pribadiku dan Leon Gu. Teirma kasih.” Valerie Pei mengangguk sedikit.
“Kamu——” Berfirasat Christian Huo akan segera marah, Mario Yin menepuk-nepuk pahanya sebagai kode untuk memintanya diam. Sudah pernah kena sial sekali, mengapa orang yang satu ini tidak mengingatnya?
Setelah dirinya berucap beberapa kalimat di rumah sakit, Mario Yin melihat Leon Gu membuat gerakan-gerakan kecil. Dari situ, bisa dilihat bahwa Valerie Pei menempati posisi penting di hatinya. Yang mereka bisa lakukan adalah membujuk si wanita agar berdamai dengan si sahabat.
“CEO Pei, kami di sini untuk membicarkan satu hal denganmu, setelah itu kami pergi. Kamu mungkin dulu pernah dilukai oleh beberapa orang, namun kamu harus tahu, Leon Gu juga mengalami luka itu.” Temperamen Mario Yin sedikit lebih lembut dari Christian Huo. Tetapi, perkataannya selanjutnya tetaplah kasar: “Tolong jangan menjadikan sisa-sisa cinta Leon Gu padamu sebagai alat untuk menyakitinya.”
“Aku rasa kalian sudah tidak punya urusan perusahaan untuk dibicarakan denganku lagi. AKu pergi dulu.” Valerie Pei tetap tersenyum seolah kata-kata mereka barusan tidak menimbulkan dampak apa pun. Ia pun meninggalkan ruang rapat.
“Sial, dia maunya apa sih! Aku belum pernah melihat wanita yang begitu kejam!” Bentakan Christian Huo terdengar dari belakang.
“Sudah, sudah. Kedatangan kita kemari memang cari-cari masalah. Sekarang, lebih baik kita ke rumah sakit untuk melihat apakah Leon Gu masih bernyawa. Bagaimana?” Mario Yin menghela nafas. Ia masih tidak percaya si wanita bisa bersikap sedingin itu. Bagaimana pun juga, sahabat mereka adalah mantan suaminya.
Dari ruang rapat hingga ke ruang kerja, ekspresi wajah Valerie Pei sedikit pun tidak berubah. Namun, pada momen ketika pintu ditutup, ia langsung bersandar lemah ke sana. Dengan sisa-sisa tenaga, ia juga membuka tirai ruangan supaya para pekerja kantor tidak melihatnya begini.
Leon Gu kena radang paru-paru, lalu Christian Huo dan Mario Yin datang untuk menyalahkannya. Mereka bilang, ia memanfaatkan cinta si pria untuk menyakitinya. Tetapi, kalau Leon Gu tidak ingin berkasus di pengadilan dengannya, mana mungkin dia bertindak begini sih? Dengan kata lain, yang cari gara-gara duluan adalah Leon Gu.
Walau tidak bersedia mengaku dirinya belum bisa melupakan Leon Gu, Valerie Pei tetap tidak ingin si pria merusak dirinya senddrii hanya karena urusan hak asuh anak. Andai saja dia bersedia melepaskannya, segala hal pasti akan jauh lebih sederhana.
Tok-tok-tok! Belum keburu Valerie Pei menata ulang emosi, pintu ruang kerja sudah diketok seseorang. Ia pun menepuk-nepuk wajahnya biar tidak terlihat pucat dan lemas.
Ketika pintu dibuka, ia melihat Handy Ji menatapnya dengan cemas.
“Little Valerie, ada sesuatu yang perlu kubicarakan padamu.” Kalau konteks pembicaraannya adalah perusahaan, si pria tidak mungkin memanggilnya begitu. Ini berarti yang mau dikatakannya merupaakn urusan pribadi. Melihat kecemasan di wajahnya, Valerie Pei jadi menebak sesuatu telah terjadi pada Leon Gu.
“Ada apa?”
“Kamu jangan panik ya tapi.” Takut dia bakal kehilangan kendali diri, Handy Ji melakukan antisipasi di awal.
Lawan bicaranya mengangguk.
“Kamu tidak membawa ponselmu saat rapat tadi. Alhasil, aku ditelepon guru Ellie dan dikabarkan bahwa dia jatuh dari alat panjat saat melakukan kegiatan outdoor. Situasi Ellie agak serius, dia sekarang sudah dibawa ke rumah sakit.”
Wajah Valerie Pei jadi pucat. Momen ketika tubuh William Gu diangkat dari air masih terekam jelas di benaknya. Dengan panik, si wanita mencengkram lengan Handy Ji.
“Antar…… Antar aku ke rumah sakit.” Sejak Ellie lahir, Valerie Pei telah mencurahkan seluruh cinta padanya, juga menjaganya erat-erat. Bahkan, ketika si anak mengalami sesuatu yang kurang baik dalam kadar seringan apa pun, ia akan iba luar biasa. Jatuh dari alat panjat pasti sesuatuu yang sangat serius. Seberapa kesakitan kah Ellie sekarang?
“Jangan khawatir. Aku akan mengantarmu sekarang juga.” Si pria meletakkan satu tangan di pinggang si wanita, lalu berusaha menenangkan hatinya. Tetapi, seolah tidak mendengarkan bujukannya, wanita itu sudah refleks berjalan keluar dari ruang kerja.
Para karyawan melihat Valerie Pei berjalan dengan ekspresi tegang, lalu melihat Handy Ji berjalan di belakangnya. Pada saat bersamaan, Christian Huo dan Mario Yin juga bersiap cabut dari sini. Situasi sekarang nampaknya agak rumit……
Tidak punya surat izin mengemudi dalam negeri, Handy Ji tidak bisa mengemudikan kendaraan. Tetapi, dalam kepanikannya sekarang, Valerie Pei juga dilarang mengemudi. Alhasil, mereka hanya bisa menyetop taksi. Christian Huo dan Mario Yin, yang baru melajukan kendaraan keluar dari parkiran bawah tanah, melihat mereka berdua masuk taksi.
Keduanya secara bersamaan menggelengkan kepala. Wanita itu bebas berpasangan dengan siapa pun, namun mengapa dia bersikeras memilih Handy Ji? Itu adik Leon Gu sendiri! Pernahkah Valerie Pei membayangkan betapa sakitnya hati Leon Gu melihat kebersaman mereka?
Christian Huo menghela nafas lagi, lalu mengemudikan mobil ke rumah sakit. Semalam, Leon Gu tidur di lantai depan rumah. Kalau pelayan pagi-pagi tidak melihatnya, sepertinya kalau pun dia mati tidak akan ada yang sadar……
Leon Gu sendiri juga keliru sih. Punya rumah yang bagus, dia malah menyiksa diri dengan tidur di luar. Christian Huo dan Mario Yin saama sekali tidak tahu Valerie Pei tinggal bersebelahan dengan sahabat mereka. Kalau tahu, Valerie Pei di ruang rapat tadi tidak bakal dilepaskan dengan mudah.
Taksi Valerie Pei dan Handy Ji melaju ke rumah sakit.
Karena tahu taman kanak-kanak dwibahasa ini punya guru-guru yang profesional dan reputasi yang baik, Valerie Pei jadi tenang mengirim Ellie bersekolah di sana. Tetapi, ia sama sekali tidak menyangka bakal terjadi insiden begini. Kalau sampai anaknya kenapa-kenapa atau bahkan mengalami gejala sisa, ia harus bagaimana?
Si wanita tidak sangggup menahan sakitnya karena kehilangan seorang anak lagi.
“Little Valerie, jangan khawatir. Guru bilang tidakada yang mengancam keselamatannya, jadi ia tidak akan kenapa-kenapa. Tenanglah.” Handy Ji mendekap tubuh Valerie Pei yang gemetar, lalu menepuk-nepuk pundaknya.
Ia pernah mendengar cerita tentang anak Leon Gu dan Valerie Pei yang meninggal. Baik untuk si pria mau pun si wanita, itu adalah luka hati yang abadi. OIeh karena itu, ia merasa kepanikan yang terjadi dalam diri Valerie Pei sekarang sangatlah wajar. Ia bisa memahaminya.
Hanya saja, ia sendiri juga tidak tahu bagaimana situasi sebenarnya. Guru yang meneleponnya hanya bilang bahwa Ellie jatuh dan dibawa ke rumah sakit. Taman kanak-kanaknya sebenarnya punya klinik sendiri, jadi bila dia sampai dilarikan ke rumah sakit, situasi sepertinya agak gawat.
“Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin…… Ellie pasti kesakitan sekarang……” Si wanita menekuk jari-jarinya dengan gelisah. Kebiasaannya tiap panik ini tidak pernah berubah.
“Pak supir, tolong mengemudi lebih cepat.” Melihat orang dalam pelukannya begitu gelisah, si pria memutuskan mendesak si supir.
Setibanya di rumah sakit, Valerie Pei langsung turun tanpa menunggul taksi berhenti sepenuhnya. Setelah membayar tagihan, Handy Pun juga buru-buru turun dan berlari mengejar si wanita.
Pada saat ini, Christian Huo dan Mario Yin, yang juga telah tiba di rumah sakit, menyaksikan Valerie Pei dan Handy Ji berlari beriringan. Wajah yang berlari di depan sangat khawatir.
Kedua pria itu pun sama-sama bingung.
“Jadi, Valerie Pei tadi berpura-pura tenang di depan kita, lalu sekarang menjenguk Leon Gu dengan panik?” Christian Huo memandang Mario Yin. Ia pusing tujuh keliling.
“Mungkin saja. Valerie Pei ini orang yang sangat tidak mudah ditebak. Kalau kita tidak memahaminya, itu sangat normal.” Mario Yin menggeleng. Dari sosok Valerie Pei seorang, ia bisa melihat betapa aneh dan menyebalkannya para wanita. Daripada cari masalah, sebaiknya jaga jarak saja deh……
“Terus, kalau dia menceritakan semua perkataan kita di ruang rapat tadi, bukankah kita akan kena masalah besar?” Christian Huo masih menyimpan dendam masa lalu.
Yang ditanya langsung tersadar sesuatu: “Oh iya ya! Kalau tahu bakal terjadi begini, aku lebih baik diam-diam saja tadi. Awalnya kan kamu duluan yang menuduh-nuduh dia, lalu kamu memancingku untuk ikutan. Sialan!”
Keduanya bertatapan sembari tersenyum, lalu turun dari mobil dan berjalan ke ruang pasien Leon Gu.
Sementara itu, seturunnya dari taksi, Valerie Pei langsung bergegas ke unit gawat darurat. Wajahnya sangat pucat, saking pucatnya bahkan perawat mengira ia ingin mengecek penyakitnya sendiri.
“Suster, apa ada seorang anak yang dilarikan ke sini karena terjatuh?” Valerie Pei bertanya pada perawat itu.
“Oh, anak itu. Dia di sana.” Perawat menunjuk salah satu kamar yang terletak di sisi timur lobi unit gawat darurat. Tirai ruangan itu tertutup rapat.
Tanpa menunggu Handy Ji, Valerie Pei langsung lari ke sana.
Novel Terkait
Unperfect Wedding
Agnes YuDemanding Husband
MarshallGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraDewa Perang Greget
Budi MaDon't say goodbye
Dessy PutriIstri Yang Sombong
JessicaLoving Handsome
Glen ValoraDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)