Diamond Lover - Bab 312 Bos Di balik Layar
Semalaman Valerie tidak bisa tidur nyenyak, karena Leon mengatakan tanah ini sebelumnya adalah kuburan. Tidak ada listrik di apartemennya, dia tidak bisa menyalakan lampu. Setelah disiksa semalaman, pagi pagi dia sudah bangun, karena tidak ada yang dikerjakan dia putuskan untuk lari pagi di luar.
Valerie keluar setelah ganti pakaian olahraga, dan ponsel juga tidak dibawa.
Sudah lama tidak olahraga, Valeria sudah berlari beberapa putaran di taman kecil ini dan merasa sedikit lelah, juga sudah lumayan lalu perlahan berjalan menuju apartemen, di jalan dia bertemu dengan orang bagian layanan listrik.
Mekanik listrik yang semalam ke apartemennya, dua orang ini sepertinya sedang melakukan pemerikssaan, ketika bertemu Valerie mereka menyapa penuh senyum.
“Nona Pei, pagi amat sudah keluar olahraga!”
“Iya, kalau tidak olahraga akan cepat tua.” Jawab Valerie tersenyum. Mendadak dia teringat akan tanah ini, kalau memang benar adalah kuburan seorang menteri lebih baik dia cepat pindah, dia tidak ingin tidak bisa tidur tiap malam.
“Oh ya, apakah tanah kawasan ini dulu adalah kuburan?”
Orang tersebut terkejut, berdua saling memandang, lalu tertawa dan berkata : “Nona Pei, jika tanah ini adalah kuburan, maka tidak akan berkembang menjadi kawasan elite. Anda tenang saja, kawasan kita ini adalah sebuah tempat yang fengshui nya bagus……”
Lalu apa yang dikatakan orang itu lagi Valerie tidak mendengarnya, dan dia merasa semalam dia sudah dipermainkan oleh Leon.
“Sirkuit listrik rumah aku kena air, kalian cepatlah perbaiki, jadi sedikit repot.” Kata Valeria agak canggung. Dia merasa kata-katanya barusan sepertinya telah mencemarkan kawasan ini, tidak, Leon yang berkata seperti itu, dan juga membuatnya ketakutan semalaman.
“Mengapa bisa terkena air, sirkuit listrik dan pipa air di kawasan kita ini dibagi dengan jelas. Kalau memang ada masalah seperti ini, harus di cek lebih teliti lagi!” Kata mekanik listrik tersebut dengan wajah serius. Dua hal yang diajukan oleh Valerie hari ini seharusnya tidak muncul di kawasan elite.
Valerie sepertinya mengerti akan masalah sirkuit listriknya, pantas saja semalam dia melihat ekspresi Leon dan mekanik listrik ini ada sedikit aneh, dan semua ini siasat Leon sendiri.
“Nona Pei, kami tidak akan mengganggu waktu olahraga anda. Anda kapan ada waktu, kami akan datang untuk memperbaiki sirkuitnya.”
“Jam delapan pagi, jam segitu aku masih ada di rumah.”
Setelah menentukan waktu dengan mekanik listrik, Valerie kembali ke rumah. Di depan pintu dia melihat Leon sedang memegang ponsel di tangan dan kelihatan panik. Melihat Valerie kembali ekspresi wajahnya baru menjadi relaks.
Melihatnya Valerie teringat akan cerita menakutkan yang sengaja diceritakan oleh Leon dan membuatnya takut semalaman.
“Pagi benar sudah keluar?” tanya Leon sambil mengantongi ponselnya, dilihat dari dandanannya sepertinya keluar untuk olahraga. Tetanggaan sekian lama tidak pernah melihat dia ada kebiasaan olahraga pagi, dan juga setahu dia Valerie tidak suka olahraga.
“Berkat seseorang, pagi-pagi aku sudah bangun.” Valerie menaikkan bola matanya pada Leon, setelah itu berjalan ke depan pintu rumahnya sendiri dan siap untuk buka pintu.
Leon tertawa ringan, semalam dia juga tidak tidur nyenyak. Kepikiran kalau-kalau Valerie benar-benar tidak bisa tidur atau datang minta bantuan, hasilnya setelah semalaman Valerie tidak datang dan akal muslihatnya gagal. Saat bangun berniat ingin menengoknya, mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban dari dalam, telepon juga tidak dijawab.
Hampir saja dia ingin menerjang pintu dan menerobos masuk, bagaimana kalau dia mati ketakutan?
“Aku sudah membuat sarapan, ayo makan.” Undangan dari Leon sekali lagi membuat Varelie sedikit aneh, bukankah dulu kalau melihat dirinya dia akan segera berlalu pergi. Mengapa sepertinya sejak semalam dia tidak menghindar, malah menjadi ramah dan mengundangnya ikut sarapan!
“Tuan Gu, sebenarnya kita berdua bahkan teman pun tidak termasuk, belum sampai tahap akrab untuk sarapan di rumahmu.”
“Baiklah, aku juga cuma sekalian undang saja, kalau kamu tidak bersedia, sudahlah.”
“Oh ya, aku sudah tanya pada mekanik listrik, kawasan ini dulunya bukan tanah kuburan seorang menteri!” Kata Valerie sambil mengangkat alisnya, Leon merasa di luar dugaan dia sudah mengetahuinya dalam waktu sepagi ini? Pantas saja tadi seperti ada yang berbeda.
Semalam dia juga cuma berkata sambil lalu, tapi Valerie ingat.
“Sepertinya adalah kuburan seorang selir!” Selesai berkata, Valerie mengibaskan ekor kudanya dan masuk ke apartemennya sendiri, sekali ini Valerie yang menang.
Leon melihat Valerie masuk ke apartemennya dengan semangat dan percaya diri, dia yang berdiri di depan pintu tanpa sadar tersenyum. Sudah lama tidak berhubungan dengan Valerie dalam suasana seperti ini.
Meskipun mereka berdua tidak menunjukkan, tetapi masing-masing mengerti tahap sekarang ini, bisakah dianggap sebagai kondisi proses pasangan yang sedang jatuh cinta?
.
Untuk tahap sekarang, kondisi hubungan Valerie dan Leon berubah menjadi semakin tidak bisa dikatakan dengan jelas. Sekali dia mundur, Leon malah berjalan maju. Dia berpikir Leon tidak tahu masalah Handy yang sudah kembali ke Jerman, namun dia sepertinya ingin menjadi orang ketiga, ikut serta dalam hubungan antara dia dan Handy.
Selama ini Valerie sungguh merasa pusing, dia ingin memberi tahu pada Leon masalah kembalinya Handy ke Jerman. Namun dipikir-pikir lagi, kalau dia beritahu bukankah itu seperti mengatakan kalau mereka ada kemungkinan untuk bersama lagi. Jadi ujung-ujungnya Valerie tidak memberi tahu Leon masalah ini.
Selain masalah Leon, hal lain juga berlangsung dengan lancar. Dia menerima telepon Handy dari Jerman, dan mengatakan dirinya disana melakukan pekerjaan lamanya, untungnya para anak kecil masih menyukai permainan sulapnya.
Hubungan Jacob dan Stevanny lebih membaik, juga tidak karena masalah keguguran saat itu hingga muncul kebencian, dan mereka masih berniat ingin mengadopsi seorang anak.
Perusahaan Varelie juga berhasil membantu beberapa perusahaan muncul di pasaran. Bos dari Tianyu Corp ingin mengundang Valerie makan bersama, dan juga beberapa karyawan perusahaan. Valerie teringat akan Samuel yang saat itu makan bersama dengannya, juga membantu Tianyu, ada untungnya bagi dua pihak perusahaan.
Jadi dia menyetujui dengan senang hati. Akhirnya saat dia membawa karyawan perusahaannya untuk makan bersama, baru menyadari bos di balik layar ternyata adalah Leon.
Dia juga baru tahu sekarang perusahaan yang dibuka oleh Samuel modalnya berasal dari Leon, juga Bobby dan Samuel adalah saudara, pantas saja Valerie merasa sedikit tidak asing dengan Samuel.
Sekali lagi dia berhasil masuk dalam rencana Leon, Valerie merasa dirinya dipermainkan oleh Leon. Kalau dibelakang Tianyu Corp ada Gu’s Corp yang mendukung, mana perlu bantuan dari perusahaan kecil miliknya, mengandalkan reputasi Gu’s Corp saja sudah cukup!
Saat Valerie masuk dalam ruangan dia melihat orang dari Tianyu Corp sudah datang, melihat Leon membuatnya sedikit kesal. Dia terlihat baik dengan gaya seorang bos besar duduk di posisi paling ujung, melihat orang dari perusahaan Valerie datang, bersama Samuel mereka bersama-sama menyambut kedatangannya.
“GM Li tidak pernah bilang kalau bos Tianyu Corp adalah tuan Gu.” Kata Valeria sambil berjabat tangan dengan Samuel, tapi pandangannya tertuju pada diri Leon.
“CEO Gu kami sangat rendah hati.” Samuel berkata sebagaimana adanya, sejak menjalankan perusahaannya bagi orang luar dia adalah bosnya, tapi bos yang sesungguhnya adalah Leon.
Valerie dan Leon diatur duduk bersama, orang -orang yang di depan meja agaknya hanya Samuel bersaudara yang mengetahui hubungan mereka berdua. Masalah mereka sedikit gempar empat tahun yang lalu, siapa yang pernah terpikirkan sekarang mereka bertemu kembali?
“Mengapa kamu tidak pernah bilang kamu adalah bos Tianyu Corp?” Tanya Valerie dengan suara rendah pada Leon saat acara makan berlangsung.
“Kamu tidak pernah tanya.”
“Aku tidak tanya apa kamu tidak bisa langsung beritahu aku? Kalau di belakang Tianyu Corp ada Gu’s Corp, mana mungkin perlu bantuan dari perusahaan kecil kami?”
“Bukankah sekarang juga semakin baik? Semua pihak mendapat keuntungan.”
Valerie terdiam, dan melanjutkan makanannya.
Rekan kerja perusahaan saat ini bersiap untuk bersulang, semua berdiri dan mengangkat gelas, di mulut terucap ucapan terima kasih dan dilanjutkan dengan meneguk anggurnya. Awalnya Valerie juga ikut minum bersama mereka, mungkin karena sudah lama tidak minum banyak hingga membuat wajahnya langsung menjadi merah.
Staf dari dua pihak perusahaan sepertinya cukup senang dan saling bersulang terus. Kemudian beberapa karyawan yang sudah sedikit mabuk juga datang untuk bersulang dengan Valerie.
“CEO Pei, terima kasih karena kamu perusahaan baru ada skala seperti ini, aku bersulang untukmu.” Orang tersebut adalah manager departemen perencanaan, setelah berkata dan bersulang dia mulai minum anggurnya, sepertinya sudah mabuk.
Valerie juga bersulang dan siap untuk meneguk anggurnya. Ini juga cuma segelas anggur, tapi hasilnya gelas tersebut belum sampai di mulutnya sudah diambil orang, dia menoleh dan melihat Leon yang mengambil gelas anggurnya lalu meneguk semua isinya.
Melihat sikapnya para staf Tianyu Corp bertepuk tangan. Bos di balik layar mereka yang hari ini baru pertama kali memperlihatkan wajahnya bantu meminum anggur penanggung jawab pihak perusahaan yang membantu mereka. Yang pria sangat menawan dan wanitanya cantik, boleh jadi mereka tidak hanya bekerja sama dalam urusan perusahaan, mungkin juga bisa mengikat jodoh yang baik.
Melihat itu manager departemen perencanaan sadar dirinya tidak sebanding dengan Leon, berlalu pergi dengan gelas anggur di tangan.
“Bos, gentle sekali!” seru staf dari Tianyu Corp. Leon yang dari dulu tidak suka dengan keadaan seperti ini hanya membiarkan dan tersenyum.
Barusan Bobby masih kuatir dengan staf yang membuat gaduh tadi apakah besok akan dipecat, tapi melihat wajah Leon yang penuh senyum, ternyata bos juga suka seperti ini. Karena itu dengan isyaratnya, staf dari dua pihak mulai berseru.
“Bos dan CEO Pei minum juga!”
“Ayo minum!”
Wajah Valerie menjadi merah dengan seruan mereka, biasanya tidak pernah melihat mereka begitu berani. Hari ini pasti karena sudah minum banyak.
Dan Leon sudah membawa dua gelas anggur di tangannya, memberikan segelas pada Valerie, tapi dengan isi yang lebih sediki dan tadi dia tidak memperhatikan.
Bobby yang di samping Leon membawa dua gelas anggur. Semula isinya sama, namun akhirnya anggur yang untuk Valerie dituang setengahnya oleh Leon ke gelasnya sendiri.
“Wahh, bos memang pria sejati!” seru Bobby semangat. Ini sepertinya dia telah mendapat instruksi dari Leon.
Di antara mereka berdua, hanya dengan tatapan mata dia sudah sangat mengerti Leon. Mana perlu lagi instruksi lisan dari Leon?
“Sudahlah hentikan!” Kata Valerie pada staf pihaknya dengan suara kecil setelah menerima gelas dari tangan Leon dan dia merasa canggung.
Agaknya mereka sudah tahu atasan mereka yang merasa malu, jadi tidak ikut berseru dan hanya melihat saja.
Valerie menghadap Leon, kalau saja dia tahu tuan rumah dari perjamuan ini adalah Leon dia tidak bakal datang. Juga diolok-olok oleh bawahannya, ini gara-gara orang yang di depannya dengan wajah tanpa ekspresi tapi sebenarnya penuh dengan akal dan rencana.
“Bersulang.” Selesai berkata Leon mengadukan gelasnya ke gelas Valerie, dia minum semua dalam sekali teguk. Sepertinya malam ini dia minum banyak, karena senang?
Novel Terkait
Pernikahan Tak Sempurna
Azalea_Harmless Lie
BaigeSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiAfter Met You
AmardaMi Amor
TakashiMy Lifetime
DevinaSomeday Unexpected Love
AlexanderThe Great Guy
Vivi HuangDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)