Diamond Lover - Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
Saat Valerie Pei dan Austin Gu keluar dari ruang VIP, tangannya sambil membawa makanan seafood yang dibungkus untuk Emily Gu.
“Austin, terima kasih ya kamu sudah traktir aku malam ini!” Valerie Pei menoleh dan tersenyum kepada Austin, tidak tahu juga apakah karena Leon Gu sedang tidak ada di sini, jadi ia pun makan dengan sangat senang.
“Sama aku juga masih mengatakan kata-kata formalitas seperti ini, jadi terasa asing!” Austin Gu tidak melepaskan jasnya dan tidak membuka dasinya karena sudah jam pulang kerja, ia sekarang masih mengenakan jasnya dengan rapi, seperti tuan muda yang elegan.
Tidak seperti Leon Gu, baru pulang kerja saja sudah seperti Sun go kong yang terlepas dari ikatan.
“Hati-hati------” Di saat Valerie Pei menolehkan kepala dan tersenyum kepadanya, Austin Gu langsung berkata dengan suara rendah, dengan cepat ia menarik Valerie Pei ke sisinya, dan Valerie Pei baru menghindari ditabrak oleh Pelayan yang tergesa-gesa itu.
“Tuan Nona, maaf, maaf.” Pelayan itu terus menundukkan kepala dan meminta maaf, wajah Austin Gu terlihat sedikit kesal, sambil mengerutkan alis dan menunduk melihat ke Valerie Pei yang ada di dalam pelukannya apakah baik-baik saja.
Valerie Pei meletakkan tangannya di lengan Austin Gu, dengan cepat ia pun keluar dari pelukannya, dan berkata dengan malu, "Tidak apa-apa, pergilah." Dia memang tidak mengalami luka apapun, ia juga tidak ingin menarik perhatian orang, lalu ia pun membiarkan pelayan itu pergi.
“Benar-benar tidak apa-apa?” wajah Austin Gu masih terlihat sedikit khawatir, rasa khawatir yang seharus tidak muncul pada ekspresi wajah seorang adik.
“Tidak apa-apa, ini aku masih bisa loncat-loncat!” sambil berkata, Valerie Pei sengaja berjalan 2 langkah untuk menunjukkannya kepada Austin Gu, mungkin karena sepatu hak tingginya terlalu tinggi, ketika ditarik ke dalam pelukan Austin Gu, kakinya pun keseleo, tadi ia tidak memperhatikannya, sekarang ia merasakan sakit di pergelangan kakinya setelah berjalan 2 langkah, langsung terjatuh ke lantai karena tidak stabil.
Austin Gu dengan cepat, langsung menopangnya, dan berkata: “Masih berkata tidak apa-apa! Ayo pulang agar bisa diperiksa Dokter.” Dari tadi Dia sudah melihat Leon Gu yang berdiri di sisi lain sambil menunggu lift, ia harus berterima kasih kepada Pelayan tersebut karena kemunculannya yang tiba-tiba itu, dirinya pun memiliki kesempatan.
Leon Gu yang tiba-tiba menolehkan kepala, langsung melihat Valerie Pei yang menyandar ke dalam pelukan Austin Gu, mereka berdua berpelukan dengan mesra, Austin Gu juga menunjukkan tatapan provokatif kepadanya! Dia bahkan tidak pergi bersama Joe Sun, buru-buru langsung bergegas ke lift yang ada di sebelah, yang dilihat hanyalah Valerie Pei yang sedang merangkul tangan Austin Gu, kepalanya pun hampir menyadar ke dalam pelukannya!
Pintu lift ditutup, bagaimana Leon Gu menekan tombol lift juga tidak berguna, hatinya tiba-tiba merasa kesal dengan tanpa sebab, mengulurkan tangan menarik dasinya, lalu menekan tombol lift yang lain.
Leon Gu pernah bertanya kepadanya apakah nanti malam ada waktu, dan dia berkata tidak ada, sudah berjanji dengan orang lain. Namun dia tidak memberitahu kepadanya siapa orang yang berjanji dengannya, ternyata orang tersebut adalah Austin Gu jadi tidak memberitahunya! Setelah ia siuman, beberapa kali ia merasa hubungan unik di antara Austin Gu dan Valerie Pei, namun dia tidak pernah mengatakannya, satu merupakan istrinya, satu merupakan adiknya.
Apakah sekarang bisa dihitung sebagai tertangkap basah?
Dia merasa kesal, lift sialan itu belum datang pula, Leon Gu dengan kesal mengeluarkan hpnya dan bertelepon kepada Valerie Pei, saat itu dia baru merasa ringback tone Valerie Pei yang romantis itu terdengar sangat menusuk telinga.
“Kamu dimana?” telepon tersebut tersambung, Leon Gu bahkan berkata “Halo” pun tidak, langsung bertanya kepadanya dimana ia berada, dan lift juga sudah tiba, dengan cepat ia masuk ke dalam lift, dan menekan tombol basement lantai 1.
“Di restoran, baru selesai makan, ingin pulang.” Valerie Pei sudah terbiasa dengan terus terangnya Leon Gu saat bertelepon, ia juga terbiasa dengan sikap Leon Gu yang tidak jelas itu.
“Tempat parkir?” Leon Gu menggenggam hpnya dengan erat, matanya terus menatap ke angka merah yang ada di atas lift.
“Iya? Kamu kok tahu?” Valerie Pei sedikit terkejut, jangan-jangan Leon Gu sekarang bisa jurus melihat dari ribuan mil yang jauh?
“Diam di sana, jangan salahkan aku tidak segan-segan lagi jika kamu berani melangkah satu langkah.” Leon Gu menutup telepon, dia tahu saat ini dia marah karena ia melihat Valerie Pei dan Austin Gu keluar dari restoran dengan mesra, selama Valerie Pei masih merupakan istri dari Leon Gu, maka dia tidak boleh melakukan hal yang di luar batas seperti ini.
Sudah pernah mengatakan kalau mereka harus saling menyiksa, bagaimana mungkin membiarkan dia makan bersama dengan orang lain dengan begitu bahagia?
Saat Leon Gu sampai di tempat parkir, ia langsung melihat Valerie Pei dan Austin Gu berdiri di depan mobil Cooper merah, sambil canda tawa.
Valerie Pei dan Austin Gu juga melihat Leon Gu, ia pun langsung menyimpan senyuman di wajahnya, ia hanya merasa tidak jelas, tiba-tiba menerima telepon Leon Gu, dia juga sepertinya tahu keberadaannya, dia juga memintanya untuk jangan kemana-mana dan menunggunya, dirinya juga sudah mendengarkan semua ucapannya, tapi sekarang wajah Leon Gu terlihat seperti ingin menelannya hidup-hidup, karena apa lagi?
“Kakak tertua, kamu juga makan di sini kah? Kalau aku dan Valerie tahu dari awal, kami sudah makan bersama kamu.” Austin Gu tetap berdiri di samping Valerie Pei, tidak langsung melangkah mundur karena ekspresi wajah Leon Gu yang terlihat tagas dan dingin itu.
Leon Gu melihat sekilas ke Austin Gu, Valerie? Panggil dengan mesra sekali.
“Valerie adalah Kakak ipar kamu, pantaskah tidak memanggilnya dengan sebutan Kakak ipar?” Leon Gu bahkan sudah tidak basa-basi lagi, buka mulut langsung membuat Austin Gu kehabisan kata-kata.
Austin Gu dari awal sudah memanggil Valerie Pei dengan Valerie, atau mungkin di alam bawah sadarnya sama sekali tidak pernah mengakui kalau Valerie Pei merupakan istri Leon Gu, Kakak iparnya.
“Leon Gu kamu kenapa ini, Austin tidak menyinggung kamu juga, kenapa kamu marah sembarangan seperti ini?" Dulu Leon Gu hanya bertengkar saat mereka sedang berdua saja, sekarang ada orang ketiga, dia pun tidak tahu menahan diri, kalau karena dirinya lalu melibatkan orang lain, Valerie Pei pun merasa tidak enak.
“Austin kamu pergi dulu, aku pulang bersama Leon Gu.” Tidak tahu juga Leon Gu sekarang marah karena apa, jadi Valerie Pei pun membiarkan Austin Gu pergi terlebih dahulu, agar tidak ikut terlibat tanpa sebab.
“Baik, Va……Kakak ipar.” Austin Gu menelan sebutan Valerie tersebut, dan memanggilnya dengan sebutan “Kakak ipar”.
Sekarang, Austin Gu masih belum memiliki kekuatan untuk melawan Leon Gu, Kakek lebih memihak kepada Putra sulung itu semua orang juga tahu, setelah Leon Gu kembali ke perusahaannya, Kakek terus mengirimkan dana untuk membantunya, bahkan perusahaan Austin Gu mengalami krisis, Kakek pun hanya berkata selesaikan sendiri. Cepat atau lambat, seluruh Keluarga Gu akan menjadi miliknya! Menahan untuk sementara baru bisa mencapai tujuan yang besar.
Wajah Valerie Pei terlihat kaku, dulu Austin Gu memanggil dia Valerie, dia tidak pernah merasa tidak pantas, umurnya memang lebih kecil daripada Austin Gu, mendengar dia memanggil dirinya Valerie tentu saja merasa biasa aja. Tapi hari ini diungkit oleh Leon Gu seperti ini, ia pun merasa sepertinya kurang pantas.
Leon Gu tidak mengatakan apapun, berdiri di tempat sambil melihat Austin Gu yang tidak puas itu sambil berkata sampai berjumpa lagi dengan Valerie Pei, lalu berjalan ke mobil dia sendiri.
setelah Austin Gu pergi, Valerie Pei pun langsung masuk ke dalam mobilnya tanpa berkat-kata, Leon Gu yang tadinya berencana untuk mendengarkan penjelasan Valerie Pei melihat ia malah tidak mengatakan apapun langsung masuk ke dalam mobil! Dan menyalakan mobil!
Dia juga melangkah dengan besar lalu membuka pintu mobil kursi penumpang dan masuk ke dalam mobil, Valerie Pei yang tadinya hendak mengemudi malah mematikan mesin, Leon Gu ini kalau tidak membuat dirinya kesal pasti merasa bosan ya! Memangnya kenapa kalau dirinya makan bersama Austin Gu, apakah perlu melihat suasana hatinya Leon Gu juga?
“Turun, kamu tidak diterima dalam mobilku!” Valerie Pei menyandar di kursi pengemudi, terlihat seolah-olah kalau aku tidak akan mengemudi kecuali kamu turun dari mobil.
Leon Gu tadinya masih merasa kesal terhadap masalah Valerie Pei tadi merangkul Austin Gu, sekarang dia malah mengusir dirinya keluar dari mobil, siapa yang memberikan dia nyali seperti ini?
“Kenapa aku harus turun dari mobil, ini adalah mobil Keluarga Gu!” Dari awal Leon Gu sudah tidak menyukai mobil cooper ini, warna merah pula, sama sekali tidak mantap, benar juga, mobil seperti apa cocok dengan orang yang seperti apa, kalau bukan karena mobil ini adalah mobil Valerie Pei, dia bahkan meliriknya pun tidak mau.
“Mobil ini aku beli sendiri, tidak menggunakan satu sen pun dari uang Keluarga Gu kalian!” Valerie Pei tahu bahwa jika dirinya berbicara dengan Leon Gu, tidak lebih dari tiga kalimat pasti akan bertengkar, dan bertengkar sampai Valerie Pei pun merasa kesal, kalau pertengkaran kecil dapat meningkatkan hubungan, tetapi mereka sama sekali tidak memiliki dasar hubungan, terus bertengkar seperti ini hanya akan semakin membenci satu sama lain
“Kamu saja milikku, tentu saja mobil ini milikku juga!”
“Sejak kapan aku jadi milikmu? Leon Gu kamu jangan tidak tahu malu seperti ini bisa tidak?” Valerie Pei dari dulu tidak suka diberi label, atau menyebut dia itu milik siapa, dia adalah milik dirinya sendiri!
Dan inilah alasan Leon Gu merasa ia tidak bisa hidup dengan baik bersama Valerie Pei, Valerie Pei terlalu keras, tidak mau memposisikan dirinya sebagai istri Leon Gu, mungkin secara tidak sadar ia masih ingin menjadi Nona kedua dari Keluarga Pei.
“Aku tidak tahu malu? Valerie Pei kamu sendirilah yang harus memeriksa tingkah laku kamu tahu? Jangan-jangan orang di Kota A kalian semuanya berperilaku seperti kamu ya tingkah laku tidak dikendalikan oleh otak?” Leon Gu merasa kemampuannya untuk bertengkar dengan orang lain pun menjadi lebih kuat selama berbulan-bulan hidup bersama Valerie Pei.
Dia biasanya tidak suka bertengkar dengan orang lain, dan juga tidak ada orang yang berani bertengkar dengannya, tapi Valerie Pei ini, selalu bertengkar dengannya di setiap kesempatan. Delapan Karakter mereka berdua pasti tidak cocok, bagaimana bisa hidup dengan bahagia?
“Kami orang Kota A tidak perlu kamu yang menilai, aku lihat orang yang tidak jelas seperti kamu di Kota S hanya kamu sendiri saja, sungguh memalukan orang Kota S!”
Perselisihan antara mereka berdua tampaknya telah menyimpang dari niat awal, dan mereka berdua pun ingin menang dalam perselisihan ini, setelah bertengkar sampai wajah pun menjadi merah, lalu Valerie Pei tiba-tiba menyalakan mobil saat Leon Gu tidak memperhatikannya, Leon Gu yang belum mengenakan sabuk pengaman setelah masuk ke dalam mobil pun terlempar keluar, kalau bukan karena tangannya yang menahan di depan, mungkin wajahnya sudah menabrak kaca depan!
“Kamu bisa mengemudi tidak?” Leon Gu kembali duduk dengan baik, mengenakan sabuk pengaman dengan takut.
“Mobil ini mobilku, aku ingin mengemudi dengan apa ya suka-suka aku, kalau kamu tidak terbiasa silahkan keluar, tidak ada orang yang menahan kamu juga.” Valerie Pei terhitung sudah membuat Leon Gu sedikit menderita, wajahnya pun terlihat senyuman tanpa ia sadari.
Valerie Pei tidak ingin bertengkar lagi dengan Leon Gu, langsung membuka radio yang ada di dalam mobil, dan mengatur volume radio sampai paling besar, tidak perlu dilihat juga tahu ekspresi wajah Leon Gu sekarang sekesal apa.
Mereka berdua tiba di tempat parkir rumah Keluarga Gu dengan aman, Valerie Pei turun dari mobil terlebih dahulu, tangannya sambil membawa kantong take away seafood dari restoran, hendak ingin memberikannya kepada Emily Gu.
“Apa yang ada di tanganmu?” Leon Gu baru teringat lagi masalah Valerie Pei makan malam bersama Austin Gu, tadi bertengkar dengannya lalu ia pun melupakan hal ini.
Valerie Pei tidak menghiraukannya, sambil membawa kantong tersebut dan ingin pergi, tapi tadi ia keseleo saat berada di restoran, sekarang masih terasa sakit, demi tidak memperlihatkan sisi lemahnya di depan Leon Gu, ia pun menahan rasa sakit tersebut dan berjalan ke depan.
Leon Gu pun dengan mudah menyadari kaki Valerie Pei yang tidak leluasa itu, lalu teringat tadi saat masih di restoran, gaya tersebut juga tidak seperti ia sengaja memeluk Austin Gu, apakah dia keseleo pada saat itu?
Leon Gu juga tidak mengatakan apapun, langsung mengambil kantong yang terasa sedikit berat dari tangan Valerie Pei lalu berjalan ke arah vilanya, kaki Valerie Pei terasa sakit jadi tidak bisa mengejar langkah Leon Gu, hanya bisa memarahinya di dalam hati, dia tidak pernah bertemu dengan pria yang begitu keras kepala seperti ini!
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriLove and Trouble
Mimi XuBeautiful Love
Stefen LeeMy Secret Love
Fang FangNikah Tanpa Cinta
Laura WangLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieCutie Mom
AlexiaMy Goddes
Riski saputroDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)