Diamond Lover - Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup

Tempat pernikahan mereka berada di tepi pantai. Di ujung untaian karpet merah ada sebuah panggung yang bentuknya sangat artistik, sementara di kedua sisi karpet ada kursi yang diduduki rekan-rekan dan sahabat-sahabat dari kedua belah pihak.

Angin laut pelan-pelan meniup kain merah di pilar pada kedua sisi. Karpet merah ditaburi dengan kelopak-kelopak mawar putih yang berserakan. Dengan ditatap lembut oleh semua hadirin, Valerie Pei dan Leon Gu perlahan melangkah maju.

Di kedua sisi karpet merah, si wanita melihat melihat wajah-wajah yang familiar buatnya. Di masa lalu, ia sudah melalui kebahagiaan, perselisihan, iri hati, dan lain-lain. Sekarang yang tersisa di hatinya hanya kegembiraan, karena apa lagi kalau bukan karena pernikahan ini.

Yang menarik perhatiannya adalah sekelompok teman yang memperlakukannya seperti saudara perempuan atau saudara laki-laki sendiri. Setiap ia menghadapi masalah, mereka pasti akan membantunya semakismal mungkin. Dengan kehadiran mereka, sepanjang masa mudanya, Valerie Pei merasa menerima jauh lebih banyak perhatian daripada orang lain.

Ethan Chen dan Jhonny Chen memperlakukannya seperti adik kandung perempuan.

Dan teman baiknya di Kota S, Gianna Wei…… Jika tidak ada dia, dirinya selama empat tahun akan sendirian membesarkan William Gu. Wanita itu tidak yakin ia sanggup melakukannya.

Semoga mereka bertiga baik-baik saja untuk selamanya. Semoga mereka bertiga memperoleh kebahagiaan masing-masing.

Terus, ada juga Nathan Xia. Valerie Pei selalu merasa bahwa ia berhutang banyak padanya, tetapi pria itu bilang dia melakukan semuanya dengan suka rela. Jika mereka tidak memandang penting latar belakang masing-masing, ia sekarang pasti masih akan mencintainya.

Sekarang, dia sudah punya istri dan buah hati. Hidupnya semakin hari pasti akan semakin indah.

Valerie Pei lalu menatap ibu dan kakak laki-lakinya. Saat ia bertindak kekanak-kanakan, saat ia tengah putus asa, mereka tetap bersedia untuk bertahan di sisinya. Ia bisa jadi seperti sekarang karena kasih dan toleransi mereka berdua. Jika sekarang bisa melihat kehidupan mereka, almarhum ayah pasti akan merasa lega.

Dirinya akhirnya bisa tumbuh dewasa. Kedepannya, ia tidak akan membuat mereka khawatir lagi. Kakak juga akan mendapatkan banyak kebahagiaan di masa depan. Semoga hubungannya dan kakak ipar harmonis untuk selamanya.

Valerie Pei memindahkan pandangan ke sebelah mereka. Di sana, ia melihat Ayah Gu dan Ibu Gu. Wanita itu merasa sangat bersyukur karena mereka telah melahirkan Leon Gu. Ia juga sangat berterima kasih karena mereka masih memperlakukannya dengan baik meski ia pernah melukai putra mereka.

Di antara sekian banyak anggota keluarga Gu yang baik padanya, Valerie Pei paling berterima kasih pada Henry Gu. Selangkah demi selangkah, pria tua itu sudah mentransformasi dirinya dari seorang wanita yang hanya bisa membuat masalah menjadi wanita yang kuat dan mandiri.

Si wanita merasa beruntung dengan tiga puluh tahun pertama hidupnya. Di sekitarnya, ada begitu banyak orang yang menyayanginya, menerima kekurangannya, dan mentoleransi kesalahannya. Mereka juga membuatnya bisa bertemu dengan Leon Gu dan merasa ingin mengandeng tangannya hingga akhir hayat.

Valerie Pei tahu Leon Gu juga punya perasaan serupa.

Di sisi pria, si wanita melihat sosok Handy Ji. Ia berterima kasih sekaligus merasa bersalah pada pria itu. Terima kasihnya dikarenakan pria itu pernah memperlakukannya dengan sangat baik, sementara merasa bersalahnya karena dia saat itu berperilaku dengan tidak dewasa.

Handy Ji tersenyum pada Valerie Pei. Itu adalah senyuman kelegaan setelah melepaskan seseorang. Valerie Pei akan balikan dengan Leon Gu, ini akhiran yang sudah ia ketahui sejak lama. Karena campur tangannya, hasil itu datang dengan sedikit terlambat. Si wanita harusnya tidak akan menyalahkan dia kan……

Telah tiba di ujung karpet mereka, Leon Gu dan Valerie Pei kini berdiri di hadapan pendeta. Mereka mendengarkan rangkaian kata-kata yang dibacakan olehnya dengan seksama, seolah-olah mereka tidak tertarik untuk mendengarkan kata-kata lain. Mereka juga merasa seperti hanya ada mereka berdua di dunia ini. Sembari menatap satu sama lain, mereka berdua berkata “aku bersedia” di dalam hati.

“Aku bersedia.”

“Aku bersedia.”

Setelah pendeta bertanya, keduanya melontarkan jawaban yang daritadi sudah diucapkan dalam hati. Kata-kata “aku bersedia” ini datangnya agak terlambat, namun keterlambatan itu tidak akan menghalangi langkah mereka untuk mengejar kebahagiaan.

Pengiring pengantin wanita kemudian membawa sebuah nampak yang berisi sepasang cincin indah. Dua cincin itu masih cincin-cincin yang sama dengan yang Leon Gu waktu itu berikan pada Valerie Pei. Namun, keduanya terlihat jauh lebih baru karena sudah dibuat mengkilap.

“Satu cincin untuk seumur hidup sudah cukup.” Si pria memakaikan salah satu cincin ke jari si wanita. Waktu itu, tanpa berpikir panjang, ia langsung memutuskan untuk tidak beli cincin baru.

Wanita itu juga mengambil cincin pria dan memakaikannya pada si suami. Satu cincin untuk seumur hidup, ia sepenuhnya setuju dengan ini.

“Pengantin pria bisa mencium pengantin wanita.” Pendeta tersenyum pada pasangan baru di hadapannya. Tidak, mereka hitungannya bukan pasangan baru……

Leon Gu daritadi sudah ingin melakukan ini. Lebih tepatnya lagi, dari berbagai acara, pria itu ingin melompati semuanya dan langsung masuk kamar pengantin! Si pria membuka veil pengantin si wanita, memeluknya, dan mencium bibirnya dengan penuh kasih.

Pada momen ini, saat semua orang bangkit berdiri dan bertepuk tangan, ribuan balon berwarna-warni yang telah disiapkan dilepaskan secara bersamaan. Sorakan dan tepuk tangan yang tidak ada hentinya membuat Leon Gu dan Valerie Pei larut dalam indahnya momen.

Setelah menunggu lama, mereka akhirnya bisa benar-benar bersatu.

Leon Gu ingin memperlama dan mengagresifkan ciuman, namun sadar dirinya mungkin bakal lepas kembali jika ia melakukan keduanya. Alhasil, ia melepaskan ciuman mereka dan menempelkan dahi di dahinya.

“Aku mencintaimu.”

“Aku juga mencintaimu.”

Semua orang dibuat merinding dengan kemanisan mereka berdua. Beruntung, karena sadar masih berada di luar ruangan dan dikelilingi banyak orang, Leon Gu dan Valerie Pei banyak menjaga sikap. Acara selanjutnya adalah acara pelemparan bunga.

Baik si pria mau pun si wanita sama-sama punya banyak rekan dan saudara yang belum menikah. Mereka semua berdiri di belakang Valerie Pei dan menantikan buket bunga dilempar. Lebih tepatnya, mereka menantikan ketibaan hari bahagia mereka masing-masing.

Setelah berhitung mundur, Valerie Pei melempar buket bunganya ke belakang. Ketika menoleh, ia melihat Emily Gu lah yang berhasil mendapatkan buket itu. Yang berhasil meraihnya terhenyak, sementara yang gagal agak kecewa. Untungya, perasaan negatif ini dengan segera ditutupi oleh atmosfer kegembiraan.

Setelah acara luar ruangan selesai, saudara dan teman kedua belah pihak kembali ke hotel untuk memulai jamuan makan.

Berencana mengangggu ritual pengantin, sekelompok orang tidak memberikan Leon Gu minum terlalu banyak bir. Sebagian besar bir dihabiskan oleh pengirim pengantin pria, itu termasuk dengan porsi yang diberikan oleh para anggota keluarga senior karena tidak sanggup minum. Sementara itu, mungkin karena sudah lama tidak minum bir, wajah Valerie Pei langsung memerah setelah baru menegak dua gelas. Langkah kakinya juga sedikit goyang.

Menjadikan kondisinya ini sebagai alibi, Leon Gu mengabarkan bahwa ia ingin mengantar Valerie Pei ke kamar pengantin untuk istirahat sejenak. Orang-orang yang berencana untuk menganggu malam pertamanya tidak berani menghadang. Bagaimana tidak, masa mereka mau menghalangi seorang pria yang tengah melindungi istrinya?

Sekeluarnya dari ruang perjamuan, Leon Gu dan Valerie Pei saling tatap dan saling senyum. Mereka tidak pergi kamar pengantin, melainkan ke parkiran mobil!

“Istriku sangat kooperatif!” Sembari merangkul si wanita, si pria mengecup jidatnya.

Valerie Pei tersenyum lebar dan menanggapi, “Melihat sekelompok orang tadi, aku yakin mereka berencana untuk menganggu malam pertama kita. Aku tidak mau diganggu di momen bersejarah itu!” Wanita itu sedari awal sudah bisa membaca pikiran mereka. Mereka melontarkan berbagai perkataan yang menggoda, juga sesekali berbisik-bisik secara mencurigakan. Bila tetap menginap di sini, kamar pengantin mereka berdua pasti akan direcoki oleh mereka semua.

“Betul, lebih baik kita “bertarung” berduaan saja.” Mendengar kata-kata ambigunya, Valerie Pei mendorong Leon Gu dengan pelan.

Keduanya naik mobil sport. Si pria melajukan mobil meninggalkan hotel. Sembari menyetir, ia membayangkan bagaimana reaksi rekan-rekannya ketika menyadari dirinya hilang dan menerima “hadiah” yang ia persiapkan dengan sepenuh hati.

Di ruang perjamuan, merasa ada sesuatu yang tidak beres, kelompok yang terdiri dari saudara-saudara dan rekan-rekan kedua belah pihak ini memutuskan untuk naik dan mengecek keadaan Leon Gu dan Valerie Pei. Kesanggupan mempelai wanita dalam minum bir cukup oke. Sekali pun sudah lama tidak minum, dia seharusnya tidak mungkin mabuk hanya gara-gara dua gelas. Dia juga pasti ingin menjaga kesadaran untuk malam pengantin kan……

Sekelompok orang ini naik ke atas. Dengan langkah yang diringan-ringankan, mereka berbarengan pergi ke kamar sepasang mempelai.

Berhubung kamar pengantin tidak tertutup rapat, semakin dekat dengan kamar itu, mereka semakin merasa tidak etis untuk masuk. Alasannya, dari dalam terdengar suara desahan dan rintihan. Mereka semua adalah orang dewasa, tidak mungkinlah mereka tidak paham ini suara-suara apa.

“Ayo turun lagi…… Berikan bos privasi.” Demi melindungi bosnya, Bobby Li rela menghalangi pintu.

Beberapa rekan yang tumbuh bareng Leon Gu semakin lama semakin merasa suara ini tidak mirip dengan suara Leon Gu. Lagipula, sahabat mereka itu tidak mungkin bertindak sesembrono ini. Sekali pun tidak memikirkan dirinya sendiri, dia pasti akan memikirkan rasa malu Valerie Pei. Jadi, dia tidak mungkin tidak memedulikan pintu yang belum ditutup rapat!

Berlandaskan kecurigaan ini, Mario Yin mengulurkan tangan dan membuka pintu. Semua sudut kamar pengantin mereka cek dengan teliti, namun mereka tidak menjumpai siapa pun. Tanpa disangka, suara erotis yang mereka daritadi dengar berasal dari pengeras suara!

Sekelompok orang ini seketika merasa telah diperdaya oleh Leon Gu dan Valerie Pei. Ketika mereka ingin keluar dari kamar ini, pintu kamar tiba-tiba ditutup. Efek kedap suara di kamar ini sangat bagus. Tidak peduli seberapa kencang mereka berteriak, orang di luar tidak akan bisa dengar. Yang membuat situasi makin menyebalkan adalah sinyal ponsel mereka diblokir. Telepon kamar hotel juga tidak tersambung.

Terjebak di kamar pengantin, sekelompok orang ini saling menatap dengan mata terbelalak.

Di mobil, Leon Gu dan Valerie Pei tertawa ngakak tiap membayangkan ekspresi mereka.

“Kita mau ke mana?” Daritadi mengemudi di sepanjang jalan tepi laut, si pria belum memberi tahu tujuan mereka ke istrinya.

“Pergi ke tempat yang tidak mungkin diganggu. Kamu nanti lihat sendiri saja.” Leon Gu tahu bahwa rekan-rekannya tidak mungkin terkunci terlalu lama. Setelah berhasil keluar, mereka pasti akan lanjut mencari mereka berdua. Apalagi, berhubung pernikahan dirinya hanya berlangsung sekali, mereka sesudah ini tidak akan memiliki kesempatan untuk menjahilinya lagi. Dengan kondisi ini, semakin frustrasi mereka mencarinya, maka mereka akan semakin bertambah garang. Demi keamanan, si pria berniat membawa si wanita ke tempat yang mustahil mereka temukan.

Ia ingin yang masuk kamar pengantin mereka malam ini hanya mereka berdua……

Valerie Pei menoleh ke Leon Gu. Ia bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia sudah jatuh cinta padanya sejak dia terlahir ke dunia ini? Tiap menatap pria ini, kedua matanya terasa seperti melihatt bunga-bunga yang bermekaran dengan indah. Wanita itu tiba-tiba ingin menyerahkan semua yang ada dalam dirinya buat dia.

Leon Gu telah melampai semua standarnya. Karena dia merupakan Leon Gu, maka ia mencintainya……

Si wanita tahu bahwa cinta si pria padanya jauh lebih dalam dan jauh lebih buta. Leon Gu tidak pandai menunjukkan cinta, hanya saja dia rela untuk memberikan semua yang dia anggap berharga padanya. Karirnya dan keluarganya bahkan sedikit dia tinggalkan sejak bertemu dengannya.

Sekalinya Leon Gu jatuh cinta, semua wanita, bahkan Valerie Pei, merasa tidak layak untuk menerima cintanya.

Valerie Pei merasa beruntung karena dirinya bisa bertemu dan dicintai pria macam ini. Jika ia melewatkannya, itu sama saja dengan menderita kerugian yang besar!

Saat ini, masing-masing dari mereka memiliki kata-kata yang terlalu banyak di dalam hati. Walau begitu, mereka tetap menjaga keheningan. Sekalinya saling bertatapan, mereka pasti bisa langsung memahami isi hati masing-masing dengan sangat tepat.

Matahari indah, angin laut sepoi-sepoi, semua hal terasa baik. Jelas, yang paling baik dari semuanya adalah Leon Gu ada di sisi Valerie Pei dan Valerie Pei ada di sisi Leon Gu.

Dengan cinta yang diperoleh dengan susah payah ini, dalam perjalanan ke depan, mereka yakin mereka berdua bisa melangkah sangat jauh.

Dengan dipenuhi sukacita, mobil sport terus melaju di jalanan tepi pantai.

Di hotel, tersadar bahwa ada banyak orang yang menghilang, saudara-saudara dan teman-teman yang masih tersisa di ruang perjamuan bertanya pada staff hotel ke mana perginya mereka. Kemudian, mereka baru tahu bahwa mereka semua naik di kamar pengantin. Setelah mereka membuka pintunya, kelompok orang yang ada di dalam akhirnya terlepas dari jebakan. Dengan kesal, mereka bilang bahwa mereka akan mencari Leon Gu dan Valerie Pei hingga ketemu. Sialan, niat menganggu malam pertama ini malah mendatangkan masalah untuk mereka!

Emily Gu juga tertarik untuk mencari kakak dan kakak iparnya. Ketika ingin menyusul kelompok orang itu, langkah si wanita dihentikan oleh nada dering ponsel. Melihat nomor yang tertera di layar, Emily Gu kembali ke kamar pengantin dengan ekspresi yang cukup serius……

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu