Diamond Lover - Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
Tempat pernikahan mereka berada di tepi pantai. Di ujung untaian karpet merah ada sebuah panggung yang bentuknya sangat artistik, sementara di kedua sisi karpet ada kursi yang diduduki rekan-rekan dan sahabat-sahabat dari kedua belah pihak.
Angin laut pelan-pelan meniup kain merah di pilar pada kedua sisi. Karpet merah ditaburi dengan kelopak-kelopak mawar putih yang berserakan. Dengan ditatap lembut oleh semua hadirin, Valerie Pei dan Leon Gu perlahan melangkah maju.
Di kedua sisi karpet merah, si wanita melihat melihat wajah-wajah yang familiar buatnya. Di masa lalu, ia sudah melalui kebahagiaan, perselisihan, iri hati, dan lain-lain. Sekarang yang tersisa di hatinya hanya kegembiraan, karena apa lagi kalau bukan karena pernikahan ini.
Yang menarik perhatiannya adalah sekelompok teman yang memperlakukannya seperti saudara perempuan atau saudara laki-laki sendiri. Setiap ia menghadapi masalah, mereka pasti akan membantunya semakismal mungkin. Dengan kehadiran mereka, sepanjang masa mudanya, Valerie Pei merasa menerima jauh lebih banyak perhatian daripada orang lain.
Ethan Chen dan Jhonny Chen memperlakukannya seperti adik kandung perempuan.
Dan teman baiknya di Kota S, Gianna Wei…… Jika tidak ada dia, dirinya selama empat tahun akan sendirian membesarkan William Gu. Wanita itu tidak yakin ia sanggup melakukannya.
Semoga mereka bertiga baik-baik saja untuk selamanya. Semoga mereka bertiga memperoleh kebahagiaan masing-masing.
Terus, ada juga Nathan Xia. Valerie Pei selalu merasa bahwa ia berhutang banyak padanya, tetapi pria itu bilang dia melakukan semuanya dengan suka rela. Jika mereka tidak memandang penting latar belakang masing-masing, ia sekarang pasti masih akan mencintainya.
Sekarang, dia sudah punya istri dan buah hati. Hidupnya semakin hari pasti akan semakin indah.
Valerie Pei lalu menatap ibu dan kakak laki-lakinya. Saat ia bertindak kekanak-kanakan, saat ia tengah putus asa, mereka tetap bersedia untuk bertahan di sisinya. Ia bisa jadi seperti sekarang karena kasih dan toleransi mereka berdua. Jika sekarang bisa melihat kehidupan mereka, almarhum ayah pasti akan merasa lega.
Dirinya akhirnya bisa tumbuh dewasa. Kedepannya, ia tidak akan membuat mereka khawatir lagi. Kakak juga akan mendapatkan banyak kebahagiaan di masa depan. Semoga hubungannya dan kakak ipar harmonis untuk selamanya.
Valerie Pei memindahkan pandangan ke sebelah mereka. Di sana, ia melihat Ayah Gu dan Ibu Gu. Wanita itu merasa sangat bersyukur karena mereka telah melahirkan Leon Gu. Ia juga sangat berterima kasih karena mereka masih memperlakukannya dengan baik meski ia pernah melukai putra mereka.
Di antara sekian banyak anggota keluarga Gu yang baik padanya, Valerie Pei paling berterima kasih pada Henry Gu. Selangkah demi selangkah, pria tua itu sudah mentransformasi dirinya dari seorang wanita yang hanya bisa membuat masalah menjadi wanita yang kuat dan mandiri.
Si wanita merasa beruntung dengan tiga puluh tahun pertama hidupnya. Di sekitarnya, ada begitu banyak orang yang menyayanginya, menerima kekurangannya, dan mentoleransi kesalahannya. Mereka juga membuatnya bisa bertemu dengan Leon Gu dan merasa ingin mengandeng tangannya hingga akhir hayat.
Valerie Pei tahu Leon Gu juga punya perasaan serupa.
Di sisi pria, si wanita melihat sosok Handy Ji. Ia berterima kasih sekaligus merasa bersalah pada pria itu. Terima kasihnya dikarenakan pria itu pernah memperlakukannya dengan sangat baik, sementara merasa bersalahnya karena dia saat itu berperilaku dengan tidak dewasa.
Handy Ji tersenyum pada Valerie Pei. Itu adalah senyuman kelegaan setelah melepaskan seseorang. Valerie Pei akan balikan dengan Leon Gu, ini akhiran yang sudah ia ketahui sejak lama. Karena campur tangannya, hasil itu datang dengan sedikit terlambat. Si wanita harusnya tidak akan menyalahkan dia kan……
Telah tiba di ujung karpet mereka, Leon Gu dan Valerie Pei kini berdiri di hadapan pendeta. Mereka mendengarkan rangkaian kata-kata yang dibacakan olehnya dengan seksama, seolah-olah mereka tidak tertarik untuk mendengarkan kata-kata lain. Mereka juga merasa seperti hanya ada mereka berdua di dunia ini. Sembari menatap satu sama lain, mereka berdua berkata “aku bersedia” di dalam hati.
“Aku bersedia.”
“Aku bersedia.”
Setelah pendeta bertanya, keduanya melontarkan jawaban yang daritadi sudah diucapkan dalam hati. Kata-kata “aku bersedia” ini datangnya agak terlambat, namun keterlambatan itu tidak akan menghalangi langkah mereka untuk mengejar kebahagiaan.
Pengiring pengantin wanita kemudian membawa sebuah nampak yang berisi sepasang cincin indah. Dua cincin itu masih cincin-cincin yang sama dengan yang Leon Gu waktu itu berikan pada Valerie Pei. Namun, keduanya terlihat jauh lebih baru karena sudah dibuat mengkilap.
“Satu cincin untuk seumur hidup sudah cukup.” Si pria memakaikan salah satu cincin ke jari si wanita. Waktu itu, tanpa berpikir panjang, ia langsung memutuskan untuk tidak beli cincin baru.
Wanita itu juga mengambil cincin pria dan memakaikannya pada si suami. Satu cincin untuk seumur hidup, ia sepenuhnya setuju dengan ini.
“Pengantin pria bisa mencium pengantin wanita.” Pendeta tersenyum pada pasangan baru di hadapannya. Tidak, mereka hitungannya bukan pasangan baru……
Leon Gu daritadi sudah ingin melakukan ini. Lebih tepatnya lagi, dari berbagai acara, pria itu ingin melompati semuanya dan langsung masuk kamar pengantin! Si pria membuka veil pengantin si wanita, memeluknya, dan mencium bibirnya dengan penuh kasih.
Pada momen ini, saat semua orang bangkit berdiri dan bertepuk tangan, ribuan balon berwarna-warni yang telah disiapkan dilepaskan secara bersamaan. Sorakan dan tepuk tangan yang tidak ada hentinya membuat Leon Gu dan Valerie Pei larut dalam indahnya momen.
Setelah menunggu lama, mereka akhirnya bisa benar-benar bersatu.
Leon Gu ingin memperlama dan mengagresifkan ciuman, namun sadar dirinya mungkin bakal lepas kembali jika ia melakukan keduanya. Alhasil, ia melepaskan ciuman mereka dan menempelkan dahi di dahinya.
“Aku mencintaimu.”
“Aku juga mencintaimu.”
Semua orang dibuat merinding dengan kemanisan mereka berdua. Beruntung, karena sadar masih berada di luar ruangan dan dikelilingi banyak orang, Leon Gu dan Valerie Pei banyak menjaga sikap. Acara selanjutnya adalah acara pelemparan bunga.
Baik si pria mau pun si wanita sama-sama punya banyak rekan dan saudara yang belum menikah. Mereka semua berdiri di belakang Valerie Pei dan menantikan buket bunga dilempar. Lebih tepatnya, mereka menantikan ketibaan hari bahagia mereka masing-masing.
Setelah berhitung mundur, Valerie Pei melempar buket bunganya ke belakang. Ketika menoleh, ia melihat Emily Gu lah yang berhasil mendapatkan buket itu. Yang berhasil meraihnya terhenyak, sementara yang gagal agak kecewa. Untungya, perasaan negatif ini dengan segera ditutupi oleh atmosfer kegembiraan.
Setelah acara luar ruangan selesai, saudara dan teman kedua belah pihak kembali ke hotel untuk memulai jamuan makan.
Berencana mengangggu ritual pengantin, sekelompok orang tidak memberikan Leon Gu minum terlalu banyak bir. Sebagian besar bir dihabiskan oleh pengirim pengantin pria, itu termasuk dengan porsi yang diberikan oleh para anggota keluarga senior karena tidak sanggup minum. Sementara itu, mungkin karena sudah lama tidak minum bir, wajah Valerie Pei langsung memerah setelah baru menegak dua gelas. Langkah kakinya juga sedikit goyang.
Menjadikan kondisinya ini sebagai alibi, Leon Gu mengabarkan bahwa ia ingin mengantar Valerie Pei ke kamar pengantin untuk istirahat sejenak. Orang-orang yang berencana untuk menganggu malam pertamanya tidak berani menghadang. Bagaimana tidak, masa mereka mau menghalangi seorang pria yang tengah melindungi istrinya?
Sekeluarnya dari ruang perjamuan, Leon Gu dan Valerie Pei saling tatap dan saling senyum. Mereka tidak pergi kamar pengantin, melainkan ke parkiran mobil!
“Istriku sangat kooperatif!” Sembari merangkul si wanita, si pria mengecup jidatnya.
Valerie Pei tersenyum lebar dan menanggapi, “Melihat sekelompok orang tadi, aku yakin mereka berencana untuk menganggu malam pertama kita. Aku tidak mau diganggu di momen bersejarah itu!” Wanita itu sedari awal sudah bisa membaca pikiran mereka. Mereka melontarkan berbagai perkataan yang menggoda, juga sesekali berbisik-bisik secara mencurigakan. Bila tetap menginap di sini, kamar pengantin mereka berdua pasti akan direcoki oleh mereka semua.
“Betul, lebih baik kita “bertarung” berduaan saja.” Mendengar kata-kata ambigunya, Valerie Pei mendorong Leon Gu dengan pelan.
Keduanya naik mobil sport. Si pria melajukan mobil meninggalkan hotel. Sembari menyetir, ia membayangkan bagaimana reaksi rekan-rekannya ketika menyadari dirinya hilang dan menerima “hadiah” yang ia persiapkan dengan sepenuh hati.
Di ruang perjamuan, merasa ada sesuatu yang tidak beres, kelompok yang terdiri dari saudara-saudara dan rekan-rekan kedua belah pihak ini memutuskan untuk naik dan mengecek keadaan Leon Gu dan Valerie Pei. Kesanggupan mempelai wanita dalam minum bir cukup oke. Sekali pun sudah lama tidak minum, dia seharusnya tidak mungkin mabuk hanya gara-gara dua gelas. Dia juga pasti ingin menjaga kesadaran untuk malam pengantin kan……
Sekelompok orang ini naik ke atas. Dengan langkah yang diringan-ringankan, mereka berbarengan pergi ke kamar sepasang mempelai.
Berhubung kamar pengantin tidak tertutup rapat, semakin dekat dengan kamar itu, mereka semakin merasa tidak etis untuk masuk. Alasannya, dari dalam terdengar suara desahan dan rintihan. Mereka semua adalah orang dewasa, tidak mungkinlah mereka tidak paham ini suara-suara apa.
“Ayo turun lagi…… Berikan bos privasi.” Demi melindungi bosnya, Bobby Li rela menghalangi pintu.
Beberapa rekan yang tumbuh bareng Leon Gu semakin lama semakin merasa suara ini tidak mirip dengan suara Leon Gu. Lagipula, sahabat mereka itu tidak mungkin bertindak sesembrono ini. Sekali pun tidak memikirkan dirinya sendiri, dia pasti akan memikirkan rasa malu Valerie Pei. Jadi, dia tidak mungkin tidak memedulikan pintu yang belum ditutup rapat!
Berlandaskan kecurigaan ini, Mario Yin mengulurkan tangan dan membuka pintu. Semua sudut kamar pengantin mereka cek dengan teliti, namun mereka tidak menjumpai siapa pun. Tanpa disangka, suara erotis yang mereka daritadi dengar berasal dari pengeras suara!
Sekelompok orang ini seketika merasa telah diperdaya oleh Leon Gu dan Valerie Pei. Ketika mereka ingin keluar dari kamar ini, pintu kamar tiba-tiba ditutup. Efek kedap suara di kamar ini sangat bagus. Tidak peduli seberapa kencang mereka berteriak, orang di luar tidak akan bisa dengar. Yang membuat situasi makin menyebalkan adalah sinyal ponsel mereka diblokir. Telepon kamar hotel juga tidak tersambung.
Terjebak di kamar pengantin, sekelompok orang ini saling menatap dengan mata terbelalak.
Di mobil, Leon Gu dan Valerie Pei tertawa ngakak tiap membayangkan ekspresi mereka.
“Kita mau ke mana?” Daritadi mengemudi di sepanjang jalan tepi laut, si pria belum memberi tahu tujuan mereka ke istrinya.
“Pergi ke tempat yang tidak mungkin diganggu. Kamu nanti lihat sendiri saja.” Leon Gu tahu bahwa rekan-rekannya tidak mungkin terkunci terlalu lama. Setelah berhasil keluar, mereka pasti akan lanjut mencari mereka berdua. Apalagi, berhubung pernikahan dirinya hanya berlangsung sekali, mereka sesudah ini tidak akan memiliki kesempatan untuk menjahilinya lagi. Dengan kondisi ini, semakin frustrasi mereka mencarinya, maka mereka akan semakin bertambah garang. Demi keamanan, si pria berniat membawa si wanita ke tempat yang mustahil mereka temukan.
Ia ingin yang masuk kamar pengantin mereka malam ini hanya mereka berdua……
Valerie Pei menoleh ke Leon Gu. Ia bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia sudah jatuh cinta padanya sejak dia terlahir ke dunia ini? Tiap menatap pria ini, kedua matanya terasa seperti melihatt bunga-bunga yang bermekaran dengan indah. Wanita itu tiba-tiba ingin menyerahkan semua yang ada dalam dirinya buat dia.
Leon Gu telah melampai semua standarnya. Karena dia merupakan Leon Gu, maka ia mencintainya……
Si wanita tahu bahwa cinta si pria padanya jauh lebih dalam dan jauh lebih buta. Leon Gu tidak pandai menunjukkan cinta, hanya saja dia rela untuk memberikan semua yang dia anggap berharga padanya. Karirnya dan keluarganya bahkan sedikit dia tinggalkan sejak bertemu dengannya.
Sekalinya Leon Gu jatuh cinta, semua wanita, bahkan Valerie Pei, merasa tidak layak untuk menerima cintanya.
Valerie Pei merasa beruntung karena dirinya bisa bertemu dan dicintai pria macam ini. Jika ia melewatkannya, itu sama saja dengan menderita kerugian yang besar!
Saat ini, masing-masing dari mereka memiliki kata-kata yang terlalu banyak di dalam hati. Walau begitu, mereka tetap menjaga keheningan. Sekalinya saling bertatapan, mereka pasti bisa langsung memahami isi hati masing-masing dengan sangat tepat.
Matahari indah, angin laut sepoi-sepoi, semua hal terasa baik. Jelas, yang paling baik dari semuanya adalah Leon Gu ada di sisi Valerie Pei dan Valerie Pei ada di sisi Leon Gu.
Dengan cinta yang diperoleh dengan susah payah ini, dalam perjalanan ke depan, mereka yakin mereka berdua bisa melangkah sangat jauh.
Dengan dipenuhi sukacita, mobil sport terus melaju di jalanan tepi pantai.
Di hotel, tersadar bahwa ada banyak orang yang menghilang, saudara-saudara dan teman-teman yang masih tersisa di ruang perjamuan bertanya pada staff hotel ke mana perginya mereka. Kemudian, mereka baru tahu bahwa mereka semua naik di kamar pengantin. Setelah mereka membuka pintunya, kelompok orang yang ada di dalam akhirnya terlepas dari jebakan. Dengan kesal, mereka bilang bahwa mereka akan mencari Leon Gu dan Valerie Pei hingga ketemu. Sialan, niat menganggu malam pertama ini malah mendatangkan masalah untuk mereka!
Emily Gu juga tertarik untuk mencari kakak dan kakak iparnya. Ketika ingin menyusul kelompok orang itu, langkah si wanita dihentikan oleh nada dering ponsel. Melihat nomor yang tertera di layar, Emily Gu kembali ke kamar pengantin dengan ekspresi yang cukup serius……
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiMr. Ceo's Woman
Rebecca WangTakdir Raja Perang
Brama aditioSuami Misterius
LauraThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)