Diamond Lover - Bab 43 Ayah Yang Layak?
Valerie Pei berjalan dengan perlahan, dia merasakan ujian dari jalan batu kecil ini terhadap sepatu hak tingginya, Austin Gu yang dari tadi sudah sampai di rumah Keluarga Gu sudah menunggu Valerie Pei di jalan kecil.
Setelah ia melihat Leon Gu kembali ke villanya, dia baru keluar dari belakang hutan kecil tersebut, melihat Valerie Pei sambil berjalan dengan bertatih-tatih mengarah ke sini. Memang seharusnya Valerie Pei tidak bersama orang seperti Leon Gu yang tidak tahu menyanyangi wanita, dia begitu membutuhkan kasih sayang orang lain, dan yang Leon Gu berikan kepadanya hanya menyakitinya.
“Valerie.” Tidak ada Leon Gu di sini, Austin Gu pun tetep memanggilnya dengan Valerie, kenyataan bahwa Valerie Pei merupakan Istri Leon Gu pun baru agak ditekan olehnya.
“Eh? Austin, kamu belum pulang?” Valerie Pei melihat Austin Gu di sini merasa sedikit terkejut, dia pun menyimpan wajah kesal terhadap Leon Gu tadi, “Tadi maaf ya.”
“Tidak apa-apa, aku sangat memahami temperamen Kakak tertua, malah kamu, aku takut kamu tidak tahan dengannya.” Menghadapi Valerie Pei, wajah Austin Gu tetap tersenyum seperti biasanya, dan senyuman ini memang membuatnya merasa sangat nyaman saat semua orang menunjukkan wajah yang tidak senang kepadanya selain Emily Gu pada 4 tahun terakhir ini.
“Temperamennya memang sedikit……” Valerie Pei tidak dapat menemukan satu kata pun untuk menggambarkan temperamen Leon Gu, mengatakan dia tidak jelas saja sudah halus, tapi tidak peduli seberapa buruk temperamen Leon Gu, dia tetap merupakan suaminya, dirinya tetap harus menahannya.
tiba-tiba, Valerie Pei juga tidak harus tahu mengatakan apa lagi, teringat nanti pulang ke rumah masih harus beradu dengan Leon Gu saja sudah merasa lelah, teringat William, mungkin jam segini ia sudah tidur….
“Kamu tadi keseleo, ini adalah salep, nanti pulang coba kamu gunakan, besok seharusnya sudah akan baik-baik saja.” Austin Gu memberikan sekotak salep kepada Valerie Pei.
“Terima kasih.” Saat ini, Valerie Pei merasa Austin Gu seperti seorang Kakak, saat Leon Gu masih berbaring di atas ranjang, dia sendiri yang sama sekali tidak pernah berurusan dengan urusan bisnis, berapa kali ia melakukan kesalahan, Austin Gu pasti akan menemaninya untuk lembur, kadang juga akan mengkritiknya dengan tidak segan-segan, nadanya juga tidak lebih baik daripada Leon Gu, namun ia juga bisa memberikan salep kepadanya di saat seperti ini.
Di kota A, dia memiliki seorang Kakak yang menyayanginya dan memanjakannya, di Kota S, dia juga memiliki seorang Paman kecil yang seperti Kakak.
“Terima kasih.” Valerie Pei menerima salep tersebut dengan penuh rasa terima kasih, suami saat bertengkar dengannya di mobil, malah tidak memperhatikan kalau kakinya sudah cedera, dia juga tidak berharap Leon Gu akan bersikap begitu perhatian seperti Austin Gu, tapi setidaknya mereka berdua jangan langsung bertengkar setiap kali bertemu!
“Kamu terus berkata terima kasih membuat kita berdua terasa sangat asing, pulanglah lebih awal untuk beristirahat.” Austin Gu tersenyum dengan ringan, dan melambaikan tangannya kepada Valerie Pei, lalu ia pun kembali ke villanya. Dia juga ingin mengantarnya sampai ke depan pintu, dia merasa khawatir dengan pergelangan kakinya, dulu Valerie Pei dicambuk 4 kali oleh Kakek, dia merasa tidak tega, sambil menopang Kakek ke kamarnya, melihat punggungnya berlumuran darah, dia bahkan ingin memukul Leon Gu.
Tapi bagaimanapun, Valerie Pei adalah Istri dari Kakak tertuanya, dia hanya bisa melihatnya dari jauh, hanya bisa melakukan sikap perhatian kecil di belakang, hanya bisa melihat Leon Gu menggunakan berbagai cara untuk menyakiti Valerie Pei.
Dengan susah payah Valerie Pei akhirnya berjalan sampai ke villa, ia malah melihat Leon Gu dan William sedang makan seafood sambil duduk di sofa! Benak Valerie Pei tiba-tiba menjadi kosong, pada saat tahun lalu, William tidak sengaja makan sedikit ubur-ubur, belum beberapa jam saja badannya langsung muncul ruam merah, sampai sekarang asal William sedang makan di meja makan, pasti tidak akan ada seafood!
Leon Gu malah membiarkan William makan begitu banyak!
Valerie Pei juga sudah tidak peduli dengan rasa sakit di pergelangan kakinya sambil berlari ke samping William dan merebut udang yang ia makan, lalu mendorong piring yang ada di depannya dengan jauh.
“William Gu siapa yang menyuruh kamu makan seafood?” Valerie Pei hampir membuka mulut William dan membiarkan dia memuntahkan apa yang sudah ia makan, saat itu William mengalami demam dan muncul ruam merah, Valerie Pei pun hampir pingsan karena panik.
William tahu kalau Mommynya marah pasti akan menyebutnya dengan nama lengkap, dia biasanya sangat turut, kali ini sepertinya benar-benar membuat Mommy marah, dia sambil menjatuhkan tangan kecilnya, mengedipkan matanya, dan melihat ke arah Leon Gu.
“William hanya makan sedikit seafood aja, kamu perlu seheboh ini? tidak seperti coke atau ice cream cone juga bisa membuat sakit perut…..” Leon Gu semakin ngomong suaranya semakin kecil, Valerie Pei juga tidak akan marah tanpa sebab, jangan-jangan William juga tidak boleh makan seafood?
Tapi tadi William melihat kantong yang ada di tangannya, tiba-tiba menjadi sangat dekat dengannya, dia dan William sudah lama tidak seperti pasangan Ayah dan anak sambil duduk sambil makan bersama, ia berpikir kalau Valerie Pei membungkus makanannya pulang, mungkin juga untuk dimakan Willian, lalu ia pun sambil duduk bersama William dan makan bersamanya di depan sofa, melihat William sambil makan sambil tersenyum, hati Leon Gu pun senang sampai berbunga-bunga!
“Leon Gu lain kali kamu tolong cari tahu dulu apa makanan yang bisa di makan dan apa yang tidak bisa di makan William dulu bisa tidak? Jangan hanya menggunakan energi kamu untuk bertengkar dengan aku saja, kamu tidak lelah, aku lelah!” Habis ngomong Valerie Pei langsung menggendong William dan berlari keluar, saat ini dia tetap tidak sempat peduli lagi dengan rasa sakit di kakinya, ia hanya ingin cepat sampai ke klinik, sebelum alergi William muncul dan cepat-cepat menghentikan gejalanya.
Leon Gu juga langsung mengikutinya, melihat tingkat kekhawatiran Valerie Pei, William memang tidak boleh makan seafood, tapi bagaimana dia bisa tahu? Dia hanya ingin membuat William senang saja, melihat William juga makan dengan senang, bagaimana dia bisa tahu kalau William tidak boleh makan seafood!
Melihat Valerie Pei berlari dengan sedikit susah, ia pun teringat saat di tempat parkir ia melihat kakinya yang tidak merasa leluasa itu, lalu ia pun melangkah dengan cepat dan mengejar Valerie Pei, dan menghalanginya.
Valerie Pei memang sudah terburu-buru, saat ini Leon Gu malah menghalanginya, dia pun langsung murka, berkata: “Leon Gu kamu enyalah!”
Leon Gu mengerutkan alis, namun tetap mengulurkan tangan dan merebut William ke tangannya.
“Kakimu terluka memangnya bisa berlari secepat apa?” Leon Gu juga tidak banyak bicara, sambil menggendong William dan berlari ke klinik, bagaimanapun dia adalah seorang pria, tenaganya jauh lebih kuat daripada Valerie Pei, lari dengan cepat juga, tidak lama langsung sampai ke klinik.
Setiap malam ada orang-orang yang bertugas di Klinik Keluarga Gu, takut jika ada yang terjadi sesuatu di antara Keluarga Gu, melihat Leon Gu sambil menggendong William datang ke klinik, Dokter pun sudah bersiap-siap.
“William makan seafood, apakah dia tidak boleh makan seafood?” Leon Gu meletakkan William di ranjang pasien, saat ini dia masih terlihat normal.
Dokter mendengar William makan seafood, ekspresi wajah dibalik masker tersebut pun menjadi serius, kalau sekarang berada di Rumah sakit, Dokter pasti akan memarahi Ayah yang ceroboh ini, tapi ini adalah Leon Gu, bagaimana dia bisa, atau bagaimana mungkin dia berani mengatakan apa-apa?
“Setahun yang lalu William termakan seafood, lalu ia pun demam tinggi dan muncul ruam di badannya, demamnya sampai 40 derajat, kondisinya sangat parah.” Mungkin Dokter bisa memahami, Leon Gu sudah berbaring di ranjang selama 4 tahun tentu saja tidak tahu kondisi William.
Leon Gu dengan panik melihat William yang terbaring di ranjang pasien, sebelumnya juga, dia membawa William pergi makan KFC, William pun langsung muntah-muntah dan demam, kali ini dia membiarkannya memakan seafood, dia ingin William menerima dirinya sebagai Ayahnya dengan tulus, namun dirinya bahkan informasi paling dasar seperti ini saja ia tidak tahu, apakah dia bisa menjadi seorang Ayah yang layak?
Apakah yang dikatakan Valerie Pei itu benar, dia bahkan tidak mengenal William dengan baik, mengapa masih ada waktu untuk bertengkar dengannya!
“Mohon kamu pasti harus menyembuhkan William.” Leon Gu berkata dengan tulus, dia sama sekali tidak memiliki hak untuk marah di sini, ini semuanya adalah ulah dia sendiri.
“Tuan muda tenang saja.” Dokter mengenakan sarung tangan dan memeriksa William.
Leon Gu sambil melihat di samping, saat ini Valerie Pei juga sudah kemari, melihat William yang sambil mengangkat baju dan berbaring di ranjang pasien, hatinya merasa sangat tidak enak, dan pelakunya adalah Leon Gu.
Dia juga sudah melihat Valerie Pei, lalu melihat pergelangan kaki Valerie Pei yang sudah memerah, tadi dia begitu panik langsung menggendong William kemari.
“Kita keluar dulu.” Leon Gu menghalang di depan Valerie Pei, menghalangi tatapannya, dia tahu ia mengkhawatirkan William, tapi kakinya juga membuat orang khawatir.
Valerie Pei mengangkat kepala melihatnya, tidak berekspresi.
“Aku sekarang tidak ingin bertengkar dengan kamu, juga tidak ingin berada di satu ruangan dengan kamu.” Valerie Pei ingin melewati Leon Gu dan pergi ke samping Willam, namun terhalang olehnya.
“Dokter sedang memeriksa William, kita keluar dulu, kakimu juga sudah cedera, keluar dulu untuk pengobatan sederhana.” Ucapan Leon Gu tidak memberinya kesempatan untuk menolak, gerakannya juga tidak ragu-ragu, langsung menggendong Valerie Pei dan membawanya keluar.
lalu menaruh Valerie Pei di sofa yang ada di luar, Leon Gu berlutut dengan satu kaki di lantai, dan mengangkat salah satu kaki Valerie Pei dan meletakkannya di atas kakinya, sambil memperhatikan kakinya.
Saat seseroang yang kamu lihat dari arah mana pun kamu tetap merasa tidak suka tiba-tiba memperlakukan kamu dengan baik, kamu akan curiga terhadap orang ini apakah ada niat yang lain! Jadi saat Leon Gu memeriksa pergelangan kaki Valerie Pei, hati Valerie Pei merasa panik, orang ini sedang memikirkan ide buruk apa lagi.
Valerie Pei mengenakan rok, gerakannya juga tidak bisa terlalu besar, ia hanya bersikeras ingin menurunkan kakinya dari kaki Leon Gu.
“Kamu jangan gerak-gerak, kurang sakit ya?” tangan Leon Gu menekan pergelangan kaki Valerie Pei, dia pun langsung tidak bergerak lagi, merasa dia kurang sakit jadi sengaja menekan kakinya yang cedera dengan kuat ya?
“Masalah William tidak boleh makan seafood aku hari ini baru tahu, aku mengakui kalau memang aku yang kurang memahami William, aku sudah bersalah.” Leon Gu meminta maaf dengan tulus, menungkit tentang pemahaman terhadap William, Leon Gu memang masih jauh dibanding Valerie Pei, jadi ia pun meminta maaf dengan inisiatif, bukan karena dia takut kalau Valerie Pei akan menangkap kesalahannya yang ini dan tidak berhenti-henti memarahinya, tapi ia sendiri memang sadar kalau dia belum benar-benar memperlakukan William sebagai anak kandungnya.
“Leon Gu, aku tidak ingin kamu bermain dengan William saat kamu senang, dan saat kamu tidak senang kamu bahkan tidak peduli kepadanya, aku tahu setelah kamu siuman tiba-tiba kamu memiliki seorang anak, kamu merasa sangat terkejut, kamu tidak bisa menerimanya, aku tidak meminta kamu untuk seperti Ayah yang lain, tapi setidaknya kamu jangan hanya melakukan hal-hal yang bisa melukainya bisa tidak, dia masih berumur 4 tahun, tidak sanggup menahan ulah kamu!” hatinya Valerie Pei sekarang hanya ada William, ia pun mengabaikan permintaan maaf Leon Gu.
Meskipun Leon Gu tahu bahwa dirinya bersalah, namun ucapan Valerie Pei tidak diragukan lagi membuatnya marah. Apa yang dimaksud tidak seperti Ayah lainnya, apa yang dirinya lakukan untuk menyakiti William, sampai Valerie Pei mengatakan dirinya seperti ini?
“Valerie Pei, kita sekarang jangan bertengkar bisa tidak?” Akhirnya dia tetap menahan amarahnya, dia paham suasana hati seorang Ibu yang mengkhawatirkan anak, jadi apapun yang dikatakan Valerie Pei sekarang dia bisa menganggapnya sebagai ucapan yang tidak lewat otak.
“Aku pun lelah bertengkar dengan kamu.” Valerie Pei langsung menarik kakinya dari kaki Leon Gu, tatapan matanya tetap melihat ke dalam, gaya Dokter yang terlihat sibuk semuanya menyentuh ke dalam hatinya, dia memohon ribuan kali dalam hatinya agar William tidak seperti kejadian terakhir kali.
Di saat suasana mereka sedang terasa tegang, Cindy Ye muncul dengan mengenakan jas putih dan berkata, "Aku menerima telepon dari Dokter Chen, jadi kemari untuk membantu.”
Novel Terkait
The True Identity of My Hubby
Sweety GirlInventing A Millionaire
EdisonDon't say goodbye
Dessy PutriMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraVillain's Giving Up
Axe AshciellyBeautiful Love
Stefen LeeDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)