Diamond Lover - Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik

Kening Javiar Pei sedikit mengernyit, terlihat jelas dia seperti tidak terlalu nyaman mendengar nama pria lain keluar dari mulut Emily Gu, walaupun orang ini sudah meninggal.

Dia membuka pintu mobil, memasukkan Emily Gu ke kursi sebelah supir, dan memasangkan sabuk pengaman padanya.

Emily Gu bersandar pada kursi dengan sedikit memicingkan matanya, bibirnya seakan sedang membicarakan sesuatu, terputus-putus, Javiar Pei tidak mendengar jelas, namun sebagian besar tentang Jefferson Shen.

Tentang Jefferson Shen yang pergi tanpa memberitahunya, tentang Jefferson Shen yang menyukai wanita yang berkali lipat lebih biasa darinya, dan tidak bersedia meminta bantuannya.

Javiar Pei kembali ke dalam mobil, dia melihat Emily Gu sebentar baru menghidupkan mobil, untungnya dia tidak sembarangan bergerak, kalau tidak dia tidak bisa menyetir dengan baik.

Terkadang dia menoleh melihat Emily Gu di kursi sebelah supir, menyadari matanya yang awalnya memicing sudah berubah membelalakkan mata, melongo melihat ke depan mobil.

Jelas Emily Gu yang mabuk, suasana hatinya sering berubah, kembali menyentuh perasaan yang dia tidak berani hadapi dulu, suasana hatinya saat ini sudah sangat buruk.

Hanya saja yang lebih menyedihkan adalah, sekarang perutnya sangat tidak enak.

“Berhenti, berhenti....” Emily Gu menepuk-nepuk tangan Javiar Pei, dia tidak tahan rasa campur aduk di dalam perutnya.

Javiar Pei segera menghentikan mobilnya, sedangkan Emily Gu juga sudah membuka pintu mobil saat mobil belum berhenti, dia melompat turun, satu tangan berpegangan pada pagar pengaman, memuntahkan semua yang dia makan dan minum malam ini.

Javiar Pei melepaskan sabuk pengamannya, dan mengambil sebuah air mineral dari bagasi, lalu berjalan ke samping Emily Gu, menepuk pelan punggungnya.

Walaupun, dia berdiri dengan sangat jijik, sangat tidak ingin menghadapi barang yang dimuntahkan Emily Gu itu.

Dia membuka tutup botol air mineral dan menyodorkannya : “Apa sudah selesai muntah? Kumur dulu.”

Setelah muntah, perut Emily Gu jauh lebih baik, dia menerima air yang disodorkan Javier Pei, meminum seteguk dan berkumur.

Dadanya naik turun dengan hebat, dia hanya merasa sangat pusing, tangan yang berpegangan di pagar pengaman juga terasa lemas, sekarang dia sangat ingin tidur, bila saja ada sebuah kasur, dia akan tidur sangat lama.

“Tidak apa-apa?” Javiar Pei memiringkan kepala melihat Emily Gu yang menunduk, melihat wajahnya yang selalu bersemangat saat ini sedikit lesu。

Semua perasaan ini, apakah bersumber dari Jefferson Shen?

Dia tahu Jefferson Shen sebenarnya juga memiliki perasaan pada Emily Gu, namun perasaan seperti itu hanya berhenti di dalam perasaan kabur di masa muda, orang yang dia benar-benar cintai, orang yang dia rasa berhutang padanya, adalah wanita yang menemaninya selama empat tahun itu.

Emily Gu sekarang masih demi dia, tidak sepadan.

“Tidak...Tidak apa-apa.” Emily Gu mengangguk, mengembalikan air pada Javiar Pei, namun tidak meletakkannya baik-baik sehingga air di dalam botol tertumpah ke badan Javiar Pei, sedangkan Emily Gu yang mabuk tidak menyadari sama sekali.

Javiar Pei tersenyum tidak berdaya, kesabarannya pada Emily Gu sepertinya sedang bertambah sedikit demi sedikit.

Dia mengambil air Emily Gu, menutup rapat tutupnya, sedangkan Emily Gu langsung membuka pintu mobil dan naik setelah menyerahkan air.

Melihat gerakannya sekaligus itu,Javiar Pei juga dengan sedikit tidak berdaya memegang botol di tangannya dan naik ke mobil.

Kembali ke dalam mobil, Javiar Pei melihat Emily Gu yang tetap duduk melongo di kursi sebelah supir, apakah dia harus menghiburnya

“Jangan menyetir dulu, rasanya sangat tidak enak.” Emily Gu mengerjapkan matanya sesaat,

dia masih belum pulih, ternyata seperti ini rasanya mabuk, benar-benar tidak enak.

Javier Pei awalnya bersiap menyalakan mobil, begitu mendengar Emily Gu berkata seperti ini, dia mematikan mesin mobil, dia juga berandar di kursi dan membuka CD di dalam mobil, terdengar suara musik yang menenangkan dari dalam.

“Saat aku bersama dengannya, aku berumur 17 tahun, saat itu bersama tidak ada begitu banyak janji, tidak akan memikirkan begitu banyak faktor, hanya menyukai, hanya ingin bersama dengan orang seperti itu, bila dipikir-pikir, perasaan di saat itu, benar-benar murni...” Pikiran Emily Gu, seakan sudah kembali ke awal musim panas yang gerah itu.

Dia merasa perasaan seperti itu, sangat indah.

Bila bisa diulang kembali, dia tetap tanpa ragu bersama dengan Jefferson Shen, walaupun

tahu saat lulus SMA dia akan meninggalkannya.

“Gadis kecil, perasaan sudah berlalu, masih akan datang lagi.” Kata Javiar Pei, satu tangannya menepuk ringan kepala Emily Gu.

Emily Gu tidak menolak gerakan ini, dia terbiasa diperlakukan seperti ini oleh kedua kakaknya, saat ini kewaspadaannya pada Javiar Pei juga berkurang sedikit, jadi tidak menolak.

“Apa kamu pernah berpacaran?” Tiba-tiba, Emily Gu menoleh, dengan sedikit polos bertanya pada Javier Pei.

Pertanyaan ini sebaliknya membuatnya tidak bisa menjawab, dia berhenti sesaat, berkata : “Aku adalah pemain kawakan.”

“He.” Emily Gu tertawa, “Dilihat memang seperti pemain kawakan, jangan sampai ada gadis yang dibohongi di tanganmu

“Apa aku kelihatannya seperti orang yang tidak bertanggung jawab?” Javiar Pei tidak menyangka citra dirinya begitu jelek di hati Emily Gu.

Sedangkan Emily Gu tidak menjawab pertanyaan Javiar Pei, melainkan tiba-tiba teringat sesuatu, berkata : “Tidak bisa, tidak bisa, Kak Song sepertinya menyukaimu, bagaimana kalau sampai dibohongi di tanganmu?

Tiba-tiba muncul Jade Song di dalam percakapan mereka, Javier Pei terlihat sedikit tidak senang, dia menarik tangannya dari kepala Emily Gu.

“Apa masih tidak enak? Aku antar kamu pulang.”

“Masih belum membicarakan bagaimana perasaanmu pada Kak Song, kamu cepat beritahu aku.” Tangan Emily Gu menggoyangkan lengan Javier Pei, tidak membiarkannya menyetir, dia

ingin tahu perasaan Javier Pei pada Jade Song.

Bila tidak suka, dia akan memberitahu Jade Song secepatnya, agar dia mati rasa pada Javiar Pei. Bila menyukai, maka....maka biarkan mereka bersama.

Javier Pei yang tangannya digerakkan seperti itu oleh Emily Gu tidak bisa menyetir, hanya bisa menggunakan satu tangan menangkap kedua tangan Emily Gu, menoleh melihatnya.

Dia baru menyadari pipi Emily Gu yang minum alkohol terlihat merah di bawah lampu yang redup, di dalam matanya ada kekeraskepalaan pada pertanyaan barusan.

Kali ini, karena keduanya bertatapan, seakan sedikit....Menghindar.

Dia mengulurkan lengannya yang panjang, menarik sabuk pengaman kemari, dengan suara “klik” memasangkannya, sedangkan tangan yang memegang tangannya, tidak dilepaskan.

“Begitu ingin tahu perasaanku pada Jade Song?”

“Ya.” Emily Gu hanya ingin membantu merencanakan masa depan Jade Song.

Tapi, orang yang berada di kursi pengemudi perlahan-lahan mendekat padanya, sampai jaraknya sangat dekat, dia bahkan bisa mendengar dengan jelas suara napasnya, mendengar suara detak jantungnya,

“Kamu.....” Emily Gu menarik satu tangannya, menahan di dadanya, menolaknya mendekat lagi, “Jangan begitu dekat....”

“Bukankah kamu ingin tahu perasaanku pada Jade Song, aku beritahu.” Emily Gu yang sudah minum alkohol, saat ini tangan yang berada di dadanya tidak memiliki tenaga sedikitpun.

Dia sedikit menggunakan tenaga, dapat menarik Emily Gu ke sini sedikit.

“Aku padanya....”

“Tuan, Tuan, ada telepon, ada telepon.....” Saat Javiar Pei akan berbicara, telepon Emily Gu berbunyi, sedangkan setelah mendengar nada dering yang unik ini, seluruh suasana hati Javiar Pei, juga kembali menjadi tenang.

Javiar Pei melepaskan Emily Gu, bersandar di kursi pengemudi.

Dia sepertinya menghela napas panjang, seakan berterima kasih dengan datangnya telepon ini.

Emily Gu juga menghela napas lega, situasi apa barusan, bila tidak ada telepon, Javiar Pei bersiap melakukan apa?

Dia segera mengeluarkan ponsel, menutupi rasa bersalah barusan.

“Ibu...Aku akan segera kembali....ya, bersama dengan Javiar Pei.” Setelah mengucapkan Javiar Pei, sikap Ibu di ujung telepon jelas terlihat lebih baik.

“Ibuku ingin berbicara denganmu.” Emily Gu menutupi telepon, dengan ekspresi memelas melihat Javiar Pei : “Ku mohon, terakhir kalinya, ok?”

Javiar Pei tidak tahu terakhir kali nya ini sebenarnya sampai kapan baru benar-benar terakhir kali, dia melihat Emily Gu yang berpura-pura memelas, akhirnya mengambil ponsel itu.

“Bibi Ketiga, aku akan segera mengantar Emily kembali, Anda jangan khawatir.” Javier Pei seperti Valerie Pei memanggil Sally Wen dengan sebutan “Bibi Ketiga”.

“Ya, aku tahu.” Hanya melihat Javiar Pei mengangguk menyanggupi, tapi Emily Gu sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya dikatakan oleh Sally Wen

Yang dia tahu, halangan di Ibunya itu, bisa dibilang sudah dilewati.

Emily Gu mengambil telepon, baru menyadari Ibu sudah menutup telepon, sepertinya Ibu sangat tenang pada Javiar Pei, nanti bisa menjadikannya sebagai alasan, benar-benar master key!

“Jangan memikirkan menggunakanku sebagai tameng lagi.” Javiar Pei sekali lihat langsung mengetahui pikiran Emily Gu, saat dia merencanakan sesuatu di hatinya, sepasang matanya akan berbinar.

Emily Gu yang ditebak pikirannya memajukan bibirnya, pokoknya saat dia mengatakannya, Javiar Pei sudah tidak ada di tempat, sudah di tempat jauh, apa dia bisa mendengar percakapan dia dengan ibunya.

“Ibumu memiliki nomor teleponku....” Javiar Pei kembali membuka mulut, mengisyaratkannya Sally Wen akan meneleponnya setiap saat memeriksa “keadaan hubungan” mereka berdua.

Emily Gu memegang keningnya, sepertinya keputusan menjadikan Javiar Pei sebagai tameng, sangatlah salah.

“Kapan kamu kembali ke Kota A?”

“Apa kamu ingin kembali bersamaku bertemu dengan orang tua?” Javier Pei menggodanya.

Emily Gu memutar matanya, benar-benar pernah melihat orang narsis, tapi tidak pernah melihat yang begitu narsis seperti ini.

“Setelah kamu pergi, aku akan berkata kepribadian kita tidak cocok, sudah putus.” Kata Emily Gu menjelaskan dengan sedih, sampai sekarang hanya ada cara ini untuk memutuskan hubungan keduanya.

“Kalau begitu apa kamu pernah memikirkan hubungan kakak dan keluarga kalian, dia akan berada di posisi yang sulit.”

“Maksudmu adalah aku harus berpura-pura sampai akhir? Bagaimana bila tidak bisa berpura-pura lagi?” Emily Gu tidak memikirkan hubungan yang begitu dalam.

Tapi apa yang dikatakan Javiar Pei tidak salah, hubungan Valerie Pei dan Leon Gu tidak mudah baru kembali baik, bila karena hubungan mereka berdua, muncul keretakan dalam hubungan kakak ipar dan kakak tertua, bukankah kesalahannya akan diingat selamanya?

“Tidak ada yang tidak baik.” Saat Javiar mengucapkan ucapan ini, dia sudah menyalakan mobil, suaranya awalnya kecil, ditambah suara mobil, Emily Gu tidak mendengar sama sekali apa yang dia katakan.

“Apa? Apa yang kamu bilang?” Emily Gu memiringkan kepala, melihat Javiar Pei yang menyetir dengan sungguh-sungguh.

Javiar Pei terdiam, lalu meneruskan berkata : “Maksudku, terserah kamu berpikir bagaimana.”

“Oh.” Leon Gu bersandar di kursi sebelah pengemudi, tiba-tiba hatinya terasa hampa.

Sekarang tujuan akhirnya adalah bagaimana dia dan Javiar Pei memiliki hubungan ini, dan tidak membiarkan hubungan Valerie Pei dan Leon Gu memiliki perubahan sedikitpun.

Tidak berapa lama, mobil Javiar Pei sampai di rumah Keluarga Pei, mobilnya, juga tidak terhalang di rumah Keluarga Pei, dia langsung menyetir mobil sampai di villa Emily Gu, Sally Wen sudah lama menunggu Javiar Pei dan Emily Gu, melihat bila bukan karena Javiar Pei menemani, Emily Gu mabuk hari ini pasti tidak bisa lari dari dimarahi.

“Bibi ketiga, Emily sudah diantar pulang, aku pergi dulu.” Javiar Pei juga tidak berhenti lama, suasana hatinya sepertinya tidak terlalu baik saat Emily Gu berkata tidak bisa berpura-pura lagi.

Saat Javier Pei pergi, Sally Wen baru bertanya pada Emily Gu yang sedikit linglung.

“Emily, apa kamu dan Javiar bertengkar?”

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu