Diamond Lover - Bab 342 Menuruti Maumu
Cintanya dua kali ditolak, sebesar apa pun cinta Javiar Pei pada Emily Gu, ia tetap tidak ingin kebanggaan dirinya dinodai lagi. Jika tidak ada urusan-urusan perusahaan yang memaksanya untuk tetap tinggal dan menyelesaikannya satu per satu, pria itu pasti sudah balik ke kota asalnya dari jauh-jauh hari.
Keesokan hari setelah memberitahukan Javiar Pei bahwa dirinya akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri, Emily Gu menyerahkan surat pengunduran diri. Atasan Emily Gu, yang merasa tidak berwenang untuk memutus pengunduran dirinya, memberikan surat itu ke pihak lain,
Saat sedang duduk di ruang kerja, si pria melihat orang Departemen Personalia datang dan mengantarkan surat pengunduran diri Emily Gu. Javiar Pei hanya menjawab satu kata — setuju.
Meski Javiar Pei sudah menyetujui pengunduran dirinya, Emily Gu masih harus melakukan mendelegasikan urusan-urusan yang dipegangnya ke pekerja-pekerja lain. Tanpa disadari, wanita itu sudah bekerja lima bulan di perusahaan ini. Ia memiliki kesan yang mendalam terhadap perusahaan, sementara kolega-koleganya juga punya kesan yang mendalam terhadap ia.
Melihat Emily Gu sudah menyelesaikan “percobaan bekerja keras”-nya dan siap kembali ke rumah keluarga terhormat yang nyaman, mereka merasa sangat simpatik. Alhasil, sikap baik mereka selama hari-hari terakhirnya di perusahaan meningkat drastis. Emily Gu sendiri bisa merasakan niat baik mereka.
Sementara itu, setelah mengobrol dengan dirinya di tepi sungai, Jade Song tidak pernah mendatanginya dan mencarinya lagi. Emily Gu sendiri tidak punya alasan untuk mengajaknya berbicara kembali.
Si wanita selalu merasa dirinya dan Jade Song punya relasi yang sangat baik. Persahabatan mereka terjalin secara mendalam di bangku kuliah, lalu ketika wanita itu lulus dan bekerja, mereka tetap mempertahankan komunikasi. Sungguh tidak disangka, gara-gara seorang pria, dia beberapa hari terakhir tidak menghubunginya.
Jadi, apakah persahabatan antara dua wanita memang tidak ada yang abadi?
“Emily Gu, bolehkah kamu membantuku mengantarkan semua ini ke CEO Pei? Aku sedang menunggu telepon yang sangat penting.” Rekan seruangan si wanita menyodorkan beberapa berkas. Dia memang sedang menatap telepon dengan cemas.
Emily Gu, yang beberapa hari terakhir cukup luang, tersenyum mengiyakan. Tetapi, sesaat setelah mengiyakan, wanita itu baru sadar berkas-berkas ini harus diberikan ke Javiar Pei.
Ah, lebih baik serahkan ke sekretarisnya saja. Nanti suruh sekretarisnya antarkan……
Terpikir ide ini, Emily Gu pergi ke tangga dan naik ke lantai atas.
Melihat kedatangannya, sekretaris Javiar Pei bangkit berdiri dan bertanya ramah: “Emily Gu, mau bertemu CEO Pei?”
“Tidak, aku hanya ingin menitipkan beberapa berkas padamu. Nanti tolong berikan ke dia ya.” Emily Gu mengangguk. Si sekretaris seharusnya tahu bahwa hubungan dirinya dan si bos akhir-akhir ini agak tegang.
Terus, wajah CEO Pei akhir-akhir ini juga selalu dingin, namun tidak terlihat seperti tengah mengkhawatirkan sesuatu. Maksudnya, ekspresi dinginnya itu terlihat murni disebabkan karena suasana hati yang tidak baik. Puncak suasana hatinya yang buruk itu adalah ketika staf Departemen Personalia meneruskan surat pengunduran diri Emily Gu padanya. Kala itu, di rapat yang berlangsung setelahnya, si bos mengkritik beberapa pekerja senior dengan sangat masam.
“Baik. Aku akan menyerahkan semua ini padanya nanti.”
Setelah memperoleh bantuan dari sekretaris, Emily Gu hendak kembali ke lantai tempatnya bekerja. Tetapi, baru berbalik badan, ia melihat Jade Song. Wanita itu tengah berjalan ke arahnya.
Ia sudah lama sekali tidak melihat Jade Song tersenyum sebahagia ini. Melihat ekspresinya ini, Emily Gu merasa keputusannya untuk melupakan Javiar Pei adalah sesuatu yang positif. Ia punya kakek, orangtua, kakak, dan adik yang mencintainya. Selain itu, ia juga punya banyak teman baik. Walau tidak bisa memungkiri bahwa mereka berteman dengannya karena statusnya sebagai nona ketiga keluarga Gu, ia tetap merasa senang dengan sikap baik mereka. Kesimpulannya, Emily Gu merasa menerima kasih sayang yang jauh lebih banyak dibanding Jade Song.
Terlepas dari karir yang mentereng dan kebebasan, Jade Song tidak menerima banyak kasih sayang. Jadi, ia bisa memahami hasrat kuatnya untuk memperoleh cinta Javiar Pei.
“Emily Gu, kamu kemari untuk mencari Javiar Pei?” Jade Song melihat berkas-berkas di meja sekretaris, lalu memperhatikan gestur Emily Gu yang ingin bergegas pergi. Kelihatannya, bujuk rayunya pada sahabatnya ini sangat efektif.
“Tidak, aku hanya ingin menyerahkan berkas. Aku sekarang lagi menunggu staf Departemen Personalia mengeluarkan surat pemberhentianku secara resmi, jadi aku membantu rekanku yang lagi sibuk untuk mengantar semua berkas ini.” Emily Gu menjelaskan begitu banyak hal dalam satu perkataan. Ini jelas karena ia khawatir Jade Song salah paham.
“Nona Song, CEO Pei sudah menunggu di dalam.” Sekretaris bangkit berdiri dan mengetuk pintu sebanyak tiga kali. Setelahnya, pintu dibuka.
Emily Gu berdiri membelakangi pintu. Dengan pintu yang dibuka oleh si sekretaris, ia jadi takut untuk melihat orang yang ada di dalam ruang kerja itu.
Alhasil, wanita itu buru-buru pamit ke Jade Song: “Kalau ada sesuatu, teleponlah aku. Aku turun dulu.”
Jade Song mengamati bayangan tubuh sahatnya yang pergi dengan terburu-buru. Hatinya yang tergantung akhirnya bisa diturunkan. Emily Gu telah mengundurkan diri dan akan segera angkat kaki dari perusahaan, sementara Javiar Pei akan segera kembali ke Kota A. Wanita itu tidak keberatan untuk pindah ke kota lain. Sekali pun tidak familiar dengan Kota A dan tidak memiliki teman di sana, selama ada Javiar Pei di sisinya, ia merasa cukup.
Begitu mengalihkan pandangan ke Javiar Pei, Jade Song baru sadar bahwa si pria tengah mengamati pintu dengan linglung. Apakah dia tengah “terhipnotis” dengan bayangan tubuh Emily Gu? Momen ini membuat Jade Song merasa risih.
Javiar Pei buru-buru mengalihkan pandangannya ke Jade Song, yang masih berdiri di depan pintu. Tatapannya tidak lagi lembut, melainkan asing. Tubuh si wanita pun agak gemetar.
Logikanya, dengan situasi sekarang, bukankah Javiar Pei harusnya memperlakukan dirinya dengan sebaik mungkin?
Sekretaris menutup pintu. Kini, di ruang kerja yang luas, hanya tersisa mereka berdua. Kalau ini terjadi di masa lalu, Jade Song pasti akan merasa ini sebagai momen yang sangat baik untuk menjalin kedekatan. Tetapi, melihat ekspresi ekspresi acuh tak acuh Javiar Pei, wanita itu sekarang sedikit ketakutan.
Apakah Emily Gu sempat bilang sesuatu dengannya?
Sembari terus menatap Jade Song, Javiar Pei menaruh pena yang ada di tangannya. Pandangannya terus tertambat pada dia, namun ia tidak berucap apa-apa. Pria itu terlihat berubah sangat drastis daripada biasanya.
Jika Jade Song masih bersedia menjadi temannya, ia akan menganggap semua yang pernah terjadi dulu seperti tidak pernah terjadi. Tetapi, berhubung dia telah memperalat kebaikan hati Emily Gu pada sahabatnya untuk mendekati dirinya, sikapnya pada Jade Song memang berubah seratus delapan puluh derajat.
Javiar Pei tidak pernah mengizinkan orang lain untuk mengganggu orang atau hal yang disukainya.
Selain itu, kalau pun tidak bisa berpasangan dengan Emily Gu, Javiar Pei juga tidak mau berpasangan dengan Jade Song. Ini sikap yang tidak bisa dinego-nego.
“Mengapa kamu hari ini…… aneh?” Si wanita duduk di seberang si pria. Dua jarinya tanpa sadar menekan-nekan resleting tas hingga benda itu membekas di kulit jari.
“Di rumahku waktu itu, apakah penjelasanku padamu tidak cukup jelas?”
“Hah?” Jade Song pura-pura lupa.
“Baik, kalau kamu lupa, aku akan mengutarakan sikapku sekali lagi. Aku tidak mencintaimu. Tidak peduli ada Emily Gu atau tidak, aku tidak mau menjalin cinta denganmu. Jangan gunakan dia untuk membujukku. Kamu tahu aku, Javiar Pei, orang macam apa? Kamu seharusnya tahu, tidaka ada satu orang pun yang bisa mengendalikan aku.”
Wajah lawan bicaranya seketika pucat.
“Jika kamu waktu itu berhenti macam-macam, kamu akan tetap menjadi temanku, kamu akan tetap kuanggap sebagai Jade Song yang cantik dan baik hati. Dengan drama yagn kamu pertontonkan padaku, kesan baikku padamu runtuh seketika. Kedepannya, kita bukan siapa-siapa lagi, termasuk bukan teman.” Jika tahu tahu bahwa Jade Song tidak akan menyerah, Javiar Pei waktu itu pasti akan mengutarakan sikapnya dengan lebih kokoh. Dengan begitu, dia tidak akan punya kesempatan untuk memperalat Jade Song.
Jade Song menatap si pria dengan tatapan kosong. Bagaimana dia tahu semua ini?
Setelah dipikir-pikir, habis menerima transferannya, pria yang bersandiwara dengannya tidak punya kepentingan apa-apa lagi untuk menyembunyikan sesuatu dari Javiar Pei. Ah, bisa jadi dia pembocor rahasianya……
“Javiar Pei, dengarkan penjelasanku. Aku tidak berniat menyuguhkan sebuah sandiwara sebagai tontonamu. Aku juga tidak ingin……”
“Cukup, aku tidak ingin mendengar penjelasanmu. Tidak ada gunanya.” Si pria mengibaskan tangan. Sekarang, suara si wanita terdengar sangat tidak nyaman buat telinganya.
“Selain itu, bisa membuat Emily Gu memilih melanjutkan pendidikan ke luar negeri, usahamu pasti sangat besar ya? Berhubung kita saling kenal, aku tidak akan mengejar pertanggungjawabanmu soal itu. Kedepannya, jangan muncul lagi di sekitarnya. Dunia Emily Gu sederhana, dia tidak bisa menjalani kehidupan yang rumit. “
Jade Song refleks tertawa singkat. Ia ingat, ketika dirinya berbicara dengan Valerie Pei, wanita itu juga mengingatkannya untuk tidak membiarkan Emily Gu tahu soal hal-hal yang rumit. Dia menyebut si wanita tidak mampu menjalani kehidupan yang rumit.
Tidak salah mereka merupakan kakak adik. Bicaranya saja sama persis.
Javiar Pei tidak memedulikan senyum Jade Song ini. Ia hanya ingin mengusir orang-orang dengan motif jahat dari sisi Emily Gu secepatnya. Dia sekarang bisa melakukan hal-hal yang menyakiti Emily Gu demi mendapatkan dirinya. Di masa depan, dia bisa jadi melakukan tindakan-tindakan yang lebih parah lagi.
“Majalah yang kolom khususnya jadi tanggung jawabmu itu akan membahas makanan luar negeri untuk beberapa edisi. Dengar-dengar, pemimpin redaksi ingin menugaskanmu mengerjakannya.” Javiar Pei bertutur tenang.
Si pria akan mengerahkan segala cara untuk membuat si wanita minggat.
“Tidakkah kamu merasa ini keterlaluan? Aku hanya jatuh cinta padamu saja.”
“Kamu tidak senang mengerjakan kolom khusus? Baik, kedepannya jangan kerjakan lagi.” Javiar Pei sama sekali tidak menyediakan ruang diskusi.
“Kamu melakuakn ini untuk mengusirku kan? Baik, aku akan memenuhi keinginanmu. Aku sama sekali tidak menyangka kita berdua akan berakhir dengan seperti ini.”
“Selama berkenalan denganmu, aku juga tidak menyangka kamu orang yang licik.” Javiar Pei mengangkat gagang telepon internal dan berseru, “Antar tamu keluar.”
Javiar Pei telah melontarkan perintah untuk mengusir tamu. Jika Jade Song tetap bertahan di sini, mungkin kehormatan terakhirnya pun akan lenyap.
Sebelum sekretaris datang menjemputnya, Jade Song sudah buka pintu dan pergi duluan. Javiar Pei mengamati bayangan tubuhnya yang lenyap dengan cepat.
Si pria menggeleng berulang kali.
Waktu Emily Gu datang ke rumahnya dan mengabarkan bahwa dia akan kuliah ke luar negeri, Javiar Pei langsung bisa merasakan ketidakberesan. Peformanya di perusahaan cukup baik. Meski permasalahan Bell cukup mengganggunya, namun ia tidak pernah menilai Emily Gu sebagai seseorang yang gemar menghindari masalah.
Ia pun memeriksa ke mana Emily Gu pergi pada hari itu. Ternyata, si wanita, yang merupakan anak baik-baik, pergi ke bar. Mendengar keterangan petugas keamanan bar soal kejadian malam itu, si pria berhasil menemukan pria yang bekerja sama dengan Jade Song.
Pada momen itu, Javiar Pei baru tahu bawa orang yang ia percayai punya pemikiran yang rumit dan mencelakakan. Bisa-bisanya Emily Gu “memakan” sahabat sendiri!
Namun, si pria tidak berencana untuk menceritakan yang sebenarnya pada Emily Gu. Biarlah dia tetap menganggap Jade Song sebagai teman baiknya, biarlah dia tetap hidup dalam dunia yang sederhana. Ia akan terus memantau situasinya dan memberikan perlindungan saat diperlukan.
Sejujurnya, Javiar Pei agak risih dengan tingkah Emily Gu. Barusan, ia melihat bayangan tubuhnya di depan ruang kerja. Tanpa bilang apa-apa dan tanpa masuk ke ruangannya, dia langsung kabur secepat-cepatnya.
Si pria harus mencari cara untuk meredakan amarahnya sendiri.
Di parkiran, Emily Gu bersiap untuk pulang. Sudah menyelesaikan pendelegasian tugas-tugasnya, wanita itu mulai besok tidak perlu datang kemari lagi. Sekarang, ia tengah memikirkan bagaimana ia harus memberi tahu keluarganya bahwa ia akan melanjutkan kuliah ke luar negeri……
Baru dibuka sesaat, pintu mobil Emily Gu ditutup seseorang dengan kencang. Ketika menoleh, si wanita melihat Javiar Pei berdiri di sampingnya sembari senyum-senyum.
Bukankah pria ini seharusnya tengah berduaan dengan Jade Song? Ada urusan apa dia memunculkan diri di sini?
“Permisi, aku sudah mau pulang.” Emily Gu membuat gestur yang meminta Javiar Pei pergi. Namun, pria itu sama sekali tidak bergerak.
“Javiar Pei, apa sebenarnya maumu? Bukankah perkataanku sudah cukup jelas? Kalau pun kamu tidak tertarik berhubungan dengan Jade Song, kita berdua tetap tidak cocok.” Si wanita melontarkan kata-kata yang selama ini dipendamnya. Jujur saja, ketika tadi melihat Jade Song berjalan memasuki ruang kerja Javiar Pei, hatinya sedikit cemburu.
Wanita itu bahkan tidak berani membayangkan kebersamaan Javiar Pei dan Jade Song di masa depan. Situasinya ini membuatnya sadar bahwa ia tidak setegar yang ia kira.
Melihat ekspresi Emily Gu yang mau kehilangan kendali, Javiar Pei tiba-tiba malah tersenyum. Pria itu berujar: “Aku kemari untuk memberitahumu bahwa aku akan menuruti maumu. Aku akan berpasangan dengan Emily Gu biar kamu tenang. Kami menantikan ucapan selamatmu.”
Novel Terkait
Love And War
JaneThe Richest man
AfradenAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMata Superman
BrickMy Superhero
JessiBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)