Diamond Lover - Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api

Emily Gu paham bahwa kerinduan itu mirip cinta. Keduanya sama-sama bisa dilemahkan oelh waktu, lalu akhirnya berubah jadi mirip pasir yang bisa hilang ditiup angin. Dalam minggu pertama, ia akan sangat-sangat merindukannya. Satu bulan kemudian, ia sesekali mungkin akan terpikir tentangnya, namun tidak sesering waktu awal-awal.

Dalam dua bulan, setengah tahun, atau satu tahun, kerinduan ini akan terkikis habis oleh hal-hal eksternal.

Si wanita tahu bahwa cintanya dangkal. Cintanya itu tidak mungkin bisa mirip dengan cinta Valerie Pei pada Leon Gu dan sebaliknya. Kalau mereka, sudah berpisah selama empat tahun, mereka akhir-akhirnya masih bisa kembali bersatu.

Emily Gu juga tahu bahwa dirinya tidak sepemberani Valerie Pei. Sejak kecil, ia tidak pernah melakukan hal-hal yang keluar jalur. Satu-satunya perbuatan yang ia rasa membuat lintasan hidupnya jadi agak menyimpang adalah berpacaran dengan Jefferson Shen.

Cinta itu terjalin di bangku SMA. Mereka waktu itu merasa berpacaran saat SMA bukan masalah besar selama nilai-nilai tetap terjaga. Selain itu, mereka juga merasa guru akan tutup mata dengan hubungan mereka asal mereka tidak melakukan seks bebas. Nyatanya, pengajaran keluarga Gu sangatlah ketat. Ibu dari kecil selalu menekankan soal ini: sebagai gadis di keluarga terhormat, ia tidak boleh asal berpacaran tanpa seizin ayah dan ibu.

Di belakang semua orang, Emily Gu malah menjalin cinta dengan Jefferson Shen. Siswa tampan itu suka tidur di kelas. Di kemudian hari, ia baru tahu mengapa guru tidak menegur dia setiap melakukan itu.

Emily Gu juga pernah melihat Jefferson Shen main basket sendirian di lapangan. Siswa yang satu ini sepertinya tidak pernah ikut kompetisi.

Orang yang tampak tidak bisa berbaur dengan teman-teman sekolah sungguh menarik perhatian si wanita.

Emily Gu yang cerdas, cantik, dan terkadang linglung, adalah siswi yang ditaksir banyak siswa. Hanya saja, karena sikapnya pada murid laki-laki relatif dingin, tidak ada murid yang berani menyatakan cinta padanya.

Seiring berjalannya waktu, perhatian dan kepedulian si wanita pada Jefferson Shen terus tumbuh. Pada mulanya, mereka saling memperhatikan satu sama lain, namun tidak ada yang berani berbicara apa-apa. Lalu, pada suatu sore di perpustakaan, Jefferson Shen menciumnya dengan lembut. Itu menjadi titik di mana hubungan mereka jadi lebih lekat.

Hanya saja, yang tahu tentang hubungan ini hanya mereka berdua.

Jalinan kasih mereka berlangsung sampai lulus SMA…...

Di kamar pengantin, ponsel Emily Gu masih terus berdering. Dengan putus asa, ia menekan tombol angkat dan bediri di depan jendela kamar. Sembari menatap pemandangan luar, wanita itu berusaha menahan kegelisihan dan…… kerisihannya.

“Kamu sekarang di mana? Mengapa kamu terus tidak mengangkat teleponku?” Suara di ujung telepon agak emosional.

Si wanita menarik napas dalam-dalam. Dengan dahi bertumpu pada satu tangan, wanita itu menjawab: “Aku di luar negeri. Kakakku sedang menikah.”

“Mengapa kamu belum pernah mengabarinya padaku?”

“Aku tidak merasa wajib melaporkan semuanya padamu. Pertama-tama, aku bukan istrimu, jadi aku punya kebebasan untuk pergi ke mana pun tanpa perlu mengabarimu. Kedua, kalau pun aku berstatus sebagai istrimu, aku tetap punya privasi.” Emily Gu tiba-tiba merasa tidak tahu harus bagaimana mengahadapi Jefferson Shen.

Ketika mengikuti ujian masuk perguruan tinggi, mereka sudah sepakat untuk mendaftar ke perguruan tinggi yang sama. Bayangkan, demi si pria, si wanita membuang kesempatannya untuk kuliah ke luar negeri. Yang terjadi adalah, pada hari daftar ulang murid baru, Emily Gu melihat nama Jefferson Shen di list nama, namun tidak melihat sosoknya. Selama empat tahun berikutnya, ia masih belum menjumpainya juga.

Sekarang, pria itu tiba-tiba hadir lagi dalam hidupnya dan meminta mereka untuk balikan. Bahkan, dia juga menggunakan tubuhnya untuk dijadikan alibi kepergiannya waktu itu. Jefferson Shen bilang, dia waktu itu tidak jadi berkuliah karena harus berobat.

Kalau pun memang pergi berobat, mengapa Jefferson Shen tidak mengabarkannya barang untuk satu kali? Kalau sekarang baru memberitahu, si wanita sedari dulu sudah menganggapnya sebagai pria yang telah menghilang tanpa pamit. Jefferson Shen sudah dianggap lenyap dari dunianya, namun pria itu tidak mau melepasnya……

Pernah mencintai Jefferson Shen, Emily Gu tidak bisa untuk tidak meladeninya sama sekali. Lagipula, si pria memang sungguh sakit. Hingga kini, kepeduliannya pada dia perlahan terus meningkaat. Tetapi, kepeduliannya ini malah diartikan si pria sebagai cintanya yang masih tersisa. Alhasil, pria itu jadi overprotektif pada Emily Gu, bahkan selalu ingin tahu semua aktivitasnya.

“Aku hanya takut kehilangan kamu lagi.”

Kata-kata Jefferson Shen membuat sikap keras Emily Gu tiba-tiba melunak. Bagaimana pun juga, pria ini adalah seseorang yang sakit dan pernah dia cintai. Ketika berhadapan dengan cinta pertama, si wanita selalu tidak berdaya.

“Aku akan kembali dalam beberapa hari. Jaga dirimu baik-baik. Sudah ya.” Emily Gu langsung menutup telepon. Jika percakapan mereka terus berlanjut, si wanita khawatir dirinya akan mengungkit soal kepergiannya dulu dan menanyakan apa kualifikasinya untuk tiba-tiba muncul lagi di hidupnya. Pertanyaan itu hanya akan memancing konflik di tengah-tengah mereka.

Setelah menyimpan ponsel di tas, Emily Gu berbalik badan dan secara mengejutkan menjumpai sosok Javiar Pei. Wanita itu tidak tahu sejak kapan si pria berdiri di sana, juga tidak tahu seberapa banyak hal yang dia dengar dari percakapan teleponnya. Selama ini tidak ada yang mengetahui hubungannya dengan Jefferson Shen……

“Aku pikir kamu sedang diancam. Nyatan ya, kamu sendiri rela untuk dipukul dan ditindas.” Javiar Pei mendengar seluruh percakapan Emily Gu dan Jefferson Shen. Sebelumnya, ia juga sempat membaca isi pesan si pria. Pesan itu berbunyi: Jika kamu tidak muncul juga, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan selanjutnya.

Ternyata, Emily Gu hanya tengah bermasalah dalam urusan cinta. Masuk akal sih, putri-putri keluarga terhormat kan suka bertindak sesuka hati, termasuk mempermainkan cinta. Sama lah putri-putri ini dengan putra-putra seperti mereka.

Si wanita tidak memahami maksud si pria, namun juga tidak berani bertanya apa saja dia barusan dengarkan. Bagaimana pun juga, setelah acara pernikahan, dia akan kembali ke Kota A. Javiar Pei pun tidak ia anggap perlu untuk diajak berkenalan. Omong-omong, kakak dan kakak ipar masih menghilang entah ke mana. Ia belum berbicara banyak dengan pengantin baru ini.

Tidak ingin membuang lebih banyak waktu, Emily Gu berjalan keluar sambil mengangkat ujung gaunnya.

Javiar Pei mengerutkan bibir. Ia merasa fengshui di antara dirinya dan Emily Gu memang tidak cocok. Sekali pun Leon Gu dan Valerie Pei berusaha mendorong penyelesaian konflik di antara mereka, usaha itu tetap berakhir nihil.

Tidak lama setelah si wanita pergi, si pria juga pergi. Di tengah kesibukan, ia sudah bersusah-payah meluangkan waktu untuk menghadiri acara pernikahan kakaknya. Sekarang, pria itu ingin pergi ke pantai untuk menikmati suasananya. Jelas, ia di sana akan mencari wanita-wanita cantik untuk menemaninya.

Sementara itu, saudara-saudara dan rekan-rekan Leon Gu dan Valerie Pei pada akhirnya tidak berhasil menemukan mereka berdua. Demi menikmati malam pertama tanpa gangguan apa pun, Leon Gu dan Valerie Pei bahkan menitipkan anak mereka ke anggota keluarga. Putri kandung saja mereka berdua singkirkan, apalagi mereka-mereka yang bukan merupakan putra dan putrinya?

Javiar Pei tidak tertarik untuk membahas hal-hal ini. Hanya saja, berhubung Valerie Pei sudah menikah dengan Leon Gu, maka satu-satunya anak yang tersisa di rumah adalah dirinya. Ia kedepannya akan jadi objek perhatian utama seluruh anggota keluarga. Pria itu bisa membayangkan apa-apa yang akan dikatakan anggota-anggota keluarga Pei sekembalinya ke Kota A, juga kencan-kencan macam apa yang akan mereka aturkan buatnya.

Memikirkan semua ini, Javiar Pei tidak bisa menahan sakit kepala. Ia wajib menemukan cara untuk melarikan diri buat sementara waktu.

Dengan segera, si pria terpikir perusahaan yang berdomisili di Kota S. Setelah menikah dengan Leon Gu, Valerie Pei untuk sementara waktu akan fokus pada keluarganya. Setelah Ellie sudah sedikit lebih besar, dia baru akan berpikir untuk kerja lagi. Di samping mengurus Ellie, Valerie Pei juga bakal disibukkan dengan urusasn-urusan rumah keluarga Gu. Intinya, kakaknya itu akan sangat sibuk.

Dalam situasi begini, Javiar Pei punya alasan untuk pindah ke perusahaan modal ventura di Kota S. Sebelum orang yang akan menggantikan Valerie Pei secara permanen berhasil ditemukan, ia akan menduduki posisinya untuk sementara.

Namun, di kemudian hari, ia jadi ragu apakah keputusannya untuk datang ke Kota S adalah keputusan yang tepat. Pria itu mengira dirinya sudah berhasil menghindar dari pernikahan macam pernikahan Valerie Pei. Nyatanya, tanpa diketahui, ia sudah jatuh ke dalamnya.

Karena kebaikan hati Valerie Pei, Emily Gu dapat bekerja di perusahaan itu lagi. Hanya saja, jabatannya kali ini bukan sekretaris CEO lagi. Baru beberapa hari bekerja di sana, Javiar Pei baru tahu bahwa lantai di bawah lantai tempatnya bekerja merupakan tempat kerja Emily Gu.

Dengan status Emily Gu sebagai nona ketiga keluarga Gu, si pria agak meragukan kemampuan bekerja si wanita. Alhasil, setelah tahu bahwa dia bekerja di sini, ia ingin mengamati performa kerjanya dengan seksama.

Performanya ternyata layak diacungi jempol. Javiar Pei pun mengambil sebuah sikap. Asal Emily Gu tidak memuat kekacauan di kantor, ia akan membiarkannya tetap bekerja di sini. Sikap ini diambil sekalian untuk menghargai keputusan yang Valerie Pei pernah ambil.

Sayang, urusannya di luar agak berantakan hingga ia agak kewalahan meresponnya.

Ceritanya, selama sebulan bekerja di perusahaan ini, Valerie Pei setiap akhir pekan selalu mengajaknya makan di rumah kediaman keluarga Gu. Tiap datang ke sana, ia selalu bisa merasakan sikap bermusuhan yang ditunjukkan para anggota keluarga itu. Meski Valerie Pei telah menikah dengan Leon Gu, sikap mereka padanya tidak juga berubah.

Selama bekerja, Javiar Pei memilih mendedikasikan waktu ke pekerjaan. Apalagi, pria itu saat ini juga belum punya kekasih.

Saling berdedikasinya, si pria rutin menghabiskan hari Sabtu-nya di kantor. Pada suatu Sabtu, ia melihat bahwa nominal uang yang tertera di laporan keuangan keliru. Sebagai seseorang yang selalu menuntut kesempurnaan dan sigap menyelesaikan masalah, Javiar Pei langsung turun ke lantai bawah untuk menyalakan komputer si pembuat laporan dan mengecek nominal yang tepat. Tetapi, baru keluar dari lift, ia mendengar suara dari dalam ruangan yang dituju.

Si pria tidak bisa menahan keterkejutan. Memang ada orang selain dirinya yang datang ke kantor pada hari Sabtu? Kalau ada, mengapa suara di dalam menyerupai suara dua orang yang tengah bertengkar?

Javiar Pei menggesok kartu aksesnya dan masuk dengan langkah ringan. Dari depan pintu, ia melihat seorang pria dan seorang wanita berdiri di area kerja. Pria ini jelas sekali bukan karyawan perusahaan, sementara sosok wanita di depannya agak mirip Emily Gu.

Sebagai perusahaan modal ventura, perusahaan mereka paling takut denagn kebocoran informasi. Javiar Pei melihat si pria memegang kartu akses milik Emily Gu, sementara di meja si wanita ada satu kartu lagi.

“Aku sudah bilang padamu, aku datang ke kantor untuk mengambil barangku yang tertinggal. Mengapa kamu mengikutiku?” Nada bicara Emily Gu jelas-jelas marah.

“Kamu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Kamu tahu betapa aku mengkhawatirkanmu?””

“Bisakah kamu tidak memperlakukanku seperti seorang tahanan? Aku benar-benar tidak tahan. Lepaskan aku, bisa?”

Pertengkaran di sana teramat sengit. Saking sengitnya, kedua orang bahkan tidak menyadari kehadiran Javiar Pei.

“Aku mengkhawatirkanmu!”

“Tetapi kita sudah putus!”

“Tidak, aku tidak mau kita putus. Kamu juga masih mencintaiku, bukan? Mengapa kamu ingin meninggalkanku? Karena aku menderita penyakit, kah?”

“Ehem, ehem…...” Tidak tertarik mendengarkan perdebatan mereka lebih lanjut, Javiar Pei berbatuk untuk menunjukkan keberadaannya.

Mendengar suara batuk, Emily Gu berbalik badan dengan kaget. Bertemu orang lain masih oke, tetapi mengapa dirinya malah bertemu Javiar Pei? Pria itu dulu sempat meragukan kinerjanya. Sekarang, dia melihat dirinya membawa orang masuk ke ruangan yang hanya bisa diakses orang kantor……

“Karena dia, kah? Kamu sekarang berpasangan dengannya, ya kan!” Jefferson Shen tiba-tiba menarik tubuh Emily Gu. Saking bertenaganya tarikan itu, si wanita langsung merasa kesakitan. Dia ingin melepaskan diri, namun tidak kuat.

Emily Gu merasa Jefferson Shen sekarang terobsesi untuk mengontrol seseorang. Kalau dia setiap hari hanya mengecek rencana perjalanannya, ia masih bisa terima. Sekarang, dia malah mengikutinya ke perusahaan. Lebih parahnya lagi, pria ini juga punya kartu akses yang dibuat diam-diam. Jika bukan karena Jefferson Shen sekarang masih sakit, ia dari dulu sudah memutuskannya.

Tindakan-tindakan yang terlalu tidak berperasaan…… Si wanita sadar dirinya tidak sanggup untuk melakukannya.

“Lepaskan.” Dalam waktu yang sangat sebentar, Javiar Pei sudah berjalan ke sisi Emily Gu. Satu tangannya ia cengkeramkan ke pergelangan tangan Jefferson Shen, lalu pria itu langsung mengerang kesakitan. Fokus dengan rasa sakit yang dialaminya, pegangan dia di bahu Emily Gu perlahan melemah.

“Javiar Pei, lepaskan dia. Dia orang sakit!” Si wanita buru-buru melepaskan diri dari Jefferson Shen. Tetapi, melihat ekspresinya yang kesakitan, tanpa memedulikan fakta bahwa tulang bahunya sekarang mungkin sudah remuk jika Javiar Pei tidak turun tangan, Emily Gu berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan tangan Javiar Pei dari pergelangan tangan Jefferson Shen.

Kukunya tanpa sengaja melukai punggung tangannya. Beberapa bercak merah pun muncul.

Pada momen ini, Javiar Pei merasa dirinya sungguh kurang kerjaan.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu