Diamond Lover - Bab 303 Lamaran Berhasil

Sekembalinya ke Kota S, Valerie Pei menjemput Ellie pulang. Setelah tahu bahwa Leon Gu telah diusir dari rumah kediaman keluarga Gu, wanita itu bertekad untuk tidak keberatan dalam mengizinkan Ellie mampir ke tempat si pria sebentar setiap hari. Masalahnya, Leon Gu belum muncul-muncul juga di rumah sebelah.

Frekuensi Handy Ji datang ke rumah Valerie Pei meningkat secara signifikan. Si wanita awalnya tidak sadar, namun kemudian menemukan bahwa setiap kali Handy Ji datang, ia akan bertemu Leon Gu. Beberapa kali yang pertama terasa seperti kebetulan, namun semuanya lalu terasa tidak beres.

Dengan peningkatan frekuensi kunjungan ini, Ellie menyadari perubahan dalam hubungan Handy Ji dan Valerie Pei. Anak itu menanyakannya di meja makan.

“Mommy, kamu berkencan dengan paman ya?” Ellie meletakkan sumpit dan bertanya.

Dari tadi makan dengan serius, Valerie Pei kehilangan kata-kata begitu mendengar pertanyaannya. Nampaknya, dengan frekuensi yang sekarang, kedatangan Handy Ji sudah tidak bisa dianggap dan dikatakan sebagai kedatangan seorang teman lagi.

Si pria terseyum tipis. Ellie bertanya pada Valerie Pei dan bukan dirinya, jadi biarlah si wanita yang menjawab. Ia sendiri juga penasaran apakah dia masih akan menyembunyikan ini atau tidak dari si anak.

Valerie Pei meletakkan sumpit. Ia melirik Handy Ji yang menatapnya dengan penuh penantian, lalu mengalihkan pandangan ke Ellie. Wajah anaknya tidak menyiratkan dengan jelas apakah dia senang atau tidak senang.

Sebenarnya, jika Ellie memilih sikap yang kedua, si wanita akan berada dalam dilema.

“Iya.” Valerie Pei mengangguk dengan gugup. Ia tidak berniat menyembunyikan semua ini dari Ellie lebih lama lagi.

Si anak menghela nafas, menyandarkan diri ke kursi, dan melipat kedua tangan di depan dada. Ia terlihahat seperti tengah berpikir dalam-dalam. Ekspresi Ellie ini benar-benar membuat Valerie Pei tercengang. Apakah dia sedang mempertimbangkan sikapnya terhadap hubungan mereka?

Handy Ji juga gugup. Ia tidak menyangka Valerie Pei akan mengaku sekarang juga. Selain itu, walau yakin Ellie akan menyukainya, namun situasi sekarang tidak bisa diatasi dengan keputusan si anak soal suka atau tidak suka.

Ia sendiri tahu, jika Ellie bilang tidak menyukainya, Valerie Pei akan berpihak pada Ellie. Waduh, pria itu tidak punya kepercayaan diri untuk bersaing merebut hati si wanita dengan putrinya sendiri!

Setelah berpikir cukup lama, Ellie bertanya lagi, “Jadi aku akan punya dua ayah?” Mata besaarnya membelalak penasaran. Anak itu nyatanya tidak bilang suka atau pun tidak.

Valerie Pei, yang saat ini sepenuhnya tidak memahami jalan pikiran Ellie, langsung stress. Dua orang ayah…… Ia belum pernah terpikir soal ini sebelumnya. Selain itu, Leon Gu juga pernah bilang bahwa dia tidak akan mengizinkan Ellie menyematkan panggilan “papa” pada pria lain.

“Aku sebelumnya tidak punya ayah, lalu sekarang tiba-tiba punya dua. Kelihatannya……” Alis cemberut Ellie tiba-tiba lepas, seberkas senyuman mekar di sudut bibirnya: “Kelihatannya bagus juga!”

Handy Ji membuang nafas lega. Dengan sikap Ellie yang menerimanya ini, salah satu kekhawatiran di hati Valerie Pei bisa lenyap. Kekhawatiran inilah yang jadi alasan wanita itu terakhir kali menolak lamarannya.

Sekembalinya dari Kota A, pria itu sudah melamar wanitanya dua kali lagi. Kali pertama dilakukan secara hangat dan mengharukan, sementara kali kedua dilakukan secara megah hingga dia bingung harus merespon apa. Jelas, keduanya masih berakhir dengan penolakan.

Sekarang, Ellie sudah menyetujui kebersamaan mereka. Kalau begitu, seharusnya sudah tidak ada batu penghalang lagi dalam hubungan mereka nih!

Valerie Pei mengangkat mangkuk dan menyendokkan porsi tambahan buat si anak. Membicarakan topik beginian di meja makan, wanita itu jadi khawatir bakal kena gangguan pencernaan……

Setelah makan, Valerie Pei membawa mangkuk kembali ke dapur dan mengeluarkan mangkuk buah. Sekeluarnya dari dapur, ia melihat Handy Ji dan Ellie tengah bermain di sofa ruang tamu. Si pria, yang sudah lama tidak memperlihatkan keterampilan sulapnya, kini tengah menunjukkan trik-trik sulap pada si putri.

Begitu Valerie Pei sampai di ruang tamu, Handy Ji kebetulan tengap memunculkan sebuah boneka dari belakang kain. Itu boneka Rilakkuma kesukaan Ellie, jadi anak itu memeluknya lekat-lekat tanpa bersedia melepas.

Mungkin karena kelelahan bersekolah, Ellie tidur sangat awal. Setelah menemaninya sejenak di kamar, sekembalinya ke ruang tamu, Valerie Pei menyadari bahwa semua lampu di ruang tamu mati. Wanita itu seketika punya sebuah firasat buruk. Jangan bilang Handy Ji mau melamarnya lagi!

Benar saja, berselang beberapa saat, seorang pria berdiri di tengah ruang tamu. Menganggap dirinya sebagai pemegang kendali, si pria menyalakan sebuah sinar dari langit-langit ruangan ke tubuh si wanita. Malam ini, ia berniat menjadikan Valerie Pei sebagai orang yang paling bersinar di dunia.

Valerie Pei bisa merasakan Handy Ji berjalan selangkah demi selangkah ke arahnya. Selain itu, ia juga bisa mencium harum wangi mawar. Jujur saja, sejak dilamar-lamar terus, si wanita agak takut dengan situasi ini. Ia tahu bahwa setiap penolakannya akan memberi satu goresan pisau dalam hubungan mereka, namun Handy Ji terus melakukannya seolah setiap kali adalah yang pertama kali. Sekeras apa pun hatinya, Valerie Pei jadi tidak tega untuk kembali menolak.

Namun, di sisi lain, ia belum siap buat menikah lagi.

“Handy Ji, berhentilah membuat masalah.” Valerie Pei bertutur pasrah. Bukankah hubungan mereka yang sekarang sudah cukup oke? Mengapa pria ini terus melamarnya sih?

Begitu Valerie Pei kelar berbicara, Handy Ji sudah berdiri di depannya. Satu tangan pria itu memegangi sebuah kotak beludru, sementara satu tangannya lagi memegangi sebuket mawar. Ia lalu berlutut dengan satu kaki.

Cincin yang kali ini beda dengan cincin yang sebelumnya. Lebih tepatnya, setiap kali melamar, cincin yang dibawa Handy Ji selalu beda.

“Valerie Pei, Ellie setuju setuju dengan hubungan kita. Jadi, nikahilah aku! Ikutlah aku mengarungi masa depan!” Keberanian Handy Ji benar-benar layak dipuji. Sudah ditolak berulang kali, ia tetap mau berjuang.

“Aku tahu kamu sangat berhati-hati soal pernikahan. Tetapi, aku juga tidak pernah menganggap pernikahan sebagai suatu mainan. Aku ingin hidup bersamamu sepanjang hidupku. Aku ingin mengucapkan selamat malam kepadamu setiap malam, juga mengucapkan selamat pagi kepadamu setiap pagi. Setiap buka dan tutup mata, aku ingin yang ada di sisiku adalah kamu. Kamu tidak akan tega untuk menolak mengabulkan harapan-harapanku ini kan?”

“Apakah kamu tidak mau menyerah kalau belum diteirma?” Si wanita mengernyitkan alis dengan agak risih.

Si pria sebenarnya sudah siap untuk ditolak, namun Valerie Pei kali ini tidak langsung menyampaikan kata “tidak”. Apakah ada titik balik di sini?

“Iya, aku akan melamarmu terus sampai kamu menyatakan setuju!” Handy Ji merespon tegas. Ia berfirasat Valerie Pei sebenarnya mendengar pertanyaannya waktu di pesawat. Kala itu, ia bertanya apakah cinta mereka ini memiliki sasaran akhir berupa pernikahan.

Valerie Pei membuat keputusan besar. Wanita itu membalas, “Baik, aku mengiyakan.”

Si pria mengira dirinya salah dengar. Valerie Pei bilang iya! Ramalannya berhasil! Si pria mendekap buket bunganya dengan penuh semangat, lalu mengeluarkan sebuah cincin dari kotak yang ada di tangan satunya. Cincin itu ia arahkan perlahan ke tangan wanitanya.

Namun, tangan Valerie Pei, yang sudah ditahan oleh tangannya, tiba-tiba menyusut. Gesturnya ini menunjukkan bahwa wanita itu tidak bersedia dipasangkan cincin.

“Handy Ji, meski aku sudah berkata iya, namun bisakah kita tunda sedikit pernikahan ini? Aku sekarang…… masih belum ingin menikah.” Kalau persetujuannya akan membuat Handy Ji tenang, maka ia akan memberikan persetujuan itu. Bagaimana pun juga, sejak berpasangan dengannya, Valerie Pei tidak pernah berpikir iuntuk berpasangan dengan orang lain. Berhubung mereka pada akhirnya akan terus jalan bersama, rasa-rasanya tidak ada salahnya untuk menyatakan “iya” sekarang.

Hanya saja, wanita itu benar-benar belum mempertimbangkan rencana menikah.

Handy Ji sedikit tertegun, namun berhasil memulihkan kesadarannya dengan segera. Sebenanrnya, dengan Valerie Pei mengatakan setuju, hatinya sudah jauh lebih lega. Itu membuktikan bahwa wanita itu juga ingin menua bersamanya. Dia tidak akan meninggalkan dirinya!

Pernikahan tidak lebih dari sebuah upacara. Mau ditunda, ya silahkan saja.

“Oke, baik. Pernikahan tidak perlu buru-buru kok.” Si pria menyetujui dengan senang hati. Pada momen ini, si wanita sudah kembali mendekatkan tangan ke tangannya. Pria itu pun berhasil memasangkan cincin di jari manisnya.

Tiba-tiba, cahaya yang diarahkan pada Valerie Pei meredup. Ketika wanita itu baru memahami apa yang terjadi, aura Handy Ji sudah mengelilingi wajahnya. Sembari menjatuhkan ciuman mendalam, Handy Ji menggengam tangan Valerie Pei yang memegang cincin serta mengelusnya dengan penuh kelembutan.

Sejak Valerie Pei menolak godaan dirinya dulu, Handy Ji tidak pernah melancarkan godaan macam itu lagi. Sekarang, sekali pun dia sudah mengiyakan ajakan menikahnya, pria itu memutuskan untuk tidak melanjutkan ciuman. Sebelum kehilangan kontrol diri, Handy Ji segera melepaskan Valerie Pei.

Karena lamarannya berhasil, hati Handy Ji jadi lebih tenang. Sementara itu, karena merasa takut berbuat sesuatu yang kelewatan, hati nuraninya juga jadi lebih peka.

Rumah kediaman keluarga Gu.

Sejak Henry Gu mengusir Leon Gu, suasana di antara para anggota keluarga agak tegang. Misalnya, ketika berada di meja makan, masing-masing anggota keluarga menyantap makanan sendiri-sendiri tanpa berani bersuara keras. Sekelarnya Henry Gu bertutur ini itu, semua langsung kembali ke villa masing-masing.

Henry Gu duduk di kursi paling sentral di meja makan. Melihat kursi-kiursi yang segera kosong, ia merasa rumah kediaman keluarganya itu telah berubah jadi kutub es. Tawa dan kegembiraan di masa lalu tidak terlihat lagi.

Si pria tua sendiri juga sedih telah mengusir Leon Gu, namun perbuatannya kali ini benar-benar kelewatan. Karena urusan tes DNA, cucu itu telah membuat Paman Kedua-nya gelisah bertahhun-tahun. Pada akhirnya, dia bilang bahwa Handy Ji bukanlah anak Paman Kedua. Sungguh bercanda!

“Huft……” Henry Gu membuang nafas dan bangkit berdiri. Frey Liu dengan sigap bergegas memapah si kakek.

“Keluarga yang sudah aku pimpin seumur hidup sekarang berubah jadi begini.” Henry Gu menggelengkan kepalanya dan berjalan perlahan ke kamar.

“Tuan Besar, Tuan Muda seharusnya juga tahu dirinya salah. Apakah……” Apakah dia boleh diizinkan kembali? Walau tidak berbicara secara frontal, orang-orang keluarga Gu takut pengusiran Leon Gu suatu hari nanti akan terjadi pada diri mereka masing-masing. Itu akan jadi pengalaman terburuk dalam hidup mereka!

Tuan Muda dan keluarganya sudah lama tidak kemari untuk makan malam bareng.

Di sisi lain, Frey Liu tahu bahwa hati Henry Gu lebih sakit daripada hati orang-orang lain. Leon Gu adalah cucu yang ia latih sedari dulu. Kalau bukan karena kemarahannya sudah memuncak, mana mungkin ia akan mengusirnya pergi?

“Bagaimana dia bisa begitu konyol?” Bila yang Leon Gu lakukan adalah kesalahan lain, Henry Gu mungkin masih punya ruang untuk berkompromi. Tetapi, berhubung dia sudah mempermainkan perasaan keluarga Gu, ia merasa harus menghukumnya seberat mungkin. Jiak tidak, suatu hari nanti anggota keluarga lain bisa jadi akan melakukan perbuatan serupa.

“Tuan Besar, aku pikir, Tuan Muda tidak mungkin bertindak seasal ini. Pasti ada kesalahpahaman di antara kalian.”

Henry Gu mengangguk sembari berpikir. Sejak siuman, kepribadian cucunya ini perlahan mulai berubah. Ia belakangan kesulitan untuk memahami kepribadiannya, namun ia tahu bahwa karakternya masih baik. Sekali pun dia kejam pada orang-orang luar, dia seharusnya tidak mungkin melakukan kekonyolan dengan kadar yang setinggi ini.

“Salah paham atau tidak salah paham, tunggulah hasil tes DNA Handy Ji dan anak keduaku. Kita akan langsung tahu jawabannya nanti.” Henry Gu telah menyuruh orang lain untuk melakukan tes DNA lagi. Waktu itu, karena sibuk ingin memasukkan Ellie dalam silsilah keluarga, ia tidak menyuruh orang lain untuk melakukan tes DNA ulang pada Handy Ji, makanya muncul keributan begini. Ia pikir, ia kali ini harus mencari langsung si pengetesnya, bukan menugaskan orang lain.

Tetapi, tidak peduli hasilnya tepat atau keliru, Leon Gu tidak akan bisa lepas dari tanggung jawabnya.

Henry Gu lebih cenderung percaya bahwa Handy Ji dan keluarga Gu memiliki hubungan darah. Soal latar belakang Leon Gu memalsukan hasil tes DNA, ia akan melangsungkan penyelidikan lebih lanjut. Pria tua itu tidak percaya cucu yang ia bina langsung bisa “menodongkan pisau” ke anggota-anggota keluarganya sendiri!

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu