Diamond Lover - Bab 291 Hati Ayah Sakit
Valerie Pei mengirim pesan teks kepada Leon Gu, dia menyuruh Leon Gu menemui Ellie di gerbang sekolah, dengan begitu artinya ia telah menyerahkan Ellie padanya.
Hanya saja suasana hati Ellie sedang tidak baik, semalam dia terbangun di tengah malam, akhirnya Valerie Pei menemaninya tidur karena terus mengkhawatirkannya. Di pagi hari, dia menemukan bahwa Ellie sedang memegangi bajunya dengan erat.
Saat melihat pemandangan ini, Valerie Pei tidak tahu harus senang atau khawatir, senang karena orang yang selalu dapat diandalkan bagi Ellie adalah dirinya, tetapi dia juga khawatir Ellie tidak bisa terbiasa dengan Leon Gu.
Ucapan Leon Gu dan Handy Ji benar, sekarang Ellie harus belajar menerima bahwa orang tuanya telah berpisah, jika dia ingin Ellie tumbuh dengan bahagia, maka ia hanya bisa membiarkannya bersama dengan Leon Gu, apa boleh buat dirinya juga tidak mau berada di dalam situasi seperti ini.
“Ellie, setelah pulang sekolah hari ini, kamu harus pulang ke tempat ayah, ya. Kakek, nenek, juga kakek buyut sangat merindukanmu, dan mereka pasti akan sangat sedih jika tidak bertemu dengan Ellie.”
Ellie cemberut ketika mendengar harus pergi ke tempat Leon Gu.
Valerie Pei merasa sangat aneh, bukankah dulu Ellie sangat suka bersama dengan Leon Gu? Saat itu ketika Leon Gu sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri, ia akan terus bertanya tentangnya selama seminggu penuh, dan sekarang malah tidak mau ikut dengannya.
“Ellie, dengarkan ibu, menurutlah dan tinggal dengan ayah dua hari, dan ibu akan menjemputmu hari minggu nanti, bagaimana?” Valerie Pei semakin tidak rela melepas Ellie meskipun hanya dua hari, hatinya sakit memikirkan Ellie yang mungkin tidak bisa tidur dan tidak mau makan.
“Aku tidak mau pergi ke tempat ayah, di sana tidak ada ibu……” Ellie mendorong tangan Valerie Pei pergi dan mengembungkan pipinya, dia kemudian menunduk memainkan ibu jari tangannya.
“Tapi bukankah Ellie sangat menyukai ayah? Kenapa sekarang tidak mau bersama dengan ayah? Ayah pasti sedih jika mendengarnya, apa Ellie tega membuat ayah sedih?”
Ellie mengangkat kepalanya diam-diam dan mengintip Valeri Pei ketika mendengar ayahnya akan sedih, tapi ia dengan cepat menunduk kembali, sepertinya ia sedikit tergerak.
“Hari ini hari jumat, kamu sudah sekolah sampai siang, kamu akan bertemu kakek dan nenek saat sampai di rumah ayah sore nanti, lalu ayah akan menemanimu di hari sabtu, dan minggu ibu akan menjemputmu, hanya dua hari saja, waktu akan berlalu dalam sekejap.”
“Kenapa orang tua teman-temanku di TK semuanya tinggal bersama, lalu ibu dan ayah tidak? Ellie tidak akan terbangun di tengah malam dan tidak bisa menemukan ibu kalau kalian tinggal bersama.” Ellie bertanya pada Valerie Pei dengan mata lugunya yang besar.
Ellie selalu menanyakan pertanyaan ini, apakah sekarang sudah waktunya untuk memberi tahu dia bahwa ibu dan ayah telah berpisah lama, atau menunggunya sedikit lebih besar lagi?
Sebelum Valerie Pei menjawab, Leon Gu sudah datang, dia melihat Leon Gu yang berdiri di luar jendela di samping Ellie.
“Ellie, jangan murung di depan ayah, nanti ayah sedih.” Valerie Pei membuka kunci mobil dan turun lebih dulu.
Melihat Valerie Pei turun dari mobil, Leon Gu juga membuka pintu mobil dan menggendong Ellie keluar.
“Ayah, Ellie tidak mau ke rumah ayah, apa aku boleh tidak pergi? Ellie ingin bersama ibu……” Ellie yang berada di pelukan Leon Gu tidak dapat menahan dirinya untuk mengatakan bahwa sekarang ia benar-benar takut ke rumah itu.
Gu Yiheng tercengang, hal pertama yang dikatakan putrinya ketika bertemu dengannya adalah dia tidak ingin bersamanya, dia yang awalnya sudah kesakitan usai minum alkohol setelah adu tinju dengan Christian Huo dan yang lainnya tadi malam, ditambah lagi sekarang hatinya yang sesak.
“Memangnya kenapa? Apa Ellie sudah tidak menyukai ayah?” Leon Gu menurunkan Ellie, tubuhnya terluka, pinggangnya langsung terasa sakit setelah menggendong Ellie sebentar.
Ellie menggelengkan kepala, ia menutup mulutnya rapat-rapat dan tidak mau bicara.
Leon Gu tidak ingin memaksa Ellie, ia tidak mau putrinya sendiri membencinya, karena sekarang ia hanya memiliki Ellie.
Dia memegangi wajah Ellie, hatinya sesak dan sakit melihat ekspresi sedih Ellie.
“Ayah terluka, apa sakit?” Ellie mengulurkan tangannya dan membelai sudut bibir Leon Gu, semalam ia berkelahi dengan sangat brutal sehingga yang lainnya juga memukulnya dengan ganas, wajahnya terkena pukulan yang menyebabkan sudut bibirnya lebam dan terdapat luka di tulang pipinya.
“Tidak sakit.” Leon Gu tersenyum demi menunjukkan bahwa dirinya tidak kesakitan, tapi sebenarnya sakit sekali, ditambah lagi semalam ia minum sangat banyak alkohol.
“Tapi hati ayah sakit sekali, karena Ellie tidak mau pulang bersama ayah, pasti Ellie tidak menyukai ayah lagi.” Leon Gu membawa tangan Ellie ke dada kirinya, “Apa kamu merasakannya? Hati ayah sedang menangis.”
“Ayah jangan menangis.” Tangan Ellie mengelus dada Leon Gu, di satu sisi ibunya, dan di sisi lain ayahnya, ia tidak akan bisa melihat ibunya jika ikut dengan ayahnya, sedangkan jika ia ikut dengan ibunya, maka ayahnya akan sedih.
Valerie Pei sudah berdiri di samping keduanya, sebenarnya ia juga berada di posisi yang sulit melihat anak berumur empat tahun yang harus memilih antara ibu atau ayahnya, sungguh menyedihkan sekali.
“Baiklah, Ellie akan pulang bersama ayah setelah pulang sekolah.” Ellie menarik tangannya kembali dari genggaman Leon Gu, “Aku sekolah dulu.”
Setelah mengatakannya, Ellie melambaikan tangan pada Leon Gu dan Valerie Pei, ia lalu memasuki area TK tanpa menoleh kembali, kemudian langsung masuk bersama dengan guru TK yang menyambutnya.
Melihat punggung Ellie, Valerie Pei yang sudah merasa tertekan sejak pagi semakin bertambah muram.
Di sisi lain, Leon Gu masih berjongkok, dan rasa sakit di pinggangnya semakin bertambah. Tidak ada yang dalam kondisi baik sekarang, fisik maupun hatinya sangat sakit.
Valerie Pei berniat bertanya tentang luka di wajah Leon Gu, namun akhirnya mengurungkannya, karena mereka sudah berkata dengan sangat jelas bahwa jangan sampai hal sepele seperti ini membuat hubungan mereka menjadi ambigu.
“Aku akan menjemput Ellie hari minggu, terima kasih karena telah membiarkannya bersamaku kemarin.”
Leon Gu menahan seluruh tubuhnya yang sakit dan bangkit berdiri, wajahnya datar dan asing.
“Tidak perlu berterima kasih, dia juga putriku.” Suara Leon Gu sedikit serak, seperti belum berdiri dengan stabil.
Valerie Pei menggenggam erat sudut pakaiannya, jangan ikut campur, jangan peduli.
“Aku pergi dulu, telepon aku jika ada sesuatu pada Ellie.” Ucap Valerie Pei dengan tergesa-gesa dan segera berbalik ke kursi pengemudi.
Leon Gu juga tidak menahannya, dia tertawa tanpa sadar melihat Valerie Pei yang mengemudikan mobil dengan cepat meninggalkannya.
Ternyata seperti ini rasanya dianggap sebagai orang asing.
Dia berbalik dan masuk ke mobilnya, bersandar di kursi pengemudi dan mengangkat kemejanya. Pantas saja sangat sakit, ternyata ada memar besar di pinggangnya, juga ada luka di sudut bibir dan tulang pipinya saat ia bercermin di kaca spion, memalukan sekali. Dia tidak melihatnya, kan tadi? Dia pasti tidak melihatnya, karena dia terus membuang muka.
Setelah yakin dengan pemikirannya, Leon Gu kemudian mengenakan sabuk pengaman dan meninggalkan sekolah Ellie, lalu segera menuju kantor.
Sesampainya Valerie Pei di kantor, Handy Ji sudah menunggunya di sana dengan dua gelas kopi di tangannya, hanya dengan melihat raut wajah kecewa Valeri Pei dia sudah tahu bahwa semua tidak berjalan lancar ketika ia mengantar Ellie ke sekolah.
Tanpa menunggu Valerie Pei turun dari mobil, Handy Ji telah lebih dulu masuk ke mobil dan memberikannya kopi panas.
“Terima kasih.” Valerie Pei menyambut kopinya dan meminumnya dengan linglung.
“Kalian bertengkar?” tebak Handy Ji, meskipun Valerie Pei sudah sangat lelah dan ia tidak ingin mengingatkan Valerie Pei pada perdebatan itu lagi, tapi dia khawatir padanya.
“Tidak.” Valerie Pei menggelengkan kepalanya, sangat normal jika dia dan Leon Gu bertengkar, tapi Leon Gu tidak mengatakan apa-apa dan sangat tenang, perlawanan dinginnya membuat Valerie Pei merasa ia sangat jahat.
“Baguslah kalau tidak, tunggu beberapa saat lagi dia akan mengerti, dan Ellie juga akan segera dewasa.” Handy Ji mengelus kepala Valerie Pei, mobilnya parkir di sisi berlawanan, seharusnya tidak akan ada orang mengenalnya di sini.
“Bukankah aku egois, karena hanya memikirkan diri sendiri dan tidak memikirkan perasaan Ellie, dan membuatnya tumbuh di situasi seperti ini?”
“Jangan berpikir sembarangan, Ellie akan semakin merasa bersalah jika kamu memaksakan hubunganmu dengan Leon Gu demi dia.” Handy Ji menarik Valerie Pei ke dalam pelukannya, dia sangat sedih melihat Valerie Pei yang berpikir macam-macam bahkan menganggap dirinya sendiri egois, apa dia benar-benar akan memaksakan hubungannya dengan Leon Gu demi Ellie?
Valerie Pei bersandar di pundak Handy Ji, dia sangat lelah, hidupnya terasa mudah dan tanpa beban saat berada di Jerman, setelah bertemu dengan Leon Gu lagi, banyak hal terjadi satu demi satu, yang pada akhirnya Leon Gu menginginkan setengah hak asuh Ellie.
“Apa boleh buat, biarkanlah semuanya berjalan dengan sendirinya……” ucap Valerie Pei tanpa daya.
Tak disangka Emily Gu yang selalu tepat waktu, terlambat bangun hari ini. Dia mengebut ke kantor, dan berlari ke lift dengan tergesa-gesa setelah menemukan tempat parkir secara acak, lalu tiba-tiba dia melewati mobil Valerie Pei.
Emily Gu semakin panik, bosnya saja sudah datang, dia sebagai sekretaris malah belum sampai, benar-benar memalukan……
Tapi setelah dia perhatikan lebih jelas, ternyata di dalam mobil ada orang, itu artinya Valerie Pei belum naik ke kantor, saat Emily Gu hendak menghampirinya, ia sadar ternyata Valerie Pei tidak sendirian di dalam mobil, masih ada satu orang lain.
Dia segera bersembunyi di balik pilar, arahnya berdiri langsung menghadap ke kursi pengemudi yang Valerie Pei duduki, jadi dia hanya bisa melihat Valerie Pei yang sedang dipeluk.
Emily Gu tertawa tanpa sadar, tak disangka ternyata kakaknya tidak pulang semalam karena sedang bersama kakak iparnya. Tapi sebelumnya kakaknya sedikit aneh, dia membawa Ellie pulang tepat waktu, dan juga tidak punya waktu untuk dirinya sendiri, dia berpikir bahwa kakak dan kakak iparnya tidak ada harapan lagi.
Ternyata kakaknya menyembunyikan hal ini dari mereka!
Emily Gu tersenyum dan akan pergi tidak mau mengganggu mereka lagi, tapi orang-orang di dalam mobil itu juga turun. Yang mengejutkan adalah, pria di dalam mobil tersebut bukanlah kakak pertamanya, tetapi anak di luar nikah dari paman keduanya, Handy Ji!
Emily Gu tiba-tiba membalikkan kembali tubuhnya, dan bersembunyi di balik pilar lagi, wajahnya terlihat ketakutan, bagaimana mungkin?
Bagaimana bisa orang yang seharusnya ia panggil kakak ketiga memeluk kakak iparnya di dalam mobil, Valerie Pei juga kakak ipar Handy Ji!
“Tidak mungkin, tidak mungkin!” Emily Gu menggelengkan kepalanya, dia pasti salah paham, dia kembali menjulurkan kepalanya dan mengintip Valerie Pei, dan melihat raut wajah lelah kakak iparnya.
Saat itu akhirnya Emily Gu paham, pasti kakak iparnya kelelahan dan bersandar di bahu kakak ketiga tanpa sengaja, lalu kakak ketiganya berniat baik memeluk kakak iparnya.
Selain itu, sebelumnya kakak ipar dan kakak ketiga tidak saling mengenal, lalu bagaimana mungkin? Tapi mereka kerja di kantor yang sama, jadi wajar saja jika para rekan kerja saling memberi perhatian, kan!
Emily Gu tetap mempertahankan pemikiran ini, dan setelah mengamati mereka seharian penuh di kantor, ia sadar Valerie Pei dan Handy Ji tidak melakukan interaksi apapun lagi, lalu semakin yakin dengan pemikirannya sebelumnya, terakhir ia juga menertawakan daya imajinasi dirinya yang terlalu tinggi.
Dan untungnya, dia bersikap tenang dan tidak memberi tahu Leon Gu tentang hal ini, jika tidak hubungan antara kakaknya dan kakak iparnya akan hancur.
Kejadian ini meledak ketika pertemuan Keluarga Gu yang sudah lama tidak digelar.
Novel Terkait
The Sixth Sense
AlexanderMarriage Journey
Hyon SongPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Rahasia Istriku
MahardikaWaiting For Love
SnowSi Menantu Dokter
Hendy ZhangDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)