Diamond Lover - Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
Setelah makan malam yang berjalan lancar, Valerie Pei dan Jennifer Shen bersiap kembali ke hotel untuk memeriksa berkas-berkas lagi. Besok, mereka ingin bangun pagi-pagi untuk menandatangani semua yang perlu ditandatangani. Sesampainya di pintu hotel, keduanya tiba-tiba dikejutkan oleh beberapa mobil jeep yang bergegas mendekat. Mobil-mobil itu diparkir para pengemudinya tepat di sebelah mereka.
Valerie Pei mengernyitkan alis. Tahu di Kota Jing ada banyak orang berkuasa yang suka cari masalah, ia mengajak asistennnya untuk menjauh dari mobil-mobil itu biar tidak menimbulkan masalah yang tidak perlu. Sayang, belum jauh mereka melangkah, orang-orang yang ada di mobil turun dan menghalangi. Masing-masing dari mereka mengenakan pakaian yang beda-beda, namun wajahnya semua keras. Orang-orang tidak dikenal itu meminta mereka untuk tidak pergi.
Valerie Pei pun merasa janggal. Ia belum pernah memprovokasi siapa pun di Kota Jing, juga baru datang sebentar kemari. Kalau dia sampai diawasi dan dibuntuti oleh orang-orang ini, rasa-rasanya dirinya terlalu terhormat deh……
Ketika si wanita memikirkan ini, pintu mobil yang ada di tengah kembali terbuka. Yang pertama muncul dalam pandangan Valerie Pei adalah sepasang kaki panjang. Ia begitu familiar dengan merek sepatu itu, namun sama sekali tidak tahu apa yang Leon Gu ingin lakukan. Pria itu sudah menyuruhnya untuk mengecek jadwal hariannya setiap mau keluar kamar, jadi dia pun pindah hotel. Hasilnya, si pria masih datang juga ke hotelnya yang baru. Leon Gu ini sengaja mempersulitnya atau bagaimana ya?
Seturunnya dari mobil, si pria melirik ke pintu hote dan menemukan sosok Valerie Pei yang lagi mengerutkan alis. Matanya hanya tertuju satu detik ke si wanita, sebab ia kemudian berbalik badan dan mengulurkan tangan untuk menyambut orang yang masih di dalam mobil. Gerakannya ini dilakukan dengan sangat anggun.
Tangan kurus seorang wanita diletakkan di atas tangan Leon Gu, lalu si pemilik tangan itu turun dari mobil dengan senyum khas. Sejujurnya, Valerie Pei sama sekali tidak bermasalah dengan senyuman Fransiska Yin. Namun, melihatnya berdiri di sebelah Leon Gu dengan identitasnya sebagai pacar, ia jadi agak risih.
Valerie Pei pada mulanya mengira Leon Gu dan orang-orangnya ingin merampok dirinya. Nyata-nyatanya, orang-orang itu hanya ditugaskan buat buka jalan! Setelah Leon Gu dan Fransiska Yin berjalan masuk hotel, sebagaian dari orang ini ikut masuk bersama si pria, sementara sebagian sisanya kembali ke mobil dan pergi. Sepanjang “pertunjukkan”, Leon Gu bertingkah bagai tidak menyadari keberadaan Valerie Pei!
Ini tidak masalah sih, malah merupakan situasi yang paling ideal. Mereka sudah sepakat untuk menempuh jalan masing-masing, jadi tidak ada gunanya saling berurusan lagi sekarang.
Valerie Pei dan Jennifer Shen masuk hotel tidak lama kemudian. Mereka ingin cepat-cepat masuk ke kamar dan bersembunyi di sana. Selain itu, Valerie Pei juga berpikir untuk mencari hotel lain besok. Ia tidak percaya pertemuan dirinya dan Leon Gu di hotel yang sama sebanyak tiga kali hanya sebuah kebetulan. Kota Jing sangat besar, masak mereka terus berjumpa bagai tidak ada hotel lain!
Sepasang wanita itu memasuki lift. Ketika pintunya akan tertutup, Fransiska Yin berlari menghampiri sambil meminta: “Tunggu ... tunggu ...”
Jennifer Shen tidak paham situasi ini, jadi ia langsung menekan tombol buka. Sementara itu, begitu melihat kedatangan si wanita dengan Leon Gu di belakangnya, ia langsung buru-buru menekan tombol tutup. Sial, Fransiska Yin pada akhirnya berhasil masuk.
Melihat jari Valerie Pei yang tertambat di tombol tutup, sudut bibir Fransiska Yin terangkat. Tatapannya juga dalam tidak terduga.
“Terima kasih!” Wanita itu berucap ke Valerie Pei dengan nada cepat bagai tidak melihat tombol yang dia tekan!
Yang diucapkan pun menurunkan tangan dengan canggung. Tangan itu lalu secara refleks bergerak mengikat rambut, sementara Valerie Pei juga secara refleks mundur beberapa langkah. Ia ingin berdiri sejauh mungkin dari Leon Gu.
“Mau apa sih buru-buru begini? Kalau tidak terkejar, ya tunggu lift berikutnya lah!” Leon Gu memasuki lift dan menatap wajah Fransiska Yin yang memerah. Pria itu paham si wanita berlarian sampai kehabisan nafas, namun wajahnya tetap tidak menyiratkan keibaan sama sekali. Di sisi lain, mendengar suara Leon Gu ini, bulu kuduk Valerie Pei berdiri!
Berbanding terbalik dengan bosnya, Jennifer Shen merasa pria yang baru masuk ini sangat tampan. Ia juga terkesan dengan kecantikan si wanita, jadi merasa mereka sangat cocok berpasangan! Andai dia tahu pria ini adalah mantan suami bosnya itu, ia pasti tidak akan berpikir begini……
Fransiska Yin dalam hati komplain pada Leon Gu. Ia berkesah, barusan siapa sih yang pura-pura tenang di pojokan, lalu tiba-tiba mengajaknya mengejar sebuah lift sambil bilang harus terkejar? Pada akhirnya, si pria berjalan perlahan di belakang, sementara dirinya berlari kencang seperti dikejar hantu di depan.
“Kan kamu bilang kamu tidak sabaran ngamar denganku!” Si wanita bersandar di bahu si pria, lalu tubuh si pria refleks mengkaku. Ia tadi cuma bilang sepatah kata, namu Fransiska Yin memberi tanggapan yang sangat frontal. Kalau Valerie Pei menyangka mereka benar-benar punya sebuah hubungan, bukankah kesalahpahaman yang sangat besar akan terjadi?”
Leon Gu berbatuk sedikit untuk memberi isyarat pada Fransiska Yin bahwa sandiwaranya berlebihan. Tanpa disangka, wanita itu malah kembali blunder, “Kak Leon, kamu bertemu Kak Valerie kok tidak menyapa? Bagaimana pun juga, kalian kan dulu pernah saling cinta!”
Valerie Pei sangat tidak senang namanya tiba-tiba disebut. Sekretarisnya berdiri persis di sebelah, sementara dirinya tidak mau orang ini tahu terlalu banyak soal masa lalunya!
“Aku takut kamu marah.” Leon Gu mendekap Fransiska Yin dan mengencangkan cengkeraman di pinggangnya. Fransiksa Yin tadi bilang akan bersandiwara sebaik-baiknya, jadi inikah yang dia maksud dengan “sebaik-baik”-nya? Sial, kacau!
“Ih, aku tidak segitu pelit kali. Kalau kalian ingin mengenang masa lalu, aku tidak masalah kok!
“Tidak ada yang berkesan, jadi buat apa dikenang?” Nada bicara Leon Gu yang tidak acuh terdengar di seluruh penjuru lift yang sempit. Kata-katanya ini jelas dimaksudkan untuk didengarkan oleh Valerie Pei. Yang disindir sendiri tidak mempermasalahkan itu. Dia berpikir, biarlah Leon Gu mengeluarkan semua sumpah-serapah biar hatinya lega, lalu mereka tidak perlu punya jeratan apa-apa lagi……
Di ruang sempit ini, Valerie Pei merasa sangat depresi mendengarkan interaksi dua orang yang berdiri di depannya. Ia sudah “melarikan diri” ke hotel lain, namun mengapa Leon Gu masih tidak melepaskannya juga? Siapa yang waktu itu menyuruhnya pergi jauh-jauh biar tidak berjumpa? Sekarang, nyatanya pria itu malah muncul berulang kali di hadapannya, bahkan sambil bawa pacar. Leon Gu ingin menunjukkan bahwa wanita yang mengejarnya sangat banyak atau bagaimana sih?
Oke, ia sudah lihat, juga sudah tahu pengejar Leon Gu banyak. Sekarang, bisakah pria itu memberi ruang yang tenang buatnya?
Jennifer Shen mendengarkan percakapan Leon Gu dan Fransiska Yin, juga menyadari bahwa raut Valerie Pei terus memburuk. Ketika si bos terlihat ingin menyandarkan punggung ke dinding lift, ia langsung mengulurkan tangan untuk memapahnya.
“CEO Pei, kamu yakin kamu baik-baik saja? Sungguhkah kita tidak perlu ke rumah sakit?” Jennifer Shen tampak cemas. Sejak tiba di Kota Jing, raut Valerie Pei selalu kurang baik. Walau tidak tahu apakah “Kak Valerie” yang disebutkan Fransiska Yin adalah Valerie Pei atau bukan, juga tidak tahu apakah “mantan istri” yang disebutkan Leon Gu adalah Valerie Pei atau bukan, Jennifer Li jadi curiga sendiri akibat perangai bosnya ini.
“Aku baik-baik saja. Aku hanya kelelahan, tidur sebentar pasti langsung pulih lagi.” Si bos menepuk tangan asistennya untuk menenangkan. Ia tidak sadar bahwa Leon Gu barusan melirik sisi samping lift untuk mengamati bayangan tubuhnya.
Dalam lubuk hati terdalam, Leon Gu merasa tingkahnya sendiri sangat menyebalkan. Valerie Pei sudah bilang tidak mau bersamanya lagi, namun ia masih menghampiri hotelnya dan mengamatinya ketika makan. Terus, ketika si wanita kembali ke hotel, ia juga mengikutinya dengan sok-sokan tidak acuh.
Leon Gu sendiri tidak tahu apa kegunaan semua tingkahnya ini. Ia membawa Fransiska Yin untuk memperlihatkan Valerie Pei bahwa ada banyak wanita yang mengantri jadi pasangannya, namun semua ini hanyalah kepalsuan semata. Kalau dirinya benar-benar tidak acuh dengan si wanita, ia tidak mungkin sengaja datang ke Kota Jing bareng Fransiksa Yin, juga tidak bakal menyulitkan dirinya sendiri untuk ganti-ganti hotel. Gila, sudah gila dirinya, ia datang ke Kota Jing hanya demi Valerie Pei!
Kabar buruknya, Leon Gu tidak tahu ia masih bisa seberapa gila lagi kedepannya. Di dunia ini masih ada miliaran wanita selain Valerie Pei, mengapa dirinya malah banyak tingkah begini ya?
Lift tiba di lantai delapan belas. Saat masuk lift tadi, Leon Gu dan Fransiska Yin lupa memencet tombol lantai, namun kebetulan mereka juga menginap di lantai ini. Setelah keduanya bergegas pergi, Jennifer Shen baru menggandeng Valerie Pei keluar. Si bos sejak semula sudah merasa tidak enak badan, lalu menjadi makin sakit setelah mendengar percakapan Leon Gu dan Fransiska Yin. Baru jalan beberapa langkah, dadanya terasa sesak, lalu pandangannya buram. Valerie Pei jatuh tersungkur ke depan!
“CEO Pei——” Tenaga Jennifer Shen lemah, jadi tidak mampu menyanggah tubuh Valerie Pei. Ia hanya bisa menyanggah seadanya, lalu mengamati si bos terbaring di karpet. Beruntunglah ada karpet di sini, jadi tubuh Valerie Pei, khususnya kepalanya, tidak mengalami benturan keras.
Begitu mendengar seruan Jennifer Shen, dua orang yang berjalan di depan langsung menoleh secara bersamaan. Sebelum Fransiska Yin bereaksi, Leon Gu sudah berlari ke si wanita, mengangkatnya dari karpet, dan bertutur pada Jennifer Shen: “Lift, cepat tekan lift!”
Yang diperintah menekan tombol lift berulang-ulang saking paniknya. Karena baru ditinggalkan sebentar, lift masih berjaga di lantai mereka dan bisa langsung dipakai. Setelah Leon Gu dan Valerie Pei, yang ada di bopongannya, masuk, Fransiska Yin dan Jennifer Shen menyusul.
Leon Gu menatap nomor lantai yang terus menurun, juga memerhatikan wajah Valerie Pei yang pucat pasi dan merasakn beratnya yang sangat ringan. Wanita ini lebih kurus lagi dibandingkan ketika terakhir pergi ke kota S. Mungkinkah keluarga Pei tidak memberinya makan? Kok bisa-bisanya berat badannya terus berkurang begini?
“Fransiska Yin, suruh supir berjaga di lobi dan menelepon rumah sakit terbaik di Kota Jing. Dia ini harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh!” kata si pria pada si wanita dengan wajah muram.
Fransiska Yin mengangguk dan mengambil ponsel Leon Gu untuk menelepon. Kerjasama keduanya terhitung cukup kompak, namun Jennifer Shen tetap menyadari sedikit ketidaknaturalan di sana.
“Tuan ini, CEO Pei…...”
“Ia adalah mantan suaminya.” Tanpa menunggu Jennifer Shen kelar bicara, Fransiska Yin langsung buka suara.
Leon Gu hanya sedikit mengernyit. Mantan suami apanya? Jelas-jelas mereka belum bercerai secara sah, jadi bagaimana bisa mereka sudah disebut “mantan suami” dan “mantan istri”? Ah, kedengarannya sangat tidak enak!
Jennifer Shen mengangguk tanpa menyelidik lebih lanjut. Walau begitu, ada seuatu hal yang tidiak dia pahami. Berhubung sudah mantan, buat apa Leon Gu begini peduli pada Valerie Pei? Terrus, tadi dia jelas-jelas mendengar percakapan mesra si pria dengan Fransiska Yin, eh sekaranng bisa-bisanya dia menolong bosnya begini. Sungguh di luar nalar!
Valerie Pei merasa dirinya dibopong gendongan yang familiar. Karena kelopak matanya terlalu berat, ia sayangnya tidak bisa membuka mata. Wanita itu hanya mencengkeram sudut baju si penggendong biar merasa sedikit lega……
Dokter memeriksa tubuh Valerie Pei secara detail, lalu berbincang dengan Leon Gu di luar.
“Tuan, istrimu bekerja terlalu berlebihan dan kekurangan istirahat dalam jangka waktu yang panjang. Sekarang berbagai fungsi tubuhnya berada dalam situasi kelebihan beban, jadi ia harus banyak istirahat demi memulihkan semua. Coba kamu lihat, tubuh setinggi itu beratnya kurang dari lima puluh kilogram. Kalau kondisi ini terus berlangsung, aku sama sekali tidak bisa jamin tidak akan ada apa-apa lagi yang terjadi padanya.” Dokter menggelengkan, lalu bergegas pergi setelah kelar berbicara.
Leon Gu kembali ke ruang pasien dan mengamati Valerie Pei, yang lagi terlelap denggan tangan dipasangi infus. Hatinya terasa pilu. Kekurangan istirahat, kelebihan beban, berat kurang dari lima puluh kilogram! Semua kata-kata ini terasa seperti pisau yang menusuk-nusuk hati Leon Gu. Jadi, selama ia absen di sisinya, Valerie Pei harus menjalani kehidupan seberat ini?
Si pria merapikan selimut si wanita dan duduk di kursi sebelah ranjang, kemudian memegangi tabung infus. Dengan begini, ia berharap cairan infus yang masuk ke tubuh Valerie Pei tidak terlalu dingin. Bagian paling lembut di hatinya kini berdesir karena keibaan……
Apa urusan-urusan keluarga Pei sungguh menekan Valerie Pei hingga terbebani?
Novel Terkait
King Of Red Sea
Hideo TakashiMy Enchanting Guy
Bryan WuHis Second Chance
Derick HoYour Ignorance
YayaAdore You
ElinaPrecious Moment
Louise LeeDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)