Diamond Lover - Bab 337 Terlalu Percaya Diri
Emily Gu melihat Javiar Pei, jelas ucapan ini bila diucapkan oleh dirinya atau oleh Javiar Pei akan memiliki dua hasil yang sangat berbeda.
Bila dia yang mengatakannya, paling banyak akan dikatakan oleh orang tua bahwa anak kecil belum dewasa, bermain sembarangan, memarahinya sebentar lalu meminta maaf pada Javiar Pei yang menemani Emily Gu bermain.
Namun bila Javiar Pei yang mengatakannya, membuat mereka mengira ini adalah rencananya dari semula, dia adala pria yang sudah bermain di dunia bisnis selama empat tahun, masih bisa bermain begitu gila dengan seorang gadis yang tidak dewasa, bila mengatakan yang tidak enak sedikit, apakah keluarganya tidak mengajarinya baik-baik?
“Kakek, masalah ini aku yang...”
“Kakek Gu, satu tangan tidak akan bisa bertepuk tangan, tanggung jawabku lebih banyak dari pada Emily Gu dalam masalah ini, terlebih lagi tidak menghormati Keluarga Gu, jadi aku mempertimbangkannya lama, memutuskan untuk berterus terang pada kalian, harap kalian menerima permintaan maafku.” Javiar Pei berdiri di tengah ruang tamu, membungkuk pada Henry Gu.
Selanjutnya, Javiar Pei berbalik menghadap Paman Ketiga dan Bibi Ketiga, meminta maaf padanya, memohon dimaafkan.
Emily Gu benar-benar tidak mengerti maksud Javiar Pei berbuat seperti ini, dua kali memotongnya, sekarang kembali meminta maaf pada Henry Gu dan Ayah Ibu, tapi masalah ini bukanlah salahnya....
“Kakek...”
“Tutup mulut.” Kata Henry Gu galak, membuat Emily Gu segera menutup mulut karena terkejut, dia juga tahu sekarang kakek sangat marah.
Keluarga Gu yang tidak mudah baru menjadi tenang, kembali menjadi
berantakan karena idenya yang buruk.
“Javiar, kalau begitu sekarang kamu bersiap bagaimana?” Kata Henry Gu dengan suara dalam, walaupun dia jarang memiliki kontak dengan Javiar Pei, tapi dia bisa cukup merasakan dia memiliki banyak perbedaan dengan Keluarga Pei, mungkin karena Javiar Pei belajar di luar negeri sejak kecil, tidak tercemar beberapa kebiasaan, kalau tidak pikirnya, dengan cara mendidik Paman Kedua dan Bibi Kedua Keluarga Pei, sangat sulit mendidik anak seperti Javiar Pei ini.
Javiar Pei baru mengangkat kepalanya, dengan tepat menghadap Henry Gu, dia menjelaskan penyebab hal ini ada dua, pertama adalah dia ingin
memutuskan ‘pacaran’ yang absurd ini, kedua adalah....
“Awalnya aku menyetujui untuk berperan menjadi pacar Emily Gu juga karena Bibi Ketiga sibuk mencarikan kencan buta untuknya, karena dia panik dia menarikku untuk dijadikan tameng, saat itu aku tidak menolak, karena....” Tatapan Javiar Pei berpindah pada Emily Gu, tiba-tiba dia melembut, membuat Emily Gu mengira dia salah lihat...
Orang di dalam ruang tamu juga mendengarkan ucapan Javiar Pei, sangat ingin tahu apa alasannya.
Emily Gu hanya merasa sekujur tubuhnya tidak nyaman dipandangi oleh Javiar Pei, apa yang ingin dilakukannya dengan tatapan yang begitu membara seperti itu? Sekarang walaupun dia ingin menjelaskan juga tidak bisa menjelaskannya, Henry Gu menyuruhnya tutup mulut...
“Karena aku ingin bersama dengannya secara resmi.” Kata Javiar Pei dengan yakin, “Aku harap Kakek Gu dan Paman Ketiga, Bibi Ketiga bisa menyetujui.”
Henry Gu mendengar ucapan Javiar Pei dengan diam, dengan santai meminum teh.
Tentu saja, dia sangat puas dengan Javiar Pei, anak ini, di antara banyaknya
calon kencan buta yang Bibi Ketiga bicarakan padanya, tidak diragukan lagi Javiar Pei yang paling unggul, sekarang dia juga mengakui hal ini di depan semua orang.
Sally Wen merasa kecewa saat pertama mengetahui hubungan Javiar Pei dan Emily Gu hanyalah main-main, sekarang Javiar Pei bisa mengatakannya dengan jelas, dan meminta Emily Gu untuk terus bersamanya, maka itu menjadi hal yang sangat baik.
Valerie Pei mengangguk ke arah Leon Gu, seakan berkata dia juga ikut campur dalam takdir ini, Leon Gu mencolek hidung Valerie Pei, matanya penuh rasa sayang.
Seakan, semua orang menyetujui hubungan ini, tapi, apa tidak ada orang yang menanyakan perasaan Emily Gu? Dia yang pemeran wanita utama.
“Javiar, Emily sejak kecil sangat dimanja oleh kedua kakaknya, di rumah hanya ada dia satu anak perempuan, tidak bisa dihindari sedikit arogan.” Henry Gu mengerti cucu perempuannya, walaupun sedikit arogan, tapi sifatnya pasti baik, dia mengatakan begini untuk memberi sedikit peringatan bagi Javiar Pei, bila ingin bersama dengan Emily Gu, harus lebih baik padanya dari dua kakaknya.
Javiar Pei bagaimana mungkin tidak mengerti hal ini, dia berkata sambil tersenyum : “Dulu aku tidak pernah memiliki hubungan dengan wanita, aku akan belajar untuk baik pada Emily.”
Ucapannya realistis, tidak ada banyak janji, namun lebih terlihat sederhana dan lugas, ini juga yang diinginkan Henry Gu.
“Baik, aku percaya dengan ucapanmu ini.”
“Terima kasih atas pengertian dan persetujuan paman buyut.”
Emily Gu hanya merasa dalam percakapan Javiar Pei dan Henry Gu, sudah memutuskan hubungan keduanya, bagaimana tidak pernah menanyakannya?
“Aku tidak setuju bersama dengan Javiar Pei!” Tiba-tiba, Emily Gu kembali mengatakan hal yang mengejutkan orang, situasi yang awalnya sudah menjadi tenang seketika seperti meledak kembali.
Kali ini, bahkan Javiar Pei juga tidak tenang, barusan bukankah dia berkata dia menyukainya di dalam mobil, kenapa sekarang saat urusan sudah dibicarakan dengan jelas, dia ingin bersamanya, sebaliknya dia tidak setuju,
hal macam apa ini?
Dia berbalik melihat Emily Gu yang tetap berdiri, namun melihat hanya ada ekspresi ingin segera menyelesaikan masalah ini, dia tidak merasa dirinya salah mengartikan, jelas-jelas merasakan dia menyukainya, saat ini dia berkata ingin bersama dengannya, ternyata dia tidak setuju.
Jangan-jangan, rasa suka yang dia katakan, tidak harus bersama?
Saat ini, bahkan Valerie Pei yang baru mengetahui bahwa hubungan pacaran Emily Gu dan Javiar Pei adalah pura-pura, juga tahu Emily Gu saat ini menyukai Javiar Pei, saat ini tidak mengerti kenapa Emily Gu saat ini menolaknya.
Henry Gu ragu sesaat, tentu saja dia mendapatkan pelajaran dari hubungan Valerie Pei dan Leon Gu, terlebih lagi Emily Gu yang sekarang, sifatnya begitu mirip dengan Valerie Pei, Javiar Pei juga tidak lebih buruk dari Leon Gu.
Hal yang dipaksakan, tidak akan berhasil baik.
“Hal ini, kalian yang memutuskan.” Henry Gu berkata pada Javiar Pei dan Emily Gu dengan nada tidak berdaya, dia menyadari, hubungan anak jaman sekarang sudah tidak seperti di era mereka dulu, juga tidak bisa dijodohkan hanya karena beberapa ucapan Ayah, Ibu atau orang yang lebih tua.
Anak di jaman sekarang memiliki terlalu banyak pikiran.
“Kalian juga jangan mengurusnya, biar mereka mengambil keputusan sendiri.”
Kata Henry Gu pada yang lainnya di dalam ruang tamu kemudian.
Malam yang seharusnya menyenangkan membicarakan dengan keluarga perihal Dicky Gu kembali, ditambah mendiskusikan pernikahan Emily Gu nanti, hanya saja kedua orang tersebut muncul, membuat suasana yang menyenangkan seketika berakhir.
Henry Gu juga lelah, dia meminta Frey Liu memapahnya kembali ke kamar.
Beberapa orang yang lebih tua juga semua menggelengkan kepala, lalu pergi, Austin Gu memapah istrinya, saat melewati Javiar Pei, dia menepuk-nepuk keras pundak Javiar Pei, pada akhirnya tidak mengatakan apapun.
Leon Gu dan Valerie Pei kembali ke hadapan adiknya masing-masing.
“Javiar, bicara baik-baik dengan Emily, mungkin ada salah paham di antara kalian.”
Javiar Pei menatap Valerie Pei, dia ingin mengatakan sesuatu, namun pada akhirnya tidak jadi mengatakannya, saat dia dengan percaya diri membuat orang Keluarga Gu menerimanya, namun tidak disangka, ditolak oleh peran utama wanita di dalam cerita ini.
Javiar Pei yang angkuh, mana bisa menerima reaksi seperti ini, dia sangat ingin bertanya pada Emily Gu, sebenarnya apa alasannya menolaknya.
Dia menoleh, melihat Leon Gu berdiri di depan Emily Gu, dengan sayang mengusap rambutnya,
“Sayang, ada masalah apa beri tahu kakak, kakak akan mendukungmu.”
“Ya.” Emily Gu mengangguk keras.
Lalu, Leon Gu dan Valerie Pei meninggalkan Kediaman Utama.
Setelah Paman Ketiga dan Bibi Ketiga mendengar ucapan Henry Gu “Kalian juga jangan mengurusnya”, mereka tahu masalah ini hanya Emily Gu sendiri yang harus menyelesaikannya.
Sejak kecil sampai besar, selain perihal Emily Gu pergi bekerja, hal yang lainnya sudah diatur oleh Ayah dan Ibu, saat menghadapi masalah perasaan ini, mereka lebih khawatir, tidak tahu apakah dia bisa mengurusnya dengan baik.
Saat semua orang di ruang tamu sudah pergi semua, hanya tersisa Javiar Pei dan Emily Gu, walaupun dia melihat tempat lain, dia tetap bisa merasakan tatapan Javiar Pei yang penuh dengan keluhan.
“Aku antarkan kamu pulang saja, di sini sulit mendapatkan taksi.” Emily Gu memecahkan ketegangan, berkata dengan nada yang biasa pada Javiar Pei.
“Kenapa?” Javiar Pei menarik Emily Gu yang akan pergi, sepengetahuannya, dua orang yang saling menyukai, tidak ada hambatan, kenapa tidak bisa bersama.
Emily Gu menarik lengannya, baru mengangkat kepala menatap mata Javiar Pei, tatapannya tenang tidak ada sedikitpun pergolakan.
“Tidak kenapa-kenapa, hanya tidak ingin bersama denganmu.” Emily Gu mengangkat bahu, menunjukkan rupa tidak peduli.
Javiar Pei tersenyum kecil, bagaimana bisa membuatnya percaya tidak kenapa-kenapa? Apa tidak merasa sikap Emily Gu ini sangat tidak masuk akal?
“Barusan kamu berkata menyukaiku.”
“Suka bukan berarti harus bersama, suka bukanlah cinta. Rasa sukaku meluap, XiaoZhang, Ali, Mumu di perusahaan kusukai semua, juga tidak harus bersama dengan mereka, kamu istimewa, termasuk tipe yang aku suka, tapi tidak semua yang disukai harus bersama, semua....”
Saat Emily Gu berkata, Javiar Pei tiba-tiba menopang wajah Emily Gu, mencium bibirnya yang diolesi lipstik berwarna oranye.
Katanya, ciuman dapat merasakan apakah seseorang mencintaimu atau tidak.
Tapi, saat Javiar Pei mengulum lidah Emily Gu, dia tidak memiliki reaksi apapun, menggigit keras bibirnya, dia juga tidak memiliki reaksi apapun....
Sepertinya, dia tidak mencintainya, hanya suka....
Javiar Pei pelan-pelan melepaskan Emily Gu, melihatnya tetap membuka matanya besar-besar, melihatnya seakan tidak terjadi apapun, saat dia melepaskannya, dia mengangkat punggung tangan, mengelap bibirnya keras-keras, lipstik berwarna oranye menjadi luntur, namun jelas-jelas di matanya, dia melihat sedikit getaran.
Kira-kira, hanya sedikit.
“Maaf, aku yang terlalu percaya diri.” Javiar Pei mundur selangkah, atau, mundur selangkah dalam perasaan yang tidak sempat untuk dimulai ini.
“Nanti tetap menjadi saudara.” Emily Gu mengulurkan tangan, bersiap berjabat tangan untuk berdamai dengannya.
Ujung bibir Javiar Pei sedikit terangkat, dia menyingkirkan semua rasa pahit di matanya, dalam hal perasaan, dia selalu bangga karena bisa melakukannya dengan tuntas dan bebas, namun saat benar-benar sampai di saat ini, dia baru menyadari, lapang dada juga membutuhkan keberanian.
Dia mengulurkan tangan dan menjabat tangan Emily Gu, saat dia belum sempat merasakan suhu tangannya, Emily Gu sudah menarik tangannya dan pergi.
Membicarakan bebas, takutnya Emily Gu yang menjadi nomor satu.
Akhirnya, Javiar Pei tetap tidak membiarkan Emily Gu mengantarnya, dia menyetir mobil Valerie Pei pulang, waktu yang begitu lama, dia sudah terbangun dari alkohol yang diminumnya, bila masih belum bangun, juga dibuat terbangun oleh ucapan Emily Gu barusan.
Dia mengingat perasaan yang dimusnahkan selagi masih awal ini, ini adalah kekalahan yang paling menyeluruh dari semua hal yang dialami oleh Javiar
Pei selama 26 tahun ini.
Tapi untungnya, dia akan pergi, tidak perlu setiap hari bertemu dengan Emily Gu, apakah bagi kedua orang ini, hal ini adalah hal yang baik?
Novel Terkait
Awesome Husband
EdisonMarriage Journey
Hyon SongThis Isn't Love
YuyuMenunggumu Kembali
NovanKisah Si Dewa Perang
Daron JayMy Lifetime
DevinaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)