Diamond Lover - Bab 313 Orang Jahat
Setelah makan dan minum, Bobby dan lainnya masih ingin lanjut. Namun Valerie sudah tidak ingin ikut lagi, hatinya masih dihinggapi rasa takut dengan olokan mereka saat makan malam tadi. Leon juga tidak ikut pergi dan dia yang akan menanggung biayanya.
Semua orang mengerti dan setelah semua sudah pergi hanya Valerie dan Leon berdiri di depan pintu. Mereka berdua sehabis minum tentu saja tidak boleh membawa mobil.
“Kita pulang naik taksi saja.” Leon hanya sedikit mabuk, belakangan ini suasana hatinya cukup baik.
Dipikir-pikir mereka berdua tinggal di kawasan yang sama dan lantai yang sama, kalau pulang naik taksi terpisah juga boros ongkos. Valerie merasa ini alasan yang tidak buruk, maka dia mengangguk setuju jadinya mereka naik taksi pulang bersama.
Karena malam ini Valeria keluar untuk menghadiri perjamuan malam, jadi meminta pembantu yang mengasuh Ellie. Dia pulang jam segini harusnya sudah pada tidur.
Setelah di dalam taksi, agaknya karena sudah mengantuk Leon bersandar di jok belakang dengan mata terpejam. Jarak dari restoran dengan apartemen mereka lumayan jauh, lampu merah menyala membuat sopir menginjak rem secara tiba-tiba. Seluruh tubuh Leon terpental ke depan, dengan gerakan refleks Valeria mengulurkan tangannya untuk menahan kepala Leon agar keningnya tidak terbentur di jok pengemudi.
Orang yang tertidur tersebut tanpa sadar sudut bibirnya terangkat, dan mengikuti gerakan Valeria bersandar kembali pada sandaran kursi.
Setelah menempatkan Leon, Valerie duduk agak sedikit jauh darinya. Tiba-tiba saja Leon menyandarkan kepalanya ke atas pundak Valerie, kepalanya lumayan berat, dia ingin menariknya kembali tapi tidak bisa, apalagi dia dalam kondisi mabuk. Baiklah, mabuk sedikit juga termasuk mabuk.
“Jangan bergerak, aku merasa tidak nyaman……” Dia mengulurkan tangannya dan merangkul pinggang Valerie dan semakin mendekatkan dirinya pada Valerie.
“Siapa juga yang minta kamu minum begitu banyak……” Bisik Valerie dan tidak menggerakkan tubuhnya lagi, membiarkan Leon bersandar dengan nyaman di pundaknya.
“Karena……hati lagi senang.” Ternyata dia mendengar juga dan menjawab Valerie dengan suara rendah. Karena hatinya senang, sekarang tidak ada halangan di samping Valerie. Selain tidak tinggal dalam satu rumah, hubungan mereka sekarang seperti sedang berpacaran, dan untuk tinggal bersama harus sah dulu dan itu juga sebuah hal yang tidak lama lagi akan terlaksana.
Valeria tidak bicara lagi, juga tidak tahu Leon benar-benar mabuk atau pura-pura, yang pasti kalau sudah sampai akan mengantar dia ke apartemennya sendiri……
Setelah bayar ongkos taksi, Valerie memapah Leon turun dari taksi. Valerie juga tidak mau ngomong lagi, sungguh sudah terlalu. Jelas-jelas tadi di depan restoran masih bisa berdiri dan ngobrol dengannya, mengapa sekarang tidak ada tenaga sama sekali dan harus bersandar padanya, ingin pura-pura juga tidak perlu sampai seperti ini.
“Hei, apa kamu bisa jalan? Aku tidak punya tenaga untuk memapahmu naik ke atas.” Kata Valerie merangkul pinggang Leon. Dia sendiri memakai high heels, jika dia mengeluarkan semua tenaganya pada Leon maka tidak bisa berdiri dengan stabil dan akan membuat mereka berdua terjatuh.
“Um……tidak bisa berdiri……” Dia memang sudah tidak malu lagi, tangannya merangkul pundak Valerie, dan kepala bersandar di atas bahunya. Perawakan Leon tinggi juga besar, ini jelas-jelas ingin mengganggunya.
Kebetulan sekali Valerie melihat penjaga keamanan di kawasan ini, sekali lagi membuatnya mengeluh tinggal di kawasan elite ini apakah setiap waktu bisa bertemu dengan penjaga keamanan!
“Kak, tolong bantu aku sebentar, terima kasih!” Seru Valerie pada dua orang penjaga keamanan itu sambil memapah Leon.
Leon membuka matanya, semula ingin meminjam kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Valerie, dia malah ingin mencari penjaga keamanan. Seketika dia menjadi lebih sadar, dengan tidak rela mengangkat kepalanya dari bahu Valerie dan membuka lebar matanya yang tadinya terbuka setengah.
“Sepertinya……sudah lebih sadar……”
Valerie tertawa dalam hati, dan berdiri menjauh selangkah darinya. Penjaga keamanan yang dipanggil tadi juga sedang menuju kemari, melihat Valerie dan Leon, lalu bertanya : “Nona Pei, tuan Gu, ada yang bisa kami bantu?”
Sekali lagi Valerie tertawa kecil, siapa suruh dari tadi berulang kali mengganggunya. Sekarang waktu dia untuk membalas : “Tuan Gu sepertinya sudah mabuk, mohon bantuannya untuk memapah dia ke atas.”
Leon mengalihkan tatapannya ke arah Valerie, tadi dia sudah bilang lebih sadar, kini dia masih ingin mengoloknya.
“Sudah tidak apa-apa lagi.” Ujar Leon datar. Kedua penjaga keamanan tersebut melihat Valerie, lalu melihat lagi Leon, sepertinya tuan Gu memang tidak mabuk.
“Tidak mabuk?” Valerie pura-pura pasang sikap tidak tahu, karena tidak mabuk maka itu tidak menjadi urusannya lagi. Dengan tenang dia berjalan masuk apartemen meninggalkan Leon dan kedua penjaga keamanan tersebut yang sedang melongo di tempat.
Kemudian, setelah Leon mengatakan sesuatu pada penjaga keamanan dia berhasil mengejar lift yang dinaiki Valerie, keduanya naik lift yang sama menuju ke lantai atas.
“Mengapa akhir-akhir ini tidak melihat Handy, kalian sungguh bertengkar?” Setelah menahan beberapa waktu akhirnya Leon menanyakan pertanyaan ini. Mereka berdua seperti sedang bertanding kesabaran, hasilnya Leon kalah.
“Sudah kembali ke Jerman.” Jawab Valerie tenang. Yang pasti cepat atau lambat masalah Handy yang kembali ke Jerman akan sampai di telinga Leon, jadi lebih baik dia mengatakannya sekarang.
Jelas Leon tidak menduga Valerie begitu cepat menyingkap hal ini.
“Kamu tidak pernah bilang.”
“Juga tidak pernah dengar kamu bilang kalau sudah bekerja kembali di Gu’s Corp.” Valerie juga baru mengetahui hal ini beberapa hari yang lalu. Sebuah rekan perusahaan yang bilang padanya dan sepertinya perusahaan ini juga ada kerja sama dengan Gu’s Corp. Lama-lama dia jadi tahu Leon sekarang sudah bekerja kembali di Gu’s Corp, juga menjabat posisi presiden direktur. Dan ini sepertinya Henry yang menerima Leon kembali, dan Leon juga tidak memberi tahu dia.
“Kelihatannya tidak bisa disembunyikan darimu.” Leon bersandar di pojok lift dan tidak membantah. Hanya saja sekarang Valerie sudah tahu, dia tidak ada alasan untuk tetap tinggal di apartemen lagi, cepat lambat dia harus pindah kembali ke kediaman keluarga Gu.
“Kamu termasuk tokoh penting bagi berita, tidak mau tahu juga sulit.”
“Karena kamu sudah tahu, maka aku juga terus terang, kamu dan Handy juga sudah berpisah, benarkan?”
“Um, kamu juga tahu hal ini.” Valerie dengan canggung sambil melihat layar angka lift di atas, dia merasa tatapan Leon sangat hangat, lebih baik cepat pulang ke rumah. Dia tidak mengerti mengapa dia berulang kali harus berbelit dengan Leon?
“Sudah sampai……” Untungnya pas sekali liftnya sudah sampai, Valerie yang pertama keluar dari lift. Sekarang kedua pihak sama-sama mengetahui keadaan masing-masing, malah sepertinya terasa semakin canggung. Pada saat dia ingin masuk ke dalam rumah, Leon meraih lengannya.
“Ayo kita bicara, mengenai masa depan kita.”
Valerie ragu sejenak, sepertinya kalau mereka begini terus malah akan menyiksa masing-masing pihak, lebih baik dibicarakan dengan jelas untuk yang terakhir kali. Kalau bisa bersama, kalau tidak berpisah saja, agar selanjutnya semua menjadi jelas, masing-masing akan merasa sulit kalau digantung seperti ini.
Dia tidak mengulurkan tangan untuk menekan kode pintu apartemennya tapi mengikuti Leon dan melihat dia menekan kode pintunya. Dia bukan sengaja ingin curi lihat, dan seri angka itu benar adalah tanggal lahirnya. Saat melihat itu dia merasa sedikit terharu.
Setelah masuk ke apartemen Leon, Valerie duduk di ruang tamu dan Leon pergi mengambilkan air hangat untuknya, sedang dia sendiri minum air dingin. Dia memang sudah minum banyak, tapi tidak akan sampai menyandarkan semua tenaganya pada diri Valerie.
“Ayo kita rujuk lagi.” Valerie minum seteguk, tapi masih belum tertelan dia dibuat tersedak oleh kata-kata Leon. Bukankah tadi bilang akan membicarakan masa depan mereka, mengapa sekarang langsung bilang rujuk?
“Kamu bercanda?” Dari ekspresinya kelihatan tidak seperti bercanda. Tapi untuk masalah rujuk ini, bukankah dia berpikir terlalu cepat?
“Aku serius.” Pemikiran dia juga sama, kalau mau bersama, kalau tidak lebih baik berpisah. Tidak ada untungnya bagi mereka berdua bila diulur terus seperti ini.
Valerie mengambil air dingin dari tangan Leon, meneguknya dan menjadi lebih tenang.
“Benar-benar orang jahat.” Valerie menaruh gelas air dingin itu di atas lutut dan memegang dengan kedua tangannya. Itu adalah penilaian Valerie terhadap Leon, benar-benar orang jahat.
Sejak dia menandatangani surat cerai empat tahun yang lalu, dia adalah orang jahat. Harusnya dia sedikit jahat lagi, agar saat itu dia bisa tegas dan mati-matian untuk membuat Valerie tetap tinggal di sisinya!
Dan empat tahun kemudian, di depan anggota keluarga Gu dia mengatakan kalau Handy bukan anak paman kedua, demi untuk merestui dirinya dan Handy. Mengapa dia tidak lebih jahat lagi agar Handy masuk dalam daftar silsilah keluarga Gu, dengan begitu dia dan Handy tidak bisa berhubungan dengan terbuka dan terus terang.
Pada saat Leon mendengar Valerie berkata seperti itu, dia malah tertawa. Apakah ini termasuk tanda-tanda kalau mereka akan rukun kembali?
“Apa yang kamu tertawakan, bukankah begitu? Kamu adalah orang yang paling jahat…paling jahat yang pernah aku temui.”
“Tetapi, bukankah kamu menyukainya?”
“……”
Valerie juga tidak tahu bagaimana bisa masalah berkembang seperti ini, mendadak saja dia masuk ke dalam rumah Leon, lalu karena satu kata rujuk darinya, dia yang masih belum sepakat tapi dibilang Leon kalau dia juga suka dan dia sama sekali tidak ada kesempatan untuk membantah.
“Tunggu sekian lama akhirnya kita kembali ke semula.” Leon tersenyum kecil, dan mendekap Valerie ke dalam pelukannya.
Sebenarnya dia tidak bersedia harus tersiksa terus. Karena masing-masing tidak saling melupakan, setelah lewat selang waktu yang lama mereka masih memutuskan ingin bersama kembali jadi lebih baik bersama saja, jika tersiksa terus malah akan membuat hubungan mereka menjadi buruk. Mumpung perasaan cinta masih ada, mumpung kedua pihak masih punya hubungan baik, maka lebih baik bersama tidak peduli apa yang terjadi di masa depan.
Perasaan seperti ini bagaikan mimpi, dengan bingung-bingung mereka bersama kembali. Yang dia tidak tahu, Leon telah mengatur ini semua, hanya tunggu dia mengangguk, dan ketika mengetahuinya dia masih saja tertegun.
“Sebenarnya, kamu selalu mencintaiku di hatimu, benarkan?” Leon mengangkat wajah Valerie dan menatap matanya.
Bagaiamana dia akan menjawab jawaban yang memalukan itu, tapi Leon tidak mau tahu dan ribut untuk menunggu jawaban darinya, dia hanya bisa menganggukkan kepala.
Leon masih tidak puas.
“Iya, selalu mencintaimu, puas?”
Kali ini Leon baru puas sambil mengangguk, dan mendekap kembali Valerie ke dalam pelukannya. Kelihatannya malam ini dia tidak bisa lepas dari dekapannya bahkan dikerjai habis-habisan.
Hanya bisa bilang seorang pria yang telah menahan nafsunya selama empat tahun, di saat hari pelampiasannya dia menggunakan tenaga yang terkumpul dalam empat tahun itu untuk malam ini. Karenanya dia absen di hari kedua, dan tidur sampai siang di rumah Leon.
Novel Terkait
Cintaku Pada Presdir
NingsiThe Sixth Sense
AlexanderHanya Kamu Hidupku
RenataCinta Yang Berpaling
NajokurataDewa Perang Greget
Budi MaDiamond Lover
LenaLoving The Pain
AmardaDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)