Diamond Lover - Bab 313 Orang Jahat

Setelah makan dan minum, Bobby dan lainnya masih ingin lanjut. Namun Valerie sudah tidak ingin ikut lagi, hatinya masih dihinggapi rasa takut dengan olokan mereka saat makan malam tadi. Leon juga tidak ikut pergi dan dia yang akan menanggung biayanya.

Semua orang mengerti dan setelah semua sudah pergi hanya Valerie dan Leon berdiri di depan pintu. Mereka berdua sehabis minum tentu saja tidak boleh membawa mobil.

“Kita pulang naik taksi saja.” Leon hanya sedikit mabuk, belakangan ini suasana hatinya cukup baik.

Dipikir-pikir mereka berdua tinggal di kawasan yang sama dan lantai yang sama, kalau pulang naik taksi terpisah juga boros ongkos. Valerie merasa ini alasan yang tidak buruk, maka dia mengangguk setuju jadinya mereka naik taksi pulang bersama.

Karena malam ini Valeria keluar untuk menghadiri perjamuan malam, jadi meminta pembantu yang mengasuh Ellie. Dia pulang jam segini harusnya sudah pada tidur.

Setelah di dalam taksi, agaknya karena sudah mengantuk Leon bersandar di jok belakang dengan mata terpejam. Jarak dari restoran dengan apartemen mereka lumayan jauh, lampu merah menyala membuat sopir menginjak rem secara tiba-tiba. Seluruh tubuh Leon terpental ke depan, dengan gerakan refleks Valeria mengulurkan tangannya untuk menahan kepala Leon agar keningnya tidak terbentur di jok pengemudi.

Orang yang tertidur tersebut tanpa sadar sudut bibirnya terangkat, dan mengikuti gerakan Valeria bersandar kembali pada sandaran kursi.

Setelah menempatkan Leon, Valerie duduk agak sedikit jauh darinya. Tiba-tiba saja Leon menyandarkan kepalanya ke atas pundak Valerie, kepalanya lumayan berat, dia ingin menariknya kembali tapi tidak bisa, apalagi dia dalam kondisi mabuk. Baiklah, mabuk sedikit juga termasuk mabuk.

“Jangan bergerak, aku merasa tidak nyaman……” Dia mengulurkan tangannya dan merangkul pinggang Valerie dan semakin mendekatkan dirinya pada Valerie.

“Siapa juga yang minta kamu minum begitu banyak……” Bisik Valerie dan tidak menggerakkan tubuhnya lagi, membiarkan Leon bersandar dengan nyaman di pundaknya.

“Karena……hati lagi senang.” Ternyata dia mendengar juga dan menjawab Valerie dengan suara rendah. Karena hatinya senang, sekarang tidak ada halangan di samping Valerie. Selain tidak tinggal dalam satu rumah, hubungan mereka sekarang seperti sedang berpacaran, dan untuk tinggal bersama harus sah dulu dan itu juga sebuah hal yang tidak lama lagi akan terlaksana.

Valeria tidak bicara lagi, juga tidak tahu Leon benar-benar mabuk atau pura-pura, yang pasti kalau sudah sampai akan mengantar dia ke apartemennya sendiri……

Setelah bayar ongkos taksi, Valerie memapah Leon turun dari taksi. Valerie juga tidak mau ngomong lagi, sungguh sudah terlalu. Jelas-jelas tadi di depan restoran masih bisa berdiri dan ngobrol dengannya, mengapa sekarang tidak ada tenaga sama sekali dan harus bersandar padanya, ingin pura-pura juga tidak perlu sampai seperti ini.

“Hei, apa kamu bisa jalan? Aku tidak punya tenaga untuk memapahmu naik ke atas.” Kata Valerie merangkul pinggang Leon. Dia sendiri memakai high heels, jika dia mengeluarkan semua tenaganya pada Leon maka tidak bisa berdiri dengan stabil dan akan membuat mereka berdua terjatuh.

“Um……tidak bisa berdiri……” Dia memang sudah tidak malu lagi, tangannya merangkul pundak Valerie, dan kepala bersandar di atas bahunya. Perawakan Leon tinggi juga besar, ini jelas-jelas ingin mengganggunya.

Kebetulan sekali Valerie melihat penjaga keamanan di kawasan ini, sekali lagi membuatnya mengeluh tinggal di kawasan elite ini apakah setiap waktu bisa bertemu dengan penjaga keamanan!

“Kak, tolong bantu aku sebentar, terima kasih!” Seru Valerie pada dua orang penjaga keamanan itu sambil memapah Leon.

Leon membuka matanya, semula ingin meminjam kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Valerie, dia malah ingin mencari penjaga keamanan. Seketika dia menjadi lebih sadar, dengan tidak rela mengangkat kepalanya dari bahu Valerie dan membuka lebar matanya yang tadinya terbuka setengah.

“Sepertinya……sudah lebih sadar……”

Valerie tertawa dalam hati, dan berdiri menjauh selangkah darinya. Penjaga keamanan yang dipanggil tadi juga sedang menuju kemari, melihat Valerie dan Leon, lalu bertanya : “Nona Pei, tuan Gu, ada yang bisa kami bantu?”

Sekali lagi Valerie tertawa kecil, siapa suruh dari tadi berulang kali mengganggunya. Sekarang waktu dia untuk membalas : “Tuan Gu sepertinya sudah mabuk, mohon bantuannya untuk memapah dia ke atas.”

Leon mengalihkan tatapannya ke arah Valerie, tadi dia sudah bilang lebih sadar, kini dia masih ingin mengoloknya.

“Sudah tidak apa-apa lagi.” Ujar Leon datar. Kedua penjaga keamanan tersebut melihat Valerie, lalu melihat lagi Leon, sepertinya tuan Gu memang tidak mabuk.

“Tidak mabuk?” Valerie pura-pura pasang sikap tidak tahu, karena tidak mabuk maka itu tidak menjadi urusannya lagi. Dengan tenang dia berjalan masuk apartemen meninggalkan Leon dan kedua penjaga keamanan tersebut yang sedang melongo di tempat.

Kemudian, setelah Leon mengatakan sesuatu pada penjaga keamanan dia berhasil mengejar lift yang dinaiki Valerie, keduanya naik lift yang sama menuju ke lantai atas.

“Mengapa akhir-akhir ini tidak melihat Handy, kalian sungguh bertengkar?” Setelah menahan beberapa waktu akhirnya Leon menanyakan pertanyaan ini. Mereka berdua seperti sedang bertanding kesabaran, hasilnya Leon kalah.

“Sudah kembali ke Jerman.” Jawab Valerie tenang. Yang pasti cepat atau lambat masalah Handy yang kembali ke Jerman akan sampai di telinga Leon, jadi lebih baik dia mengatakannya sekarang.

Jelas Leon tidak menduga Valerie begitu cepat menyingkap hal ini.

“Kamu tidak pernah bilang.”

“Juga tidak pernah dengar kamu bilang kalau sudah bekerja kembali di Gu’s Corp.” Valerie juga baru mengetahui hal ini beberapa hari yang lalu. Sebuah rekan perusahaan yang bilang padanya dan sepertinya perusahaan ini juga ada kerja sama dengan Gu’s Corp. Lama-lama dia jadi tahu Leon sekarang sudah bekerja kembali di Gu’s Corp, juga menjabat posisi presiden direktur. Dan ini sepertinya Henry yang menerima Leon kembali, dan Leon juga tidak memberi tahu dia.

“Kelihatannya tidak bisa disembunyikan darimu.” Leon bersandar di pojok lift dan tidak membantah. Hanya saja sekarang Valerie sudah tahu, dia tidak ada alasan untuk tetap tinggal di apartemen lagi, cepat lambat dia harus pindah kembali ke kediaman keluarga Gu.

“Kamu termasuk tokoh penting bagi berita, tidak mau tahu juga sulit.”

“Karena kamu sudah tahu, maka aku juga terus terang, kamu dan Handy juga sudah berpisah, benarkan?”

“Um, kamu juga tahu hal ini.” Valerie dengan canggung sambil melihat layar angka lift di atas, dia merasa tatapan Leon sangat hangat, lebih baik cepat pulang ke rumah. Dia tidak mengerti mengapa dia berulang kali harus berbelit dengan Leon?

“Sudah sampai……” Untungnya pas sekali liftnya sudah sampai, Valerie yang pertama keluar dari lift. Sekarang kedua pihak sama-sama mengetahui keadaan masing-masing, malah sepertinya terasa semakin canggung. Pada saat dia ingin masuk ke dalam rumah, Leon meraih lengannya.

“Ayo kita bicara, mengenai masa depan kita.”

Valerie ragu sejenak, sepertinya kalau mereka begini terus malah akan menyiksa masing-masing pihak, lebih baik dibicarakan dengan jelas untuk yang terakhir kali. Kalau bisa bersama, kalau tidak berpisah saja, agar selanjutnya semua menjadi jelas, masing-masing akan merasa sulit kalau digantung seperti ini.

Dia tidak mengulurkan tangan untuk menekan kode pintu apartemennya tapi mengikuti Leon dan melihat dia menekan kode pintunya. Dia bukan sengaja ingin curi lihat, dan seri angka itu benar adalah tanggal lahirnya. Saat melihat itu dia merasa sedikit terharu.

Setelah masuk ke apartemen Leon, Valerie duduk di ruang tamu dan Leon pergi mengambilkan air hangat untuknya, sedang dia sendiri minum air dingin. Dia memang sudah minum banyak, tapi tidak akan sampai menyandarkan semua tenaganya pada diri Valerie.

“Ayo kita rujuk lagi.” Valerie minum seteguk, tapi masih belum tertelan dia dibuat tersedak oleh kata-kata Leon. Bukankah tadi bilang akan membicarakan masa depan mereka, mengapa sekarang langsung bilang rujuk?

“Kamu bercanda?” Dari ekspresinya kelihatan tidak seperti bercanda. Tapi untuk masalah rujuk ini, bukankah dia berpikir terlalu cepat?

“Aku serius.” Pemikiran dia juga sama, kalau mau bersama, kalau tidak lebih baik berpisah. Tidak ada untungnya bagi mereka berdua bila diulur terus seperti ini.

Valerie mengambil air dingin dari tangan Leon, meneguknya dan menjadi lebih tenang.

“Benar-benar orang jahat.” Valerie menaruh gelas air dingin itu di atas lutut dan memegang dengan kedua tangannya. Itu adalah penilaian Valerie terhadap Leon, benar-benar orang jahat.

Sejak dia menandatangani surat cerai empat tahun yang lalu, dia adalah orang jahat. Harusnya dia sedikit jahat lagi, agar saat itu dia bisa tegas dan mati-matian untuk membuat Valerie tetap tinggal di sisinya!

Dan empat tahun kemudian, di depan anggota keluarga Gu dia mengatakan kalau Handy bukan anak paman kedua, demi untuk merestui dirinya dan Handy. Mengapa dia tidak lebih jahat lagi agar Handy masuk dalam daftar silsilah keluarga Gu, dengan begitu dia dan Handy tidak bisa berhubungan dengan terbuka dan terus terang.

Pada saat Leon mendengar Valerie berkata seperti itu, dia malah tertawa. Apakah ini termasuk tanda-tanda kalau mereka akan rukun kembali?

“Apa yang kamu tertawakan, bukankah begitu? Kamu adalah orang yang paling jahat…paling jahat yang pernah aku temui.”

“Tetapi, bukankah kamu menyukainya?”

“……”

Valerie juga tidak tahu bagaimana bisa masalah berkembang seperti ini, mendadak saja dia masuk ke dalam rumah Leon, lalu karena satu kata rujuk darinya, dia yang masih belum sepakat tapi dibilang Leon kalau dia juga suka dan dia sama sekali tidak ada kesempatan untuk membantah.

“Tunggu sekian lama akhirnya kita kembali ke semula.” Leon tersenyum kecil, dan mendekap Valerie ke dalam pelukannya.

Sebenarnya dia tidak bersedia harus tersiksa terus. Karena masing-masing tidak saling melupakan, setelah lewat selang waktu yang lama mereka masih memutuskan ingin bersama kembali jadi lebih baik bersama saja, jika tersiksa terus malah akan membuat hubungan mereka menjadi buruk. Mumpung perasaan cinta masih ada, mumpung kedua pihak masih punya hubungan baik, maka lebih baik bersama tidak peduli apa yang terjadi di masa depan.

Perasaan seperti ini bagaikan mimpi, dengan bingung-bingung mereka bersama kembali. Yang dia tidak tahu, Leon telah mengatur ini semua, hanya tunggu dia mengangguk, dan ketika mengetahuinya dia masih saja tertegun.

“Sebenarnya, kamu selalu mencintaiku di hatimu, benarkan?” Leon mengangkat wajah Valerie dan menatap matanya.

Bagaiamana dia akan menjawab jawaban yang memalukan itu, tapi Leon tidak mau tahu dan ribut untuk menunggu jawaban darinya, dia hanya bisa menganggukkan kepala.

Leon masih tidak puas.

“Iya, selalu mencintaimu, puas?”

Kali ini Leon baru puas sambil mengangguk, dan mendekap kembali Valerie ke dalam pelukannya. Kelihatannya malam ini dia tidak bisa lepas dari dekapannya bahkan dikerjai habis-habisan.

Hanya bisa bilang seorang pria yang telah menahan nafsunya selama empat tahun, di saat hari pelampiasannya dia menggunakan tenaga yang terkumpul dalam empat tahun itu untuk malam ini. Karenanya dia absen di hari kedua, dan tidur sampai siang di rumah Leon.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu