Diamond Lover - Bab 372 Karena Dia
Di kota A, Stevanny Shi dan Jacob Pei yang sudah tiba di rumah, keduanya sangat berhati-hati, mengenai masalah Thiago Lu tidak ada yang mengungkitnya.
Dengan berhati-hati menjaga hubungan yang tidak stabil ini, keduanya menjadi sangat waspada terhadap hal kecil, karena kedatangan anak, membuat mereka lebih tidak memiliki banyak waktu luang untuk memikirkan masalah yang lainnya.
Stevanny Shi tahu bahwa Jacob Pei sangat mempedulikannya, setelah dia hamil, Jacob selalu mengalah padanya dalam segala hal, dan mempertimbangkan segalanya untuknya.
Mungkin orang hamil, berpikir lebih banyak dibandingkan biasanya, pokoknya dia merasa sangat cemas, berada di rumah sepanjang hari untuk menjaga kandungan menbuat dia merasa sangat tertekan, tapi dia tidaj berani menunjukkan suasana hati ini di hadapan ibu Pei.
“Ibu, hari ini aku akan keluar, sudah tiba pada akhir bulan di kafe.” Stevanny Shi mengganti pakaian, ketika menjelang tengah hari, dia memberitahu ibu Pei.
Ibu Pei yang awalnya sedang menonton televisi di ruang tamu, ketika melihat Stevanny turun, dan mendengar bahwa Stevanny akan pergi keluar, tiba-tiba dia merasa khawatir.
“Aku saja yang pergi, kamu sedang hamil juga tidak akan merasa begitu nyaman, bukankah sudah akan menjelang siang hari, aku akan meminta orang dapur untuk memasakkan obat tradisional Tiongkok untukmu, demi menjaga kandungan, kamu harus meminumnya.”
Jelas-jelas sudah tahu bahwa ibu Pei sangat mengkhawatirkan dirinya, mengkhawatirkan anak di dalam perutnya, tapi Stevanny Shi sama sekali tidak terbiasa dengan aroma obat tradisional Tiongkok, setiap kali dia meminumnya di hadapan ibu Pei, dia merasa tersiksa.
Dia tidak berani mengecewakan biat baik dari orang tua, dan hanya bisa minum di hadapannya, lalu dia mencari alasan untuk pergi ke dalam toilet dan memuntahkan, sebaliknya, hal seperti ini malah tidak baik terhadap kesehatan tubuh.
“Tidak apa-apa, ibu , aku sudah makan sangat banyak di pagi hari dan masih tidak terasa lapar, lalu obat tradisionalnya akan aku minum nanti. Pekerjaan di kafe sangat santai, tidak akan terjadi apa-apa. Jika kamu merasa tidak tenang, maka minta supir untuk mengantarku pergi.” Stevanny Shi menunjukkan senyuman, dan berusaha untuk membuat ibu Pei merasa tenang.
Ibu Pei melihat ke arah dapur dengan ragu, mengetahui bahwa Stevanny Shi juga memiliki temperamen yang keras kepala, dia pun hanya bisa menghela nafas, sambil berkata dengan tidak tenang: “Kalau begitu aku akan meminta supir untuk mengantarmu pergi, dan pulanglah lebih awal.”
“Terima kasih, ibu.” Setelah mendapatkan persetujuan ibu Pei, Stevanny Shi akhirnya bisa keluar.
Ketika pergi meninghalkan rumah keluarga Pei, Stevanny Shi merasa lega.
Setelah sekian lama menikah, ini pertama kalinya dia memiliki perasaan seperti ini, dia merasa sangat tertekan di rumah keluarga Pei, dan tidak bisa bernafas, terutama saat Jacob Pei kembali.
Jacob Pei memperlakukannya dengan sangat berhati-hati, merawatnya dengan penuh perhatian, sama seperti sebelumnya.
Tapi Stevanny Shi selalu merasa ada sesuatu yang berbeda diantara mereka, ketika dia melihat Jacob Pei, dia tidak lagi terlihat kagum, dia tahu bahwa Jacob Pei juga hanya merupakan orang hanya bisa memaksa orang lain dengan caranya sendiri.
Gambaran yang cerah tersebut dalam sekejap menjadi jauh lebih redup di dalam hatinya.
Benar, cinta Stevanny Shi terhadap Jacob Pei dibangun berdasarkan kekaguman, dia merasa pria seperti Jacob Pei ini memiliki keberanian dan kecerdikan, tanpa meminta dukungan dari keluarga, dia bisa berusaha dengan sangat keras untuk mencapai posisi sekarang.
Dia berdedikasi untuk orang-orang, dia melakukan hal secara pribadi, dan merupakan seorang pejabat yang baik.
Sebelumnya dia tidak pernah memikirkan untuk menikah dengan orang seperti Jacob Pei, dan lebih tidak pernah memikirkan untuk menjadi nyonya walikota, tapi hal “Kebetulan” yang terjadi di biro urusan sipil saat itu, sekarang hanya dapat dikatakan sebagai tujuan Jacob Pei, tapi pada saat itu, hati Stevanny Shi memang sudah memiliki perasaan yang berbeda terhadap Jacob Pei.
Hubungan kedepannya semakin membuat Stevanny Shi merasa bahwa Jacob Pei sudah berbeda dengan pria yang pernah dia temui sebelumnya, dan pemikirannya untuk mengejarnya juga semakin meningkat seiring berjalannya waktu.
Tapi fakta memberitahu Stevanny Shi sekarang, bahwa Jacob Pei tidak begitu terbuka dan tegak seperti yang dia lihat, apalagi dia tidak tahu dan tidak paham pada 1 hal, sebenarnya berapa banyak cara yang sudah digunakan Jacob Pei, untuk mencapai posisinya yang sekarang ini.
Dia takut untuk memikirkannya, dan juga tidak berani untuk memikirkannya.
Tapi sekarang, sudah terlambat untuk mundur, dia sedang mengandung anak mereka, dia tidak mungkin membawa anaknya pergi, seperti yang dikatakan Valerie Pei, dia tidak bisa membiarkan anaknya melewatkan kesempatan untuk berhubungan dengan ayahnya, tapi, apakah dia harus terus menjalani hidup untuk saling menghormati seperti ini?
“Nyonya, kita sudah tiba di kafe.” Supir menghentikan mobil di depan pintu kafe, sambil berkata kepada Stevanny Shi yang berada di kursi bagian belakang mobil.
Stevanny Shi sedikit mengangkat kepala, untuk melihat kafe yang sudah menghabiskan banyak usahanya ini.
Daripada mengatahaj bahwa dia sudah menghabiskan banyak usaha, lebih baik mengatakan bahwa di belakangnya Jacob Pei sudah menbantunya mengeluarkan begitu banyak perencanaan.
Sejak awal dia bahkan tidak bisa memikirkan dimana kafe itu akan dibuka, dia hanya membuat sketsa ide tentang sebuah kafe, pada saat itu dia seperti seorang anak muda yang penuh dengan gairah, dan menempatkan semua antusiasme di atas impiannya.
Tapi ketika hal itu benar-benar terjadi, dia malah merasa impian membuka kafe sudah semakin jauh dari masa depannya.
Pemilihan lokasi, dekorasi, surat izin usaha, barista, pelayan……semua hal harus dipertimbangkan olehnya, dan pada saat itu dia baru saja keluar dari kabut pelarian pernikahan Thiago Lu.
Atau dia ingin menggunakan hal membuka kafe ini untuk membuat dirinya melupakan masalah tentang Thiago Lu yang tidak menginginkannya, dan hal tersebut memang terbukti efektif.
Tapi dia sering sekali menghadapi banyak masalah, Jacob Pei yang berada dalam kesibukan meluangkan waktu untuk menemaninya melakukan studi lapangan, dan melihat-lihat tempat yang cocok untuk membuka kafe, lalu dia secara pribadi menemaninya untuk memilih peralatan makan saat kafe dibuka.
Izin usaha yang dia kira bisa didapatkan dalam waktu ysng sangat lama juga sudah didapatkan dalam waktu yang singkat, dia mengira dirinya beruntung, kemudian setelah dipikir-pikir, bukankah Jacob Pei sudah menggunakan relasinya untuk membantunya?
Supir membuka pintu mobil, lalu Stevanny Shi turun dari dalam mobil, dan berjalan ke dalam kafe.
Somecoffee adalah nama kafenya, semuanya ada 3 lantai, ada beberapa meja di luar ruangan, meja-meja yang tersebar memberikan orang-orang sebuah perasaan bebas.
Seolah-olah, bahkan dalam hal desain kafe, Jacob Pei juga membantunya mempertimbangkannya.
Sebelumnya Thiago Lu pernah berkata kepada Stevanny Shi, jika bukan karena Jacob Pei, dia juga tidak akan mampu untuk membuka kage ini, pada saat itu dia dengan percaya diri mengatakan kepada Thiago Lu, bahkan tanpa Jacob Pei, dia juga bisa membukanya.
Tapi setelah dipikir-pikir sekarang, tanpa Jacob Pei, mungkin sekarang dia hanya merupakan karyawan yang duduk di dalam kantor dengan pekerjaan yang berulang-ulang, impian membuka kafe, juga hanya merupakan sebuah mimpi belaka.
“Nyonya bos, kqmu sudah datang !” Sekarang sudah mendekati waktu makan, hanya ada beberapa orang di kafe, ketika karyawan kasir melihat kedatangan Stevanny Shi, dia pun menyapanya.
Stevanny Shu menganggukkan kepala sambil tersenyum, benar, sudah sangat lama dia tidak datang ke sini, bahkan semua karyawan merasa sedikit terkejut dengan kemunculannya, karena hamil, sepertinya banyak hal yang harus dia lepaskan, dia sudah datang pada perhitungan akhir bulan kali ini, dan pada perhitungan akhir bulan selanjutnya, keluarganya pasti tidak akan mengizinkannya untuk keluar lagi.
“Minta manajer untuk membawa laporan perhitungan bulanan ke kantor ku, dan berikan aku segelqw kopi……atau jus saja.” Stevanny Shi memikirkan bahwa sekarang dirinya tidak bisa minum kopi, maka dia menggelengkan kepala dan menggantinya menjadi jus.
“Baik.”
Tanpa mengatakan apapun lagi, Stevanny Shi langsung berjalan ke kantornya.
Dia tetap merasakan aroma kopi yang sangat harum seperti sebelumnya, mungkin jika dirinya ingin meminum kopi yang lezat ini, juga harus menunggu 8 bulan kemudian.
Ketika masuk ke kantor, dia memiliki kebiasaan ingin menyalakan laptop, tapi dia teringat dengan ibu Pei yang mengatakan bahwa, laptop memiliki radiasi yang tinggi, saat hamil sebaiknya jangan menggunakan laptop.
Jarinya yang menekan tombol on off, perlahan-lahan ditarik kembali.
Karena pernah mengalami keguguran sekali, membuat dia sangat mencemaskan anaknya sekarang, dia bahkan lebih cemas dibandingkan siapapun.
“Tok tok tok……” Terdengar suara ketukan pintu, mungkin itu adalah manajer yang mengatarkan laporan bulanan, lalu Stevanny Shu meminta orang tersebut masuk, tapi aroma yang masuk ke dalam hidungnya terlebih dahulu adalah sebuah aroma coklat.
Stevanny Shi mengangkat kepala, lalu melihat seorang anak muda membawa nampan, dan aroma coklat yang kuat, berasal dari mug yang ada di atas nampan.
Ferry Ying menurunkan mug dari nampan, dan meletakkan di atas meja Stevanny Shi.
Stevanny Shi melihat coklat yang masih panas, bukankah dia sudah mengatakan bahwa dia menginginkan jus?
“Ketika suasana hari sedang tidak baik, minum segelas coklat panas akan membuat kamu merasa jauh lebih nyaman.” Ferry Ying mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam, lalu mengenakan celemek berwarna hijau, walaupun dia berpakaian seperti pelayan, tapi dia tidak bisa menyembunyikan temperamennya sebagai orang berkelas.
Tapi dalam resumenya, hanya tertulis alasan dalam bekerja sambil sekolah karena keluarga.
“Lakukan sendiri.” Stevanny Shi berkata dengan tidak senang, setelah hamil, jika sedikit saja tidak sesuai dengan niatnya, maka dia akan merasa sangat marah.
Ferry Ying hanya tersenyum, dan tidak khawatir karena tuduhan Stevanny Shi.
Atau, alasan lain Stevanny Shi marah adalah bahkan karyawan bisa melihat bahwa suasana hatinya tidak baik, apakah seluruh emosinya terungkap di wajahnya?
“Kenapa bos sudah tidak datang ke kafe untuk waktu yang lama? Kamu sangat merindukanmu.” Ferry Ying sama sekali tidak memiliki niat untuk pergi, juga sebelum Stevanny Shi menyambutnya, dia sudah duduk di bangku di hadapan Stevanny.
Lalu sambil memegang nampan, dia mengulurkan kepala dan melihat ekspresi wajah Stevanny Shi secara detil, ternyata Stevanny sangat tidak senang.
Stevanny Shi tahu bahwa Ferry Ying sedikit tidak patuh, banyak gadis yang datang ke kafe untuk mencarinya, dia juga tidak bisa memecatnya dan mengurangi pendapatannya.
Sebenarnya, selain melakukan hal yang ceroboh di hadapannya, dia juga tidak memiliki kekurangan yang lainnya, bahkan dia sangat serius dalam pekerjaan.
“Jika kamu masih tidak keluar untuk bekerja, bonusmu pada bulan ini akan tiada.” Stevanny Shi membuka catatan kehadiran karyawan, dan menemukan bahwa dia tidak datang bekerja selama beberapa hari.
“Oh, terserah padamu, lagi pula bulan ini juga tidak ada bonus.” Ferry Ying melihat tangan Stevanny Shi yang membalik lembaran daftar kehadiran, dan berkata dengan tidak peduli.
Sepertinya, udara di dalam kafe hari ini, juga diisi dengan faktor yang disebut dengan keberuntungan, dan kebetulan hari ini dia sudsh datang bekerja.
Stevanny Shi menutup daftar kehadiran, telapak tangannya diletakkan di atas meja, sambil menatap Ferry Ying dengan sedikit kesal.
“Pada saat itu siapa yang merekrutmu masuk !” Jika dia melakukannya lagi, maka Stevanny Shi pasti tidak akan membuarkan karyawan yang tidak patuh seperti ini masuk lagi.
“Kamu !” Ferry Ying mengatakan yang sebenarnya.
Lalu Stevanny Shi terdiam tanpa bisa mengatakan apapun.
“Lupakan saja, aku tidak akan menganggumu lagi, minumlah sedikit coklat panas, minuman ini benar-benar berefek ketika suasana hati sedang tidak baik, aku yang membuatnya sendiri.” Sebelum pergi, Ferry Ying berkata kepada Stevanny Shi, walaupun perkataan terakhir sangat ringan, tapi Stevanny Shi tetap bisa mendengarnya.
Stevanny Shi menggelengkan kepala, dia juga tidak paham dengan apa yang dipikirkan di dalam pikiran pemuda ini, tapi dia tetap mengambil gelas tersebut, dan mengenggamnya dengan hangat di telapak tangan, untuk menghilangkan rasa dingin di tubuhnya.
Ketika coklat panas dimasukkan ke dalam mulut, aromanya yang kuat dan harum selalu terasa di sisi bibir.
Pantas saja, Ferry Ying bisa mengatakan bahwa coklat panas memiliki efek untuk menghilangkan suasana hati yang buruk, kelihatannya sekarang, benar-benar nyata.
Rasanya benar-benar berbeda dengan buatan barista asli, lebih manis, tapi tidak berminyak, Ferry Ying ini, kedepannya pasti memiliki cara untuk mengejar wanita……
Kemudian, manajer mengantarkan laporan bulanan kepadanya, setelah melihatnya, dia merasa tidak ada masalah, dan dia berdiskusi tentang masalah kafe dengan manajer, ketika berdiskusi, dia juga lupa akan waktu.
Dan setelah manajer pergi, dia berada di dalam kantor untuk waktu yang sangat lama, dimana Ferry Ying masuk lagi untuk mengantarkan coklat panas, ketika dia melihat waktu lagi, waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore.
Jelas-jelas sudah diketahui bahwa ibu Pei sekarang seharusnya sedang menunggunya di rumah, tapi dia malah tidak merasa terlalu ingin pulang, bahkan dia ingin tinggal di kafe hingga akhir dunia, dan juga tidak perlu bertemu dengan Jacob Pei lagi……
Tapi, dia tetap harus menghadapinya, lalu dia membereskan barang, menyapa karyawan di kafe kemudian mendorong pintu untuk keluar, tapi secara tak terduga, dia melihat mobil Jacob Pei berada di bagian luar kafe……
Novel Terkait
Back To You
CC LennyKisah Si Dewa Perang
Daron JayCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaLove Is A War Zone
Qing QingKing Of Red Sea
Hideo TakashiGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangThat Night
Star AngelDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)