Diamond Lover - Bab 311 Tidak Begitu Penting
“Valeria, aku kangen padamu.” Leon berdiri di depan Valerie, pada saat dia mendorongnya Leon menangkap tangannya, dalam kegelapan dia telah mengungkapkan kata-kata yang selalu terpendam di hatinya.
Satu kata aku kangen, saat ini kata tersebut membuat dia lebih terharu daripada aku mencintaimu. Jelas-jelas bisa bertemu setiap hari, tapi masih mengatakan kangen, bukankah ini kesimpulan yang menyatakan tidak akan bisa bersama.
Tetapi Valerie berpikir, karena Leon ingin merestui dia dan Handy baru diusir keluar oleh Henry, dan sekarang berkata seperti ini di depannya, begini bukankah semua usaha yang dia lakukan dulu itu sia-sia?
Leon memang orang seperti itu, apapun yang dia inginkan, tidak peduli apakah sekarang dia adalah pacarnya Handy atau bukan, dia pasti akan berusaha untuk mendapatkannya, jadi tidak peduli apakah sekarang dirinya single atau bukan.
Ada kalanya Valerie tidak suka dengan dirinya yang bicara sendiri dalam hati.
“Sudah cukup, kita sudah berpisah cukup lama. Apa ada artinya berkata seperti ini?” Valerie berusaha melepaskan tangan Leon, dia sudah bersandar pada meja dan berdiri di depan Leon dengan jarak yang begitu dekat, sungguh satu hal yang membuat pusing kepalanya.
Karena dalam kegelapan, Valerie tidak bisa melihat ekspresi Leon sekarang, juga tidak tahu apa yang sedang dipikirkan olehnya.
“Benar juga, kamu sekarang adalah pacarnya Handy.” Tiba-tiba Leon mundur selangkah, tidak mendesaknya lagi. Dia berpikir kapan Valerie akan mengatakan padanya masalah dia dan Handy yang sudah berpisah, apakah Valerie berencana tidak akan mengatakan selama seumur hidupnya, agar dirinya mengira dia dan Handy baik-baik saja.
Agar dirinya mengira, dia sekarang tidak dalam status single, agar dirinya mengira kalau dia melewati hidupnya dengan baik.
Valerie menjadi tercengang mendengar nama Handy, kelihatannya dia tidak tahu masalah dirinya yang berpisah dengan Handy. Tidak tahu juga bagus, dia sudah tidak mampu untuk berbelit terus dengan Leon, sudah delapan tahun, apa masih belum cukup?
“Um, bagus kalau tahu.” Jawabannya yang bermaksud akan tindakan Leon tadi, agar lain kali harus lebih bisa menahan diri.
“Karena sayurnya sudah tumpah, maka makan kue saja, dan aku tidak pergi ke acara teman.”
Ternyata benar, dia ingin pergi ke acara ulang tahun teman jadi baru beli kuenya. Namun seingat dirinya, teman Leon tidak ada yang hari ulang tahunnya sama dengannya, atau mungkin juga setelah mereka berpisah, dia kenal dengan teman baru. Bisa membuatnya bawa kue sendiri, pasti teman tersebut memiliki daya tarik untuknya!
Menunggu mereka masih belum keluar, Ellie sudah datang dan karena di dalam sangat gelap, bocah ini memanggil dari pintu : “Papa mommy, apa kalian di dalam? Mengapa masih belum keluar?”
Perlahan mereka menjadi lebih sadar dan beralih ke sikap seakan barusan tidak terjadi apapun, dan berjalan keluar.
“Ellie kamu jangan masuk, kami keluar sekarang.” Sambil berjalan, Valeria masih tidak lupa untuk berpesan pada Ellie agar tidak masuk, kelihatannya makan malamnya bersama Ellie hanya bisa diatasi dengan kue tar.
“Mommy, apa yang kalian berdua lakukan di dalam, gelap-gelap apapun tidak jelas.” Ujar Ellie sambil keluar dari apartemen dan menunggu di depan pintu.
Mendengar kata dari Ellie, tanpa sadar wajah Valerie menjadi merah, untungnya sekarang mereka tidak bisa melihatnya.
Leon berjalan di depan, juga tidak bisa menahan senyum di sudut bibirnya.
Keduanya berjalan terpisah keluar dari apartemen, juga masuk terpisah menuju apartemen Leon.
Sebenarnya tadi mereka baru makan setengah listrik mulai padam, porsi makan mereka tidak banyak, nanti makan kue tar juga termasuk satu porsi makanan mereka. Hanya saja setelah kembali ke apartemen, Leon menelepon dan order makanan dari luar, dia masih belum sempat mencegahnya namun Leon sudah pesan menu makanannya.
Makanan kesukaan dia.
Apakah dia orang yang tidak bersedia untuk berubah, makanan kesukaan boleh tidak berubah untuk sekian tahun, orang yang disukai juga bisa tidak berubah untuk sekian tahun.
“Sebenarnya, kamu boleh ke acara temanmu, atau kamu takut aku mengambil kesempatan untuk memindahkan semua barangmu?” Kata Valerie setengah bercanda, karena sejak masuk tadi dia merasa suasana terasa ganjil.
“Bukankah barang papa adalah milik mommy juga?” tanya Ellie dengan pikiran polosnya dan duduk di tengah antara Valerie dan Leon.
Leon tersenyum, bocah ini saja bisa mengerti, mengapa dia tidak mengerti?
“Mendadak saja tidak ingin pergi, juga bukan orang yang penting.” Jawab Leon yang berarti orang yang di sampingnya sekarang lebih penting.
Valerie menyindir dalam hati, kalau memang bukan orang yang penting, apa perlu Leon sendiri yang datang untuk membawa kue itu? Meskipun dia diusir keluar oleh Henry, tapi pihak ibunya juga memiliki pengaruh yang tidak kecil. Reputasinya sebagai tuan keluarga Gu masih ada, mana mungkin bisa membuat Leon sendiri yang membawa kuenya!
Apa dia sedang menindas dirinya yang tidak sekolah tinggi dan tidak mengetahui dunia luar?
Valerie cuma tersenyum dibuat-buat untuk menanggapinya.
“Mommy, di rumah tidak ada lampu mommy akan takut, bagaimana ini? Atau tidak biar papa yang menemani kamu, aku tahu kamu paling takut gelap, bernyali kecil.” Ellie selalu saja mengacaukan panggungnya, pertama bilang masakannya buruk, sekarang bilang dia bernyali kecil.
Tentu saja seorang wanita akan takut gelap di tempat yang masih agak asing baginya, Ellie sekarang masih kecil tidak mengerti, kelak dia juga akan merasa takut!
Kemudian dia merangkul Ellie dalam pelukannya, dan membuatnya semakin canggung sambil menatap Leon.
“Dia cukup takut akan gelap.” Leon mengangguk, dulu setelah mereka menonton film horror, Valerie tidak berani tidur dengan lampu mati, saat mandi masih ingin dirinya menunggu di depan pintu.
Saat-saat indah yang tidak bisa kembali, sekarang dipikir-pikir semua itu adalah kenangan yang indah!
“Hei, kalian berdua bisa tidak jangan bersikap seperti itu padaku. Bagaimanapun juga hari ini adalah ulang tahunku, semoga panjang umur!” Teringat dirinya yang ulang tahun, tapi malah dibilang bernyali kecil oleh ayah dan anak ini.
Dia cuma bernyali kecil hanya pada segi gelap, dia juga termasuk tipe orang yang bisa bergulat jika bertemu dengan orang jahat di jalan!
“Papa, aku memberitahumu diam-diam!” Ellie keluar dari pelukan Valerie, dan beralih ke sisi Leon, dan mendekatkan dirinya ke telinga Leon dan seperti sedang mengatakan sebuah rahasia, kemudian terlihat Leon tersenyum.
Valerie merasa dia yang mengasuh putrinya sekian tahun, hasilnya masih lebih dekat dengan papanya, hatinya capek juga sedih.
Dia tidak mempedulikan mereka berdua, dia sendiri berjalan ke ruang makan, kue tar ada diatas meja, lagian Leon tidak akan pergi maka dia akan memakan kue itu, di samping itu hari ini adalah ulang tahunnya.
Kotak kue dibuka terlihat sebuah kue tar yang menarik dan indah. Di dalam kotak masih ada lilin, ternyata benar memang bukan untuknya, angka lilin adalah delapan belas. Dia ingin pergi merayakan ulang tahun gadis umur delapan belas tahun, anggap saja dirinya masih gadis delapan belas tahun, seorang bocah pun tidak akan mau kue tar yang begitu feminim.
Mungkin juga Leon tergoda oleh gadis yang baru dewasa itu, dan dirinya sudah tiga puluh tahun, sudah tua. Dia menggelengkan kepalanya, waktu benar-benar tidak menunggu orang.
Leon khusus meminta koki untuk menyiapkan lilin angka delapan belas, karena dia ingin Valerie merasa dirinya selamanya berumur delapan belas tahun, agar tidak dikagetkan dengan umur tiga puluhnya. Dan yang paling tidak dia duga ketika Valerie melihat lilin tersebut malah mempunyai anggapan lain yang dia sendiri tidak pernah terpikirkan.
Kalau tahu begitu lebih baik dibuat sebagaimana adanya.
Leon menggendong Ellie menuju ruang makan, melihat Valerie tidak menyalakan lilin dan kuenya sudah dipotong, tidak terhindarkan ada sedikit rasa kecewa. Baiklah, karena dari awal tidak mengatakan dengan jelas kalau kue ini adalah untuknya, maka sekarang pun lebih baik tidak mengatakannya.
Leon mengeluarkan piring dan garpu, Valeria menaruh potongan kue ke atas piring. Dan memberikan satu potong pada Ellie yang ada sekuntum bunga juga ada buah yang masih segar, sedangkan untuk Leon dikasih yang biasa saja, tepat bagian sisi, tidak ada warna dan hiasan, bahkan buah pun tidak rela dia bagikan untuknya.
Ini adalah kecaman baginya karena Ellie mengatakan satu rahasia dengannya.
Hanya saja yang tidak diduga oleh Valerie, ketika Ellie melihat piring Leon tidak ada buah, dia memilih buah kiwi yang ada di piringnya untuk diberikan pada Leon.
Tidak dimanja oleh Valerie, malah dimanja oleh bocah cilik ini sudah termasuk menghibur hatinya yang sedih.
Bertiga menyantap kue dengan pikiran masing-masing, segera orderan makanan juga sudah tiba. Hanya saja mereka sudah agak kenyang dengan kue tar, makanan juga cuma dimakan sedikit, setidaknya tidak mengecewakan niat baik Leon.
“Mommy, mengapa paman Handy tidak ikut merayakan ulang tahunmu? Ngomong-ngomong aku juga sudah lama tidak bertemu dengannya, kangen sekali!” Selesai makan mereka bertiga nonton di ruang tamu, dan alhasil Ellie membicarakan tentang Handy.
Dia benar-benar cukup hebat untuk mengacaukan panggung Valerie.
Leon juga pura-pura tidak tahu masalah kepergian Handy, ikut berkata : “Iya ya, tidak melihat dia merayakan denganmu, kalian……bertengkar?” Kata terakhir ini diucapkan Leon dengan isyarat bibir tanpa bersuara, karena ada Ellie juga tidak leluasa untuk membicarakan urusan orang dewasa.
Valerie sungguh merasa tercekik dan sedih mendengar satu kata itu dari Leon. Dia dan Handy tidak akan bertengkar, pertama tabiat Handy sangat baik, selalu mengalah untuknya dalam segala hal, lalu meskipun mau bertengkar sekarang juga tidak ada kesempatan lagi.
“Paman sedang sibuk, tunggu beberapa waktu lagi dia akan datang melihatmu.” Jawab Valerie sambil mengelus kepala Ellie dan dia memilih mengabaikan pertanyaan Leon.
Leon mengangguk paham, Valerie sungguh berencana tidak ingin menjelaskan. Baiklah, sekarang dia punya waktu yang banyak untuk bicara baik-baik dengan Valerie mengenai kehidupan manusia!
“Oh, baiklah. Kalau begitu tunggu paman Handy datang menjengukku. Sepertinya tingkat ketergantungan Ellie pada Handy tidak begitu tinggi, khususnya sekarang setelah ada Leon.
Mereka sedang menonton drama dengan jalan cerita agak misteri, semacam Strange Tales from a Chinese. Valerie merasa Leon sengaja memilih saluran tv ini, bahkan nanti malam dia masih harus tidur di tempat yang tidak ada lampu, bukankah akan membuat dia takut setengah mati?
“Bisakah ganti saluran lain?”
“Jangan, yang ini bagus!” Sahut Ellie senang, tentu saja Leon memihak pada Ellie, dan dalam hatinya dia tertawa.
Valerie baru pertama kali tahu Ellie suka dengan drama fairy tale semacamnya, nona kecil ini lumayan besar nyalinya, pasti menurun dari papanya.
Hanya saja anak ini seperti biasa tidak bisa menahan serangan kantuk yang datang, baru nonton sepenggal sudah tertidur di atas sofa. Leon juga mengecilkan suara televisi, melihatnya tidur dengan nyenyak jadi langsung menggendongnya ke dalam kamar. Pada saat dia keluar dari kamar, Valerie sedang memakai sepatunya dan bersiap untuk kembali ke apartemennya sendiri.
“Malam ini merepotkanmu, terima kasih. Bye.” Kata Valerie dengan basa basi yang terasa asing.
“Um, bye.” Leon juga tidak mencegahnya, hanya sebelum Valerie pergi dia berkata : “Tanah disini sepertinya adalah kuburan seorang menteri pada zaman kerajaan dulu.”
Valerie melotot padanya, apakah dia sedang menantangnya? Lalu demi untuk membuktikan jika dirinya bukan penakut, dengan semangat dan berani dia membuka pintu bersiap untuk kembali ke rumah sendiri……
Novel Terkait
Diamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)