Diamond Lover - Bab 369 Seketika Berubah
Brandon kembali ke kediamannya, lalu ketika dia menaikan tangga ke atas, dia mendapati sebuah barang kecil melingkar di ruang tamu, bahkan tanpa adanya selimut.
Hatinya merasa sakit, Brandon dengan perlahan berjalan, lalu membawa Fransiska kedalam dekapannya, dan menuju ke atas.
Awalnya Fransiska yang tidak bisa begitu terlelap ini, ketika ada seseorang yang memeluknya, dia menjulurkan tangannya untuk memegang leher pria ini dan bersandar di dadanya.
“Kamu sudah pulang, apakah lelah? Kamu tidurlah sejenak aku akan meminta bagian dapur untuk membuatkan makanan untukmu.” Fransisika membuka matanya setengah, dia merasa matanya ini berat, dan tidak bisa di naikan.
“Kemarin malam aku lupa dengan waktu, dan tidak menghubungi mu, jika aku kembali lebih telat, kamu tidak perlu menungguku di ruang tamu, bagaimana nanti jika kamu sakit?” Brandon berkata dengan pelan, karena tahu dia terlihat lelah, dia tidak berkata dengan keras.
“Aku tidak begitu bisa membantu kamu, hanya bisa menunggu kamu pulang saja.” Jika saja pelajaran yang ia ambil ini bukan piano, tetapi sesuatu yang bisa membantu Brandon, mungkin sekarang dia tidak perlu selelah ini.
“Yang terpenting kamu tidak kenapa-napa saja sudah membantu aku.”
Fransiska tidak menjawabnya, dia hanya merasa kepalanya terasa berat, kemudian berbaring di dada lalu tertidur kembali.
Brandon mengendong Fransiska ke kasur, lalu menyelimuti dia, dan perlahan menyentuh wajahnya, seketika dia merasa wajahnya ini terasa panas, dan terkejut karena bocah ini telah demam.
Dengan segera dia memanggil dokter keluarga untuk segera memberikan obat untuknya, dokter berkata dia hanya membutuhkan istirahat saja, tetapi Brandon tetap merasa tidak tenang, dan terus menjaganya di kasur.
Pagi berikutnya Fransiska perlahan bangun, sambil membuka matanya ia menyadari Brandon telah sedang tertidur di sebelahanya.
Fransiska sendiri telah memakan obat dan merasa lebih baik, perlahan dia duduk lalu menyelimuti dia, dia sedikit menyalahkan diri, sudah tidak tahu berapa lama dia terbaring disana, karena kemarin dia merasa kelelahan.
Tetapi ketika dia ingin menyimpan tangannya itu, dia menemukan kemeja hitam ini berbekas sebuah lipstik, yang terlihat samar-samar.
Fransiska merasa terkejut, dia sendiri tidak memiliki lipstik berwarna seperti ini, dan juga tinggal meninggalkan warna di kemeja orang lain.
Tatapannya terlihat tegang, lalu seperti tidak tahu bagaimana menyimpan kembali tangannya itu, kemudian kembali mengingat Brandon membawa kedua wanita itu kembali.
Dia segera mengelengkan kepalanya, Brandon sendiri telah mengatakan jika dia membawa kedua wanita itu untuk membohongi dia, dan mereka berdua ini sudah seperti itu, seharusnya tidak ada alasan apapun lagi untuk membohongi.
Lalu bekas bibir di kemeja Brandon, bagaimana dia akan menjelaskan?
Fransiska sendiri ingin bertanya kepada Brandon tetapi mengingat dia yang baru saja kehilangan keluarganya, dengan urusan seperti ini akan membuat dia merasa tidak nyaman.
Tetapi hatinya juga merasa tidak terima.
Mungkin bekas bibir ini tidak sengaja ada seseorang yang mengenainya, untuk apa terlalu memperdulikan ini?
Brandon perlahan mengerakan tubuhnya, seperti merasa tidak dengan tidak nyaman, lalu dia perlahan membuka matanya, dan menyadari Fransiska telah terduduk disana, dengan segera dia berdiri.
“Sudah bangun, apakah merasa tidak nyaman? Lain kali jangan tidur di sofa lagi, jika kamu sakit hanya dirimu yang akan merasa sakit.” Brandon kembali menyelimuti Fransiska.
Fransiska dengan tidak biasa menyimpan kembali reaksinya, dia berpura-pura sambil bersandar di punggung kasur, tanpa memperlihatkan wajahnya, karena dirinya adalah orang yang tidak bisa menutupi masalah, dengan tatapan Brandon ini maka dia pasti akan menyadari jika hatinya sedang merasa tidak nyaman, dirinya tidak ingin membuat Brandon meras tidak nyaman.
“Baik aku mengerti.” Fransiska menundukan kepalanya, sambil menarik selimut.
Brandon keluar dari kasur lalu memperbaiki bajunya dan berkata : “Fransiska, sebelum pemakaman aku akan sangat sibuk, dan kamu tidak perlu menunggu aku ketika malam.”
“Iya.” Fransiska menganggukan kepalanya, lalu mengangkat kepalanya dan bertanya : “Apakah di acara pemakaman kamu tidak membiarkan kakak datang?”
Brandon terhentak, sepertinya dia telah melihat daftar nama disana.
“Mereka sendiri memiliki urusannya sendiri, rasanya tidak pantas meminta mereka untuk sengaja menghadiri ini, lain kali aku akan mengatakan kepada mereka.”
“Apa yang harus di sengaja disini, dulu paman dan bibi juga menganggap mereka seperti anaknya sendiri, jika mereka tidak sempat menghadiri pasti akan terasa sedih.”
Brandon seketika merasa ragu, tetapi ketika mengingat akan melakukan sesuatu, akhirnya dia memutuskan untuk melarang kehadiran mereka.
“Jika sekarang menghubungi mereka mungkin mereka tidak akan sempat kemari, Leon sendiri memiliki anak dan istri yang harus di jaga, begitu juga dengan Leon yang memiliki banyak pekerjaan, pasti dia tidak bisa menghadiri.”
“Baiklah...” Fransiska akhirnya memilih mengalah, mungkin saja Brandon tidak ingin melihat orang lain memberikan tatapan kasihan kepada dirinya, karena Fransiska sendiri mengerti perasaan itu.
Dulu dia juga tidak menyukai jika murid lain mengasihani dia, dia hanya kehilangan orangtua nya, tetapi tidak membutuhkan belas kasihan dari orang lain.
Lalu, Brandon melihat sakit nya Fransiska lebih membaik, lalu bersiap menganti pakaian nya untu ke kamar, dan setibanya di kamar mandi, dia seketika melihat dasinya yang berbekaskan lipstik, dia sendiri pulang dengan terburu-buru dan tidak menyadari ini.
Tetapi jika di liaht dari reaksi wajah Fransiska tadi, seharusnya dia tidak melihat hal ini...
Brandon melepaskan kemejanya, lalu membuang kemeja lain di tong sampah, mengingat ciumannya bersama Luccy kemarin membuat hatinya merasa sakit.
Setelah itu beberapa hari, Brandon selalu pergi pagi dan pulang hingga larut malam, walaupun setiap harinya dia selalu kembali, tetapi ketika kembali Fransiska telah tertidur, dan ketika terbangun dia telah tidak ada di sampingnya.
Fransiska mulai menghibur diri, jika pekerjaan Brandon terlalu sibuk, kepergian keluarga Chu membuat dia harus segera menahan semua beban ini.
Tetapi juga bukan pertama kalinya baju Brandon memiliki bekas lipstik wanita lain, juga aroma parfum yang bukan miliknya, dia hanya merasa jika semua ini kebetulan berpapasan dengan rekan kerjanya saja, hanya melewati hari-hari ini saja, setelah itu semuanya akan membaik...
Acara pemakaman di adakan di hari jumat, hari itu Brandon sendiri bangun dengan sangat pagi tetapi tidak menuju ke kantor, dia mengenakan pakaian berwarna hitam.
Kemarin malam dia tetap seperti itu kembali dengan sangat malam, selain aroma alkohol juga ada aroma lain.
Dengan menahan beban ini, Fransiska tetap merasa pura-pura tidak mengetahuinya saja.
Siang hari di aula duka, semua orang telah tiba dengan sesuai permintaan dari keluarga Chu dengan mengenakan jas putih ataupun rok putih, satu-satunya yang berbeda hanya Brandon dan Fransiska yang mengenakan baju hitam, mereka berdiri di dalam aula, dengan tatapan yang berbeda.
Ketika hampir semua orang menghadiri ini, seorang pengawal berlari terburu-buru ke arah Brandon, dengan pelan berkata dan Fransiska yang berada di sampingnya mendengar kata “Mario Yin”, sepertinya juga ada Leon dan juga Christian.
Wajah Brandon seketika berubah, lalu melihat ke sekeliling ruangan ini, dan terakhir melihat ke arah Fransiska.
Dia meletakan tangannya di pinggangnya dan berkata : “Fransiska, ada hal yang perlu aku urusi di sini, bantu aku untuk menjaga ini.”
Fransiska sangat ingin bertanya apakah kakak semua telah tiba, tetapi disini ada tamu yang sudah tiba dan sedang berbelasungkawa, dia hanya bisa menganggukan kepalanya kepada Brandon.
Sambil melihat dia pergi dengan terburu-buru, hatinya semakin merasa tidak nyaman...
Brandon mengikuti pengawal ke depan pintu, dan melihat sebuah mobil hitam, Brandon sendiri melihat jika Mario lah yang membawa mobil ini, lalu melihat sekeliling yang tidak ada orang dengan segera dia naik ke mobil hitam ini.
Di dalam mobiL, Brandon melihat Leon dan Christian, walaupun dia tidak mengatakan apapun kepada mereka, tetapi mereka tetap saja datang.
“Pergilah dari sini dulu.” Brandon berkata kepada Mario yang membawa mobil.
Fransiska melihat Brandon sekilas tanpa berkata dan membawa mobil ini.
Mobil yang tenang ini berada di jalanan, dengan ke empat orang yang tidak berbicara apapun, hingga akhirnya Mario menghentikan mobilnya di pinggir jalan, dengan segera keluar dari jalanan dan menuju ke belakang mobil dan menarik Brandon keluar, lalu menekannya di atas mobil.
“Apa maksudmu menggurung Fransiska di dalam sana?” Tatapan Mario memerah, hal yang paling dia takuti adalah adiknya ini, karena dia adalah satu-satunya keluarga dia.
Brandon sendiri tidak memberontak, lalu membiarkan Mario menekannya di atas mobil.
Leon dan Christian mengerutkan dahinya, lalu menarik Mario.
“Sudahlah, Fransiska tidak akan kenapa-napa berada di sampingnya, kita dengarkan dulu apa yang ingin ia sampaikan.” Leon menarik Marion.
“Fransiska sendiri bukan adikmu, tentu saja kamu tidak akan khawatir.” Mario menghempaskan tangan Leon, lalu berkata.
“Leon, tenanglah bagaimana sikap Leon kepada Fransiska, apakah kamu tidak mengerti?” Christian yang merasa tidak bisa apa-apa, di saat seperti ini apakah Leon merasa semua ini tidak cukup kacau?
Leon sendiri juga tidak memasukan perkataan ini ke dalam hati, karena rasa khawatir Mario kepada Leon sendiri dia sangat mengerti.
“Brandon, kenapa dengan kejadian seperti ini, kamu tidak memberi tahu kita, apakah kamu tidak menganggap kita ini seperti saudaramu?” Christian adalah seseorang yang lebih tenang, setelah merapikan pakaian Brandon, dia bertanya.
Mata Brandon tidak bergerak dan mengambil jarak yang cukup di antara Christian, dan juga ketiga orang ini.
“Tidak ada hal apapun, tidak perlu memberitahu kalian.” Brandon berkata dengan pelan.
“Jika tidak terjadi apapun kenapa meminta pengawal mengawasi rumahmu? Jika tidak ada apa-apa kenapa tidak membiarkan kita masuk?” Mario tetap merasa marah.
“Apakah penyebab paman dan bibi ada urusan lain, coba kamu katakan, agar kita bisa mencari cara, karena hal ini lebih baik dari pada kamu menanggung semua ini sendiri.” Leon menepukk pundaknya Mario, agar membuat dia tenang.
Menghadapi rasa khawatir dan juga bantuan dari ketiga pria ini, Brandon sungguh tidak bisa membuat mereka terjerumus ke dalam hal ini, apalagi dia sendiri tidak tahu siapa lawannya itu, jika saja tebakan dia benar maka ini sebuah keberutungan, jika salah ini termasuk kesialan.
“Jika ada masalah, maka kalian tidak perlu menghubungi aku lagi, aku tidak ingin menyusahkan kalian.” Brandon seketika mengatakan perkataan ini, lalu ketika pria ini sunggu terkejut.
Dia yang selalu menghormati ke tiga kakaknya ini, lalu sekarang mengatakan hal seperti ini, sungguh mereka seperti tidak percaya dengan adanya alasan lain.
“Brandon apakah otakmu bermasalah, apakah hubungan kita ini dengan semudah itu bisa di musnahkan begitu saja?” Pada saat ini, Christian yang paling diam juga merasa ingin marah.
“Yang seharusnya aku katakan telah aku katakan, dan di urusan kantor aku telah memutuskan semua ini, urusan pribadi tidak perlu lagi terlalu berhubungan, setelah ini aku akan berjalan di jalanku, begitu juga dengan kalian, aku masih harus kembali ke pemakaman, tidak bisa menemani kalian lagi.” Brandon melambaikan tangannya, lalu sebuah mobil menghampiri.
Ketika ketiga orang ini bingung, lalu berjalan ke arah kediaman Chu...
Novel Terkait
Cantik Terlihat Jelek
SherinDemanding Husband
MarshallJalan Kembali Hidupku
Devan HardiAsisten Bos Cantik
Boris DreyNikah Tanpa Cinta
Laura WangPejuang Hati
Marry SuMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)