Diamond Lover - Bab 369 Seketika Berubah

Brandon kembali ke kediamannya, lalu ketika dia menaikan tangga ke atas, dia mendapati sebuah barang kecil melingkar di ruang tamu, bahkan tanpa adanya selimut.

Hatinya merasa sakit, Brandon dengan perlahan berjalan, lalu membawa Fransiska kedalam dekapannya, dan menuju ke atas.

Awalnya Fransiska yang tidak bisa begitu terlelap ini, ketika ada seseorang yang memeluknya, dia menjulurkan tangannya untuk memegang leher pria ini dan bersandar di dadanya.

“Kamu sudah pulang, apakah lelah? Kamu tidurlah sejenak aku akan meminta bagian dapur untuk membuatkan makanan untukmu.” Fransisika membuka matanya setengah, dia merasa matanya ini berat, dan tidak bisa di naikan.

“Kemarin malam aku lupa dengan waktu, dan tidak menghubungi mu, jika aku kembali lebih telat, kamu tidak perlu menungguku di ruang tamu, bagaimana nanti jika kamu sakit?” Brandon berkata dengan pelan, karena tahu dia terlihat lelah, dia tidak berkata dengan keras.

“Aku tidak begitu bisa membantu kamu, hanya bisa menunggu kamu pulang saja.” Jika saja pelajaran yang ia ambil ini bukan piano, tetapi sesuatu yang bisa membantu Brandon, mungkin sekarang dia tidak perlu selelah ini.

“Yang terpenting kamu tidak kenapa-napa saja sudah membantu aku.”

Fransiska tidak menjawabnya, dia hanya merasa kepalanya terasa berat, kemudian berbaring di dada lalu tertidur kembali.

Brandon mengendong Fransiska ke kasur, lalu menyelimuti dia, dan perlahan menyentuh wajahnya, seketika dia merasa wajahnya ini terasa panas, dan terkejut karena bocah ini telah demam.

Dengan segera dia memanggil dokter keluarga untuk segera memberikan obat untuknya, dokter berkata dia hanya membutuhkan istirahat saja, tetapi Brandon tetap merasa tidak tenang, dan terus menjaganya di kasur.

Pagi berikutnya Fransiska perlahan bangun, sambil membuka matanya ia menyadari Brandon telah sedang tertidur di sebelahanya.

Fransiska sendiri telah memakan obat dan merasa lebih baik, perlahan dia duduk lalu menyelimuti dia, dia sedikit menyalahkan diri, sudah tidak tahu berapa lama dia terbaring disana, karena kemarin dia merasa kelelahan.

Tetapi ketika dia ingin menyimpan tangannya itu, dia menemukan kemeja hitam ini berbekas sebuah lipstik, yang terlihat samar-samar.

Fransiska merasa terkejut, dia sendiri tidak memiliki lipstik berwarna seperti ini, dan juga tinggal meninggalkan warna di kemeja orang lain.

Tatapannya terlihat tegang, lalu seperti tidak tahu bagaimana menyimpan kembali tangannya itu, kemudian kembali mengingat Brandon membawa kedua wanita itu kembali.

Dia segera mengelengkan kepalanya, Brandon sendiri telah mengatakan jika dia membawa kedua wanita itu untuk membohongi dia, dan mereka berdua ini sudah seperti itu, seharusnya tidak ada alasan apapun lagi untuk membohongi.

Lalu bekas bibir di kemeja Brandon, bagaimana dia akan menjelaskan?

Fransiska sendiri ingin bertanya kepada Brandon tetapi mengingat dia yang baru saja kehilangan keluarganya, dengan urusan seperti ini akan membuat dia merasa tidak nyaman.

Tetapi hatinya juga merasa tidak terima.

Mungkin bekas bibir ini tidak sengaja ada seseorang yang mengenainya, untuk apa terlalu memperdulikan ini?

Brandon perlahan mengerakan tubuhnya, seperti merasa tidak dengan tidak nyaman, lalu dia perlahan membuka matanya, dan menyadari Fransiska telah terduduk disana, dengan segera dia berdiri.

“Sudah bangun, apakah merasa tidak nyaman? Lain kali jangan tidur di sofa lagi, jika kamu sakit hanya dirimu yang akan merasa sakit.” Brandon kembali menyelimuti Fransiska.

Fransiska dengan tidak biasa menyimpan kembali reaksinya, dia berpura-pura sambil bersandar di punggung kasur, tanpa memperlihatkan wajahnya, karena dirinya adalah orang yang tidak bisa menutupi masalah, dengan tatapan Brandon ini maka dia pasti akan menyadari jika hatinya sedang merasa tidak nyaman, dirinya tidak ingin membuat Brandon meras tidak nyaman.

“Baik aku mengerti.” Fransiska menundukan kepalanya, sambil menarik selimut.

Brandon keluar dari kasur lalu memperbaiki bajunya dan berkata : “Fransiska, sebelum pemakaman aku akan sangat sibuk, dan kamu tidak perlu menunggu aku ketika malam.”

“Iya.” Fransiska menganggukan kepalanya, lalu mengangkat kepalanya dan bertanya : “Apakah di acara pemakaman kamu tidak membiarkan kakak datang?”

Brandon terhentak, sepertinya dia telah melihat daftar nama disana.

“Mereka sendiri memiliki urusannya sendiri, rasanya tidak pantas meminta mereka untuk sengaja menghadiri ini, lain kali aku akan mengatakan kepada mereka.”

“Apa yang harus di sengaja disini, dulu paman dan bibi juga menganggap mereka seperti anaknya sendiri, jika mereka tidak sempat menghadiri pasti akan terasa sedih.”

Brandon seketika merasa ragu, tetapi ketika mengingat akan melakukan sesuatu, akhirnya dia memutuskan untuk melarang kehadiran mereka.

“Jika sekarang menghubungi mereka mungkin mereka tidak akan sempat kemari, Leon sendiri memiliki anak dan istri yang harus di jaga, begitu juga dengan Leon yang memiliki banyak pekerjaan, pasti dia tidak bisa menghadiri.”

“Baiklah...” Fransiska akhirnya memilih mengalah, mungkin saja Brandon tidak ingin melihat orang lain memberikan tatapan kasihan kepada dirinya, karena Fransiska sendiri mengerti perasaan itu.

Dulu dia juga tidak menyukai jika murid lain mengasihani dia, dia hanya kehilangan orangtua nya, tetapi tidak membutuhkan belas kasihan dari orang lain.

Lalu, Brandon melihat sakit nya Fransiska lebih membaik, lalu bersiap menganti pakaian nya untu ke kamar, dan setibanya di kamar mandi, dia seketika melihat dasinya yang berbekaskan lipstik, dia sendiri pulang dengan terburu-buru dan tidak menyadari ini.

Tetapi jika di liaht dari reaksi wajah Fransiska tadi, seharusnya dia tidak melihat hal ini...

Brandon melepaskan kemejanya, lalu membuang kemeja lain di tong sampah, mengingat ciumannya bersama Luccy kemarin membuat hatinya merasa sakit.

Setelah itu beberapa hari, Brandon selalu pergi pagi dan pulang hingga larut malam, walaupun setiap harinya dia selalu kembali, tetapi ketika kembali Fransiska telah tertidur, dan ketika terbangun dia telah tidak ada di sampingnya.

Fransiska mulai menghibur diri, jika pekerjaan Brandon terlalu sibuk, kepergian keluarga Chu membuat dia harus segera menahan semua beban ini.

Tetapi juga bukan pertama kalinya baju Brandon memiliki bekas lipstik wanita lain, juga aroma parfum yang bukan miliknya, dia hanya merasa jika semua ini kebetulan berpapasan dengan rekan kerjanya saja, hanya melewati hari-hari ini saja, setelah itu semuanya akan membaik...

Acara pemakaman di adakan di hari jumat, hari itu Brandon sendiri bangun dengan sangat pagi tetapi tidak menuju ke kantor, dia mengenakan pakaian berwarna hitam.

Kemarin malam dia tetap seperti itu kembali dengan sangat malam, selain aroma alkohol juga ada aroma lain.

Dengan menahan beban ini, Fransiska tetap merasa pura-pura tidak mengetahuinya saja.

Siang hari di aula duka, semua orang telah tiba dengan sesuai permintaan dari keluarga Chu dengan mengenakan jas putih ataupun rok putih, satu-satunya yang berbeda hanya Brandon dan Fransiska yang mengenakan baju hitam, mereka berdiri di dalam aula, dengan tatapan yang berbeda.

Ketika hampir semua orang menghadiri ini, seorang pengawal berlari terburu-buru ke arah Brandon, dengan pelan berkata dan Fransiska yang berada di sampingnya mendengar kata “Mario Yin”, sepertinya juga ada Leon dan juga Christian.

Wajah Brandon seketika berubah, lalu melihat ke sekeliling ruangan ini, dan terakhir melihat ke arah Fransiska.

Dia meletakan tangannya di pinggangnya dan berkata : “Fransiska, ada hal yang perlu aku urusi di sini, bantu aku untuk menjaga ini.”

Fransiska sangat ingin bertanya apakah kakak semua telah tiba, tetapi disini ada tamu yang sudah tiba dan sedang berbelasungkawa, dia hanya bisa menganggukan kepalanya kepada Brandon.

Sambil melihat dia pergi dengan terburu-buru, hatinya semakin merasa tidak nyaman...

Brandon mengikuti pengawal ke depan pintu, dan melihat sebuah mobil hitam, Brandon sendiri melihat jika Mario lah yang membawa mobil ini, lalu melihat sekeliling yang tidak ada orang dengan segera dia naik ke mobil hitam ini.

Di dalam mobiL, Brandon melihat Leon dan Christian, walaupun dia tidak mengatakan apapun kepada mereka, tetapi mereka tetap saja datang.

“Pergilah dari sini dulu.” Brandon berkata kepada Mario yang membawa mobil.

Fransiska melihat Brandon sekilas tanpa berkata dan membawa mobil ini.

Mobil yang tenang ini berada di jalanan, dengan ke empat orang yang tidak berbicara apapun, hingga akhirnya Mario menghentikan mobilnya di pinggir jalan, dengan segera keluar dari jalanan dan menuju ke belakang mobil dan menarik Brandon keluar, lalu menekannya di atas mobil.

“Apa maksudmu menggurung Fransiska di dalam sana?” Tatapan Mario memerah, hal yang paling dia takuti adalah adiknya ini, karena dia adalah satu-satunya keluarga dia.

Brandon sendiri tidak memberontak, lalu membiarkan Mario menekannya di atas mobil.

Leon dan Christian mengerutkan dahinya, lalu menarik Mario.

“Sudahlah, Fransiska tidak akan kenapa-napa berada di sampingnya, kita dengarkan dulu apa yang ingin ia sampaikan.” Leon menarik Marion.

“Fransiska sendiri bukan adikmu, tentu saja kamu tidak akan khawatir.” Mario menghempaskan tangan Leon, lalu berkata.

“Leon, tenanglah bagaimana sikap Leon kepada Fransiska, apakah kamu tidak mengerti?” Christian yang merasa tidak bisa apa-apa, di saat seperti ini apakah Leon merasa semua ini tidak cukup kacau?

Leon sendiri juga tidak memasukan perkataan ini ke dalam hati, karena rasa khawatir Mario kepada Leon sendiri dia sangat mengerti.

“Brandon, kenapa dengan kejadian seperti ini, kamu tidak memberi tahu kita, apakah kamu tidak menganggap kita ini seperti saudaramu?” Christian adalah seseorang yang lebih tenang, setelah merapikan pakaian Brandon, dia bertanya.

Mata Brandon tidak bergerak dan mengambil jarak yang cukup di antara Christian, dan juga ketiga orang ini.

“Tidak ada hal apapun, tidak perlu memberitahu kalian.” Brandon berkata dengan pelan.

“Jika tidak terjadi apapun kenapa meminta pengawal mengawasi rumahmu? Jika tidak ada apa-apa kenapa tidak membiarkan kita masuk?” Mario tetap merasa marah.

“Apakah penyebab paman dan bibi ada urusan lain, coba kamu katakan, agar kita bisa mencari cara, karena hal ini lebih baik dari pada kamu menanggung semua ini sendiri.” Leon menepukk pundaknya Mario, agar membuat dia tenang.

Menghadapi rasa khawatir dan juga bantuan dari ketiga pria ini, Brandon sungguh tidak bisa membuat mereka terjerumus ke dalam hal ini, apalagi dia sendiri tidak tahu siapa lawannya itu, jika saja tebakan dia benar maka ini sebuah keberutungan, jika salah ini termasuk kesialan.

“Jika ada masalah, maka kalian tidak perlu menghubungi aku lagi, aku tidak ingin menyusahkan kalian.” Brandon seketika mengatakan perkataan ini, lalu ketika pria ini sunggu terkejut.

Dia yang selalu menghormati ke tiga kakaknya ini, lalu sekarang mengatakan hal seperti ini, sungguh mereka seperti tidak percaya dengan adanya alasan lain.

“Brandon apakah otakmu bermasalah, apakah hubungan kita ini dengan semudah itu bisa di musnahkan begitu saja?” Pada saat ini, Christian yang paling diam juga merasa ingin marah.

“Yang seharusnya aku katakan telah aku katakan, dan di urusan kantor aku telah memutuskan semua ini, urusan pribadi tidak perlu lagi terlalu berhubungan, setelah ini aku akan berjalan di jalanku, begitu juga dengan kalian, aku masih harus kembali ke pemakaman, tidak bisa menemani kalian lagi.” Brandon melambaikan tangannya, lalu sebuah mobil menghampiri.

Ketika ketiga orang ini bingung, lalu berjalan ke arah kediaman Chu...

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu