Diamond Lover - Bab 286 Merasa Santai
Setelah mengantar Javiar Pei pergi, Valerie Pei dan Handy Ji menghela nafas lega, tampaknya mengelabui seseorang adalah hal yang tidak mudah.
Handy Ji duduk dihadapan Valerie Pei, dagunya bertumpu diatas meja dan terlihat sediki lesu.
“Ada apa, kelihatannya tidak bersemangat, apa kamu tidak tidur dengan nyenyak?” Valerie juga melihatnya dan kepalanya bersandar diatas meja dan mengedipkan mata melihat Handy Ji, untungnya baik didalam kantor maupun diluar kantor ditutupi dengan tirai, kalau tidak melihat Valerie Pei dan Handy Ji yang berhadap-hadapan seperti ini, pasti bisa menjadi berita yang menghebohkan.
Handy Ji tertawa: “Mhm, aku tidak bisa tidur dengan nyenyak, semalaman membolak-balikkan badan dan tidak bisa tidur.” Dia menganggukkan kepala, karena tadi malam Valerie setuju, membuat dia sangat gembira sampai sekarang, mana mungkin ada rasa kantuk lagi.
“Celaka, bagaimana bisa kamu bekerja dengan semangat yang seperti ini, lupakan, aku akan memotong gajimu hari ini.” Valerie Pei berkata dengan getir, lalu tanpa sadar dia tertawa, disaat bersama dengan Handy Ji dia merasa sangat menakjubkan, itu adalah hal yang tidak pernah dia rasakan saat bersama Leon Gu.
“Kamu juga harus tanggung jawab atas masalah ini, karena memikirkanmu semalaman, aku menjadi tidak bisa tidur.” Handy Ji memberontak.
“Kemarin malam kamu pulang sudah jam sepuluh dan pagi ini jam sembilan kita bertemu, bisa dikatakan hanya sebelas jam saja kita tidak bertemu.” Valerie Pei tidak tahu seberapa dalam Handy Ji merindukannya, semacam kegembiraan yang sudah tertekan dalam waktu yang lama yang pada akhirnya terlepas, apakah bisa tidak menghargainya dengan baik?
“Tapi itu sebelas jam, hanya ada dua puluh empat jam dalam sehari, aku ingin setiap menit setiap detik bisa bersama mu.”
“Kita juga bukan kembar siam.”
“Itu ide yang bagus!”
“Puft…..”
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Valerie Pei terhibur dengan candaan Handy Ji.
“Rekan Handy Ji, saya sebagai atasan anda secara resmi memberi tahu, selanjutnya anda tidak diizinkan membuat saya tertawa diwaktu jam kerja, selesai.” Valerie Pei mengangkat dagunya dari meja, masih banyak hal yang harus dikerjakan, dia juga tidak bisa bercandaan dengan Handy Ji disini.
“Baik.” Handy Ji juga duduk dengan baik, juga sudah waktunya keluar bekerja, mengenai masalah bunga mawar, dia juga tidak ingin banyak bertanya seperti yang dia katakan sendiri banyak orang yang mengejar Valerie Pei.
Sebelumnya pada saat di Jerman, sesekali ada pelanggan dari Coffee Book yang ingin mengutarakan perasaaan padanya, pada saat itu Handy Ji berpura-pura sebagai “Pacar” sekarang sudah bukan berpura-pura, melainkan sudah menjadi pacar sesungguhnya.
Namun dia percaya Valerie Pei tidak akan terguncang karena bunga mawar itu, meskipun dia juga sangat ingin memberi Valerie Pei bunga mawar, tetapi lebih baik menghindari tempat kerja, masalah pekerjaan dan perasaan harus selalu dipisahkan.
“Aku keluar dulu.” Handy Ji melambai, dia tampak masih sedikit tidak rela, dia ingin dua puluh empat jam selalu bersama dengan Valerie Pei.
“Siang nanti kita makan bersama.” Pada akhirnya, Valerie Pei mengajak Handy Ji untuk bersama.
Handy Ji menganggukkan kepala, tadi Javiar Pei tidak membicarakan hal ini, dengan inisiatif berada dipihak Valerie Pei, yang pada akhirnya dia mengatakan hal ini.
Pada saat jam makan siang, Emily Gu tahu bahwa disiang hari Valerie Pei tidak akan ada urusan, dia ingin makan bersama dengannya, Valerie Pei juga ingin membuat Javiar Pei dan Emily Gu sering-sering bertemu, yang mungkin bisa mengubah pandangannya terhadapnya, anak muda dengan membicarakan beberapa kata bisa menyelesaikan kontradiksi.
Hanya saja Emily Gu melihat dia mengendarai mobil menuju ke TK, kenapa pada siang hari sudah pergi menjemput Ellie?
“Kak Valerie, apakah siang hari Ellie libur sekolah?” Emily Gu berpikir bahwa hari ini hanya hari rabu, yang juga bukanlah hari libur.
“Sore nanti Javiar sudah akan pulang, siang ini menjemput Ellie untuk makan siang bersamanya, kamu tidak keberatan untuk makan bersama bukan?” Valerie Pei menoleh melihat Emily Gu, dan melihat ekspresi wajahnya yang langsung tertegun.
Dapat dilihat bahwa, kesalahpahaman diantara mereka berdua ini benar-benar sangat dalam.
“Baiklah, lagipula sudah berada didalam mobil, keberatan juga sudah tidak bisa berbuat apa-apa.” Emily Gu menahan mulutnya, dari kecil sampai besar tidak ada yang pernah galak padanya seperti itu, Javiar Pei memandang rendah dia, berpikir bahwa dia adalah wanita pemarah yang datang bekerja hanya untuk bermain-main, tetapi sesungguhnya dia sangat serius.
Mendengar suara Emily Gu, Valerie Pei berpikir bahwa dia juga harus mengucapakan beberapa patah kata mengenai adiknya.
“Emily, sebenarnya Javiar ini tidak seperti itu, hatinya sangat baik, dan dia tidak mengenalmu jadi dia mungkin ada sedikit kesalahpahaman mengenai dirimu, aku sudah memberitahunya, bahwa selanjutnya dia akan memperbaiki sikapnya.” Valerie Pei menjamin lagi dan lagi, tetapi dia tidak yakin dengan temperamen adiknya.
Didalam hati Emily Gu memiliki rasa ketidakpuasan terhadap Valerie Pei, seseorang yang sangat angkuh, kedua kakaknya adalah orang sangat sangat baik, juga tidak pernah bertemu dengan orang sombong seperti dia.
Dia hanya berpikir bahwa kedepannya Valerie Pei akan bersama Leon Gu, dia sendiri senantiasa merasa bahwa Leon Gu dan Valerie Pei masih memiliki kemungkinan untuk bersama, dan masih ada kakak ipar didalam hatinya, jadi dia hanya bisa menelan gaya dan nada bicara Javiar Pei, singkatnya sore nanti dia sudah akan pulang, lebih baik kedepannya jangan pernah bertemu lagi.
“Baiklah, kak Valerie telah mengatakan demikian, aku tidak akan membuat perhitungan dengannya.” Didalam hati perhitungan untuk keuntungan pribadi Emily Gu selalu tepat, dengan sangat cepat suasana hatinya menjadi gembira karena ingin bertemu dengan Ellie.
Sejak Leon Gu tinggal diluar dengan alasan lebih dekat dengan kantornya, dia membawa Ellie pulang seminggu sekali, dia kadang-kadang juga sibuk dan tidak bertemu dengannya, tetapi dia merindukan keponakannya ini.
Tadi awal guru TK sudah menerima telepon dari Valerie Pei dan membawa Ellie keluar, Emily Gu turun dari kursi penumpang depan dan duduk bersama Ellie dibelakang.
“Bibi kecil bibi kecil, sudah lama tidak bertemu kamu semakin cantik, biarkan Ellie mencium.” Begitu Ellie masuk kedalam mobil dia mencium wajah Emily Gu, dia ingin mencium Valerie Pei, tetapi dia menyerah karena melihat Valerie sedang mengendarai mobil.
“Ellie, sore nanti paman kecil sudah akan pulang, sekarang kita akan pergi makan bersamanya.” Valerie menatap putrinya dari kaca spion.
“Ha? Paman kecil kenapa begitu cepat sudah mau pergi? papa juga pergi, paman kecil juga pergi, tidak ada yang menemani Ellie.” Dalam waktu sekejap Ellie merasa tertekan, bersandar dipelukan Emily Gu dan terlihat murung.
Kemarin dia juga tidak menerima panggilan telepon dari Leon Gu, anak kecil itu berpikir, apakah ayahnya pergi dan tidak akan kembali lagi.
“Masih ada bibi kecil, apa Ellie sudah tidak suka bermain dengan bibi kecil?” Emily Gu merangkul Ellie dan berkata dengan sedikit cemburu.
Ellie berpikir bahwa bibi kecil juga sangat menyayanginya, untuk sementara dia menganggukkan kepala, tetapi didalam hati dia masih memikirkan masalah ayahnya yang senantiasa tidak pernah berubah.
Malam ini dia harus mendapatkan panggilan telepon dari ayah, jika tidak maka dia sendiri yang akan menelepon.
Ketika mereka bertiga sampai direstoran, Handy Ji dan Javiar Pei juga sudah tiba, Javiar Pei melihat sekilas bahwa Valerie Pei datang bersama dengan Emily Gu dan tanpa sadar ekspresi wajahnya menjadi kaku.
Ekspresi wajah kedua orang itu hampir sama, ketika bertemu satu sama lain wajahnya menjadi kaku.
“Kak, kita hanya makan kenapa mengundang orang lain juga?” Emily Gu masih belum duduk dan mendengar perkataan Javiar Pei yang ambigu, dia sudah berjanji pada Valerie Pei untuk makan dengan baik-baik dan tidak membuat perhitungan dengan Javiar Pei.
“Javiar!” Valerie Pei memelototi Javiar Pei, bagaimana bisa seorang anak laki-laki yang pada biasanya begitu agung selalu berselisih dengan Emily Gu.
Javiar Pei dipelototi oleh Valerie Pei, dengan malu menganggukkan kepala, juga tidak ingin mencari masalah lagi dengan Emily Gu dan mengalihkan pandangannya kepada Ellie.
“Ellie, sini sama paman.” Javiar Pei berkata pada Ellie yang duduk disebelah Emily Gu, bagaimanapun juga membuat Emily Gu menjadi tidak senang.
Begitu Ellie mendengar Javiar Pei memanggil dirinya, dengan segera berlari kesana dan tidak bisa menangkapnya.
Valerie Pei dan Handy Ji saling bertukar pandang, dari awal seharusnya tidak perlu menjadi pendamai, Handy Ji memberi Valerie Pei ekspresi yang tidak bisa apa-apa, Javiar Pei dan Emily Gu berdua datang secara terpisah, mereka adalah orang yang pandai berbicara, tetapi ketika mereka berdua bertemu itu sama seperti ledakan bom.
Setelah memesan makanan, pelayan juga dengan cepat menyajikan makanannya, setelah makan dengan tidak nyaman, Emily Gu dan Javiar Pei hendak pergi, untungnya Valerie Pei menahan mereka.
Setelah makan siang, Javiar Pei masih ada urusan lain sehingga dia pergi terlebih dulu, kemudian langsung pergi kebandara, pada awalnya siang ini Emily Gu sudah cuti, jadi Valerie Pei dan Handy Ji berdua mengantar Ellie pergi ke TK.
“Mommy, bibi kecil dan paman kecil sepertinya tidak akur satu sama lain, kamu dan ayah disaat marah juga mengomel dengan mata melotot.” Ellie memikirkan sikap Emily Gu dan Javiar Pei dimeja tadi, juga terpikirkan sewaktu dirumah, Leon Gu dan Valerie Pei juga terkadang bisa berselisih.
Valerie Pei sedang mengendarai mobil, tiba-tiba mendengar Ellie membicarakan Leon Gu, tanpa sadar melihat Handy Ji dari kaca spion, tetapi ekspresinya tidak banyak berubah.
Berbicara tentang Leon Gu, Ellie mulai mengeluh.
“Kemarin setelah paman membacakan cerita aku tertidur dan tidak mendapat panggilan telepon dari ayah, mommy, malam ini aku harus menunggu panggilan telepon dari ayah baru tidur.” Ellie sudah memikirkan panggilan telepon malam ini, dia merasa bahwa ayahnya tidak mungkin tidak menginginkannya, jadi malam ini dia harus menunggu panggilan telepon dari ayahnya.
“Mhm, malam nanti kita akan menunggu panggilan telepon dari ayah.” Valerie Pei mengendarai mobil, sudah tidak berani melihat ekspresi dari Handy Ji, karena ada Ellie, dari awal sampai akhir dia akan selalu melibatkan Leon Gu.
“Ohye, bagus sekali!” Ellie menari didalam pelukan Handy Ji, ketertarikan ayahnya padanya jauh melebihi segalanya.
Setelah mengantar Ellie, Handy Ji berpindah duduk dikursi penumpang depan, dia terus mengubahnya dan dalam mobil telah muncul musik yang sangat mengesankan.
Valerie Pei tahu bahwa ada sesuatu yang salah dengan Handy Ji tetapi dia sedang mengendarai mobil.
“Aku tidak marah.” Handy Ji selalu bisa tahu apa yang sedang dipikirkan Valerie Pei, dari awal dia mengendarai mobil, sudah ada lima kali dia menolehkan kepalanya melihat dirinya dan dia tahu.
Dia memang tidak marah, kenapa harus marah, Ellie adalah putri dari Leon Gu, bagaimanapun juga dia tidak bisa menghapus fakta ini, dia juga tidak mungkin bisa membuat masalah ini berubah.
“Karena ada Ellie, mungkin aku akan terus menerus ada berhubungan dengan dia, kamu benar-benar tidak apa-apa?”
“Apakah didalam hatimu aku adalah seorang yang sangat picik?” Handy Ji terkekeh.
Bisa dikatakan Valerie Pei merasa lega, jika tidak keberatan itu lebih baik, sebenarnya kemarin malam dia berpikir, dia adalah seorang wanita yang sudah pernah menikah dan memiliki anak, Handy Ji masih bisa berusaha keras, dia benar-benar sangat beruntung, pada saat membuat keputusan, Valerie Pei ingin memperlakukan hubungan ini dengan baik.
“Baiklah, kali ini aku yang terlalu banyak berpikir.” Valerie Pei terkadang bisa terlalu banyak berpikir.
“Tidak apa-apa, aku juga bisa berpikiran hal seperti itu.” Handy Ji mengulurkan tangan dan mengusap kepala Valerie Pei.
Setelah beberapa saat, dia terpikirkan dengan masalah Javiar Pei dan Emily Gu, ketika dia membicarakan hal ini kepada Valerie Pei, dia juga tidak menyangka bahwa temperamen mereka berdua sama yaitu tidak ingin bersikap lembut, tetapi untungnya sore ini Javiar Pei sudah akan pulang, bagaimanapun juga selanjutnya mereka berdua juga tidak akan bertemu lagi.
Mereka berdua juga kembali keperusahaan bekerja, menghindari terjadinya masalah yang tidak perlu, mengenai hal ini, mereka berdua memiliki sikap yang sama, itulah sebabnya Valerie Pei dan Handy Ji sangat santai.
Novel Terkait
Balas Dendam Malah Cinta
SweetiesIstri ke-7
Sweety GirlKisah Si Dewa Perang
Daron JayMy Charming Wife
Diana AndrikaMy Cold Wedding
MevitaLove In Sunset
ElinaDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)