Diamond Lover - Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
Valerie Pei sejak awal memang merasa lelah, maka setelah Leon Gu pergi, ia segera tidur, tak disangka ia terus tidur hingga tengah malam. Gorden jendelanya memang tertutup rapat, bahkan pada siang haripun cahaya matahari takkan bisa masuk, maka tak heran ia terus tertidur dan baru terbangun karena lapar.
Ia bangkit berdiri, mengenakan kimono, dan pergi ke dapur untuk makan, begitu mendengar suaranya, pelayan segera muncul.
“Nyonya Muda, jangan minum susu dingin, aku akan memasakkan mie untuk anda,” malam ini Nova lah yang berjaga, saat mendengar Valerie Pei berjalan menuruni tangga, ia bergegas mengikutinya, dan ia melihat Valerie Pei sedang mengambil sekotak susu dingin dari kulkas dan hendak meminumnya.
“Aku tidak ingin makan mie,” kata Valerie Pei, “Aku minum susu saja, apakah William tidur dengan nyenyak?”
“Tuan Muda sangat kelelahan setelah bermain sepanjang hari tadi siang, begitu pulang, seusai mandi ia langsung tertidur,” Nova meraih kotak susu itu dari tangan Valerie Pei, menuangnya ke dalam panci, dan memanaskannya. “Jika Nyonya Muda tak ingin makan mie, akan kubuatkan bola ubi, sangat manis dan wangi.”
Valerie Pei bersandar di meja dapur di sebelahnya, melihat Nova dengan tangkas mengeluarkan berbagai bahan untuk membuat bola ubi, awalnya ia hanya berencana minum susu dan makan dua lembar roti, tak ingin merepotkan orang lain.
“Ah, terima kasih,” kata Valerie Pei sambil tersenyum, Nova adalah pelayan yang sangat menyenangkan, dan ia sangat mengetahui makanan kesukaan majikannya, “Apakah tadi Leon Gu menelepon balik?”
Gerakan tangan Nova tiba-tiba terhenti, ia sedang memunggungi Valerie Pei, maka Valerie Pei tak dapat melihat reaksinya, dengan cepat ia kembali bersikap normal dan berkata, “Tidak, mungkin Tuan Muda sedang sibuk, maka ia lupa...”
“Oh,” sejak bangun Valerie Pei tak dapat menemukan ponselnya, mungkin hilang saat di pesawat, ia bukannya khawatir Leon Gu takkan bisa menghubunginya, tapi bagaimana jika kakak atau orangtuanya ada suatu urusan dan tak bisa menghubunginya?
“Nyonya Muda, meskipun anda dan Tuan Muda sedang bertengkar, tapi Tuan Muda masih sangat mempedulikan anda,” Nova selalu bersikap hati-hati selama bekerja di Keluarga Gu, ia takkan mengatakan sesuatu yang buruk tentang majikannya, ia mengatakan hal ini karena mengira Valerie Pei akan merasa kecewa saat mengetahui Leon Gu tidak meneleponnya, ia sungguh berharap kedua majikannya ini bisa hidup dengan rukun.
Valerie Pei terkejut, apakah ia tidak salah dengar, Leon Gu sangat mempedulikannya? Sama tidak mungkinnya seperti matahari terbit dari barat!
“Saat Nyonya Muda pulang ke Kota A Sabtu minggu lalu, Tuan Muda meneleponku dan menyuruhku mengantarkan banyak sekali makanan khas Kota S ke bandara untuk Nyonya Muda, saat itu aku hampir tak sempat menyiapkannya, tapi kemudian ternyata penerbangan anda ditunda, kurasa Tuan Muda lah yang mengatur hal ini,” kata Nova menjelaskan.
“Kotak yang kau berikan padaku saat itu berisi makanan?” tiba-tiba Valerie Pei memikirkan kotak yang masih tergeletak di meja kamarnya di Kota A itu, jika isinya rupanya makanan, tidakkah ia akan berbau busuk...
Ia sama sekali tak memiliki keberanian untuk membuka kotak itu, ia tak bisa menebak hadiah perpisahan apa yang akan diberikan Leon Gu. Ia memikirkan banyak kemungkinan, perhiasan, permata, parfum, jam tangan, ia bahkan memikirkan mahar Keluarga Pei, tak disangka rupanya makanan khas dari Kota S!
“Benar, Tuan Muda mengatakan anda sangat menyukai makanan-makanan itu, maka ia menyuruhku menyiapkannya,” dengan cepat, Nova telah selesai membuat bola ubi, dapur itu segera dipenuhi aroma wangi dan manis.
“Juga, bukankah punggung Nyonya Muda terluka? Tuan Muda memerintahkan bagian dapur untuk tak menggunakan kecap asin untuk sementara waktu, agar luka itu tidak meninggalkan bekas.”
Valerie Pei teringat saat itu memang makanan-makanannya terasa hambar, ia mengira karena ia terluka maka koki sengaja tidak menggunakan kecap asin, rupanya Leon Gu lah yang memerintahkannya.
“Dan saat Nona Keluarga Ye datang saat itu, Tuan Muda berkali-kali menelepon anda, baik dari ponsel maupun dari telepon rumah, tapi anda sama sekali tak mengangkatnya. Awalnya ia juga hendak menyuruhku menunggu di pintu dan melarang anda masuk, tapi karena ada kakak Nyonya Muda juga, maka akhirnya ia tak menyuruhku melakukannya.”
Saat itu, Valerie Pei dan Leon Gu bertengkar hebat gara-gara Naomi Ye, tak disangka rupanya ia telah meneleponnya berkali-kali saat ia belum pulang, ia mengira Leon Gu sengaja membawa Naomi Ye ke sana untuk meminta maaf padanya.
“Nova, aku pergi makan bola ubinya dulu...” Valerie Pei meraih mangkok bola ubi itu dan berjalan keluar, ia tak tahu berapa banyak lagi yang akan diceritakan Nova tentang apa yang sebenarnya dilakukan Leon Gu, tiba-tiba ia jadi takut mendengarkannya.
Valerie Pei sama sekali tak mengenali orang yang diceritakan Nova, Leon Gu yang dikenalnya adalah seorang yang arogan dan sama sekali tak mempedulikan orang lain. Ia hanya mementingkan diri sendiri. Dan yang terpenting, sama sekali tak ada kecocokan di antara mereka berdua, dan ia sangat berharap Valerie Pei akan segera pergi dari sisinya, ia tak mungkin melakukan hal-hal ini!
Valerie Pei membawa bola ubi itu ke ruang tamu dan duduk bersila di sofa, hendak menyalakan TV, tapi tak ada sinyal.
“Nova, kenapa tak ada sinyal?” Valerie Pei menanyakannya pada Nova, ia masih merasa tidak nyaman, ia perlu menonton TV untuk melupakan apa yang baru saja didengarnya.
Nova segera meraih remotenya dan berkata, “Sejak sore tadi sinyalnya bermasalah, aku telah menelepon customer service, mereka bilang akan selesai diperbaiki dalam beberapa hari, jaringan internet juga bermasalah, maka Nyonya Muda tak bisa menggunakan internet selama beberapa hari,” Nova menjelaskan.
Rumah Keluarga Gu bisa tak memiliki sinyal? Dan jaringan internetnya juga bermasalah? Dan butuh beberapa hari untuk memperbaikinya?
Valerie Pei sama sekali tak mempercayainya!
“Sudahlah, kalau begitu setelkan film untukku...” sebenarnya Valerie Pei tidak benar-benar ingin menonton film, tapi wajah Nova tampak jauh lebih lega saat mendengar Valerie Pei mengatakannya. Ia hanya berkata ia hendak menonton TV, kenapa Nova menjadi begitu gugup?
Nova bergegas pergi dan memilih sebuah kaset, telapak tangannya basah karena keringat, ia ingat sebelum Tuan Muda pergi, ia berpesan padanya untuk tak membiarkan Nyonya Muda menonton TV ataupun bermain internet sebelum ia menelepon balik. Maka ia terpaksa melepas kabel antenanya dan membuat alasan tentang rusaknya jaringan internet, yang ia sendiri tahu takkan mudah untuk dipercaya.
Dan tak berapa lama setelah Tuan Muda pergi, beberapa bodyguard datang dan berjaga di luar mansion, Tuan Muda juga berkata bahwa Nyonya Muda tak boleh keluar rumah...
Dalam hati Nova merasa cemas, Tuan Muda berusaha mengurung Nyonya Muda!
“Nova, apakah kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku?” Valerie Pei melahap bola ubi itu, tapi ia sama sekali tak menikmatinya.
“Ma... mana mungkin, Nyonya Muda, jangan berpikiran aneh-aneh,” kata Nova dengan agak terbata-bata, yang membuat Valerie Pei semakin yakin bahwa ia sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Dan masalah ini pasti ada hubungannya dengan Leon Gu!
“Apakah Leon Gu tak mengijinkanmu mengatakannya? Tenanglah, aku takkan memberitahunya!” Valerie Pei sangat tak suka jika orang menyembunyikan sesuatu darinya.
“Nyonya Muda, nikmatilah makanannya, aku akan pergi mengecek William,” Nova berpamitan, lebih baik ia menyinggung Nyonya Muda daripada menyinggung Tuan Muda, Nyonya Muda adalah majikan yang baik, sedangkan Tuan Muda tidak begitu!
Valerie Pei yang tak bisa menanyakan apapun lagi akhirnya hanya bisa menyerah, bisa-bisa setelah ia meninggalkan mansion ini pun, masih banyak hal yang tak diketahuinya! Tapi Nova bersikap sangat menghindarinya, sebenarnya apa yang sedang dilakukan Leon Gu?
Valerie Pei tak bisa memikirkan alasan lain kenapa ia bersikap begitu gugup, kecuali Naomi Ye. Saat masih di rumah utama saat itu, Valerie Pei masih ingat, ia menatapnya dengan penuh kebencian saat mengira Valerie Pei telah memukul Naomi Ye.
Lalu kenapa ia menjemputnya dari Kota A? Membawanya pulang agar ia bisa melihatnya bermesraan dengan Naomi Ye? Ataukah karena ia ingin tinggal bersama William, dan karena William selalu mengikuti Valerie Pei, maka ia tak ada pilihan lain selain membawanya kembali ke sini?
Tiba-tiba Valerie Pei kehilangan nafsu makannya, dan ia juga tak lagi merasa mengantuk, ia bersandar di sofa dan menonton film. Nova memilih film yang sangat klise. Pemeran utama wanitanya sakit keras dan mungkin akan segera meninggal, maka ia berbohong pada pemeran utama prianya bahwa ia ingin putus. Pemeran utama prianya meminta batas waktu, dan pemeran utama wanita itu meminta waktu 5 tahun, 5 tahun kemudian, jika mereka masih sama-sama single, mereka akan menikah. 5 tahun kemudian, akhirnya pemeran utama pria itu mengetahui kejadian yang sebenarnya, dan menemani pemeran utama wanita itu di saat-saat terakhirnya, dan akhirnya, pemeran utama wanita itu meninggal.
Tanpa sadar Valerie Pei menitikkan air mata saat melihat pemeran utama pria itu pergi sendirian ke toko yang sering mereka kunjungi bersama.
Ia merasa sangat heran, bisa-bisanya ia menangis menonton cerita lama yang mudah ditebak ini!
Ia tak menyukai pemeran utama wanitanya, tapi ia merasa simpatik pada pemeran utama prianya. Sebenarnya mereka bisa bersama selama 5 tahun, tapi mereka melewatkan kesempatan itu karena pemeran utama wanita itu memutuskannya. Bukankah akhirnya tetap saja pemeran utama pria itu akan ditinggalkan sendirian? Seharusnya pemeran utama wanita itu bisa menggunakan waktu 5 tahun itu untuk membuat banyak kenangan indah bersamanya, tapi ia malah memilih memutuskannya. Jika ia menjadi pemeran utama wanita itu, ia takkan membuat keputusan bodoh itu.
Lalu ia menonton film lain, dan akhirnya tertidur di sofa sebelum selesai menontonnya, tapi kemudian ia terbangun karena sebuah panggilan telepon.
“Halo?...” Valerie Pei mengulurkan tangan dan meraih telepon itu, lalu menjawabnya sambil memejamkan mata kesakitan, tidur di sofa membuat lehernya terasa kram.
“Valerie Pei?” suara di ujung telepon itu terdengar ragu, seharusnya pelayanlah yang mengangkat telepon ini, tapi suaranya terdengar seperti suara Valerie Pei.
“Iya, aku Valerie Pei, siapa ini?” awalnya Valerie Pei tak mengenali suara Leon Gu, ia mengecek jam, masih pukul 6, siapa yang menelepon sepagi ini?
“Aku suamimu!” suara itu segera membuyarkan kantuknya.
Suaminya? Leon Gu?
“Oh, ada apa?” otak Valerie Pei masih belum sepenuhnya sadar, masih setengah tertidur, maka ia tidak terlalu banyak berpikir.
“Kau tidak sedang berada di kamar? Apa yang kau lakukan, kenapa bangun sepagi ini, bukankah kau juga tidak bekerja,” Leon Gu mencecarnya dengan pertanyaan.
“Aku menonton film di ruang tamu, dan tertidur di sini, ada apa, kenapa kau menelepon sepagi ini?” mendengar Leon Gu menanyainya seperti ini, rasa kantuk Valerie Pei segera sirna, jika Leon Gu berada di sini, mereka pasti akan kembali bertengkar.
“Tak ada apa-apa, hanya menelepon, istirahatlah baik-baik, nanti aku akan memerintahkan Karyl Wang mengirimkan sebuah dokumen, bacalah baik-baik!”sepertinya Leon Gu sedang menyembunyikan sesuatu, ditambah lagi dengan sikap gugup Nova kemarin malam, Leon Gu pasti sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
“Kau sedang dinas di mana?” sebenarnya Valerie Pei sangat jarang menanyakan di mana Leon Gu sedang berada, tapi kali ini ia secara spontan menanyainya.
“Aku sebagai istri berhak menginvestigasi suamiku sendiri, bukan?”
Novel Terkait
Kamu Baik Banget
Jeselin VelaniThe Winner Of Your Heart
ShintaKisah Si Dewa Perang
Daron JayDon't say goodbye
Dessy PutriLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaBehind The Lie
Fiona LeeDiamond Lover×
- Bab 1 Ketidakterdugaan Yang Eksplosif
- Bab 2 Pasien Vegetatif, Empat Tahun Berlalu Secepat Kilat
- Bab 3 Telah Siuman, Siapa Kamu?
- Bab 4 Aku Adalah Istrimu
- Bab 5 Melalui Hari-Hari Dengan Baik!
- Bab 6 Berdiri Jika Kamu Memang Hebat
- Bab 7 Kita Adalah Pasangan Suami Istri
- Bab 8 Mengembalikan Waktu Empat Tahun
- Bab 9 Makan Sendiri Atau Aku Suapi
- Bab 10 Dorongan Untuk Melindungi Seorang Perempuan
- Bab 11 Suamiku Sudah Siuman
- Bab 12 Otaknya Tidak Berjalan Dengan Baik
- Bab 13 Aku Adalah Temannya Leon
- Bab 14 Ternyata Dia
- Bab 15 Tunggu Aku Menyelesaikan Masalah Di Sini
- Bab 16 Status Nyonya Gu
- Bab 17 Mempertaruhkan Segalanya pun Ia Juga Ingin Mendapatkan Valerie Pei!
- Bab 18 Valeri Aku Datang!
- Bab 19 Little Valerie
- Bab 20 Dia Telah Berubah
- Bab 21 Maaf Telah Merepotkanmu Mengantar Istriku Pulang!
- Bab 22 Terpesona
- Bab 23 Memikat Tawon
- Bab 24 Lagi-lagi Ingin Memikat Siapa?
- Bab 25 Berbuat Sesuka Hati
- Bab 26 Pernikahan yang Didasari Cinta
- Bab 27 Tanpa Merasa Resah
- Bab 28 Menarik Perhatian
- Bab 29 Hukuman Keluarga
- Bab 30 Masih Berarti?
- Bab 31 Aku Percaya!
- Bab 32 Penjelasan
- Bab 33 Membawa Valerie Pei Kembali?
- Bab 34 Jalan-Jalan
- Bab 35 CEO Gu Marah!
- Bab 36 Berkunjung Lagi
- Bab 37 Memiliki Orang Baru, Melupakan Orang Lama
- Bab 38 Menyesal Telah Membiarkan Valerie Pei Menikahi Keluarga Gu!
- Bab 39 Memalukan
- Bab 40 Saling Menyiksa
- Bab 41 Setiap Langkah Harus Berhati-hati
- Bab 42 Orang Yang Keras Kepala
- Bab 43 Ayah Yang Layak?
- Bab 44 Kangen Dengan Rumah!
- Bab 45 Wanita Lemah Lembut
- Bab 46 Kembali Ke Kota A untuk Merayakan Tahun Baru
- Bab 47 Hadiah Perpisahan
- Bab 48 Bagus Kalau Sudah Pulang
- Bab 49 Kebosanan yang Tak Terduga
- Bab 50 Sang Pria Telah Datang Mencarinya
- Bab 51 Tidak Disangka Malah Begitu Memahaminya!
- Bab 52 Pulanglah Denganku
- Bab 53 Kamu...... Akan Merindukanku Tidak?
- Bab 54 Dia Sudah Mulai Peduli?
- Bab 55 Jangan Biarkan Dia Pulang Dengan Mudah
- Bab 56 Nyonya Gu Menginvestigasi!
- Bab 57 Agar Ia Merasa Berterimakasih?
- Bab 58 Tak Ingin Berhutang Budi Padanya
- Bab 59 Biarkan Aku Berada Di Sisimu
- Bab 60 Semoga Kau Baik-Baik Saja!
- Bab 61 Mulai Karma
- Bab 62 Tersanjung
- Bab 63 Membantunya Merawat Suami
- Bab 64 Semua Tersimpan Di Hati!
- Bab 65 Hal Yang Lebih Menyenangkan Daripada Saling Menyakiti
- Bab 66 Kehidupan Yang Di Atur
- Bab 67 Jika Kamu Tidak Ingin Maka Tidak Akan Bekerja Sama
- Bab 68 Keegoisan Valerie
- Bab 69 Dekat Seperti Sepasang Suami Istri?
- Bab 70 Menyerahlah!
- Bab 71 Timbal Balik
- Bab 72 Keacuhannya
- Bab 73 Terdorong Ke Dalam Jurang Yang Dalam
- Bab 74 Kecuali Kita Bercerai
- Bab 75 Bagaimana Jika Kita Pulang?
- Bab 76 Aku Tidak Mencintainya
- Bab 77 Kamu Benar-Benar Datang?
- Bab 78 Semuanya Orang Baik
- Bab 79 Kurang Sedikit
- Bab 80 Pulang? Tidak!
- Bab 81 Dia Sudah Setuju
- Bab 82 Semuanya Terserah Padamu
- Bab 83 Nanti Akan Menyusahkanmu
- Bab 84 Panggil Suamiku Untuk Di Dengar
- Bab 85 Mati Lagi?
- Bab 87 Tambah Satu Orang Lagi Membuat Suasana Menjadi Lebih Ramai!
- Bab 86 Jawabannya
- Bab 88 Dia sengaja, Demi Menahannya?
- Bab 89 Sekeluarga Bertiga Menonton Film
- Bab 90 Karena Dia Menyukainya
- Bab 91 Otak Yang Licin!
- Bab 92 Itu Seharusnya Adalah Posisi Miliknya!
- Bab 93 Berusaha Tidak Berpaling!
- Bab 94 Pembagian Yang Jelas!
- Bab 95 Terlihat Tua
- Bab 96 Es Yang Sudah Membeku Ribuan Tahun Dan Tidak Akan Pernah Menghangat
- Bab 97 Kamu Juga Datang.
- Bab 98 Bagaimana Bisa Tahu Ia Tidak Sakit Hati Jika Tidak Mencobanya
- Bab 99 Cepat Lahirkan Anak
- Bab 100 Beranjak Ke Pinggir Setelah Tersiksa
- Bab 101 Menderita Untuk Sementara Waktu, Atau Menderita Seumur Hidup
- Bab 102 Kebenaran Kecelakaan Mobil
- Bab 103 Cincin Di Jari Manis
- Bab 104 Kado Ulang Tahun
- Bab 105 Kita Hanya Bisa Pasrah!
- Bab 106 Tidak Keberatan Menjadi Licik untuk Satu Kali
- Bab 107 Dia Tidak Bisa Melakukan Apa Yang Ia Katakan
- Bab 108 Dia Mencintai Dia!
- Bab 109 Semua Masalah Akan Terselesaikan!
- Bab 110 Berpihak Kepada Istri
- Bab 111 Mereka Adalah Suami Istri
- Bab 112 Selamat Ulang Tahun
- Bab 113 Pembicaraan Para Pria
- Bab 114 Berfoto Bersama Semua Orang
- Bab 115 Tak Mempedulikan Nyawanya
- Bab 116 Sengaja Membuat Masalah
- Bab 117 Jangan Pergi
- Bab 118 Penglihatan Yang Bagus
- Bab 119 Mengorbankan Nyawa Untuknya
- Bab 120 Sama Pentingnya
- Bab 121 Ibu Yang Imut Ayah Yang Keren.
- Bab 122 Senyuman Bahagia,
- Bab 123 Hatinya Sakit.
- Bab 124 Aku Merindukanmu.
- Bab 125 Terkucilkan Dan Tidak Berdaya..
- Bab 126 Pukul Mati
- Bab 127 Hukuman Keluarga Untuk Kedua Kalinya
- Bab 128 Memohon Maaf
- Bab 129 Panik
- Bab 130 Tidak Ingin Mempercayainya
- Bab 131 Mencari Keadilan
- Bab 132 Lolos Dari Hukuman
- Bab 133 Memanggil Polisi
- Bab 134 Memalsukan Bukti
- Bab 135 Betapa Sakitnya Hati
- Bab 136 Perselisihan Antara Keluarga Gu Dan Keluarga Pei
- Bab 137 Jangan Bilang Maaf
- Bab 138 Daftar Menikah Akhir Tahun
- Bab 139 Upacara Pemakaman
- Bab 140 Jangan Berlarut Dalam Kesedihan
- Bab 141 Tidak Stabil
- Bab 142 Tidak Bisa Menunggu Lagi
- Bab 143 Menghilang Pada Saat Bersamaan
- Bab 144 Percaya Pada Keajaiban
- Bab 145 Insomnia Bersamaan
- Bab 146 Sulap Jelek
- Bab 147 Kesedihannya
- Bab 148 Keinginan Menjadi Kenyataan
- Bab 149 Mengulang Kembali
- Bab 150 Ingin Menyembunyikan Darinya
- Bab 151 Pasangan Suami Istri Sah
- Bab 152 Satu Suami Dua Istri
- Bab 153 Janji
- Bab 154 Satu Atap Dengan Tujuan Yang Berbeda
- Bab 155 Dia Ingin Menuntut Dia
- Bab 156 Pelaku
- Bab 157 Kompromi
- Bab 158 Mengadakan Acara Pernikahan
- Bab 159 Tidak Mengadakan Syukuran
- Bab 160 Menganti Penerus
- Bab 161 Memperbaiki Diri Sendiri
- Bab 162 Memberinya Status
- Bab 163 Memilih Untuk Pergi
- Bab 164 Tidak Bisa Bersama
- Bab 165 Memalukan Jika Pergi Begitu Saja
- Bab 166 Semuanya Lajang
- Bab 167 Berterima Kasih Atas Pengasuhannya
- Bab 168 Harus Menemukannya
- Bab 169 Dia Tidak Kembali
- Bab 170 Pandai Bermain Trik
- Bab 171 Pernyataan Perceraian
- Bab 172 Berita Halaman Depan
- Bab 173 Cinta Bebas
- Bab 174 Di Seluruh Kota
- Bab 175 Jangan Sampai Menyesal
- Bab 176 Tidak Ada Aturan
- Bab 177 Menyerah Di Tengah Jalan
- Bab 178 Belum Bercerai
- Bab 179 Tidak Memiliki Hubungan
- Bab 180 Menyiksa Sampai Mati
- Bab 181 Adik Ipar Idaman
- Bab 182 Tidak Setuju
- Bab 183 Mengurus Pernikahan
- Bab 184 Pelan-pelan Terbiasa
- Bab 185 Menghabiskan Uang Banyak
- Bab 186 Dia Membantu
- Bab 187 Semua Tidak Puas
- Bab 188 Tidak Bisa Kembali
- Bab 189 Hadiah Pernikahan
- Bab 190 Dipaksa Menikah Dengannya
- Bab 191 Tidak Bertemu Lagi
- Bab 192 Susah Dijaga
- Bab 193 Dua Tiket Pesawat
- Bab 194 Benar-Benar Tidak Ingin Pulang Ke Rumah
- Bab 195 Ingin Membunuh Dia
- Bab 196 Adalah Mantan Suaminya
- Bab 197 Putus Setuntas-Tuntasnya
- Bab 198 Makan Bersama dengan Tenang
- Bab 199 Seketika Berubah
- Bab 200 Sensasi Bermesraan Diam-Diam
- Bab 201 Beri Dia Makan Sampai Kenyang
- Bab 202 Hubungan Jarak Jauh
- Bab 203 Memberi Bantuan Di Saat Genting
- Bab 204 Diserang Musuh Dari Depan Dan Belakang
- Bab 205 Dilahap Orang Ketiga
- Bab 206 Dekat Dengan Kebenaran
- Bab 207 Tangan Orang Lain
- Bab 208 Perusahaan Mengubah Kepemilikan
- Bab 209 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 210 Tidak Bisa Menahan
- Bab 211 Tikus Makan Gajah
- Bab 212 Tidak Akan Pernah Bercerai
- Bab 213 Kemalangan Datang Bertubi-tubi
- Bab 214 Berpindah Hati
- Bab 215 Suaminya
- Bab 216 Kerjasama Antara Raksasa.
- Bab 217 Suami Istri Yang Berkerjasama.
- Bab 218 Memberikan Sebuah Penjelasan.
- Bab 219 Kelemahannya Tertangkap.
- Bab 220 Tipe Setara.
- Bab 221 Tidak Akan Menyerah
- Bab 222 Tidak Akan Segan-Segan
- Bab 223 Menyia-nyiakan Tenaga
- Bab 224 Menyelamatkan Valerie Pei
- Bab 225 Dibuang Ke Laut
- Bab 226 Sedikit Ragu
- Bab 227 Sendiri Yang Melakukan Hal Buruk Dan Sendiri Juga Yang Harus Menanggungnya
- Bab 228 Bersama Dengan Baik Juga Berpisah Dengan Baik
- Bab 229 Terlambat Untuk Di Tangani
- Bab 230 Menjadi Ayahnya
- Bab 231 Saudara Yang Sulit
- Bab 232 Ayah Dan Putri Tidak Sengaja Bertemu
- Bab 233 Berani Satu Kali
- Bab 234 Susu Dan Gula Lebih
- Bab 235 Tidur Sendirian
- Bab 236 Perkiraannya
- Bab 237 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 238 Pengujian Garis Ayah
- Bab 239 Tidak Mengenalnya
- Bab 240 Sisi Lembut
- Bab 241 Ubah Taktik
- Bab 242 Menikah Kembali
- Bab 243 Seperti Yang Dia Katakan
- Bab 244 Ternyata Ayah
- Bab 245 Mencapai Kesepakatan
- Bab 246 Tinggal Bersama
- Bab 247 Kembali Kerumah Keluarga Pei
- Bab 248 Dia Menyukainya
- Bab 249 Mengakuinya Secara Pribadi
- Bab 250 Semakin Menutupi Semakin Terbongkar
- Bab 251 Mengatakan Terima Kasih
- Bab 252 Tetangga Harus Saling Membantu
- Bab 253 Terakhir Kali
- Bab 254 Tidak Apa-Apa
- Bab 255 Mencintai Orang Lain
- Bab 256 Sangat Lelah
- Bab 257 Tidak Sempat Menghindarinya
- Bab 258 Diperlakukan Dengan Lembut
- Bab 259 Berpura-pura Tenang
- Bab 260 Saling Tidak Mengalah
- Bab 261 Gelisah
- Bab 262 Mulai Ragu
- Bab 263 Memberi Penawaran
- Bab 264 Tunggu dan Saksikan
- Bab 265 Selalu Benar
- Bab 266 Jangan Kemari
- Bab 267 Tinggal di Sebelah
- Bab 268 Pulang ke Rumah Sendiri
- Bab 269 Kena Radang Paru-Paru
- Bab 270 Memanfaatkan Cintanya
- Bab 271 Memberi Respon
- Bab 272 Dia Akan Kencan Buta
- Bab 273 Sedikit Berubah
- Bab 274 Warna Merah yang Mencolok
- Bab 275 Ditolak
- Bab 276 Berunding Dengan Damai
- Bab 277 Status yang Cocok
- Bab 278 Tiba-Tiba Tergoda
- Bab 279 Teringat Masa Lalu
- Bab 280 Aku Akan Kembali Secepatnya
- Bab 281 Pengagum
- Bab 282 Mengubah Kata Sandi
- Bab 283 Perasaan Kacau
- Bab 284 Mengambil Langkah
- Bab 285 Menyesal Tapi Terlambat
- Bab 286 Merasa Santai
- Bab 287 Pernikahan Bebas
- Bab 288 Jalani Hidup Masing-Masing
- Bab 289 Menahan Perasaan
- Bab 290 Menyiksa Diri
- Bab 291 Hati Ayah Sakit
- Bab 292 Kembali Ke Keluarga
- Bab 293 Tenang
- Bab 294 Berkhianat Dan Ditentang Oleh Seluruh Keluarga
- Bab 295 Lupakan
- Bab 296 Pemalsuan Leon Gu
- Bab 297 Perselisihan Pertama
- Bab 298 Dua Masalah yang Terjadi Berbarengan
- Bab 299 Bertemu dan Berbicara dengan Tenang
- Bab 300 Tidak Sengaja Mendengar
- Bab 301 Tiba-Tiba Melamar
- Bab 302 Ucapan Selamatnya
- Bab 303 Lamaran Berhasil
- Bab 304 Tahu Informasi Internal
- Bab 305 Mengemuka Tanpa Henti
- Bab 306 Cinta adalah Soal Menahan Diri
- Bab 307 Membiarkan Hidup Berjalan secara Alamiah
- Bab 308 Urusan Sepele
- Bab 309 Akhirnya Memaafkan
- Bab 310 Kerusakan Sirkuit Listrik
- Bab 311 Tidak Begitu Penting
- Bab 312 Bos Di balik Layar
- Bab 313 Orang Jahat
- Bab 314 Kejutan Tak Terduga
- Bab 315 Pertimbangkan Dalam Jangka Panjang
- Bab 316 Berbagai Usaha
- Bab 317 Dipisahkan Sepenuhnya
- Bab 318 Meniatkan Hati untuk Bersama
- Bab 319 Mempersiapkan Acara Pernikahan
- Bab 320 Penuh Sukacita
- Bab 321 Satu untuk Seumur Hidup
- Bab 322 Cinta Mirip Kembang Api
- Bab 323 Berpura-pura Tidak Berperasaan
- Bab 324 Sangat Munafik
- Bab 325 Pengkhianatan Cinta Pertama
- Bab 326 Kelegaan Dari Lubuk Hati
- Bab 327 TIba-tiba Jatuh Cinta
- Bab 328 Membalas Kebaikan Orang Lain
- Bab 329 Temanya Teman
- Bab 330 Hubungan Cinta Terlarang
- Bab 331 Tidak Ada Yang Tidak Baik
- Bab 332 Pacarnya
- Bab 333 Salah Paham Yang Disayangkan
- Bab 334 Semuanya Sedang Memamerkan Kemesraan
- Bab 335 Perasaan Yang Terkuak
- Bab 336 Apa Kamu Menyukaiku?
- Bab 337 Terlalu Percaya Diri
- Bab 338 Merasa Sangat Tercela
- Bab 339 Orang Yang Cocok Dengannya
- Bab 340 Kesedihan Yang Menumpuk
- Bab 341 Tidak Ada yang Mau Merebut Dia Darimu
- Bab 342 Menuruti Maumu
- Bab 343 Berilah Dia Kesempatan
- Bab 344 Pertemuan Pertama yang Canggung
- Bab 345 Perjumpaan yang Lebih Baik
- Bab 346 Keras Kepala terhadap Perasaan (Tambahan 2)
- Bab 347 Menghindar Darinya
- Bab 348 Bertukar Peran
- Bab 349 Kekasih Lama Muncul
- Bab 350 Orang di Depan Mata
- Bab 351 Perasaan Sulit Dikendalikan
- Bab 352 Dasar Hati yang Terluka
- Bab 353 Nikahilah Aku
- Bab 354 Sudah Terlambat
- Bab 355 Bertemu Kembali
- Bab 356 Aku Cinta Kamu
- Bab 357 Putus Hubungan Dengannya
- Bab 358 Kehidupan Masa Lalu
- Bab 359 Tidak Cukup Dalam
- Bab 360 Tak Terduga
- Bab 361 Melewati Masa Susah
- Bab 362 Tidak Bersedia
- Bab 363 Memutuskan Hubungan Pernikahan
- Bab 364 Sangat Gugup
- Bab 365 Datang Dilarut Malam
- Bab 366 Tidak Bisa Menahan
- Bab 367 Mempersiapkan Pemakaman
- Bab 368 Malam Yang Tidak Kembali
- Bab 369 Seketika Berubah
- Bab 370 Melihat Dengan Mata Kepalanya Sendiri
- Bab 371 Lain Hari Saja
- Bab 372 Karena Dia
- Bab 373 12 Tahun
- Bab 374 Terlalu Kesulitan
- Bab 375 Sudah Kehilangan Akal
- Bab 376 Sudah Tertangkap
- Bab 377 Kecerobohan
- Bab 376 Pertemuan Pada Musim Salju Pertama
- Bab 379 Tak Terduga
- Bab 380 Kerabat
- Bab 381 Kamu Tidak Akan
- Bab 382 Di Luar
- Bab 383 Semua Tahu
- Bab 384 Tidak Bisa Melupakan
- Bab 385 Sangat Dekat
- Bab 386 Sentuhan Merah
- Bab 387 Pernikahan Antara Sepupu
- Bab 388 Tidak Ada Celah
- Bab 389 Ferry Ying (Tamat)